Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/37 |
|
e-Doa edisi 37 (25-8-2011)
|
|
______________________________e-Doa___________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) DAFTAR ISI RENUNGAN DOA: JAWABAN DOA YANG BENAR TOKOH DOA: ELIA: PEMIMPIN GARIS DEPAN STOP PRESS: PUBLIKASI BIO-KRISTI: MENELUSURI BIOGRAFI TOKOH-TOKOH KRISTIANI Shalom, Mungkin banyak dari kita yang sering berdoa, tapi kita tidak merasakan perubahan apa-apa. Kita sering meminta banyak hal kepada Tuhan melalui doa, tapi jawabannya tak kunjung datang. Mengapa, mengapa, dan mengapa? Mungkin itu yang memenuhi benak ketika kita masih menunggu jawaban doa. Edisi kali ini akan membahas mengenai jawaban doa. Kita akan melihat contoh-contoh jawaban doa yang diperoleh Elia, seorang tokoh dalam Alkitab yang memunyai peran sangat besar. Kita bisa belajar mengapa Elia bisa melakukan banyak hal yang menakjubkan bersama dengan Tuhan. Selamat membaca! Redaksi Tamu e-Doa, Rento Ari Nugroho < http://doa.sabda.org > RENUNGAN DOA: JAWABAN DOA YANG BENAR "Akulah TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir; bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh." (Mazmur 81:11) Orang Kristen seharusnya meningkatkan porsi doa dan memperbanyak permohonannya. Jangan sampai mereka kehilangan berkat karena lalai memintanya. Saudara-saudara yang terkasih, kita boleh meminta hal-hal yang besar karena kita meminta kepada Allah yang besar, yang kekayaan-Nya tak terbatas dan yang memiliki segala kuasa. Seluruh berkat ada di dalam perbendaharaan-Nya. Kalaupun kita ingin meminta seluruh dunia kepada-Nya, maka bagi-Nya itu sekadar memberi remah-remah. Ketika seorang janda miskin memberikan hartanya yang sedikit, ia telah memberikan semua miliknya. Karena mengetahui kemiskinannya, orang-orang akan meminta sedikit darinya, bahkan mungkin tak mengharapkan sama sekali. Tetapi ketika Anda meminta sesuatu kepada seorang raja, Anda tentu tidak ingin hanya mendapat sedikit saja darinya. Wanita miskin yang berkata, "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya" (Matius 15:27), ternyata jauh lebih beriman daripada sebagian besar dari kita. Ia sangat menghargai berkat-berkat tak terkira yang ia cari. Ia menganggap berkat-berkat besar itu tidak lebih dari sekadar remah-remah, karena semua itu datang dari Allah. Berkat-berkat terbaik yang masih dapat kita terima melalui Yesus Kristus, yang jumlahnya tak terkira dan harganya tak terhitung, masih kalah berharga dibanding pemberian yang terindah, yaitu Putra-Nya yang telah diberikan bagi kita. Bukalah mulut Anda lebar-lebar, karena persediaan kasih-Nya tak terbatas, dan kekayaan anugerah dari Allah yang besar begitu melimpah. Diambil dari: Judul asli buku: Quiet Times With Charles Spurgeon Judul buku terjemahan: Waktu Teduh Bersama Charles Spurgeon Judul asli artikel: Kebesaran Keagungan Tuhan Penulis: Charles Spurgeon Penerjemah: Haniel Eko N Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2004 Halaman: 64 TOKOH DOA: ELIA: PEMIMPIN GARIS DEPAN Nama Elia disebut dalam sepuluh buku di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kepemimpinan Elia dianggap sebanding dengan Musa. Dalam pikiran Hagada Yahudi, Elia dipandang sebagai teman imbangan Musa. Ketika Yesus dimuliakan di gunung, Elia hadir bersama dengan Musa (Markus 9:4). Kuasa kepemimpinan profetik Elia hadir kembali dalam pelayanan Yohanes Pembaptis yang membuka jalan bagi pelayanan Yesus di muka bumi. Yesus sendiri menyetarakan Yohanes Pembaptis dengan Elia: "Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka." (Matius 17:12) Pada masa pelayanan Elia, Ahab bin Omri naik takhta dan memerintah