Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/49

e-Doa edisi 49 (23-2-2012)

Doa Pribadi

_________________________________e-Doa________________________________
                       (Sekolah Doa Elektronik)

DAFTAR ISI
ARTIKEL DOA: DOA PRIBADI
TOKOH DOA: HIZKIA: SAAT AJAL MENJELANG

Shalom,

Sebagai manusia yang masih hidup di dunia ini, kita tidak lepas dari
godaan dan keadaan yang dapat membuat kita untuk tidak disiplin dalam
menjalani kehidupan doa kita. Ada saja keadaan yang membuat kita tidak
dapat berdoa -- pekerjaan, studi, perasaan malas dan enggan, sering
kali menghalangi kita untuk berdoa. Dalam edisi e-Doa kali ini, kami
mengajak Anda untuk menyimak artikel yang mengulas akar masalah
ketidakdisiplinan dalam kehidupan doa dan memberikan tip-tip untuk
mengatasinya. Di kolom Tokoh Doa, kita akan bertemu dengan Hizkia,
salah seorang raja Yehuda yang memiliki hati yang melekat dengan Allah
dan bergaul akrab dengan-Nya sampai di akhir hidupnya, serta menyimak
kesaksian seorang anak Tuhan dalam menjalani kehidupannya di dalam
Kristus di kolom Kesaksian Doa. Kiranya apa yang kami sajikan bisa
menjadi berkat bagi Anda. Tuhan Yesus memberkati!

Redaksi Tamu e-Doa,
Yosua Setyo Yudo
< http://doa.sabda.org >

                       ARTIKEL DOA: DOA PRIBADI

Seperti hubungan dalam pernikahan, hubungan kita dengan Tuhan perlu
senantiasa dipelihara. Walaupun doa merupakan sarana komunikasi di
mana hubungan kita dengan Tuhan dikembangkan, banyak orang bergumul
untuk memelihara kehidupan doa yang konstan.

Mengalahkan Penghalang

Kelemahan dari daging menyerang setiap orang, khususnya dalam hal
memelihara kehidupan doa yang bergairah. Seperti yang dikatakan oleh
Rasul Paulus dalam Roma 8, satu-satunya jalan untuk mengalahkan
kelemahan daging adalah dengan kuasa Roh Kudus. Hal ini dapat
dilakukan dengan tiga cara berikut ini.

1. Bangun Sistem Tanggung Jawab

Tentukan seseorang yang kepadanya Anda mempertanggungjawabkan
kehidupan doa Anda. Hal lain adalah dengan mengadakan pertemuan doa
secara berkala, misalkan seminggu dua kali bersama dengan beberapa
orang yang lain. Berkumpul dengan orang lain untuk berdoa akan
menolong diri kita untuk berdisiplin dalam berdoa dan bersikap jujur
dengan kehidupan doa kita.

2. Bangun Sarana Penekanan untuk Berdoa

Untuk membangun disiplin diperlukan sarana penekanan. Salah satu
sarana penekanan yang acap digunakan orang adalah janji. "Tidak akan
makan makanan jasmani sebelum saya terlebih dahulu makan makanan
rohani dan berdoa." Slogan yang acap diucapkan adalah "no Bible no
breakfast". Karena setiap orang pasti harus makan makanan jasmani,
baik dengan sarapan atau waktu makan yang lain, maka sarana penekanan
ini akan sangat efektif bila dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
Ada juga orang yang menggunakan setiap saat, di mana ia harus berhenti
karena lampu lalu lintas yang menyala merah untuk berdoa. Biasanya ia
merasa jengkel dengan lampu yang menyala merah, sekarang ia dapat
menggunakannya untuk hal yang positif, yaitu mengingatkan kewajiban
untuk berdoa. Tentu dalam hal ini adalah berdoa dengan mata yang
terbuka.

3. Ubah Doa Menjadi Gerakan Jasmani

Gerakan secara jasmani. dapat menghilangkan rasa lelah karena diam
tidak bergerak. Itu sebabnya, ada orang yang berdoa sambil lari pagi
setiap hari. Ada juga yang berdoa dengan suara keras, untuk menjaga
agar pikirannya tidak melayang-layang tanpa arah.

Menemukan yang Cocok

Ada banyak cara untuk membantu kita berdisiplin dalam berdoa. Kita
perlu memilih cara yang paling sesuai dengan masalah yang kita hadapi.
Apabila ketidakkonsistenan yang menjadi masalah kita, dan kita adalah
orang yang suka bergaul, maka memiliki rekan doa adalah jawabannya.
Sebaliknya, kalau kita bukan orang yang mudah bergaul akrab dengan
orang lain, menentukan waktu yang khusus untuk berdoa setiap hari
merupakan sarana yang menolong.

Untuk setiap keadaan, cara yang dipilih haruslah cara yang membuat
kita merasa nyaman. Sasaran dalam memilih cara-cara pembantu ini
adalah untuk menemukan metode yang dapat dijalankan, sehingga doa
menjadi bagian yang normal dan penting dalam kehidupan sehari-hari.

