Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/42

e-Doa edisi 42 (10-11-2011)

Doa Syafaat 1


______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)

DAFTAR ISI
EDITORIAL
ARTIKEL DOA: DOA SYAFAAT: SUATU GAYA HIDUP 1

Shalom,

Mungkin istilah "doa syafaat" tidak lagi asing bagi sebagian besar
dari kita. Bahkan, beberapa gereja memasukkan doa syafaat dalam
kegiatan rutinnya. Namun, sudahkah kita berdoa syafaat setiap hari?
Dalam materi kali ini, kami akan menyajikan beberapa hal yang patut
kita cermati tentang doa syafaat. Semoga melalui artikel ini, pembaca
dapat diberkati dan menjadikan doa syafaat sebagai gaya hidup. Selamat
membaca dan selamat berdoa syafaat!

Redaksi Tamu e-Doa,
Rento Ari Nugroho
< http://doa.sabda.org >

             ARTIKEL DOA: DOA SYAFAAT: SUATU GAYA HIDUP 1

Beberapa tahun yang lalu, pada bulan Mei 1986, saya sedang
mempersiapkan untuk mengikuti pelatihan di Sekolah Doa (School of
Prayer) di Polandia, atas undangan seorang pendeta muda dari
Pittsburgh, Mark Geppert. Enam minggu sebelum keberangkatan saya ke
Eropa Timur, saya bertemu dengan Mark untuk menyelesaikan jadwal
perjalanan kami. "Ada perubahan pada jadwal perjalanan saya," kata
Mark. "Saya akan bertemu dengan kamu di Warsawa seperti yang
direncanakan, tetapi sebelum itu saya akan pergi ke Uni Soviet selama
1 bulan." "Uni Soviet?" saya bertanya terheran-heran. "Apa yang akan
kamu lakukan di sana?" "Saya akan berdoa," jawab Mark. "Tuhan
berbicara kepada saya beberapa hari yang lalu dan mengatakan kepada
saya bahwa saya harus pergi ke Rusia hanya untuk berdoa. Ia mengatakan
kepada saya dengan tepat ke mana saya harus pergi dan apa yang harus
saya doakan. Saya harus berdoa supaya Tuhan mengguncangkan seluruh
Rusia. Saya akan meminta-Nya untuk memakai kejadian-kejadian yang baru
saja terjadi -- apa pun kejadian itu -- untuk mengguncangkan apa yang
bisa diguncangkan, sehingga pintu-pintu akan terbuka bagi Injil dan
orang-orang percaya akan memunyai suatu kebebasan yang baru untuk
menyembah."

Dengan hati yang berdebar bahwa seseorang akan pergi "hanya untuk
berdoa", saya minta kepada Mark dengan sungguh-sungguh supaya
mengirimkan kepada saya, satu salinan dari jadwal perjalanannya supaya
kami dapat mendoakannya sebelum saya menemuinya di Warsawa. Jadwal
perjalanan tiba dan saya tidak begitu memikirkannya secara khusus,
sampai beberapa hari sebelum keberangkatan saya. Tiba-tiba kehadiran
Mark di Uni Soviet yang berdoa kepada Tuhan untuk mengguncang bangsa
itu memunyai arti yang penting sekali. Tidak lama sebelum
keberangkatan saya pada akhir April, cerita yang mengejutkan mengenai
kecelakaan yang terjadi di pabrik nuklir di kota kecil bernama
Chernobyl menjadi berita utama di surat kabar. Menurut surat kabar
Chernobyl, letaknya tidak jauh dari kota Kiev yang ramai. Bukankah
Kiev termasuk dalam jadwal perjalanan Mark? Sesungguhnya, kalau saya
tidak salah, bukankah Kiev adalah tempat terakhir yang Tuhan katakan
kepada dia untuk dikunjungi?

