Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/6

e-Doa edisi 6 (13-8-2009)

Hal Berdoa: Doa Bapa Kami 3

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI

EDITORIAL
ARTIKEL DOA: Doa Bapa Kami 3
STOP PRESS: 40 Hari Mengasihi Bangsa dalam Doa

______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom Para Pendoa,

  Kini kita sampai pada bagian terakhir dari pelajaran mengenai Doa 
  Bapa Kami. Pada bagian terakhir ini, kita akan belajar mengucap 
  syukur, mengasihi, dan bagaimana berjaga-jaga terhadap tipu muslihat 
  iblis, seperti yang diajarkan dalam Doa Bapa Kami. Apakah Anda 
  diberkati oleh apa yang kami sajikan? Jika ya, Anda dapat berbagi 
  bersama kami dan rekan-rekan e-DOA lainnya dengan cara mengirimkan 
  surat atau kesaksian Anda kepada redaksi di alamat 
  <doa(at)sabda.org>. Akhirnya, kami mengucapkan selamat melayani, 
  maju terus di dalam doa, dan Tuhan Yesus memberkati Anda semua.

  Pimpinan Redaksi e-DOA,
  Novita Yuniarti
  http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
  http://doa.sabda.org/

______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA

                     DOA BAPA KAMI (Matius 6:5-14)

  "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya."
  (Matius 6:11)

  Salah satu buah pertobatan sekaligus salah satu ukuran pertumbuhan 
  serta kedewasaan rohani kita adalah "mencukupkan dengan apa yang 
  Tuhan beri". Persoalannya adalah, bagaimana caranya agar dapat 
  membawa hidup kita ini pada "mencukupkan dengan apa yang Tuhan 
  beri"? Alkitab berkata, "Berdasarkan kasih karunia yang 
  dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara 
  kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada 
  yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu 
  rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang 
  dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing" (Roma 12:3). Firman 
  Tuhan mengajarkan bahwa "janganlah kita memikirkan hal-hal yang 
  lebih tinggi daripada yang patut kita pikirkan". Selanjutnya, Roma 
  12:16 
  mengatakan, "Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu 
  bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, 
  tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. 
  Janganlah menganggap dirimu pandai!" Kita harus mengarahkan pikiran 
  kita pada perkara-perkara yang sederhana, yang artinya adalah 
  perkara-perkara yang bisa kita jangkau.

  Amsal 30:7-9 mengatakan, "Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu 
  Kau tolak sebelum aku mati, yakni: jauhkanlah dari padaku kecurangan 
  dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. 
  Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, 
  kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: `Siapa TUHAN 
  itu?` Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama 
  Allahku." Firman Allah ini mengajarkan bahwa kita harus mencukupkan 
  dengan apa yang Tuhan beri, yaitu dengan cara jangan memikirkan atau 
  meminta yang muluk-muluk, tetapi biarlah kita menikmati makanan yang 
  menjadi bagian kita. Dan jalan keluarnya adalah sebagaimana yang 
  dituliskan dalam Kolose 3:2, yaitu: "Pikirkanlah perkara yang di 
  atas, bukan yang di bumi."

  Jalan keluar yang ketiga adalah mengecap kebaikan Tuhan setiap waktu
  atas segalanya yang Tuhan berikan, yaitu:
  1. Berkat keselamatan kekal.
  2. Berkat kasih yang melimpah dalam hidup kita bagaikan air
     kehidupan yang terus mengalir membasahi hidup kita.
  3. Berkat perlindungan-Nya yang sempurna.
  4. Berkat kesehatan.
  4. Berkat hikmat atau akal budi surgawi yang bersatu dengan hikmat
     yang kita peroleh di dunia ini dan pengalaman demi pengalaman,
     dan bersatunya kedua hikmat tersebut mendatangkan kebijakan demi
     kebijakan. Contoh kebijakan adalah jika kita mau mengambil madu,
     janganlah merusak sarang lebahnya.
  5. Berkat jasmani.
  6. Berkat kasih karunia dalam panggilan-Nya.

  Jika seseorang bisa mengecap kebaikan Tuhan setiap waktu, maka dalam 
  hatinya akan keluar UCAPAN SYUKUR, dan inilah kunci terjadinya doa 
  seperti dikatakan pada ayat 11, "Berikanlah kami pada hari ini 
  makanan kami yang secukupnya." Arti cukup menurut ukuran Tuhan 
  berbeda dengan arti cukup menurut ukuran manusia. Lebih lanjut lagi, 
  sehubungan dengan hal belajar mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan 
  beri ini, firman Tuhan menasihatkan kepada kita, "Memang ibadah itu 
  kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita 
  tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat 
  membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. 
  Tetapi mereka yang ingin kaya jatuh ke dalam pencobaan, ke dalam 
  jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang 
  mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan 
  kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab 
  oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan 
  menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" (1 Timotius 6:6-10). 
  Firman Tuhan ini berkata bahwa akar segala kejahatan adalah cinta 
  uang. Oleh karena itu, salah satu penghambat hubungan yang intim 
  dengan Bapa adalah jiwa yang dikuasai MAMON.

  "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya" bukan 
  berarti kita tidak boleh merencanakan hari esok. Hari esok sangat 
  ditentukan bagaimana hari ini kita kerjakan, jadi kita boleh 
  mempersiapkan kebutuhan untuk hari esok. Tetapi jangan sampai ada 
  kekhawatiran karena kekhawatiran itu menghambat hari esok. 
  Kekhawatiran membuat kita tidak bisa mengerjakan dengan baik semua 
  tugas hari ini, sehingga kita juga tidak bisa mengerjakan yang baik 
  untuk hari esok. Dalam Matius 6:34, Yesus berkata, "Sebab itu 
  janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena besok mempunyai 
  kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Ini 
  berarti: "Jalanilah hidup ini tanpa kekhawatiran!" Untuk lebih 
  jelasnya, dalam Lukas 12:22-31, Yesus berkata sehubungan dengan hal 
  kekhawatiran ini sebagai berikut.

    "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir akan hidupmu,
    akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah khawatir pula akan
    tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup itu lebih
    penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada
    pakaian. Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan
    tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun
    demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi
    burung-burung itu! Siapakah di antara kamu yang karena
    kekhawatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?
    Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil,
    mengapa kamu khawatir akan hal-hal lain? Perhatikanlah bunga
    bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata
    kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian
    seindah salah satu dari bunga itu. Jadi, jika rumput di ladang,
    yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian
    didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang
    percaya! Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu
    makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu.
    Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah.
    Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya
    itu. Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan
    ditambahkan juga kepadamu."

  "Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga 
  mengampuni orang yang bersalah kepada kami ....; Karena jikalau kamu 
  mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni 
  kamu juga." (Matius 6:12, 14)

  Kasih adalah dasar dari kehidupan doa, dan dasar dari kasih adalah 
  pengampunan. Kasih yang tanpa pengampunan adalah kasih yang semu dan 
  tidak ada kuasanya. Itulah sebabnya dalam 1 Korintus 13:1-3, Rasul 
  Paulus berkata, "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua 
  bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai 
  kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang 
  gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku 
  mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan 
  sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, 
  tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak 
  berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada 
  padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku 
  tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku." 
  Kasih yang berkorban, kasih yang tak terukur panjang, lebar, tinggi, 
  dalam, dan luasnya, kasih yang tidak ada batasnya adalah KASIH 
  YESUS. Kasih Yesus yang begitu besar tersebut dinyatakan pada waktu 
  Ia mengorbankan seluruh hidup-Nya sampai mati di kayu salib hanya 
  untuk mengampuni dosa manusia, hanya untuk memikul beban dosa 
  manusia. Bangsa-Nya sendiri menolak Dia, menyiksa Dia, dan 
  menyalibkan Dia. Tetapi Yesus mengampuni sampai Ia mengorbankan 
  tubuh dan nyawa-Nya, mati di atas kayu salib. Dan dari 
  pengampunan-Nya itu, terjadilah pertobatan demi pertobatan, dan 
  manusia diperdamaikan kembali dengan Bapa.

