Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/35 |
|
e-Doa edisi 35 (28-7-2011)
|
|
______________________________e-Doa___________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) DAFTAR ISI EDITORIAL RENUNGAN DOA: HAKIKAT IMAN KESAKSIAN DOA: SUDAN -- PETRUS STOP PRESS: DAPATKAN POKOK DOA SELAMA BULAN PUASA: "MENGASIHI BANGSA DALAM DOA"! Shalom, Beberapa waktu yang lalu kita mendengar ada gereja-gereja Tuhan di Indonesia yang ditutup, diintimidasi, bahkan mau diserang. Iman kekristenan di tengah bangsa ini sedang diuji. Sehubungan dengan hal itu, dalam edisi ini kami menyajikan bahan-bahan yang sesuai. Pada bagian renungan, kami menyajikan renungan tentang hakikat iman. Dalam renungan ini kita akan belajar mengenai hakikat iman dalam kehidupan orang Kristen. Dalam bagian kesaksian doa, kita akan melihat perjuangan seorang muda dari Sudan dalam mempertahankan imannya. Dia mempelajarinya dari kakeknya yang sudah terlebih dahulu menerima Kristus sebagai Tuhan. Selamat menikmati dan selamat bertumbuh. Redaksi Tamu e-Doa, Rento Ari Nugroho < http://doa.sabda.org > RENUNGAN: HAKIKAT IMAN "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dan segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1) Iman bukanlah perasaan misterius yang kita temukan dalam diri kita, melainkan akibat alami karena pengenalan akan Kristus, baik melalui Kitab Suci maupun dalam kehidupan kita. Iman adalah pandangan ke luar, bukan ke dalam. Banyak orang mengeluh tidak sanggup memercayai apa yang tidak dapat mereka lihat. Mereka tidak menyadari, bahkan sewaktu membuat pernyataan ini, bahwa mereka melawan diri sendiri. Iman yang memerlukan bukti sama sekali tidak dapat disebut iman. Memercayai seseorang, atau suatu kebenaran, secara tidak langsung berarti bahwa berdasarkan pengalaman, kita tidak dapat mengetahui atau memahaminya, tetapi kita menerimanya berdasarkan pernyataan orang lain. Saya bukan ahli kimia. Saya tidak tahu apa-apa tentang efek samping obat-obat tertentu pada tubuh saya. Namun, jika saya dinasihati untuk minum obat tertentu, saya akan bergantung sepenuhnya pada kebijaksanaan orang yang memberikan obat tersebut. Saya harus memercayainya. Namun, jika saya telah terlatih dalam bidang obat-obatan, dan dapat meyakinkan diri sendiri tentang kemurnian setiap bahan dan resep itu, maka saya tidak membutuhkan iman lagi, karena saya dapat mengetahui dan melihat. Iman adalah semata-mata memercayai Allah dan bertindak sesuai kepercayaan kita terhadap-Nya, dengan menerima berkat-berkat-Nya secara pribadi. Diambil dari: Judul asli buku: Quiet Times With D.L. Moody Judul buku terjemahan: Waktu Teduh Bersama D.L. Moody Judul artikel: Hakikat Iman Penulis: D.L. Moody Penerjemah: Nani Tjahjani Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2004 Halaman: 14 KESAKSIAN DOA: SUDAN -- PETRUS Dalam bahasa Arab, gelang kuningan itu dinamakan "bacle". Petrus membawanya seolah-olah barang keramat. Gelang itu pengingat masa lalu keluarganya dan berkat luar biasa Petrus. Kakeknya yang membuat "bacle" itu, namun itu bukanlah olah kerajinan. Pada kenyataannya, ia dipaksa menggunakannya oleh guru-guru Mayoritasnya. Kakek Petrus ditangkap di Sudan selatan dan dibawa ke Sudan utara, di mana ia dibeli dan dijual sebagai seorang budak. Kakek Petrus meskipun dianiaya dan disiksa oleh guru-guru Mayoritasnya, tidak mau bergabung dengan iman mereka. Ia memegang teguh imannya dalam Kristus, tubuhnya menanggung luka-luka penolakannya. Karena ia bukan seorang Mayoritas, ia dipandang tidak lebih dari seekor binatang. Tak lama sebelum ia meninggal, kakek Petrus melepas "bacle" itu dan memberikannya kepada ayah Petrus. "Keluarga kita tak selamanya menjadi budak," katanya, "tapi jangan lupa." Di kemudian hari, ayah Petrus memberikannya kepada Petrus. Ia membawa besertanya ketika melarikan diri dari tuan Mayoritasnya, dan lari menuju kebebasan. Hari ini, "bacle" itu tidak lagi menjadi tanda kepemilikan, namun sebuah tanda kuasa Tuhan yang menaklukkan. Itu menjadi simbol tangan Tuhan atas sebuah keluarga, yang bekerja atas tiga generasi untuk membawa mereka menuju kebebasan. "Jangan pernah melupakan bangsaku," desaknya. "Jangan pernah berhenti berdoa bagi umat Kristen teraniaya di Sudan." Lupa. Itu merupakan musuh nomor satu doa. Kita cepat menawarkan doa dukungan kita. Sayangnya, maksud baik kita jarang cukup untuk menolong kita menjalankan komitmen kita untuk berdoa bagi mereka yang membutuhkan. Apa yang dapat mengingatkan Anda untuk berdoa bagi mereka yang teraniaya di seluruh dunia? Mungkin stiker kecil di jam Anda dapat mengingatkan Anda. Setiap saat Anda melihat jam, sepanjang hari dapat menjadi kesempatan bagi Anda untuk mengingat sekelompok orang yang tinggal di bawah penganiayaan agamawi. Apa pun metode yang Anda pilih untuk lebih ingat akan peluang-peluang yang terhilang untuk berdoa, lakukanlah. Membaca kisah-kisah tentang umat percaya yang ekstrem, tidak akan mengubah apa pun. Berdoa bagi umat percaya yang ekstrem, dapat mengubah segala hal -- bahkan mungkin hari ini. Diambil dari: Judul asli buku: Extreme Devotion Judul buku: Devosi Total Penulis: The Voice of the Martyrs Penerjemah: Fintawati Raharjo, Irwan Haryanto Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Surabaya 2005 Halaman: 26 STOP PRESS: DAPATKAN POKOK DOA SELAMA BULAN PUASA: "MENGASIHI BANGSA DALAM DOA"! Apakah Anda terbeban untuk menanam lutut Anda bagi bangsa-bangsa yang belum mengenal Kristus? Kami mengajak Anda meluangkan waktu sejenak untuk berdoa bagi saudara-saudara kita, khususnya bagi mereka yang akan melaksanakan ibadah puasa. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2011 ini kita akan kembali bersatu hati berdoa selama bulan puasa. Jika Anda rindu untuk turut ambil bagian berdoa bagi bangsa, kami akan mengirimkan pokok-pokok doa dalam versi e-mail untuk menjadi pokok doa kita bersama. Untuk berlangganan, silakan kirimkan e-mail ke: ==> < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Bagi Anda yang ingin agar teman-teman Anda pun bisa ikut berdoa dengan memakai bahan pokok doa ini, silakan kirimkan alamat e-mail mereka ke redaksi e-Doa di: < doa(at)sabda.org > Marilah kita bersama berpuasa dan berdoa untuk Indonesia agar tangan Tuhan yang penuh kuasa menolong dan menggugah hati nurani para pemimpin bangsa ini untuk bertekad dan bersatu mengeluarkan bangsa ini dari kemelut berbagai masalah yang berkepanjangan. Selamat menjadi "penggerak doa" di mana pun Anda berada dan biarlah karya Tuhan terjadi di antara umat-Nya, khususnya bangsa Indonesia. Selamat berdoa. Kontak: < doa(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/doa > Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |