Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/7 |
|
e-Doa edisi 7 (10-9-2009)
|
|
______________________________e-Doa___________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) ______________________________________________________________________ DAFTAR ISI EDITORIAL ARTIKEL DOA: Pentingnya Berdoa TOKOH DOA: Paulus: Doa dalam Roh Kudus STOP PRESS: Lowongan Pekerjaan YLSA: Editor dan Penerjemah ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Kita sering mendengar orang berkata bahwa doa merupakan "napas hidup" orang percaya. Namun, apakah mereka benar-benar mengerti akan arti dan pentingnya "napas hidup" tersebut bagi kelangsungan hidup rohani mereka? Masih banyak orang Kristen yang kurang memahami hal ini. Bukti yang paling nyata adalah kita sering kali melalaikan "kewajiban" kita untuk berdoa kepada Allah setiap waktu. Kita tidak sadar betapa pentingnya berdoa dan betapa Allah sendiri menghendaki agar kita memiliki hubungan yang intim dengan Dia. Melalui e-Doa edisi ke-7, kami mengajak para Pembaca e-Doa untuk memahami lebih dalam pentingnya doa itu bagi kehidupan kita. Harapan kami, semoga apa yang kami sajikan dapat menambah wawasan dan pemahaman Anda tentang doa, dan membuat Anda semakin bergairah dan meningkatkan jam-jam doa Anda. Tuhan memberkati. Pimpinan Redaksi e-Doa, Novita Yuniarti http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/ http://doa.sabda.org/ ______________________________________________________________________ ARTIKEL DOA PENTINGNYA BERDOA Efesus 6:18 mengatakan, "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus." Jika kita merenungkan ayat ini, maka orang Kristen yang cerdas tentu tergerak hatinya dan akan berkata, "Aku harus berdoa, berdoa, sekali lagi berdoa. Aku harus berdoa dengan segenap hati dan kekuatanku." Kata "setiap waktu, permohonan yang tak putus-putusnya, segala orang kudus, dan berjaga-jagalah" artinya "tidak tidur". Rasul Paulus mengetahui sifat manusia yang malas, terutama malas untuk berdoa. Alangkah jarangnya kita berdoa sampai kita tahu bahwa kita telah memperoleh permintaan yang sudah kita doakan. Sering kali, gereja dan orang-orang Kristen hampir sampai kepada berkat di dalam doa mereka, tetapi pada saat itu mereka mengantuk dan berhenti. Mengapa doa yang tekun, tak kunjung padam, berjaga-jaga, dan berkemenangan sangat penting? 1. Sebab ada iblis. Iblis memunyai banyak tipu muslihat. Dia tidak pernah berhenti, selalu membuat rencana untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan. Efesus 6:12-13 berkata, "Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.", 2. Kegagalan yang kita alami di dalam hidup dan pekerjaan kita adalah karena melalaikan doa. Yakobus 4:2 mengatakan, "Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa." Kata-kata itu mengandung rahasia dari kemiskinan dan kelemahan orang Kristen karena lalai di dalam berdoa. Banyak orang Kristen bertanya, "Mengapa aku sedikit sekali maju di dalam kehidupan imanku?" Banyak pendeta bertanya, "Mengapa pekerjaanku begitu sedikit buahnya?" Banyak guru sekolah minggu bertanya, "Mengapa hanya sedikit yang bertobat di dalam kelas saya?" Jawab-Nya, "Lalai di dalam berdoa.", 3. Berdoa menjadikan seseorang berkenan kepada Allah. Bila tanggungan dari gereja pertama bertambah-tambah dan mendesak, mereka "menghimpunkan sekalian murid yang banyak itu, serta berkata: `Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan firman.