Israel serta Samaria selama 22 tahun (1 Raja-Raja 16:29). Sayangnya, ia menyembah Baal dan Asyera sehingga membuat Tuhan sakit hati (1 Raja-Raja 16:32-33). Namun, pada waktu itu masih ada orang Israel yang takut akan Tuhan, namanya Obaja (1 Raja-Raja 18:3), dan masih ada ratusan nabi yang melayani Tuhan dengan iman yang benar (1 Raja-Raja 18:4). Di antara orang-orang Israel yang masih menyembah YHWH, Elia adalah seorang pemimpin rohani yang berani tampil. Elia bangkit menentang penyembahan berhala. Ia berani menempelak raja dengan otoritas rohani yang besar. Jika Musa memberi teguran dengan mendatangkan sepuluh tulah atas Firaun, Elia menegur kesalahan raja Ahab dengan penyataan murka Tuhan berupa musim kering (1 Raja-Raja 17:1). Ketika Ahab mencurangi Nabot, tegoran Elia membuatnya bertobat (1 Raja-Raja 21). Elia adalah pemimpin garis depan yang berani berkonfrontasi langsung dengan lawan-lawannya. Ia tidak gentar menghadapi 450 nabi Baal yang mengandalkan kuasa kegelapan. Elia bahkan mendemonstrasikan kuasa Allah di depan rakyat dengan doanya yang menurunkan api dari langit (1 Raja-Raja 18:36-39). Elia adalah seorang pemimpin yang berhasil meneruskan tongkat estafet pelayanan kepada penerusnya. Setelah bergumul lama, Tuhan berfirman kepada Elia: "Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau" (1 Raja-Raja 19:16). Sama seperti Musa digantikan oleh Yosua, kepemimpinan Elia dilanjutkan Elisa. Berkat bimbingan Elia, Elisa mendapat dua kali urapan pendahulunya itu (2 Raja-Raja 2:9-10). Kehidupan Doanya Yakobus menulis: "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan." (Yakobus 5:17) Kata "sungguh-sungguh" menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang serius berdoa. Demikian pula jika para pemimpin rindu mengalami terobosan dan mukjizat, ia harus berdoa dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan doa Elia berkaitan erat dengan keseriusan pelayanannya sebagai hamba Tuhan, seperti terlihat dalam ucapannya: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan." (1 Raja-Raja 17:1) Banyak pemimpin gagal mencapai kehidupan doa yang berkuasa karena hidupnya tidak sungguh diabdikan untuk melayani Tuhan. Doa Elia keluar dari lubuk hatinya yang penuh belas kasihan. Ketika anak janda Sarfat yang sudah menolongnya itu meninggal, Elia berseru kepada Tuhan: "Ya Tuhan, Allahku! Apakah Engkau menimpakan kemalangan ini atas janda ini juga, yang menerima aku sebagai penumpang, dengan membunuh anaknya?" (1 Raja-Raja 17:20) Berkat doa itu, Tuhan membangkitkan anak tersebut dan hidup kembali dengan sehat. Belas kasihan yang sejati akan mendorong para pemimpin untuk berdoa, paling tidak bersyafaat bagi orang-orang lain yang menderita. Sama seperti Elia yang ditolong oleh janda Sarfat itu, Tuhan pun akan menolong para pemimpin Kristen di tengah masa krisis. Tetapi persoalannya, pedulikah kita dengan penderitaan yang dialami masyarakat di sekitar kita? Pernahkah kita berdoa bagi mereka? Elia menghayati prinsip iman di dalam doanya. Perkataan Elia penuh kuasa. Menghadapi para utusan Ahazia, Elia berkata: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu." (2 Raja-Raja 1:10) Setelah perkataan itu terlontar, api pun turun dari langit bahkan sampai dua kali. Mengucapkan perkataan iman merupakan salah satu prosedur doa yang diajarkan Yesus (Markus 11:23-24). Ketika mengalami depresi dan ketakutan karena intimidasi Izebel, Elia memang sempat melarikan diri dan putus asa (1 Raja-Raja 19:1-4). Tetapi, malaikat menjumpainya dan memberinya kekuatan (1 Raja-Raja 19:5-7). Kemudian, Elia berjalan menuju gunung Horeb yang disebut sebagai gunung Allah (1 Raja-Raja 