Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/30

e-Doa edisi 30 (12-5-2011)

Berdoa di dalam Kuasa Roh 1

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)

Shalom,

Sahabat terkasih, sering kali kita menganggap bahwa kita berdoa kepada
Tuhan saja sudah cukup. Padahal, Tuhan menginginkan lebih dari itu.
Yesus juga ingin berdoa untuk kita. Bahkan, Dia ingin berdoa bersama
kita dan melalui kita doa-doa syafaat-Nya dinaikkan kepada Bapa. Dalam
e-Doa edisi 9 ini, Anda dapat menyimak bagian pertama dari artikel
berjudul "Berdoa di dalam Kuasa Roh". Paulus adalah contoh pribadi
yang senantiasa meminta pertimbangan Roh Kudus dalam pelayanannya.
Selain itu dalam sajian kali ini, sang penulis, Ralph Mahoney, juga
menuliskan doa syafaatnya untuk bangsa Jepang yang baru saja terkena
bencana. Kiranya sajian kami bermanfaat. Tuhan memberkati.

Redaksi Tamu e-Doa,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://doa.sabda.org >

           ARTIKEL DOA: BERDOA DI DALAM KUASA ROH 1

Salah seorang tokoh doa yang dicatat dalam Alkitab adalah Rasul
Paulus. Melalui surat-suratnya yang ditujukan kepada orang-orang Kudus
pada zamannya, dia telah membuka hatinya kepada kita. Dalam cara yang
sangat pribadi, dia telah mengajarkan kepada kita langkah demi langkah
mengenai kuasa, maksud, dan praktik dari doa. Dalam Efesus 6 kita
belajar mengenai perlengkapan perang dan senjata dari seorang pejuang
doa. Kita diberitahu agar berdoa dengan setia dalam berbagai cara
untuk saudara-saudara kita di dalam Kristus, di mana pun mereka saat
ini berada. Kita bersukacita karena menurut Roma 8:26-27, Roh Kudus
sendiri akan menolong kita berdoa sesuai dengan kehendak Bapa. Apabila
kita berdoa "di dalam Roh" maka kita mampu untuk mendoakan doa-doa
Allah, merasakan perasaan-perasaan Allah, dan memikirkan
pikiran-pikiran Allah.

Mendoakan Doa-Doa Allah

Pemikiran-pemikiran berikut didasarkan atas kebenaran yang sangat
sederhana, tetapi sangat berkuasa: bilamana kita dipersatukan dengan
Allah oleh Roh-Nya, kita dapat menjadi satu dengan Dia di dalam doa.
Bukankah ini suatu pemikiran yang luar biasa dan ajaib. Tuhan Yesus
tidak hanya ingin berdoa untuk kita, tetapi bersama kita, dan melalui
kita! Penulis surat Ibrani memberitahukan kepada kita tentang hubungan
khusus antara kita dengan Allah. Dia mempergunakan kata-kata yang
sangat menarik, "Sebab Ia (Yesus) yang menguduskan, dan mereka yang
dikuduskan (orang-orang yang mengenal Yesus), mereka semua berasal
dari satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,
katanya: Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan
memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat." (Ibrani 2:11-12) Dalam
Mazmur 22:23, Daud bernubuat mengenai Yesus -- Juru Selamat. Daud juga
mengatakan, "Roh Tuhan berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya ada
di lidahku." (2 Samuel 23:2) Wahyu 19:10 berkata, bahwa "kesaksian
Yesus adalah Roh Nubuat." Kadang-kadang nabi-nabi dari Perjanjian Lama
berbicara dalam Pribadi Yesus -- seolah-olah Yesus sendiri yang
berbicara.

Ibrani 2:12 mengandung arti khusus bagi kita secara pribadi. Dalam
perkataan itu, Yesus seolah-olah memberitahu kepada kita sebagai
saudara-saudara-Nya, semua hal mengenai Bapa Surgawi, dan bersama-sama
kita akan menyanyikan pujian bagi Dia! Apa artinya dan bagaimana hal
ini dapat dilakukan? Pribadi Yesus Kristus sekarang ini berada di
sebelah kanan Bapa. Tetapi kehadiran Yesus adalah bersama dan di dalam
kita melalui Roh-Nya. Ungkapan, "berada di tengah-tengah jemaat, Aku
(Yesus) akan menaikkan pujian kepada-Mu (Bapa)" sungguh menarik. Yesus
memberitahu kepada kita bahwa Dia masih berkeinginan untuk menyanyikan
pujian kepada Bapa di tengah-tengah kita. Kita adalah jemaat dari
Allah yang hidup. Keinginan Yesus adalah memenuhi kita dengan pujian
dan penyembahan-Nya. Pada waktu kita dipenuhi Roh Kudus, Yesus
menyanyikan puji-pujian kepada Bapa melalui lidah bibir kita dengan
suara kita di dalam penyembahan (Efesus 5:18-19). Kita menjadi saluran
yang melaluinya pujian dan penyembahan diekspresikan kepada Bapa di
Surga. Tidak mengherankan Alkitab menyebut hal itu sebagai penyembahan
yang diilhami "Nyanyian Tuhan!"