Saya segera mengeluarkan surat yang Mark kirim kepada saya, yang di
dalamnya terdapat daftar tempat-tempat yang Tuhan katakan kepada dia
untuk mengunjunginya. Ternyata ingatan saya tepat. Misi Mark akan
berakhir pada akhir minggu itu di Kiev, dengan menumpang kereta api ke
Polandia, yang justru akan membawa ia melalui daerah yang dilanda
bencana tersebut. Sebelumnya, saya pernah mengadakan perjalanan naik
kereta api dengan Mark di China. Bagi Mark, perjalanan naik kereta api
merupakan suatu pertemuan doa yang panjang di atas rel, yang bergerak
dari satu tempat doa ke tempat yang lain. Setelah meneliti rencana
perjalanan dengan lebih saksama, saya mendapatkan bahwa Mark memunyai
rencana untuk meninggalkan Kiev pada tanggal 25 April 1986 petang, dan
akan melewati dekat Chernobyl pagi-pagi sekali keesokan harinya. Waktu
itu adalah tepat pada saat terjadinya ledakan di pabrik nuklir di
Chernobyl.

Baru di kemudian hari, para analis menyadari bahwa Chernobyl telah
memegang peranan yang penting dalam kejadian glasnost, yang dalam
bahasa Rusia berarti keterbukaan. Dalam keadaan yang normal, berita
mengenai bencana itu akan dirahasiakan di negara Soviet. Tetapi hal
ini tidak mungkin dilakukan dengan Chernobyl. Hanya dalam waktu
beberapa jam saja setelah bencana nuklir tersebut, para ahli melihat
adanya suatu peningkatan radiasi yang tiba-tiba di Swedia. Pelacakan
dari sumbernya sudah dapat dipastikan dengan tepat adalah di Ukraina,
negara Soviet. Jadi dalam hal Chernobyl, glasnost dipaksakan pada
negara Soviet. Merahasiakannya bukanlah merupakan suatu pilihan.
Tiba-tiba saja entah mereka menyukainya atau tidak, mereka terpaksa
untuk terbuka. Saya tidak sabar menunggu untuk bertemu dengan Mark di
Warsawa. Apakah ia mengikuti jadwalnya? Jika demikian, bagaimana Tuhan
minta dia berdoa? Ketika kami baru saja masuk ke hotel kami di
Warsawa, saya sudah mengajukan pertanyaan. Memang Mark melakukan
perjalanan sesuai dengan jadwal tepat seperti yang dipimpin oleh
Tuhan. Hal itu termasuk empat hari berdoa di Kiev, dan berakhir pada
hari Jumat, 25 April 1986. Hari itu merupakan puncak dari misi doa
syafaatnya. Dan sekarang saya lebih ingin tahu lagi dari sebelumnya
untuk mendengar bagaimana Tuhan membimbing Mark untuk berdoa.

"Ya", kata Mark, sambil menyandarkan punggungnya pada kursi di kamar
hotel kami, "Saya pergi ke alun-alun di tengah kota Kiev dan duduk di
bawah patung besar dari Lenin. Setiap lima belas menit, saya mengubah
fokus dari doa syafaat saya untuk orang-orang percaya di Rusia. Saya
mengetahui bila lima belas menit telah berlalu, karena di alun-alun
itu terdapat sebuah jam besar yang berdentang setiap seperempat jam."
Saya bertanya kepada Mark apakah ia merasakan sesuatu yang tidak lazim
selama berdoa. "Hanya pada akhirnya," jawab Mark. "Pada hari terakhir,
yaitu pada hari di mana saya mengadakan kunjungan doa akhir saya ke
alun-alun kota. Sesaat menjelang tengah hari, tiba-tiba saya yakin
Tuhan telah mendengar dan bahkan pada saat itu sesuatu telah terjadi.
Sesuatu yang akan mengguncangkan Uni Soviet. Sesuatu yang Tuhan pakai
untuk membawa lebih banyak kebebasan." Dengan bersemangat Mark
melanjutkan, "Saya mulai mengangkat suara saya dalam pujian, sambil
duduk di sana di bawah patung dari pendiri Partai Komunis di Rusia.
Tetapi pada saat yang sama, saya perlu mendapatkan suatu konfirmasi
bahwa Tuhan mendengar saya. Jadi saya berseru kepada Dia, "Oh Tuhan,
berikanlah sebuah tanda kepada saya, meskipun suatu tanda kecil saja."
Saya menunggu sambil berpikir apa yang akan terjadi berikutnya.

Mark tertawa ketika ia meneruskan, "Dick, tahukah kamu, jam itu tidak
berdentang. Setiap jam, setiap hari selama empat hari saya berdoa, jam
itu berdentang setiap jamnya. Jadi saya menunggu ia berdentang dua
belas kali tetapi ia tidak berbunyi. Sepertinya Tuhan ingin mengatakan
bahwa pola lama itu sudah berlalu. Keesokan harinya saya mendengar
tentang Chernobyl." Beberapa minggu kemudian setelah saya membaca
banyak berita mengenai kejadian di Chernobyl, saya menemukan suatu
berita yang luar biasa, yang menceritakan secara rinci mengenai
kejadian-kejadian sekitar bencana itu. Para ahli menunjukkan bahwa
kesalahan besar pertama terjadi dua belas jam sebelum terjadinya
peleburan yang sesungguhnya. Kemungkinan hal ini terjadi dalam
saat-saat di mana Mark menaikkan puji-pujian, ketika ia tahu di dalam
rohnya, bahwa sedang terjadi hal-hal yang Tuhan akan ubah menjadi
suatu berkat. Di kemudian hari, saya mendengar seorang penyiar
televisi membicarakan mengenai dampak yang berkepanjangan sebagai
akibat dari bencana Chernobyl. Ia berkata, "Chernobyl dalam bahasa
Rusia artinya ulat kayu."

Bukankah menarik sekali jika 10 tahun lagi kita akan menemukan, bahwa
sistem Soviet yang sewenang-wenang telah hilang dari peredaran, dan
digantikan dengan suatu sistem masyarakat yang lebih terbuka dan
perubahan ini adalah hasil dari suatu kesalahan kecil dalam suatu
pabrik nuklir, di sebuah kota kecil masyarakat Ukraina yang bernama
Chernobyl?" Sepertinya glasnost telah mengambil alih lebih cepat
daripada yang diperkirakan orang, membuka pintu-pintu di mana
sebelumnya Injil dilarang. Hanya dua tahun setelah Chernobyl,
peraturan-peraturan baru sedang disiapkan, yang mengakibatkan sejumlah
besar pejabat Soviet mengundurkan diri dari kekuasaan. Tidak lain
Wakil Menteri Kehakiman Soviet Mikhail P. Vyshinsky berkata, "Sebuah
revolusi telah terjadi di sini. Tidak semua orang menyadari ini,
tetapi itulah yang terjadi -- sebuah revolusi."

Pada Konferensi Umum dari semua pemimpin partai yang bersejarah itu,
yang pertama kali terjadi dalam kurun waktu 47 tahun, pemimpin Soviet,
Mikhail Gorbachev, membuat serangkaian pernyataan mengenai
perubahan-perubahan yang akan datang. Di antaranya adalah suatu
seruan untuk toleransi baru terhadap berbagai agama di Uni Soviet --
meskipun, paham Komunis itu pada dasarnya atheis, dan bila berurusan
dengan perubahan-perubahan yang berarti, maka hal ini harus menjadi
bahan pertimbangan. Pendoa-pendoa syafaat seperti Mark tidak heran
bila jawaban doa itu datang. Sesungguhnya, saya yakin bahwa bila kita
berdiri di hadapan Tuhan dengan membawa catatan keberhasilan dan
kegagalan rohani, kita akan belajar bahwa doa syafaat lebih banyak
membawa perubahan-perubahan yang positif, daripada kegiatan rohani
lain yang mana pun di dunia kita ini. Dengan singkat, pendoa syafaat
memegang kunci untuk melepaskan hal-hal yang paling baik dari Tuhan
bagi dunia ini.

Ini adalah prinsip-prinsip yang merupakan hasil dari beribu-ribu jam,
yang diluangkan untuk berdoa selama bertahun-tahun, dalam sebuah kapel
kecil yang dibangun oleh istri saya, Dee, dan saya sendiri di halaman
belakang rumah kami. Tempat ini merupakan sebuah gubuk kecil tempat
menyimpan perkakas, yang kami ubah menjadi suatu tempat yang unik
untuk berdoa, lengkap dengan dinding dilapis kayu dan permadani yang
sangat tebal. Di dinding tergantung peta dan benda-benda lain, yang
menolong mengingatkan kami untuk berdoa bagi dunia yang terhilang. Di
sana kami berdoa setiap hari (artinya setiap hari bila kami berada di
rumah) untuk kedua putri kami, Dena dan Ginger; untuk pekerjaan,
gereja, dan bangsa kami; untuk bangsa-bangsa lain; untuk keadaan
ekonomi kami; untuk pribadi-pribadi yang membutuhkan; untuk
hamba-hamba Tuhan yang membutuhkan. Dan daftar itu berlanjut terus.

Kita Adalah Hasil Doa Syafaat

Saya adalah hasil doa syafaat, demikian pula kita semua yang mengenal
Kristus sebagai Juru Selamat pribadi. Pertama-tama, kita adalah
pengikut Yesus yang sudah lahir baru karena Pendoa Syafaat kekal kita,
Kristus sendiri, telah mengorbankan hidup-Nya di atas kayu salib
sebagai "perantara" -- atau pendoa syafaat -- hampir dua puluh abad
yang lalu. Kita adalah orang percaya yang lahir baru karena pendoa-
pendoa syafaat yang lain, bahkan beberapa orang mungkin tidak mengenal
kita, dan telah menjamah hidup kita selang suatu waktu tertentu, serta
mematahkan kuasa kegelapan roh jahat yang ada di sekeliling kita, yang
kemungkinan menahan kita untuk mengenal Kristus secara utuh. Pendoa
syafaat yang utama dalam hidup saya adalah ibu saya. Ketika saya masih
sebagai seorang remaja yang memberontak, yang dalam usia empat belas
tahun terlibat dalam pencurian dan perampokan, ibu saya melawan kuasa
kegelapan yang memperbudak saya, dan berdoa supaya terang Yesus
Kristus menerangi hati saya.

Saya ingat suatu hari tertentu saat doa-doa ibu saya sepertinya
menangkap saya. Mike yang merupakan teman saya dalam melakukan
kejahatan, sedang menelepon dan mengajak saya berenang di kolam renang
besar di mana kami tinggal. Kami telah membuat sebuah rencana, Mike
dan saya, dan yang akan menjadi sasaran kami adalah daerah yang luas
di mana para perenang menaruh handuk, tas pantai, bahkan dompet
mereka. Pada waktu para perenang masuk ke dalam air, kami akan
berjalan dengan santai, kemudian memilih handuk dan dompet yang
digeletakkan begitu saja dan meletakkan selimut kami di atasnya.
Setelah bermain lempar-lemparan bola untuk beberapa menit, kami akan
mengambil selimut kami -- dengan dompet yang sekarang berada di bawah
selimut -- dan dengan wajah yang tak bersalah pergi meninggalkan
tempat itu. Namun pada hari Minggu itu, ketika Mike menelpon saya,
sesuatu terjadi pada diri saya. Bukan saja saya mengatakan tidak
kepadanya, saya berkata kepadanya saya tidak akan melakukan hal yang
seperti itu lagi. Saya tidak bisa menjelaskan mengapa. Saya hanya bisa
mengatakan kepada dia bahwa hidup saya telah berubah.

Mike memutuskan untuk pergi sendiri hari itu; dan tanpa
sepengetahuannya, seseorang yang sedang duduk di atas bukit dekat
kolam renang, memerhatikan apa yang sedang dilakukannya dan memberi
tahu kepada polisi. Mike ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.
Karena hari itu hari Minggu, saya pergi ke gereja malam harinya. Tuhan
mulai menjawab doa-doa ibu saya. Sesungguhnya, saya yakin bahwa ketika
kita berdiri di hadapan Tuhan dalam persiapan untuk pemerintahan kekal
kita bersama Kristus, kita akan menemukan bahwa setiap jiwa yang
pernah dibawa kepada pengenalan akan Kristus sedikit banyak ada
hubungannya dengan doa syafaat. Keselamatan kita bukan hanya ada
hubungannya dengan kuasa doa syafaat, tetapi semua yang Tuhan lakukan
di dalam dan melalui Orang secara terus menerus, dipengaruhi oleh
kuasa doa syafaat tersebut. Sesungguhnya, pada waktu kita
mengembangkan pelayanan doa syafaat, Tuhan ingin melahirkan melalui
kita hal-hal yang lebih besar dari apa yang kita lihat selama ini.

Diambil dari:
Judul asli buku: Love on Its Kness
Judul buku: Kasih yang Bertumpu pada Lutut
Judul asli artikel: Doa Syafaat: Suatu Gaya Hidup
Penulis: Dick Eastman
Penerjemah: Liana Kosasih
Penerbit: Nafiri Gabriel, Jakarta 2000
Halaman: 13 -- 19

Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org