Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/33

e-Doa edisi 33 (23-6-2011)

Renungan dan Tokoh Doa

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)

Shalom,

Saat kita berdoa, kita menghadap Sang Raja di atas segala Raja. Cara
pandang kita akan kebesaran keagungan Tuhan turut menentukan kualitas
hubungan kita dengan-Nya lewat doa. Charles Spurgeon akan mengajak
kita memerhatikan hal ini dalam renungan doa edisi ini.

Kita juga akan belajar dari Raja Daud. Bagaimanakah kehidupan doanya
dan latar belakang musiknya mendorongnya untuk menuliskan banyak
mazmur pujian dan penyembahan? Kiranya, teladan dari tokoh doa kita di
edisi ini menjadi inspirasi buat kita. Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-Doa,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://doa.sabda.org >

                  RENUNGAN DOA: KEBESARAN KEAGUNGAN TUHAN

"TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat
pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang."
(Mazmur 93:1)

Sebelum berdoa, sebaiknya kita merenungkan Dia yang menjadi sasaran
doa kita. Biarlah pikiran kita terarah kepada Tuhan yang hidup dan
benar. Biarlah kita mengingat bahwa Dia Mahakuasa, sehingga kita akan
meminta hal-hal yang besar. Biarlah kita mengingat bahwa Dia begitu
lembut dan penuh kasih sayang, sehingga kita akan meminta pula hal-hal
yang kecil dan melaporkan semuanya dalam doa permohonan. Biarlah kita
mengingat kebesaran perjanjian-Nya, sehingga kita akan menghampiri-Nya
dengan berani.

Biarlah juga kita mengingat bahwa kesetiaan-Nya laksana gunung-gunung
yang besar dan janji-Nya untuk setiap benih doa selalu pasti. Dengan
demikian, kita dapat menaikkan permohonan dengan yakin, karena Dia
akan melakukan seperti yang telah dikatakan-Nya. Biarlah jiwa kita
diisi dengan gambaran tentang kebesaran keagungan-Nya, sehingga kita
akan dipenuhi oleh kekaguman. Dengan kebesaran kasih-Nya, kita akan
dipenuhi dengan kegembiraan. Kita tidak dapat berdoa dengan lebih
baik, jika kita tidak lebih banyak merenung sebelum berdoa kepada
Tuhan.

Kemudian, biarlah kita merenungkan cara doa kita dipanjatkan; biarlah
jiwa kita melihat darah yang terpancar dari takhta kasih karunia.
Sebelum kita datang menghampiri Tuhan, biarlah kita pergi ke Getsemani
dan melihat Sang Juru Selamat yang sedang berdoa. Biarlah kita berdiri
dalam pandangan yang kudus di kaki Kalvari, dan melihat tubuh-Nya
terkoyak, sehingga selubung yang memisahkan jiwa kita dari semua jalan
kepada Allah ikut terkoyak juga. Dan kita dapat datang mendekat kepada
Bapa.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku: Quiet Times With Charles Spurgeon
Judul buku terjemahan: Waktu Teduh Bersama Charles Spurgeon
Judul artikel: Kebesaran Keagungan Tuhan
Penulis: Charles Spurgeon
Penerjemah: Haniel Eko N
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2004
Halaman: 22

                     TOKOH DOA: DAUD: MAZMUR DOA

Dalam Perjanjian Baru, nama Daud disebut sebanyak 58 kali, termasuk
gelar "Anak Daud" yang berulang-ulang diberikan kepada Yesus.
Kebesaran Daud dikaitkan dengan keberadaannya dalam silsilah Yesus
Kristus. Menurut rasul Paulus, Yesus adalah yang "menurut daging
diperanakkan dari keturunan Daud" (Roma 1:3). Sedangkan menurut
Yohanes, Yesus sendiri yang mengatakan bahwa dirinya keturunan Daud:
"Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud." (Wahyu 22:16)

Berawal dari keterampilan bermain kecapi, Daud beroleh kesempatan
menginjakkan kaki di istana untuk menghibur raja dengan permainan
musiknya itu (1 Samuel 16:18-23). Karier kepemimpinannya terbuka
setelah secara heroik berhasil membunuh raksasa Filistin yang bernama
Goliat (1 Samuel 17:48-51). Sontak orang Israel memujanya,
mengagungkan Daud sebagai pahlawan baru, yang mengalahkan reputasi
militer raja Saul (1 Samuel 18:7).

Sesudah Saul meninggal, Daud yang saat itu berusia 30 tahun diurapi
menjadi raja oleh teman-teman sesukunya. Ia menjadikan Hebron sebagai
pusat kerajaan yang diperintahnya selama 7,5 tahun. Sesudah masa itu,
setelah kepemimpinannya diakui oleh ke-12 suku Israel, Daud
memindahkan ibu kota kerajaannya ke Yerusalem.

Dengan ibu kota baru itu, bangsa Israel berkembang menjadi kerajaan
yang sangat kuat. Daud memerintah selama 33 tahun. Kepiawaian Daud
dalam strategi militer sebagai seorang panglima, membawa Israel
menundukkan musuh-musuhnya secara teratur: Filistin, Kanaan, Moab,
Amon, Aram, Edom, dan Amalek.

Bangsa Israel masuk dalam era pembangunan nasional. Secara fisik,
mereka memunyai istana yang megah (2 Samuel 5:11). Daud membangun
jalan-jalan raya sehingga perdagangan menjadi maju. Daud juga
menegakkan supremasi hukum demi keamanan dan ketenteraman seluruh
rakyatnya (2 Samuel 8:15). Daud mengembangkan tim kepemimpinan yang
terdiri atas orang-orang hebat di bidangnya (2 Samuel 8:16-18).

Pembangunan di bidang mental spiritual juga menjadi prioritas dalam
pemerintahan Daud. Ia memindahkan tabut Allah ke Yerusalem (2 Samuel
6). 
Itulah sebabnya hadirat Tuhan melingkupi segenap bangsa ini,
menjadikan Israel sangat kokoh sampai akhir hayatnya (1 Raja-Raja
2:11-12). 
Daud menikmati masa tuanya, meninggal dalam kedamaian dan
kelimpahan berkat.

Kehidupan Doanya

Tanpa Roh Kudus, kehidupan rohani seseorang takkan bertumbuh. Daud
sendiri hanyalah seorang remaja penggembala yang bersahaja. Namun,
setelah nabi Samuel mengurapinya (1 Samuel 16:13), permainan kecapinya
penuh kuasa, Goliat pun dikalahkan. Daud bergaul semakin karib dengan
Tuhan, pengurapan atas dirinya pun bertambah-tambah. Kehidupan doa
seorang pemimpin takkan bertumbuh jika tanpa Roh Kudus. Para pemimpin
perlu berdoa dan didoakan supaya Roh Tuhan memberi urapan khusus.

Kehidupan doa Daud sangat kuat jika kita mencermati
pengalaman-pengalaman mukjizatnya bersama Tuhan. Ketika Saul
meragukan kemampuannya, Daud bersaksi bahwa Tuhan sudah sering
menolongnya secara ajaib: "Tuhan telah melepaskan aku dari cakar singa
dan dari cakar beruang." (1 Samuel 17:37) Jelas bahwa Daud adalah
seorang gembala yang mengandalkan Tuhan.

Dalam urusan-urusan teknis, seorang pemimpin harus mengandalkan Tuhan.
Ada beberapa orang yang membedakan urusan teknis (materi) dengan
urusan rohani (spiritual), itu konsep yang salah. Tanpa Tuhan,
pekerjaan teknis bisa kacau balau. Pemimpin Kristen haruslah seorang
profesional yang diurapi. Tanpa urapan, seprofesional apa pun kita,
takkan berhasil. Buktinya adalah tentara-tentara Israel, mereka
profesional, namun karena tanpa urapan, mereka takut menghadapi
Goliat.

Kehidupan doa Daud bersifat dialogis. Ia bertanya jawab dengan Tuhan.
Perhatikan percakapan Daud dengan Tuhan berikut ini (2 Samuel 2:1).

Daud: Apakah aku harus pergi ke salah satu kota di Yehuda?
Tuhan: Pergilah!
Daud: Ke mana aku pergi.
Tuhan: Ke Hebron.

Banyak pemimpin Kristen malas berkomunikasi dengan Tuhan, ia lebih
senang berdiskusi dengan dewan direksi atau timnya. Padahal, Tuhan
adalah Penasihat Ajaib (Yesaya 9:5). Kebanyakan kita juga berdoa satu
arah saja, bicara terus tanpa memberi-Nya kesempatan untuk berbicara.
Banyak pemimpin terlalu sibuk seperti Marta, tidak mau duduk diam
seperti Maria untuk mendengar perkataan Yesus (Lukas 10:41-42).

Dalam doanya, Daud sangat memerhatikan kehidupan keluarganya sendiri
(2 Samuel 7:25-29). Ia melindungi keluarganya di dalam doa. Banyak
pemimpin Kristen melalaikan keluarganya dan tidak membentenginya dalam
doa. Karier dan pelayanannya sendiri mungkin hebat, tetapi keluarganya
berantakan dan anak-anaknya telantar.

Meskipun sempat jatuh dalam dosa yang berat, Daud berdoa memohon ampun
kepada Tuhan setelah ditegur keras oleh nabi Natan
(2 Samuel 12:13-16). Mezbah doa seorang pemimpin Kristen tidak hanya
membutuhkan iman, tetapi juga kerendahan hati.

Pujian dan Penyembahan

Sejak muda, Daud adalah seorang pemazmur. Ia datang ke istana bukan
sebagai seorang "penghibur", tetapi seorang pemuji. Permainan kecapi
yang dilantunkannya tidak memberi hiburan secara kejiwaan bagi raja
Saul, tetapi mendatangkan kelepasan dari ikatan roh-roh jahat (1
Samuel 16:23). Alkitab mencatat Daud sebagai pemazmur yang diurapi dan
disenangi oleh seluruh rakyat Israel (2 Samuel 23:1).

Daud memuji dan menyembah Tuhan dengan segenap hati dan tenaganya.
Ketika tabut Allah diusung ke Yerusalem, Daud menari-nari di hadapan
Tuhan dengan sekuat tenaga ... Daud meloncat-loncat serta menari-nari
di hadapan Tuhan (2 Samuel 6:14, 16a). Melihat perilaku suaminya itu,
Mikhal memandang rendah (2 Samuel 6:16b) dan menganggapnya sebagai
kebodohan (2 Samuel 6:20).

Daud tidak pernah malu dan menjaga gengsi di dalam beribadah, karena
itu Tuhan berkenan kepadanya (2 Samuel 6:21-22). Daud percaya bahwa
Tuhan hadir dalam setiap pujian umat-Nya (Mazmur 22:4). Mikhal yang
tidak menghargai pujian dan penyembahan, dihukum Tuhan sehingga
menjadi mandul (2 Samuel 6:23).

Bagi Daud, pujian penyembahan merupakan bentuk doa dan komunikasi
dengan Tuhan. Sebagian besar penulis kitab Mazmur adalah raja Daud
(pasal 1-72 dan 107-150). Banyak syair dalam mazmur ini merupakan
doa-doa yang dinyanyikan kepada Tuhan. Karena itu tidak salah jika
Alkitab versi LAI banyak memberi judul perikop yang berkaitan dengan
doa: "Doa pada Malam Hari" (Mazmur 4), "Doa pada Pagi Hari" (Mazmur
5), 
"Doa dalam Pergumulan" (Mazmur 6), "Doa Minta Tolong terhadap
Orang yang Curang" (Mazmur 12), "Doa Kepercayaan" (Mazmur 13), "Doa
Mohon Kemenangan bagi Raja" (Mazmur 20), "Doa Mohon Dibenarkan oleh
Tuhan" (Mazmur 26), "Doa Minta Tolong terhadap Musuh" (Mazmur 35),
"Doa pada Waktu Sakit" (Mazmur 38), "Doa Minta Pertolongan" (Mazmur
86), 
"Syukur dan Doa" (Mazmur 108), "Doa Seorang yang Kena Fitnah"
(Mazmur 109), "Doa Sejahtera untuk Yerusalem" (Mazmur 122), dan
lain-lain.

Diambil dari:
Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
Penulis: Haryadi Baskoro
Penerbit: Yayasan ANDI Yogyakarta, 2004
Halaman: 27 -- 32

Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org