`" Jelas sekali surat kiriman Rasul Paulus kepada gereja-gereja dan orang-orang saleh tentang doanya untuk mereka: bahwa banyak sekali waktu dan tenaganya dipergunakan untuk berdoa (Roma 1:10; Efesus 1:16; Kolose 1:9; 1 Tesalonika 3:10; 2 Timotius 1:3). 4. Berdoa mengambil bagian terpenting dalam kehidupan Yesus. Markus 1:35 mengatakan, "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." Hari yang telah lampau adalah hari yang sangat sibuk, tetapi Yesus mengurangi jam tidur-Nya, sehingga Ia boleh bangun dini hari dan bertekun di dalam doa. Lukas 6:12 berkata, "Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." Juru Selamat kita menganggap perlu sekali untuk kadang-kadang berdoa sepanjang malam. Di dalam keempat Injil, perkataan berdoa dipakai sekurang-kurangnya 25 kali. Jelas bahwa berdoa memakan banyak waktu dan tenaga. Seorang yang tidak menggunakan banyak waktunya untuk berdoa tidak dapat disebut pengikut Tuhan Yesus Kristus yang sejati. 5. Doa adalah bagian yang terpenting dari pekerjaan Tuhan Yesus. Pekerjaan Tuhan Yesus tidak berhenti dengan kematian-Nya. Pekerjaan penebusan dosa telah selesai pada waktu itu, tetapi Ia bangkit dan naik ke surga serta duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Ia memulai pekerjaan lain untuk kita yang sama pentingnya dengan pekerjaan penebusan dari dosa itu. Ibrani 7:25 berkata, "Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan Yesus dapat menyelamatkan kita dengan sempurnanya, sebab Ia tidak hanya mati, tetapi Ia juga hidup, serta menerangkan apa tujuan hidup-Nya sekarang, yaitu "memohonkan syafaat bagi kita" dengan berdoa. Berdoa ialah pekerjaan yang terpenting yang diperbuat oleh-Nya pada hari ini. Karena doa-doa-Nya, maka Ia sedang menyempurnakan iman kita. Roma 8:34 mengatakan, "Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah mati? Bahkan lebih lagi yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang menjadi Pembela bagi kita?" Jika kita bekerja bersama-sama dengan Yesus di dalam pekerjaan-Nya, kita harus menggunakan banyak waktu untuk berdoa dan kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh, tekun, berjaga-jaga, dan berkemenangan. Saya tidak mengetahui sesuatu yang lain yang dapat memengaruhi saya demikian kuat untuk berdoa pada segala masa dengan tekun, kecuali pengertian bahwa berdoa adalah pekerjaan terpenting dari Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit. Saya mau bersekutu dengan Dia, dan untuk mencapai maksud itu, saya meminta kepada Tuhan, bagaimana Ia boleh menjadikan saya seorang pengantara, untuk menjadikan saya seorang yang tahu bagaimana seharusnya berdoa, dan seorang yang menggunakan banyak waktu untuk berdoa. 6. Berdoa adalah jalan yang ditunjukkan Allah agar kita menerima berkat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan tepat pada waktunya. Ibrani 4:16 mengatakan, "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." Kata-kata itu menerangkan bahwa Allah menunjukkan suatu jalan, bagaimana kita dapat menerima berkat dan anugerah. Jalan itu ialah berdoa dengan sepenuh hati, dengan keyakinan, dan dengan kata-kata yang jelas. Ada anugerah yang besar bagi kita, dan kita mendapatkannya dengan berdoa. Alangkah baiknya apabila kita mau menginsyafi keagungan anugerah Allah yang kita miliki sebagai jawaban kepada permintaan kita, yaitu betapa tingginya, dalamnya, panjangnya, dan lebarnya kasih Allah. Dengan mengingat hal ini, kita seharusnya menggunakan waktu lebih banyak untuk berdoa. Ukuran dari anugerah