19:8). Di sana ia bertemu "muka dengan muka" dengan Tuhan, mendapat visi, firman, penghiburan, dan tugas yang baru (1 Raja-Raja 19:9-18). Ada kalanya seorang pemimpin menghadapi ancaman yang membuatnya sedemikian depresi. Pada saat itulah kita perlu lari kepada Tuhan, menjadikan Dia sebagai tempat pengungsian (Mazmur 43:2). Psikiater, konsultan psikologis, dunia hiburan, dan rekreasi kadang diperlukan. Tetapi, hanya Tuhan saja yang dapat memulihkan keadaan kita dan lawatan-Nya saja yang sanggup membangkitkan kita kembali. Api Turun dari Langit Peristiwa di gunung Karmel merupakan demonstrasi kuasa doa yang luar biasa. Pada waktu itu Elia ingin membuktikan kepada segenap umat Israel siapa Tuhan sebenarnya, Allah Israel atau Baal dan Asyera. Untuk itu ia menantang nabi-nabi Baal berdoa memanggil allah mereka supaya menjawab dengan api (1 Raja-Raja 18:23-24). Baik nabi-nabi Baal maupun Elia, sama-sama berdoa kepada Tuhan masing-masing. Dengan demikian, sebenarnya terjadi konfrontasi atau doa peperangan tingkat okultisme, sebab nabi-nabi itu meminta bantuan kuasa kegelapan. Dalam hal ini, Elia berperang sebagai "single fighter", satu lawan 450 orang (1 Raja-Raja 18:22). Pemimpin Kristen garis depan harus berani berkonfrontasi dengan kehidupan duniawi dan para pendosanya, bukan hanya secara pemikiran, sikap, dan perilaku, tetapi juga secara spiritual. Terkadang kita terpaksa berperang sendirian, karena para pemimpin lain takut, sama seperti Daud maju sendirian melawan Goliat. Elia-Elia masa kini perlu benar-benar mengandalkan kuasa Tuhan. Banyak pemimpin Kristen mencoba tampil berani dengan kekuatannya sendiri. Tindakan seperti itu merupakan kebodohan, tindakan bunuh diri yang konyol. Jangan pernah meremehkan iblis dan bermain api dengannya. Anak-anak imam Skewa mencoba mengusir setan dan malah dipermalukan karena tidak memunyai kuasa (Kisah Para Rasul 19:13-16). Para pemimpin Kristen harus benar-benar penuh Roh Kudus dan diurapi. Dalam pertandingan doa dengan nabi-nabi Baal, Elia mengejek mereka (1 Raja-Raja 18:27). Hal itu menunjukkan kuatnya mentalitas iman Elia. Kemudian, ketika saat Tuhan (God`s time) tiba, pada waktu mempersembahkan korban petang, Elia tampil dan berdoa. Lalu turunlah api Tuhan menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya (1 Raja-Raja 18:38). Motivasi doa haruslah untuk kemuliaan nama Tuhan. Elia memohon api bukan supaya orang memujanya, tetapi supaya bangsa Israel bertobat (1 Raja-Raja 18:37). Seorang pemimpin tidak boleh mencuri kemuliaan Tuhan ketika doanya dijawab secara ajaib. Diambil dari: Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin Judul artikel: Elia: Pemimpin Garis Depan Penulis: Haryadi Baskoro Penerbit: Yayasan ANDI Yogyakarta, 2004 Halaman: 39 -- 44 STOP PRESS: PUBLIKASI BIO-KRISTI: MENELUSURI BIOGRAFI TOKOH-TOKOH KRISTIANI Anda ingin mengetahui riwayat hidup para tokoh Kristen di dunia, serta karya-karya yang telah mereka hasilkan? Temukan jawabannya dengan berlangganan publikasi Bio-Kristi. Publikasi ini menyajikan artikel seputar biografi Kristiani dan beberapa informasi lainnya yang berguna untuk menambah wawasan Anda. Segera daftarkan diri Anda dengan mengirim email kosong ke < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > atau < biokristi(at)sabda.org >. Gratis! Kunjungi situs Bio-Kristi di < http://biokristi.sabda.org/ > Bergabunglah juga bersama komunitas Bio-Kristi di < http://fb.sabda.org/biokristi >, < http://www.in-christ.net/forum >, dan < http://twitter.com/sabdabiokristi > Kontak: < doa(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/doa > Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |