Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/43

e-Doa edisi 43 (24-11-2011)

Doa Syafaat 2


______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)

DAFTAR ISI
ARTIKEL DOA: DOA SYAFAAT: SUATU GAYA HIDUP 2

Shalom,

Melanjutkan materi sebelumnya (edisi 42), edisi kali ini masih akan
membahas topik yang sangat menarik tentang doa syafaat. Setelah edisi
yang lalu kita belajar tentang bagaimana menjaga hati dalam berdoa,
kali ini kita akan belajar akan makna doa syafaat itu sendiri. Selamat
membaca.

Redaksi Tamu e-Doa,
Rento Ari Nugroho
< http://doa.sabda.org >

            ARTIKEL DOA: DOA SYAFAAT: SUATU GAYA HIDUP 2

Apa sesungguhnya pelayanan doa syafaat itu?

Membayar Harga

Saya seorang yang suka mempelajari kata-kata. Saya dengan mudah sekali
dapat tenggelam dalam kamus atau konkordansi selama sejam. Yang paling
menarik bagi saya adalah asal usul sebuah kata, dan saya suka
menyelidiki bagaimana mula-mula terjadinya kata-kata yang kita pakai
sehari-hari. Daya tarik yang kuat sekali ini lebih dari sekadar hobi,
karena saya menemukan bahwa mempelajari sejarah sebuah kata, menolong
saya untuk mengerti konsep yang ada di balik istilah tertentu itu.
Oleh karena itu, saya sering mengambil waktu untuk menceritakan
tentang sejarah dari beberapa kata itu, bila menulis tentang doa. Hal
itu menolong saya -- dan saya harap pembaca -- dapat menangkap inti
dari konsep-konsep ini. Sebagai contoh, doa syafaat (intercession
dalam bahasa Inggris), berasal dari dua kata dalam bahasa Latin yaitu
inter yang artinya "di antara", "terlibat", "turut campur"; dan cedere
yang artinya "pergi", "menyerahkan", "bergerak", atau "membayar
harga". Mari kita melihat asal usulnya dengan urutan seperti tersebut
di atas.

Pertama, asal kata tersebut menunjukkan bahwa doa syafaat
(intercession) artinya "menjadi perantara", sama dengan bila kita
berdiri di antara seseorang dan musuhnya dalam pertempuran. Kedua,
istilah ini menggambarkan orang yang "menyerahkan dirinya" untuk
berada di antara mereka yang lemah dan membutuhkan bantuan. Ketiga,
doa syafaat (intercession) adalah "bergerak menuju keterlibatan"
mengenai kebutuhan dan sakit hati orang lain, sama seperti kebaikan
yang ditunjukkan oleh orang Samaria yang baik hati dalam cerita
Alkitab, "ketika ia melihat (orang yang terluka di pinggir jalan), ia
tergerak oleh belas kasihan pada orang tersebut, lalu menghampirinya
dan membalut luka-lukanya ...." (Lukas 10:33-34). Akhirnya, doa
syafaat berarti "membayar harga untuk campur tangan (intervensi)".
Kristus sendiri memberikan contoh yang paling berharga untuk definisi
ini. Ia mati di kayu salib untuk membayar harga campur tangan
(intervensi) bagi dosa-dosa kita. Dalam hal ini, Kristus adalah contoh
yang tertinggi dari semua definisi yang berkenaan dengan tema doa
syafaat. Karena Dia adalah perwujudan dari kesempurnaan, maka Kristus
adalah sungguh "perantara" yang sempurna.

Mungkin untuk mendapatkan pengertian yang seimbang mengenai doa
syafaat, adalah sangat penting untuk mengetahui bahwa doa syafaat
lebih merupakan suatu gaya hidup daripada suatu bentuk doa. Memang
benar bahwa doa syafaat adalah sebuah aspek doa yang istimewa, tetapi
sebenarnya lebih dari itu. Doa syafaat adalah sebuah gaya hidup.
Sebagai contoh, Kristus tidak hanya terlibat dalam pelayanan doa
syafaat ketika ia berdoa untuk orang lain. Gaya hidupnya diwarnai
dengan suatu doa syafaat. Kristus adalah Pemberi yang penuh kasih dan
hadiah terbesar adalah diri-Nya sendiri. Alkitab berkata, Ia
"memberikan hidupnya sebagai tebusan bagi banyak orang" (Markus
10:45). 
Dan sama seperti hadiah terbesar Kristus untuk dunia yang
terhilang adalah diri-Nya sendiri, maka hadiah terbesar kita untuk
dunia yang terhilang adalah doa syafaat kita. Melalui doa syafaat
seperti itu, dunia akan mengenal Kristus.