yang diberikan kepada kita ditentukan oleh ukuran dari doa-doa kita. Siapakah yang tidak merasa bahwa ia membutuhkan anugerah yang berlimpah-limpah? Bertekunlah di dalam doa. Dalam hal ini, Allah menghendaki supaya kita mengucapkan setiap permohonan kita dengan iman dan tanpa rasa malu. 7. Berdoa dalam nama Tuhan Yesus adalah jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus sendiri kepada murid-murid-Nya untuk menerima kesukaan yang berlimpah-limpah. Yohanes 16:24 mengatakan, "Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu." Siapakah orangnya yang tidak berharap supaya kesukaannya disempurnakan? Dan jalan supaya hal itu dapat terlaksana ialah dengan berdoa di dalam nama Tuhan Yesus. Mengapa berdoa dalam nama Tuhan Yesus membawa kesukaan yang berlimpah-limpah? Pertama, karena kita telah menerima apa yang kita minta. Tetapi hal ini bukan satu-satunya sebab, atau sebab yang terbesar. Hal ini menjadikan Allah sungguh-sungguh nyata di dalam kehidupan kita. Ia adalah Allah yang hidup! Tidak ada kesukaan di bumi atau di surga yang melebihi kesukaan bersekutu dengan Allah, dan berdoa dalam nama Tuhan Yesus membawa kita dalam persekutuan dengan Dia. Penulis Mazmur tentu tidak hanya berkata tentang berkat di kemudian hari, tetapi juga berkat saat ini, ketika ia berkata, "... di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada hikmat senantiasa" (Mazmur 16:11). Alangkah besarnya kesukaan yang tak terkatakan ketika kita masuk ke hadirat Tuhan melalui doa. 8. Berdoa dengan ucapan syukur adalah tujuan yang Allah tunjukkan agar kita menerima kebebasan dari segala kekhawatiran serta memperoleh damai sejahtera Allah. "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" (Filipi 4:6-7). Ayat ini menerangkan kepada kita bagaimana kehidupan itu dapat dicapai oleh tiap-tiap orang-orang Kristen. "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga." Ayat ini menerangkan kepada kita bagaimana jalannya yang amat sederhana itu, "Tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." Tidakkah hal ini cukup jelas dan sederhana adanya? Karena itu, berhubunganlah selalu dengan Allah, dan bila kesukaran atau gangguan mendatangi engkau, katakanlah hal itu kepada Dia, dan ucapkanlah syukur kepada tiap-tiap perkara yang telah dikerjakan bagi Anda. Apakah hasilnya nanti? "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Beberapa dari kita membiarkan kesibukan hidup mendesak doa kita, dan betapa banyak waktu dan tenaga yang dibuang dengan sia-sia karena kita terus bersusah hati! Satu malam di dalam doa akan menyelamatkan kita dari beberapa malam dengan penyakit insomnia. Waktu yang digunakan di dalam doa bukan merupakan waktu yang terbuang sia-sia, melainkan waktu yang dipergunakan untuk kepentingan besar. 9. Berdoa adalah cara yang ditunjukkan oleh Allah untuk menerima Roh Kudus. Tuhan Yesus berkata, "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya" (Lukas 11:13). Banyak orang telah menerima Roh Kudus pada waktu mereka menyerahkan diri pada Tuhan sebelum mereka sempat berdoa. Tetapi banyak yang mengalami baptisan Roh Kudus ketika mereka berlutut atau berhadapan dengan Allah, baik sendirian atau bersama-sama dengan orang lain. Pada suatu pagi di dalam ruangan doa di gereja di Chicago, di mana beberapa ratus orang berkumpul untuk berdoa, Roh Kudus dicurahkan demikian nyata dan tempat itu penuh dengan hadirat-Nya, sehingga tak seorang pun dapat berkata-kata atau berdoa, tetapi sukacita memenuhi tempat itu. 10. Berjaga-jaga agar hati kita tidak dipenuhi dengan kenikmatan dunia. Lukas 21:34-36 berkata, "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia." Menurut ayat ini, hanyalah ada satu jalan untuk bersiap-siap bila Yesus datang untuk yang kedua kalinya, yaitu berjaga-jaga dan berdoa sungguh-sungguh. 