Disadur dari tulisan Terry C. Muck -- guru besar dalam bidang
perbandingan Agama dari Austin Theological Seminary Texas.

Diambil dari:
Judul buletin: Restorasi, Edisi Ulang Tahun GKPB ke-14, Juni 2001
Penulis: Tidak Dicantumkan
Penerbit: Majelis Pusat Gereja Kristen Perjanjian Baru, Bandung
Halaman: 11

                TOKOH DOA: HIZKIA: SAAT AJAL MENJELANG

Hizkia adalah salah seorang raja Yehuda yang terkemuka.
Kepemimpinannya dimulai dari menjadi raja bantu bagi raja Ahaz pada
tahun 729 SM, dan kemudian menjadi satu-satunya raja pada tahun 716
SM.

Hizkia menjadi raja ketika ia berusia 25 tahun (2 Tawarikh 29:1).
Begitu naik takhta, pemimpin muda ini langsung melakukan gerakan
reformasi religius yang berdampak nasional, yaitu gerakan pengudusan
kembali rumah Tuhan (2 Tawarikh 29:3). Gerakan ini ditanggapi positif
dan berlanjut dengan pemulihan perayaan Paskah, yang juga
diselenggarakan secara nasional (2 Tawarikh 30:1).

Dari kegerakan itu tampak jelas kapasitas kepemimpinan Hizkia. Sejak
awal ia memunyai kemampuan untuk memobilisasi, memotivasi, dan
mengarahkan bawahannya dengan baik. Ia dihormati oleh golongan alim
ulama dan petunjuk-petunjuknya ditaati. Hizkia pun pandai dalam hal
menghargai orang-orangnya. Ia tidak asal main perintah, tetapi juga
memberi apresiasi. Sebagai contoh, Hizkia mengucapkan kata-kata pujian
kepada semua orang Lewi, yang menunjukkan akal budi yang baik dalam
melayani Tuhan (2 Tawarikh 30:22a).

Hizkia memunyai kapasitas yang hebat dalam kepemimpinan di bidang
militer. Hizkia berhasil dalam peperangan. Hizkia melakukan
pemberontakan, sehingga kerajaannya tidak lagi takluk kepada Asyur
(2 Raja-Raja 18:7). Dialah yang mengalahkan orang Filistin sampai ke
Gaza dan memusnahkan daerahnya, baik menara-menara penjagaan maupun
kota-kota yang berkubu (2 Raja-Raja 18:8).

Hizkia juga berhasil meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat dengan
menggalakkan pembangunan nasional. Ia membendung sungai Gihon di
sebelah hulu, dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota
Daud (2 Tawarikh 32:30). Ia juga membangun kolam-kolam dan
saluran-saluran air (2 Raja-Raja 20:20).

Menjelang akhir hidupnya, Hizkia mendapat kekayaan dan kemuliaan yang
sangat besar (2 Tawarikh 32:27a). Hizkia membuat
perbendaharaan-perbendaharaan untuk emas, perak, batu permata yang
mahal-mahal, rempah-rempah, perisai-perisai, dan segala macam barang
yang indah-indah ... mendirikan kota-kota, memperoleh banyak kambing,
domba, dan lembu, ... (2 Tawarikh 32:27b-29). Ketika mangkat, seluruh
Yehuda dan penduduk Yerusalem memberinya penghormatan (2 Tawarikh 32:33b).

Kehidupan Doanya

Gerakan pengudusan rumah Tuhan, menjadi prioritas dalam kepemimpinan
Hizkia (2 Tawarikh 29:3,17). Hal itu menunjukkan apresiasi Hizkia
terhadap kehidupan doa yang kudus. Ia sangat menyadari betapa Tuhan
memurkai umat-Nya sendiri, yang tidak hidup di dalam kesucian
(2 Tawarikh 29:6-9).

Pemimpin Kristen harus membangun dua hal ini: kehidupan doa dan
kesucian. Banyak pemimpin tekun berdoa, tetapi hidupnya tidak kudus.
Di sepanjang sejarah telah terbukti ada tiga tantangan utama bagi sang
pemimpin: harta, takhta, dan seks.

Dalam urusan doa dan ibadah, Hizkia sangat radikal. Ia tidak kompromi
dengan penyembahan sesat. Di bawah arahannya, segenap rakyat
meremukkan segala tugu berhala, menghancurkan segala tiang berhala,
dan merobohkan segala bukit pengorbanan dan mezbah di seluruh Yehuda
dan Benyamin, juga di Efraim dan Manasye, sampai musnah semuanya
(2 Tawarikh 31:1a).

Dalam kehidupan doanya, Hizkia menghayati pola pujian dan penyembahan.
Ketika menguduskan rumah Tuhan, Hizkia memerintahkan para petugas
untuk mempersembahkan korban bakaran yang dilanjutkan dengan
puji-pujian syukur (2 Tawarikh 29:27). Mereka menyanyikan puji-pujian
dengan sukaria, lalu berlutut dan sujud menyembah (2 Tawarikh 29:30b).