Dasar Doa Syafaat

Seorang pendoa syafaat adalah seorang pria, wanita, atau anak -- yang
berdoa bagi orang lain. Dengan demikian, maka doa syafaat adalah
kegiatan yang paling membuat kita menjadi sama dengan Kristus. Menjadi
seorang pendoa syafaat adalah menjadi seperti Yesus, karena Yesus
adalah seperti itu. Ia selalu hidup untuk bersyafaat (Ibrani 7:25;
Roma 8:34)! Tetapi di mana sebenarnya kita memulai pencarian kita
untuk menjadi pendoa syafaat seperti Yesus? Empat pengetahuan dasar
yang sederhana akan menolong saat memulainya dengan perjalanan kita.

Pertama, kita harus mengerti "hak istimewa" kita sebagai pendoa pendoa
syafaat. Kristus selalu berada di sebelah kanan Tuhan dan dari
kedudukan ini, Ia berdoa syafaat untuk orang-orang kudus terus-
menerus. Berada di sebelah kanan Tuhan berarti mendapat hak istimewa
yang besar dan merupakan suatu kenikmatan: "...di tangan kanan-Mu ada
nikmat senantiasa" (Mazmur 16:11). Jadi, kalau kita terlibat dalam doa
syafaat, hal itu merupakan suatu hak istimewa dan kenikmatan untuk
bersama-sama Kristus berada di sebelah kanan Tuhan, dalam melakukan
tugas yang mendebarkan hati ini. Apa yang dapat lebih mendebarkan hati
daripada berada di ruang takhta di pusat kegiatan yang mengubah dunia?
Di sana kita dikelilingi oleh malaikat-malaikat, yang terlibat dalam
penyembahan yang tak kenal lelah, pada waktu kita bersama-sama dengan
Yesus menghancurkan pekerjaan Setan! Sesungguhnya pekerjaan seorang
pendoa syafaat adalah suatu hak istimewa pada tingkat yang paling
tinggi. Hal itu membuat kita menjadi rekan sekerja Kristus di dalam
pelayanan-Nya yang tertinggi, untuk mendamaikan semua umat manusia
dengan Bapa.

Kedua, kita harus mengerti "kedudukan" kita sebagai pendoa syafaat.
Yang dimaksud dengan kedudukan di sini, tentu saja bukanlah
berhubungan dengan sikap tubuh sebagai seorang pendoa syafaat --
misalnya, entah itu berlutut, duduk, berdiri, atau berdoa secara
tersungkur -- melainkan kedudukan secara rohani dengan "duduk" bersama
dengan Kristus di "tempat surgawi". Seperti yang Paulus katakan dalam
suratnya kepada orang percaya di Efesus, Tuhan "telah membangkitkan
kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di Surga di
dalam Kristus Yesus" (Efesus 2:6). Beberapa pikiran yang menarik
timbul pada waktu kita mulai mempertimbangkan bagaimana Kristus
membawa kita kepada kedudukan ini. Untuk memulainya, Ia memberikan
tenaga baru kepada kita pada waktu kita "mati". Paulus berkata,
"Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat ... sekalipun kita telah mati
bersama-sama dengan Kristus ..." (Efesus 2:4-5). Alkitab Authorised
Version memakai istilah Ia mempercepat kita. "Mempercepat" atau
"membuat hidup" berarti memberi tenaga baru. Hal itu berarti
memperbarui dan menghidupkan kembali.

Lebih dari hal ini, Kristus mengangkat (meninggikan) pendoa syafaat.
Paulus menjelaskan bahwa kita "dihidupkan bersama-sama". Diangkat
seperti itu penting dalam perjalanan orang percaya, karena hal itu
berbicara bahwa secara rohani kita dipindahkan ke alam kegiatan ilahi
yang lebih tinggi, yaitu gelanggang surgawi yang tidak kelihatan.
Sebagai orang-orang yang berperang demi orang lain, kita bekerja dari
tempat yang tinggi ini, yaitu di alam surgawi, bersama Kristus.
Akhirnya, kita ditempatkan di atas takhta bersama Kristus dalam doa
syafaat. Kita diizinkan untuk "duduk bersama-sama" dengan Kristus di
sebelah takhta Bapa, yang menunjukkan bahwa kita tidak hanya sebagai
pengamat dari peperangan rohani, tetapi kita adalah rekan sekerja yang
terlibat dalam pelaksanaan otoritas ilahi-Nya. Konsep mengenai pendoa
syafaat yang didudukkan di atas takhta, untuk melaksanakan otoritas
ilahi adalah sangat penting sekali. Hal ini memberikan kepada kita
suatu pengertian baru, tentang perintah Kristus untuk berbicara
langsung kepada gunung-gunung dan memerintahkan kepada mereka untuk
beranjak (Markus 11:22-24). Apabila kita didudukkan di atas takhta
sebagai pendoa syafaat, kita tidak hanya minta agar Tuhan melakukan
sesuatu; melainkan sebenarnya kita diperlengkapi dengan kuasa
otoritas-Nya, dan menjadi rekan sekerja-Nya ketika Ia menyatakan
kehendak-Nya.

Para pendoa syafaat yang berani mengetahui bahwa janji-janji Tuhan,
memberdayakan mereka untuk bekerja bagi Dia, untuk memerintahkan
kepada gunung-gunung rohani supaya beranjak. Dan pada tingkat seperti
inilah, kita harus mengerti otoritas dari para pendoa syafaat. Kita
bukanlah pengemis-pengemis yang menyatakan keinginan-keinginan
pribadi, tetapi kita adalah "para komandan dari ruang takhta", yang
menerima perintah dari Komandan Tertinggi kita yaitu Yesus, yang telah
mengizinkan kita untuk memakai otoritas-Nya dalam meruntuhkan
benteng-benteng pertahanan. Pengertian dasar kita yang ketiga: kita
harus mengerti "janji" kita sebagai pendoa syafaat. Kita harus
memunyai keyakinan penuh bahwa tujuan utama kita dalam berdoa akan
menjadi kenyataan. Tujuan itu adalah untuk melihat kerajaan-Nya
berdiri teguh di atas bumi ini, dan hal itu merupakan suatu tujuan
yang berdiri di atas firman Tuhan. Yesaya dengan jelas mengatakan,
"...seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN seperti air laut
yang menutupi dasarnya." (Yesaya 11:9)

Penyataan Yohanes menggambarkan peristiwa penting tentang Kerajaan
Kristus yang datang dalam segala kepenuhannya, sebagai suatu peristiwa
yang ditandai dengan seorang malaikat yang meniup sangkakala.
sedangkan suara-suara nyaring di Surga menyatakan: "Pemerintahan atas
dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan
memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya!" (Wahyu 11:15) Orang
tidak dapat mengabaikan arti bahwa baik malaikat ini maupun enam
malaikat lainnya yang mendahuluinya, tidak diizinkan untuk meniup
sangkakala sebelum "seorang malaikat lain" yang memegang pedupaan emas
(Wahyu 8:3), datang dan berdiri di depan mezbah yang menghadap takhta
Tuhan, dan dengan "banyak kemenyan" (lambang dari penyembahan)
mempersembahkan korban ini "bersama-sama dengan doa semua orang
kudus". Yohanes melanjutkan menggambarkan penglihatannya, dengan
menyatakan bahwa "asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang
kudus naik ke hadapan Allah dari tangan malaikat" (Wahyu 8:4).

Sesudah itu, setelah semua doa orang-orang kudus bersama-sama dengan
puji-pujian umat Tuhan (dilambangkan dengan kemenyan) dipersembahkan
di atas mezbah, maka ketujuh malaikat diizinkan oleh Tuhan untuk mulai
meniup sangkakala mereka. Sangat penting untuk diketahui bahwa semua
kegiatan yang diungkapkan adalah hasil dari doa bercampur dengan
"banyak" penyembahan di hadapan takhta Tuhan (Wahyu 8:1-6). Semua ini
adalah untuk mengingatkan kita bahwa sebagai pendoa syafaat kita,
bekerja berdasarkan janji-janji Tuhan bahwa doa-doa kita dapat membawa
perubahan. Para penyelidik misi mengatakan bahwa kira-kira 17.000
kelompok etnik yang masih harus dijangkau Injil. Para pendoa syafaat
tahu bahwa doa-doa merekalah, yang akhirnya akan mematahkan belenggu
yang mengikat kelompok ini dan orang-orang lain dalam pengenalan
mereka akan kasih Kristus.

Akhirnya, kita harus mengerti akan kuasa kita sebagai pendoa syafaat.
Kristus memanggil para murid-Nya untuk berkumpul dan menyatakan kepada
mereka: "Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk
menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh
sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu." (Lukas 10:19). Di
sini, kita menemukan suatu janji kuasa yang dinamis yang jarang
dilakukan oleh kebanyakan orang percaya. Tuhan berkata bahwa mereka
yang mau terlibat dan mau membayar harga dari campur tangan, akan
memiliki semua kekuasaan yang diperlukan untuk menghadapi kekuatan roh
jahat dalam benteng pertahanannya. Mari kita bersama-sama melihat
lebih dekat ke dalam pelayanan mulia dari peperangan rohani yang penuh
belas kasihan ini.

Diambil dari:
Judul asli buku: Love on Its Kness
Judul buku terjemahan: Kasih yang Bertumpu Pada Lutut
Judul asli artikel: Doa Syafaat: Suatu Gaya Hidup
Penulis: Dick Eastman
Penerjemah: Liana Kosasih
Penerbit: Nafiri Gabriel, Jakarta 2000
Halaman: 19 -- 25

Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org