11. Karena segala sesuatu diakibatkan oleh doa. a. Doa memelihara pertumbuhan kerohanian kita. "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23-24). Maka Allah menembus dengan cahaya-Nya yang terang ke dalam tempat-tempat yang tersembunyi di dalam hatiku, dan dosa-dosa yang tidak pernah kucurigai, dinyatakan dengan jelas. Sebagai jawaban doa, Allah mencuci saya dari kejahatan dan dosa (Mazmur 51:2). Sebagai jawaban kepada doaku, "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu" (Mazmur 119:18). Sebagai jawaban doa, saya mendapat hikmat untuk mengerti jalan Allah (Yakobus 1:5) dan kekuatan untuk berjalan di dalamnya. Ketika saya bertemu dengan Tuhan dan memandang muka-Nya di dalam doa, saya diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya dalam kemuliaan yang semakin besar (2 Korintus 3:18). Tiap-tiap hari di dalam kehidupan doa yang sungguh-sungguh, menyebabkan saya bertambah-tambah menjadi serupa dengan Allahku yang Mahamulia. John Welch, menantu John Knox, adalah salah satu dari orang-orang yang paling setia di dalam doa yang pernah dikenal oleh dunia. Ia berpendapat bahwa suatu hari yang tidak dipergunakan untuk berdoa dan mempelajari sabda Allah selama 7 atau 8 jam adalah hari yang dipergunakan dengan sia-sia. Seorang tua berkata tentang John Welch setelah ia meninggal dunia: "Teladannya seperti Kristus." Bagaimanakah ia telah menjadi demikian seperti Tuhannya? Kehidupan doanya menerangkan hal itu. b. Doa mendatangkan kuasa di dalam pekerjaan kita. Jika kita ingin memperoleh kuasa dalam pelayanan yang kita lakukan, mungkin berkhotbah, menjadi guru, atau mendidik anak-anak kita, kita bisa mendapatkannya melalui doa. John Livingstone menggunakan 1 malam untuk berdoa kepada Allah. Ketika ia berkhotbah pada hari yang berikutnya di salah satu gereja, 500 orang bertobat, atau sejak waktu itu mereka mendapat pertolongan rohani di dalam hidup mereka. Doa dan kuasa selalu berdampingan. c. Doa berfaedah bagi pertobatan orang lain. Doa merupakan senjata paling ampuh yang dapat dilakukan ketika segala sesuatu yang kita lakukan menemui jalan buntu. Karena doa, maka musuh-musuh yang paling besar dari Injil telah menjadi pahlawan Injil yang paling berani, orang-orang berdosa yang amat buruk telah menjadi anak-anak Allah yang benar, dan perempuan yang hina telah menjadi orang-orang saleh yang sejati. Alangkah besar kuasa dari doa. d. Berdoa mendatangkan berkat kepada gereja. Sejarah gereja menunjukkan bahwa gereja selalu mengalami kesukaran-kesukaran berat. Iblis benci kepada gereja dan berupaya dengan segala tipu muslihatnya untuk merintangi kemajuannya dengan pengajaran palsu dan perpecahan. Berdoa akan menghapuskan pertentangan di antara kita anak-anak Tuhan, mengurangi salah mengerti, menghapuskan iri hati dan kebencian, membasmi perkara-perkara yang tak senonoh, dan mendatangkan kepenuhan sejahtera Allah. Zaman Knox, Wesley, Whitefield, Edwards dan Brainerd, Finney, tahun 1857 di Amerika dan tahun 1859 di Irlandia, adalah zaman kegerakan besar, dan hal itu juga akan terjadi di zaman kita! Setan telah mengatur tenaga-tenaganya! Christian Science dengan Kristusnya yang palsu (berupa seorang perempuan), menegakkan kepalanya dengan megah. Orang-orang Kristen yang setia kepada alasan-alasan yang besar dari kebenaran Injil, berpandang-pandangan dengan kecurigaan. Iblis sedang merayakan pesta besar-besaran. Hari ini hari yang gelap, tetapi ... sekarang "waktu untuk bertindak telah tiba bagi Tuhan; mereka telah merombak Taurat-Mu" (Mazmur 119:126). Dan Ia sedang siap untuk bekerja, dan sekarang Ia sedang mendengarkan suara dari doa-doa anak-anak-Nya. Apakah Ia akan mendengar? Apakah Ia akan mendengar doa Anda? Apakah Ia akan mendengar doa gereja sebagai satu tubuh, yaitu tubuh-Nya sendiri? Saya yakin Dia mau! Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Bagaimana Kita Patut Berdoa Judul asli buku: How to Pray Penulis: R.A. Torrey Penerjemah: R.G. Yohanes Penerbit: YAKIN, Surabaya Halaman: 5 -- 24 ______________________________________________________________________ TOKOH DOA PAULUS: DOA DALAM ROH KUDUS Nama Paulus disebut sebanyak 180 kali dalam 15 kitab di Perjanjian Baru. Dua puluh dua di antaranya adalah sebutan Saulus, namanya sebelum menjadi Kristen. Teologinya sangat penting dan berpengaruh, sebab ia menulis 13 kitab dari 27 kitab dalam Perjanjian Baru. Paulus adalah seorang pemimpin atau bapa gereja yang sangat legendaris, terutama karena perubahan hidup dan pekerjaannya yang berbalik 180 derajat. Sebelum bertobat, Saulus adalah seorang tokoh Farisi, anggota sinagoge atau Dewan Sanhedrin yang memunyai kekuasaan resmi untuk mengatur penganiayaan orang Kristen (Kisah Para Rasul 26:10; Filipi 3:6). Dengan latar belakang pendidikan tingginya, Paulus merupakan tokoh kaya dan terkemuka yang berkedudukan tinggi. Sebagai tokoh anti-Kristen, Saulus menganiaya jemaat Tuhan tanpa batas untuk membinasakan mereka sama sekali (Galatia 1:13). Paulus menyebut dirinya seorang penganiaya yang kejam (1 Timotius 1:13). Saulus sering masuk dari rumah ke rumah untuk menyeret orang-orang Kristen keluar, menjebloskan mereka ke penjara, sambil dianiaya dan disesah supaya menyangkal iman mereka (Kisah Para Rasul 8:3, 22:4, 19, 26:10-11). Tetapi setelah bertobat, Paulus menjadi tokoh pemimpin Kristen yang sangat militan. Ia bersaksi: "Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari batu ...." (2 Korintus 11:23-25). Paulus adalah seorang pemimpin dan pelopor misi. Tiga kali ia melakukan perjalanan penginjilan untuk menanam jemaat (church planting). Paulus juga membangkitkan pemimpin-pemimpin baru guna meneruskan pekerjaan penggembalaan jemaat-jemaat tersebut. Paulus adalah seorang pemimpin Kristen dengan kapasitas yang sangat tinggi. Dari segi rohani, Paulus sangat luar biasa, penuh kuasa, dan penuh urapan Roh Kudus. Pelayanannya penuh mukjizat, bahkan saputangan atau kain yang pernah dipakainya mengandung urapan yang dahsyat (Kisah Para Rasul 19:11-12). Dari segi intelektual, ia setara dengan seorang doktor teologi masa kini. Setiap hari ia mengajar teologi di ruang kuliah Tiranus (Kisah Para Rasul 19:9c). Kehidupan Doanya Kehidupan doa Paulus sarat dengan pengalaman adikodrati. Sejak awal, Paulus telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus secara supernatural. Ia mendengar suara-Nya dan melihat sinar kemuliaan-Nya (Kisah Para Rasul 9:3-5). Dalam doanya, Paulus pernah mengalami diangkat Tuhan ke surga tingkat tiga, melihat firdaus dalam segala kemuliaannya (2 Korintus 12:2-4) Banyak pemimpin Kristen masa kini memunyai kapasitas intelektual yang luar biasa. Mereka pakar dalam teologi dan meraih tingkat pencapaian akademis yang tinggi. Tetapi, apakah mereka juga memunyai kehidupan doa yang mendalam, itu persoalan lain. Paulus memberi kita sebuah teladan tentang kapasitas kepemimpinan yang lengkap: rohani dan intelektual. Beberapa pemimpin Kristen hanya menekankan salah satu di antaranya saja. Ketika telanjur berpendidikan sangat tinggi dan bergelar doktor, kita merasa sudah cukup. Sebaliknya, ketika pelayanan kita sudah sedemikian dahsyat, pendidikan teologi kita remehkan, bahkan kita anggap sesat. Pada awal pertobatannya, Saulus didoakan dan dilayani oleh Ananias sehingga penglihatannya pulih, penuh Roh Kudus, dan kemudian dibaptis (Kisah Para Rasul 9:10-19a). Setelah itu, untuk beberapa tahun, Paulus tinggal di Gurun Arab sebelum kemudian masuk dalam pelayanannya yang dahsyat (Galatia 1:16-17). Meskipun telah berpendidikan tinggi, untuk menjadi seorang pemimpin sejati, kita perlu banyak dilayani, didoakan, dan mengambil masa persiapan rohani. Persiapan untuk menjadi seorang pemimpin tidak cukup hanya persiapan secara intelektual. Yesus sendiri mengambil doa dan puasa untuk jangka waktu yang lama, sebelum kemudian tampil dalam pelayanan-Nya (Mattius 4:2, 17). Dalam pelayanan, Paulus menjadikan doa sebagai fondasi dan senjata kehidupannya. Dalam masa sulit di Filipi, setelah didera dan ditahan di ruang tengah penjara setempat, dalam keadaan terbelenggu, Paulus dan Silas berdoa memohon mukjizat Tuhan (Kisah Para Rasul 16:22-25). Doa persepakatan itu dijawab Tuhan sesuai janji Yesus dalam Injil Matius 18:19. Mukjizat ajaib pun terjadilah. Sebagai seorang pemimpin, Paulus melindungi jemaat dan anak-anak rohaninya dalam doa syafaat. Kepada Timotius yang masih belia, Paulus berkata bahwa ia selalu mengingatnya dalam permohonan, baik siang maupun malam (2 Timotius 1:3b). Doa seorang bapa rohani sangat berkuasa bagi kehidupan anak-anak rohaninya. Bahasa Roh Salah satu karunia yang menonjol berkaitan dengan kehidupan doa Paulus adalah bahasa roh. Ia sendiri mengakui hal itu, katanya kepada jemaat di Korintus: "Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kala dengan bahasa roh lebih dari kamu semua." (1 Korintus 14:18) Bagi Paulus, berdoa dan memuji Tuhan dengan bahasa roh merupakan salah satu pola yang ia terapkan. Katanya: "Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku." (1 Korintus 14:15) Menurut Paulus, bahasa roh merupakan salah satu bentuk karunia Roh Kudus (1 Korintus 12:10b). Dalam pandangan Paulus, pertumbuhan karakter harus diutamakan, tetapi setiap orang percaya juga harus berusaha untuk memperoleh karunia-karunia itu (1 Korintus 14:1). Dalam terjemahan lain (RSV), kita harus mengingini karunia-karunia supernatural dari Roh Kudus itu dengan sungguh-sungguh (earnestly desire). Dalam bahasa aslinya, ada dua istilah untuk bahasa roh atau bahasa lidah. Pertama "xenolalia", yaitu bahasa-bahasa baru yang terpahami secara akal budi yang diilhamkan oleh Roh Kudus. Kedua "glossolalia", yaitu bahasa yang tak terpahami, yang memancar keluar dari dalam roh kita menurut pimpinan Roh Kudus. Bahasa roh menurut Paulus adalah bahasa doa yang tak terpahami secara akal budi, bersifat rahasia (1 Korintus 14:2). Dengan berbahasa roh, roh kita berkomunikasi dengan Allah yang adalah Roh. Jadi, doa dan penyembahan dalam bahasa roh merupakan jenis hubungan spiritual yang mendalam dengan Tuhan. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri (1 Korintus 14:4). Doa dalam bahasa roh sangat membantu pertumbuhan iman pribadi. Mengapa Paulus begitu kuat rohnya? Karena ia mengembangkan doa dalam bahasa roh. Banyak orang Kristen dan pemimpin Kristen lemah imannya karena kurang berdoa dan tidak mengembangkan doa dalam bahasa roh. Doa dalam bahasa roh juga merupakan salah satu senjata peperangan rohani (Efesus 6:18). Pada ayat ini, Paulus menulis tentang "segala doa dan permohonan" yang dalam terjemahan lain diartikan bahwa doa memunyai banyak macamnya. Ada doa permohonan, syafaat, ratapan, puasa, dan salah satunya adalah doa dengan bahasa roh. Paulus adalah seorang pemimpin yang tekun mempraktikkan beragam bentuk doa, sehingga kemenangan demi kemenangan diraih dalam hidup dan pelayanannya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin Penulis: Haryadi Baskoro Penerbit Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008 Halaman: 105 -- 110 ______________________________________________________________________ STOP PRESS LOWONGAN PEKERJAAN YLSA: EDITOR DAN PENERJEMAH Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) <http://www.ylsa.org> adalah sebuah yayasan Kristen yang terbeban dalam pelayanan dunia teknologi informasi, khususnya dalam menyediakan Alkitab dan bahan-bahan kekristenan secara tersambung (online). Saat ini YLSA membuka lowongan untuk para profesional muda yang ingin memberikan talenta terbaiknya untuk Tuhan dengan bekerja sebagai seorang Editor atau Penerjemah. Kualifikasi Khusus untuk Editor: 1. S1 Sastra Indonesia, diutamakan dari bidang linguistik. 2. Memiliki kecintaan terhadap bahasa Indonesia dan terbeban dalam pengembangan bahasa Indonesia. 3. Berpengalaman dalam menyunting dan menulis naskah di media massa. Kualifikasi Khusus untuk Penerjemah: 1. S1 Sastra Inggris. 2. Berpengalaman dalam menerjemahkan naskah dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan sebaliknya. 3. Memiliki pengalaman dalam menyunting naskah terjemahan. Kualifikasi Umum: 1. Sudah lahir baru dalam Kristus dan sudah dibaptis. 2. Memiliki panggilan yang jelas untuk melayani Tuhan. 3. Diutamakan yang belum menikah. 4. Menguasai tata bahasa dan EyD bahasa Indonesia. 5. Gemar membaca dan menulis; mampu berpikir dan mengekspresikan diri. 6. Memiliki profesionalitas, mampu bekerja dalam tim dengan tenggat waktu (deadline) yang ketat, memiliki ketelitian yang tinggi, dan berkeinginan besar untuk terus belajar. 7. Nilai tambah: a. pernah mengikuti pelatihan penyuntingan naskah (Editor). b. pernah mengikuti pelatihan penerjemahan naskah (Penerjemah). c. pernah mengikuti seminar tentang bahasa Indonesia/Inggris. 8. Bersedia ditempatkan di Solo, Jawa Tengah, minimal untuk 2 tahun. Jika Anda atau rekan Anda merasa terpanggil dan memenuhi kualifikasi di atas, segera kirimkan lamaran beserta kelengkapan lainnya (CV, fotocopy transkrip nilai dan ijazah, contoh tulisan Anda, dan surat referensi) ke alamat: HRD - YLSA Kotak Pos 25/SLONS Surakarta 57135 Untuk informasi lebih lengkap silakan kirim e-mail ke: ==> < rekrutmen-ylsa(at)sabda.org > Informasi lowongan lainnya: http://ylsa.org/lowongan Catatan: -------- Silakan sebarkan informasi ini kepada mereka yang membutuhkan. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2009 oleh e-Doa --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org > Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/ Situs DOA: http://doa.sabda.org/ Situs YLSA: http://http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |