Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/41

e-Doa edisi 41 (27-10-2011)

Renungan dan Tokoh


______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)

DAFTAR ISI
RENUNGAN DOA: DOA DALAM KESEJAHTERAAN
TOKOH DOA: YOSAFAT: MEMINTA KEMENANGAN
STOP PRESS: IKUTI KELAS DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK)
            JANUARI/FEBRUARI 2012 -- PESTA

Shalom,

Berdoa kala keadaan sulit dan menekan merupakan sesuatu yang lebih
mudah dilakukan, daripada ketika semua keadaan baik-baik saja. Ketika
keadaan mendesak, berdoa merupakan salah satu langkah yang terbaik.
Namun, akankah kita semua terus berdoa dengan tekun ketika semuanya
beres? Keadaan seperti inilah yang rupanya menjadi masalah yang cukup
pelik dalam kehidupan doa orang Kristen. Dalam edisi kali ini kami
menyajikan tentang doa dalam kesejahteraan. Selain itu, pembaca juga
akan disuguhi tentang kisah raja Yosafat; bagaimana kehidupannya yang
selalu bersandar kepada Tuhan. Selamat membaca dan selamat berdoa.

Redaksi Tamu e-Doa,
Rento Ari Nugroho
< http://doa.sabda.org >

                RENUNGAN DOA: DOA DALAM KESEJAHTERAAN

"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu
akan menerimanya." (Matius 21:22)

Sekalipun doa Anda selama ini jarang dan tidak teratur, namun berkat
Allah tetap besar dan melimpah. Anda telah berdoa dengan tekun pada
saat-saat yang sulit, tetapi setelah Allah menolong, di manakah doa
Anda yang tekun itu? Pada saat menghadapi masalah, Anda menghampiri
takhta-Nya dengan segenap kekuatan. Lalu saat Anda mengalami
kesejahteraan, Anda tidak bisa seketika berhenti menaikkan permohonan.
Tetapi doa Anda pada masa ini kurang sungguh-sungguh dibandingkan doa
yang diperas keluar dari jiwa Anda oleh tangan kasar penderitaan.
Namun demikian, meskipun Anda sudah tidak berdoa seperti sebelumnya,
Allah tidak pernah berhenti mencurahkan berkat.

Saya kagum dengan Tuhan yang menghargai permintaan yang terus-menerus,
sekalipun permintaan itu tidak sungguh-sungguh dan timbul tenggelam
sesuai keadaan. Oh, sungguh Dia adalah Allah yang baik. Dia mendengar
doa orang-orang yang datang kepada-Nya hanya karena kebutuhan, yang
sering mengabaikan Dia setelah menerima berkat-Nya. Juga orang-orang
yang mendekat kepada-Nya pada saat-saat terpaksa, dan selalu lupa
untuk datang kepada-Nya ketika berkelimpahan berkat dan mengalami
sedikit penderitaan. Perhatikanlah doa-doa Anda sekali lagi dari sisi
yang berbeda. Betapa seringnya kita berdoa demikian! Anda dan saya
menghampiri takhta anugerah dan meminta Allah memberkati kita. Tetapi,
kita tidak sepenuhnya percaya bahwa Dia akan benar-benar mengabulkan
doa kita.

Dia berkata, "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21:22) Oh, rasanya saya
ingin memukul diri sendiri karena terlalu sering meragukan Allah di
dalam doa-doa saya!

Diambil dari:
Judul asli buku: Quiet Times With Charles Spurgeon
Judul buku terjemahan: Waktu Teduh Bersama Charles Spurgeon
Judul artikel: Doa dalam Kesejahteraan
Penulis: Charles Spurgeon
Penerjemah: Haniel Eko N
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2004
Halaman: 66

             TOKOH DOA: YOSAFAT: MEMINTA KEMENANGAN

Yosafat adalah anak dan pengganti raja Asa. Karena takut akan Tuhan,
maka Tuhan mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya (2
Tawarikh 17:5a). Yosafat tumbuh menjadi seorang pemimpin bangsa yang
kaya dan sangat terhormat (2 Tawarikh 17:5b, 18:1).

Di bawah kepemimpinannya, Yehuda menjadi kerajaan yang sangat kuat,
yang luar biasa kokohnya (2 Tawarikh 17:12a). Alkitab mencatat bahwa
ketakutan yang dari Tuhan menimpa semua kerajaan di negeri-negeri
sekeliling Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan
Yosafat (2 Tawarikh 17:10). Orang-orang Filistin dan Arab
mempersembahkan upeti kepada Yosafat sebagai tanda hormat (2 Tawarikh
17:11).

Begitu naik takhta, Yosafat langsung melakukan langkah strategis untuk
memperkuat Israel secara militer. Ia menempatkan tentara di semua kota
di Yehuda dan pasukan-pasukan pendudukan di tanah Yehuda serta di
kota-kota Efraim yang direbut oleh Asa, ayahnya (2 Tawarikh 17:2).
Yosafat juga memperkuat angkatan bersenjatanya.

Dalam rangka pembangunan mental-spiritual bangsa, pada tahun ketiga
pemerintahannya, Yosafat mengutus para pembesar bersama tim untuk
mengajar Taurat ke seluruh pelosok negeri (2 Tawarikh 17:7-9). Yosafat
sendiri berkunjung ke banyak daerah untuk menyerukan pertobatan
rakyatnya (2 Tawarikh 19:4).

Yosafat berhasil melakukan penataan ulang sistem pengadilan di Israel,
dengan mengangkat hakim-hakim yang berkualitas (2 Tawarikh 19:5).
Pemerintahan Yosafat sangat bersih dan berwibawa. Yosafat adalah
seorang pemimpin yang sangat menekankan profesionalisme yang jujur dan
transparan, bebas dari kolusi dan korupsi (2 Tawarikh 19:7).

Kehidupan Doanya

Dalam hal doa dan ibadah, Yosafat tidak pernah kompromi. Yosafat
menjaga kemurnian ibadahnya di hadapan Allah Daud, bapa leluhurnya,
dan tidak mencari Baal-baal (2 Tawarikh 17:3). Ia mencari Allah dengan
tekun (2 Tawarikh 19:3). Yosafat bahkan dengan tegas menghapuskan
penyembahan berhala yang masih tersisa. Ia menjauhkan dari Yehuda
segala bukit pengorbanan dan tiang berhala (2 Tawarikh 17:6b). Dan
sisa pelacuran bukti yang masih tinggal dalam zaman Asa, ayahnya,
dihapuskannya dari negeri itu (1 Raja-Raja 22:47).

Seorang gembala harus berani bersikap tegas dalam hal kemurnian
ibadahnya. Sebagai pemimpin umat, ia juga harus berani menegur
jemaatnya yang masih senang pergi ke dukun, menyembah berhala,
bertanya kepada arwah, dan memakai azimat. Banyak pemimpin Kristen
takut berbicara tegas dalam perkara ini.

Kepemimpinan dalam dunia bisnis tak lepas dari godaan untuk berpaling
kepada berhala dan kepercayaan yang sesat. Dalam membangun gedung
untuk kantor atau toko misalnya, kadang kita tergoda untuk memikirkan
sisi peruntungannya secara astrologis. Pemimpin Kristen harus tegas,
jangan bercabang hati.

Dalam kehidupan doanya, Yosafat adalah seorang pemimpin yang selalu
berkonsultasi dengan Tuhan. Ketika diajak oleh Ahab untuk maju bersama
dalam perang, Yosafat berkata kepada raja Israel itu: "Baiklah
tanyakan dahulu firman Tuhan" (2 Tawarikh 18:4). Setelah itu, Ahab
mengumpulkan para nabi dan Yosafat meminta masukan profetik dari
mereka (2 Tawarikh 18:5). Terlihat bahwa Yosafat adalah pendoa yang
kritis, ia tidak asal menerima kata-kata nubuat yang ada, tetapi
mencari peneguhan dari nabi-nabi lain (2 Tawarikh 18:6).

Pemimpin Kristen yang baik tidak akan mengambil keputusan dengan
tergesa-gesa. Ia akan berdoa untuk menanyakan kehendak Tuhan, baik
berdoa sendiri maupun bersama tim doa yang lebih berpengalaman dalam
mendengar suara Tuhan. Dalam mempertimbangkan petunjuk profetik,
jangan asal terima, ujilah dahulu dan carilah peneguhan yang lebih
banyak. Di satu sisi, janganlah memadamkan roh dan meremehkan
nubuatan-nubuatan, tetapi di sisi lain kita harus selalu menguji
setiap pewahyuan yang muncul supaya tidak menjadi sesat (1 Tesalonika
5:19-21).

Kecuali itu, pemimpin Kristen harus terbuka untuk menerima teguran
yang bersifat profetik. Ketika pelihat Yehu bin Hanani menegur,
Yosafat menerimanya sebagai masukan yang berharga (2 Tawarikh 19:1-3).

Doa Menghadapi Musuh

Di puncak kejayaan Yehuda, bani Moab dan bani Amon datang berperang
melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim (2 Tawarikh 20:1).
Bagaimana reaksi sang raja? Alkitab mencatat: Yosafat menjadi takut,
lalu mengambil keputusan untuk mencari Tuhan (2 Tawarikh 20:3).
Yosafat dan seluruh orang Yehuda berdoa puasa.

Ketika berada di puncak keberhasilan, entah itu dalam pelayanan atau
bisnis, kita harus tetap waspada sebab bahaya tetap saja mengintai.
Sering kali euforia kesuksesan membuat para pemimpin lupa daratan,
sehingga mengabaikan kehidupan doanya. Ketika kemudian bahaya datang,
kita menjadi bingung dan takut.

Ketakutan itu sendiri wajar dan manusiawi. Meskipun kerajaan kita
kuat, organisasi kita solid, keuangan kita aman, ketakutan masih bisa
mencekam kehidupan seorang pemimpin. Yosafat pun takut, padahal
angkatan bersenjatanya sangat kuat. Tetapi, pemimpin Kristen yang baik
tidak larut dalam ketakutan. Ia akan berdoa!

Menghadapi bahaya musuh, Yosafat menggerakkan sebuah konser doa
nasional. Orang-orang berdatangan dari semua kota di Yehuda, berkumpul
dan berdoa bersama (2 Tawarikh 20:4). Yosafat tahu akan kuasa doa
persepakatan yang kelak di kemudian hari diajarkan oleh Tuhan Yesus:
"Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga,
permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga."
(Matius 18:19) Yosafat pun bangkit memimpin doa bersama tersebut (2
Tawarikh 20:5-13).

Pemimpin Kristen tidak akan bekerja secara "one man show". Ia akan
bekerja secara tim, bahkan di dalam doa kepada Tuhan. Ketika bahaya
mengancam gereja misalnya, sang pendeta hendaknya memobilisasi seluruh
jemaat untuk berdoa bersama. Namun, ia sendiri harus berani berdiri
menjadi imam yang penuh iman.

Di tengah konser doa nasional itu, Yahaziel bin Zakharia bin Benaya
bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dipenuhi Roh Kudus dan
bernubuat. Pesan profetiknya berisi tentang: penguatan iman (2
Tawarikh 20:15), marifat atau petunjuk roh tentang musuh (2 Tawarikh
20:16b),
dan strategi peperangan yang harus dilakukan (2 Tawarikh
20:16-17). 
Berdasar petunjuk-petunjuk profetik itu, Yosafat berunding
dan mengatur strategi perang dengan menempatkan para pemuji di depan
pasukan (2 Tawarikh 20:21).

Dalam doa bersama, Tuhan akan berbicara. Seorang pemimpin tidak perlu
merasa tersingkir ketika Tuhan berbicara melalui tokoh lain. Pemimpin
Kristen yang baik akan mempertimbangkan semua petunjuk Roh Kudus
sebagai masukan guna menentukan strategi dan langkah-langkah praktis.

Diambil dari:
Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
Judul artikel: Yosafat: Meminta Kemenangan
Penulis: Haryadi Baskoro
Penerbit: Yayasan ANDI Yogyakarta, 2004
Halaman: 45 -- 50

          STOP PRESS: IKUTI KELAS DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK)
                   JANUARI/FEBRUARI 2012 -- PESTA

Yayasan Lembaga SABDA melalui Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam
(PESTA) < http://www.pesta.org >, kembali membuka kelas Dasar-Dasar
Iman Kristen (DIK) untuk periode Januari/Februari 2012. Bagi Anda yang
ingin mempelajari pokok-pokok penting dasar iman Kristen, seperti
Penciptaan, Manusia, Dosa, Keselamatan, dan Hidup Baru dalam Kristus,
segeralah bergabung dalam kelas DIK ini. Saat ini, Anda sudah dapat
mendaftarkan diri untuk menjadi peserta baru dalam kelas DIK
Januari/Februari 2012. Batas pengumpulan tugas tertulis sebagai
persyaratan untuk dapat mengikuti kelas diskusi adalah tanggal 19
Desember 2011.

Segera daftarkan diri Anda ke < kusuma(at)in-christ.net >. Bagi Anda
yang ingin membaca dan mempelajari pelajaran-pelajaran DIK, silakan
berkunjung ke: < http://pesta.sabda.org/dik_sil >.

Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org