Dari kuantitas hewan korban yang dipersembahkan, menunjukkan bahwa
Hizkia tidak tanggung-tanggung dalam memberi persembahan kepada Tuhan
(2 Tawarikh 29:32-33). Hizkia sendiri secara pribadi menyumbangkan
seribu ekor lembu jantan dan tujuh ribu kambing domba (2 Tawarikh 30:24).

Hizkia adalah seorang pemimpin yang sangat memerhatikan dan mendukung
penuh para pendoa (imam). Ia memerintahkan rakyatnya untuk menyokong
kaum Lewi yang menjalankan tugas ibadah (2 Tawarikh 31:4). Hizkia pun
berdoa syafaat bagi umatnya, memohon supaya ibadah mereka diperkenan
Tuhan (2 Tawarikh 30:18b-20).

Jika pemimpin Kristen tekun berdoa, menggerakkan jemaat atau seluruh
stafnya untuk berdoa, menyokong penuh gerakan-gerakan doa, pastilah
kepemimpinannya diberkati Tuhan. Dengan model kepemimpinan ala Hizkia
ini, gereja, perusahaan, yayasan, atau lembaga yang Anda pimpin, akan
mengalami transformasi doa yang kuat. Ketika bahaya datang, Tuhan pun
mengirimkan para malaikat untuk menolong kita, sama seperti Tuhan
mengirim para malaikat untuk mengalahkan tentara musuh setelah Hizkia
berseru dalam doanya (2 Tawarikh 32:20-21).

Menghadapi Penyakit dan Kematian

Seorang pemimpin, betapa pun hebat, pandai, kaya, dan jayanya dia,
tetaplah seorang manusia fana yang terdiri atas darah dan daging.
Suatu saat bisa jatuh sakit dan mati. Tidak ada alasan untuk
membanggakan diri dan prestasi. Ketika penyakit dan kematian
menggerogoti tubuh, siapa pun kita akan mencari Tuhan.

Hizkia pun jatuh sakit dan hampir mati (Yesaya 38:1a). Yang
memberatkan hatinya saat itu adalah berita negatif dari Tuhan, yang
disampaikan oleh nabi Yesaya: "Beginilah firman Tuhan, Sampaikanlah
pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan
sembuh lagi." (Yesaya 38:1b) Mungkin kita tidak mendapat pesan negatif
dari Tuhan, tetapi dari dokter. Ahli medis berkata, "Umur Anda tak
lebih dari satu bulan!" Mendengar informasi buruk seperti itu, seorang
pemimpin yang brilian sekalipun pasti akan keder.

Tetapi, Hizkia tidak putus asa. Meskipun stres, Hizkia berdoa juga.
Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan
(Yesaya 38:2). Setelah berdoa, kemudian menangislah Hizkia dengan
sangat (Yesaya 38:3b). Seorang pemimpin Kristen tidak perlu malu untuk
menangis. Kadang kita terlalu gengsi untuk mengakui perasaan hati kita
yang hancur. Menangis itu sendiri adalah doa di hadapan Tuhan. Doa
tidak selalu dengan kata-kata, namun dengan "bahasa air mata".

Doa yang tulus dan muncul dari hati yang hancur diperkenan Tuhan.
Firman-Nya: "Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu."
(Yesaya 38:5a) Tuhan melihat air mata doa anak-anak-Nya. Ia
memerhatikan bagaimana air mata menggenangi tempat tidur kita dan
bagaimana air mata membanjiri ranjang kita (Mazmur 6:7). Air mata doa
kita ditaruh Tuhan dalam kirbat-Nya (Mazmur 56:9)!

Jawaban doa yang Tuhan berikan kepada Hizkia, lebih banyak dari apa
yang dia pikirkan dan doakan (Efesus 3:20). Hizkia sendiri hanya minta
supaya Tuhan mengingat dirinya (Yesaya 38:3). Tetapi Tuhan memberikan
lima berkat: kesembuhan dari penyakit, tambahan umur 15 tahun (Yesaya
38:5b), 
pertolongan Tuhan berupa kelepasan kotanya dari tangan raja
Asyur (Yesaya 38:6), perlindungan Tuhan alas kotanya (Yesaya 38:6),
dan tanda ajaib mundurnya penunjuk matahari sepuluh tapak (Yesaya
38:7-8).

Jika seorang pemimpin terlatih hidup militan di dalam doa, ketika
menghadapi masa yang paling kritis pun ia tetap berdoa. Banyak
pemimpin Kristen tidak bisa lagi berdoa manakala masalah berat melanda
hidupnya. Ia lantas menyerah kalah atau sebaliknya, berjuang dengan
kekuatan sendiri.

Diambil dari:
Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
Judul artikel: Hizkia: Saat Ajal Menjelang
Penulis: Haryadi Baskoro
Penerbit Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008
Halaman: 51 -- 56

Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-icw(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org