  Ada sebuah keluarga Kristen yang baik; terdiri dari ayah, ibu, dan 
  seorang anak perempuan yang baru berusia 6 tahun. Karena terpengaruh 
  pergaulan yang kurang baik, suatu saat si ayah jatuh dalam kebiasaan 
  minum alkohol dan narkoba. Pada awalnya, si ayah ini hanya ikut 
  merasakan sabu-sabu. Tetapi dari hari ke hari, ia makin dalam 
  terseret oleh jerat sabu-sabu tersebut hingga usahanya bangkrut. 
  Maka ia pun mulai menjual barang-barang rumah tangganya satu per 
  satu sampai hampir habis. Akan tetapi, sesuatu yang luar biasa 
  terjadi pada istrinya. Ia tetap taat berdoa. Ia terus setia melayani 
  suaminya dengan baik. Setiap hari, suaminya datang dengan 
  marah-marah, si istri berlutut bersama anaknya, berdoa, berharap 
  sepenuhnya kepada Tuhan dan berserah total. Kadang-kadang, suaminya 
  tidak pulang beberapa hari. Kalaupun pulang, ia selalu dalam keadaan 
  mabuk, marah-marah, membanting barang-barang yang ada. Namun 
  demikian, si istri tetap mengasihi suaminya, tetap menghormati dan 
  melayani suaminya dengan ramah dan dengan lembut. Dan makin hari, 
  ibu bersama anak perempuan satu-satunya itu makin dekat dengan Bapa 
  Surgawi. Akhirnya, si ibu bersama anaknya tersebut mulai berdoa 
  dengan mengucap syukur. Ia sadar akan ujian yang sangat berat di 
  dalam hidupnya. Suaminya mulai berani memaki-maki istrinya. Tetapi 
  setiap kali istrinya menerima kekuatan baru dari setiap firman yang 
  ia baca, ia ucapkan firman dan ia berdoa. Dan sungguh mengherankan, 
  doanya bukanlah ratapan, melainkan doa ucapan syukur!

  Namun tingkah laku si suami bukannya membaik, malahan semakin 
  menjadi-jadi. Perhiasan istrinya mulai dipreteli satu demi satu, 
  kemudian dijualnya hanya untuk membeli sabu-sabu. Tetapi sungguh 
  mengagumkan, dalam keadaan demikian, si istri ini tetap tersenyum. 
  Iman dan mentalnya sungguh-sungguh terbentuk lewat doa, firman, dan 
  penderitaannya. Tetapi yang menakjubkan, yaitu bahwa pengharapannya 
  kepada Tuhan sangatlah besar, perjumpaannya dengan Bapa Surgawi itu 
  sangatlah dekat. Suatu saat anak perempuannya, yang biasa dipanggil 
  "Nonik", diundang menghadiri pesta ulang tahun teman sekolahnya. Si 
  ayah memboncengkan putri kesayangannya itu dengan sepeda. Diantarnya 
  anaknya ke pesta ulang tahun teman sekolahnya, ditungguinya sampai 
  pesta selesai, dan kemudian diantarnya pulang kembali ke rumah. Di 
  tengah jalan, anak itu berkata kepada ayahnya, "Papa, dua minggu 
  lagi Nonik juga ulang tahun yang ketujuh." Ayahnya kaget dan 
  menjawab, "Oh, ya! Tanggal berapa, Nik?" Anaknya menjawab dan 
  bertanya, "Boleh nggak Nonik berulang tahun dengan mengundang 
  sedikit teman Nonik untuk doa bersama di rumah?" Ayahnya berpikir 
  sebentar dan kemudian menjawab, "Ya boleh, boleh! Tapi sederhana 
  saja pestanya, sebab Papa tidak punya uang. Dan nanti kalau pas 
  ulang tahun, Nonik mau minta kado apa?" Mendengar jawaban dan 
  pertanyaan ayahnya tersebut, si Nonik pun kaget sebab sudah beberapa 
  tahun ini ia tidak pernah merayakan pesta ulang tahun dan tidak 
  pernah menerima kado dari ayahnya. Ia kemudian berkata, "Sungguh 
  Papa mau memberi kado untuk Nonik?" Ayahnya menjawab, "Ya, sungguh! 
  Papa mau memberi hadiah ulang tahun buat Nonik. Tapi hadiahnya kecil 
  dan sederhana saja ya, Nik, sebab Papa tidak punya uang banyak." 
  Tanya ayahnya lagi, "Nonik minta kado apa?" Anak itu menjawab, "Ya, 
  nanti saja Pa, kalau sudah dekat harinya Nonik akan menyampaikannya 
  pada Papa."

  Sejak itu, hampir setiap hari ayahnya bertanya, "Nik, minta kado 
  apa?" Tetapi selalu dijawab oleh anaknya, "Apa Papa sungguh-sungguh 
  mau memberi hadiah ulang tahun buat Nonik?" Jawab ayahnya dengan 
  tegas, "Sungguh Nik, Papa akan beri hadiah ulang tahun buat Nonik." 
  Kata anaknya lagi, "Ya, kalau begitu nanti beberapa hari lagi Nonik 
  akan menyebutkan hadiah apa yang Nonik minta dari Papa." Sampai 1 
  hari sebelum pesta ulang tahun tiba, si ayah datang, memegang tangan 
  anaknya dan bertanya, "Nonik mau minta kado apa?" Anak itu menjawab, 
  "Apa Papa sungguh-sungguh rela memberi kado buat Nonik?" Jawab 
  ayahnya, "Ya!" Dan akhirnya, anak itu berkata, "Pa, pada hari ulang 
  tahun ini, Nonik minta satu hadiah saja, yaitu ...," ia diam 
  sebentar dan kemudian melanjutkan, "tapi Papa janji ya, mau 
  sungguh-sungguh memberi kado buat Nonik." Si ayah memang sangat 
  mencintai anaknya ini dan berkata, "Ya, Papa janji pasti memberi 
  kado buat Nonik!" Maka jawab anaknya lagi, "Nonik minta kado satu 
  saja, yaitu: Papa jangan memakai sabu-sabu lagi!" Saat itu juga 
  ayahnya menangis, berlutut, dan mengucapkan janji untuk bertobat. 
  Dan sejak saat itu, si ayah sungguh-sungguh berhenti mengonsumsi 
  sabu-sabu dan obat-obat terlarang lainnya. Ayah ini bertobat, dan 
  akhirnya keluarga tersebut dipulihkan, ditahirkan, dan diberkati 
  Tuhan. Apa yang sesungguhnya telah dilakukan oleh anak perempuan 
  berusia 7 tahun ini? Tidak lain hanyalah mewujudkan KASIH yang 
  berkorban! Ibu dan anaknya tersebut memberikan pengampunan, dan 
  itulah KASIH yang berkorban. Itulah WUJUD KASIH.

  "Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah
  kami dari pada yang jahat." (Matius 6:13)

  Yesus mengajarkan di dalam bagian doa tersebut supaya kita memohon 
  perlindungan setiap hari dari upaya tipu daya si jahat yang 
  senantiasa mencoba untuk menjatuhkan kita. Kutuk Iblis dan kuasa 
  maut sudah dilumpuhkan, sengat maut sudah dipatahkan dan dicabut 
  pada saat Yesus mati di kayu salib. Iblis sesungguhnya sudah tidak 
  berkuasa lagi di muka bumi ini. Akan tetapi, dalam Lukas 4:13 
  dikatakan, "Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur 
  dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik." Itulah sebabnya kita 
  harus minta perlindungan setiap hari dan mengenakan seluruh 
  perlengkapan senjata Allah untuk menghadapi ULAH IBLIS itu. Jangan 
  sampai membuka celah yang membuat Iblis bisa masuk, sebab ia selalu 
  berusaha mengintai dan menunggu waktu yang baik untuk masuk dengan 
  ulah dan tipu muslihatnya. Setelah Iblis kalah, ia mundur, sembunyi 
  dan berulah dengan cara:

  1. Merusak "jembatan-jembatan", artinya: mengganggu hubungan kita
     dengan Tuhan melalui kemarahan, kejengkelan, dan kesedihan.
  2. Merusak "jalan-jalan", artinya: mengganggu hidup kita dengan
     siasat adu domba, gosip, fitnah, isu-isu, dan
     kebohongan-kebohongan.

  Pada waktu ada kesempatan dan saat yang baik itulah, Iblis masuk 
  untuk mencuri, merusak, dan membinasakan. 1 Petrus 5:8 mengatakan, 
  "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling 
  sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat 
  ditelannya." Oleh karena itu, kita harus WASPADA, berjaga-jaga, dan 
  melawan Iblis dengan darah Anak Domba Allah. Nasihat firman Allah 
  dalam 1 Petrus 5:9a, "Lawanlah dia dengan IMAN yang teguh." Iman 
  yang teguh adalah iman yang dibangun oleh firman Allah, iman yang 
  teruji, iman yang berkemenangan, dan ini merupakan perisai doa serta 
  pedang roh untuk melumpuhkan ulah si jahat.

  Perhatikan dengan saksama kisah tentang Yesus yang dicobai Iblis di
  padang gurun sebagaimana ditulis dalam Lukas 4:1-13. Dari peristiwa
  tersebut, kita bisa menemukan bahwa:

  1. Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, dicobai oleh Ibis bukan pada
     waktu sakit, sedih, atau yang lainnya, melainkan pada waktu Yesus
     lapar. Oleh karena itu, hati-hatilah dengan keadaan kita yang:
     * lapar secara jasmani, lapar dan haus akan kedagingan;
     * lapar akan harta, takhta, dan wanita; dan
     * lapar secara rohani, artinya roh yang lemah.
  2. Iblis tidak mencobai Yesus dengan sakit penyakit, tetapi ia
     mencobai kelemahan manusia, yaitu kedagingan kita, yang mencakup
     makanan jasmani, harta benda, dan kedudukan.

  Oleh karena itu, cukupkanlah dengan apa yang Tuhan berikan, 
  waspadalah, berdoalah, mengucap syukurlah, dan lawanlah si penipu 
  itu, maka ia pasti KALAH. Tuhan Yesus memberikan peringatan kepada 
  kita, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat 
  dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 
  Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga; di surga ngengat dan 
  karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta 
  mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu 
  berada" (Matius 6:19-21).

  Dalam Roma 14:17-19, dijelaskan bahwa Kerajaan Allah adalah:
  1. bukan soal makanan dan minuman (jasmani),
  2. tetapi soal kebenaran (KASIH),
  3. damai sejahtera dan sukacita, dan
  4. oleh Roh Kudus.

  Keempat hal inilah yang diputarbalikkan oleh Iblis, dengan
  mengatakan bahwa yang terutama adalah:
  1. makanan dan minuman,
  2. kepuasan daging,
  3. kepentingan pribadi, dan
  4. motivasi.

  Gereja Tuhan yang tanpa kebenaran (kasih), tanpa damai sejahtera dan
  sukacita, dan tanpa Roh Kudus adalah gereja yang LAPAR, KERING, dan
  akhirnya SAKIT. Inilah ciri gereja model SAUL. Begitu Goliat datang,
  ia menjadi ketakutan, ribut, cemas, bimbang lalu mencari cara-cara
  duniawi, mencari kekuatan-kekuatan duniawi, memakai kekuatan maupun
  kekayaan diri sendiri, dan akhirnya KALAH sebelum maju berperang.
  Tetapi jika sebaliknya di dalam gereja ada kebenaran (kasih), ada
  damai sejahtera dan sukacita, dan ada Roh Kudus, maka akibatnya:

  1. Gereja berkenan kepada Bapa di surga (Roma 14:18).
  2. Gereja dihormati sesama.

  Inilah gereja model DAUD (gereja yang hidup). Begitu Goliat datang
  (bisa berupa: sakit penyakit, fitnah, kesulitan), gereja maju di
  depan dengan pedang roh, dan Goliat dikalahkan. Gereja yang hidup
  adalah gereja yang melakukan lima gerakan Roh Allah, yaitu: gerakan
  doa profetik, gerakan pujian dan penyembahan, gerakan wujud kasih,
  gerakan kesatuan tubuh Kristus, dan gerakan misi. CARANYA adalah:
  "Sebab itu, marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai
  sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Janganlah engkau
  merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu
  adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain
  tersandung!" (Roma 14:19-20)

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Sekolah Doa
  Judul asli artikel: Hal Berdoa -- Doa Bapa Kami
  Penulis: J.H. Gondowijoyo
  Penerbit: Andi, Yogyakarta 2004
  Halaman: 57 -- 66
  
______________________________________________________________________
STOP PRESS

                   40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA

  Apakah Anda terbeban untuk menanam lutut Anda bagi bangsa-bangsa
  yang belum mengenal Kristus? Kami mengajak Anda meluangkan waktu
  sejenak untuk berdoa bagi saudara-saudara kita, khususnya mereka
  yang akan melaksanakan ibadah puasa.

  Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2009 ini kita akan kembali
  bersatu hati berdoa selama bulan puasa, yaitu terhitung mulai 12
  Agustus -- 20 September 2009. Jika Anda rindu untuk turut ambil
  bagian berdoa bagi bangsa, kami akan mengirimkan pokok-pokok doa
  dalam versi e-mail untuk menjadi pokok doa kita bersama. Untuk
  berlangganan, silakan kirimkan e-mail ke:

  ==> subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org

  Bagi Anda yang ingin agar teman-teman Anda pun bisa ikut berdoa
  dengan memakai bahan pokok doa ini, silakan kirimkan alamat e-mail
  mereka ke alamat e-mail redaksi di:

  ==> doa(at)sabda.org

  Untuk mendapatkan bahan pokok doa versi kertas, silakan menghubungi:
     Mengasihi Bangsa dalam Doa
     P.O. Box 7332 JATMI JAKARTA 13560
     E-mail: < pray40daysindo(at)yahoo.com >

  Catatan: [Ganti (at) dengan (@) saat mengirim e-mail]

  Harap pemohon pengiriman bahan pokok doa versi kertas mencantumkan:
  Nama jelas:
  Alamat lengkap:
  Kota dan Kode Pos:
  Provinsi:
  Nama Lembaga:
  No. Telp./HP:
  E-mail:

  Marilah kita bersama berpuasa dan berdoa untuk Indonesia agar tangan
  Tuhan yang penuh kuasa menolong dan menggugah hati nurani para
  pemimpin bangsa ini untuk bertekad dan bersatu mengeluarkan bangsa
  ini dari kemelut berbagai masalah yang berkepanjangan. Selamat
  menjadi "penggerak doa" di mana pun Anda berada dan biarlah karya
  Tuhan terjadi di antara umat-Nya, khususnya bangsa Indonesia.
  Selamat berdoa.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-DOA
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-DOA sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 oleh e-DOA --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-DOA: http://www.sabda.org/publikasi/doa/
Situs YLSA: http://http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org