Sebagaimana Yesus mengekspresikan pujian dan penyembahan-Nya melalui
kita, Dia juga rindu untuk mengekspresikan doa-doa-Nya melalui kita.
Sebagaimana Yesus dapat memuji Bapa melalui kita, Dia juga dapat
berdoa kepada Bapa melalui kita. Ibrani 7:25 memberitahu kita bahwa
Yesus hidup untuk menjadi Juru Syafaat bagi kita. Melalui siapa Dia
mengekspresikan doa-doa syafaat-Nya untuk kita? Kristus ingin
melibatkan anggota-anggota jemaat-Nya di bumi ini. Yesus bermaksud
mendoakan doa-doa-Nya melalui kita. Kita menjadi kelanjutan atau
jangkauan dari syafaat surgawi-Nya di bumi. Dalam pengertian lain,
Yesus adalah Kepala Surgawi dari tubuh-Nya yang ada di bumi. Kita
adalah anggota-anggota dari tubuh itu. Melalui anggota-anggota
tubuh-Nya inilah, kehendak-Nya dapat terjadi di bumi seperti di
Surga. Tuhan Yesus masih ingin berjalan, berbicara, memberitakan
Firman, dan berdoa sebagaimana yang Dia lakukan selama pelayanan-Nya
di bumi. Dia mau melakukan hal ini melalui kita dengan kuasa yang luar
biasa dari Roh- Nya. Di dalam terang dan pengertian ini, dengarkanlah
bagaimana rasul Paulus bersyafaat bagi orang-orang percaya di Efesus.

"Aku selalu mengingat kamu dalam doaku... supaya kamu mengerti...
betapa besar kuasa-Nya bagi kita yang percaya sesuai dengan kekuatan
kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan
Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di
sorga... dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus
dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala
yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang
memenuhi semua dan segala sesuatu." (Efesus 1:16, 19-23)

Ikut Mengambil Bagian Pelayanan Syafaat Kristus

Sebagai anggota dari Tubuh Kristus, adalah suatu kehormatan
(kesempatan) dan tanggung jawab (hak dan kewajiban kita) untuk ikut
mengambil bagian di dalam pelayanan syafaat-Nya. Pada mulanya,
panggilan setinggi itu tampaknya seperti jauh melampaui kemampuan
kita. Kita harus ingat bahwa Roh Kudus siap untuk menolong kita di
dalam doa-doa kita. "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan
kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana seharusnya berdoa, tetapi Roh
sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang
tidak terucapkan... bahwa Ia sesuai dengan kehendak Allah berdoa untuk
orang-orang kudus." (Roma 8:26-27) Jika kita ikut ambil bagian di
dalam kehidupan doa dari Tuhan kita, kita harus belajar lebih banyak
lagi tentang bagaimana Dia berdoa ketika Dia berada di bumi. Salah
satu cara dalam hal mana Dia berdoa tampak agak sedikit aneh bagi
beberapa orang. Ibrani 5:7 mengatakan, "Dalam hidupnya sebagai
manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap
tangis dan keluhan."

Derita (Pergumulan) dari Doa Syafaat

Ini merupakan gambaran yang menakjubkan dari Tuhan kita. Kita melihat
Dia berdoa, menangis, dan berkeluh kesah dalam pergumulan jiwa yang
sangat berat. Seseorang mungkin bertanya-tanya apa yang akan terjadi
jika Yesus terdengar berdoa seperti itu di dalam salah satu dari
gereja-gereja kita. Banyak yang tidak akan dapat mengerti. Beberapa
orang barangkali akan beranggapan bahwa mungkin Dia secara emosi dan
mental tidak seimbang lagi. Hal yang sama barangkali akan dikatakan
juga tentang rasul Paulus, jika kita secara pribadi dapat melihat atau
mendengar dia dalam doa. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, dia
berbicara mengenai perhatiannya yang mendalam terhadap keadaan rohani
mereka. Mereka berada dalam bahaya menyimpang dari anugerah Allah
dengan kembali pada perbudakan hukum Taurat. Mereka tergoda untuk
menambahkan peraturan-peraturan hukum pada iman mereka di dalam
Kristus agar dapat memperoleh keselamatan. Menambahkan sesuatu berarti
merusak segala sesuatunya. Mereka berada dalam keadaan akan
membelakangi karya Kristus yang sempurna di kayu salib.

Bahaya tersebut mendorong Paulus untuk berdoa bagi mereka, "Betapa
Saudara sekalian menyakiti saya. Sekali lagi saya menanggung sakit
seperti seorang ibu yang menantikan kelahiran anaknya. Dengan rindu
saya menantikan saat Saudara akan dipenuhi oleh Kristus. 
(Galatia 4:19, FAYH) Doa dan syafaat Paulus di dalam Roh Kudus menyebabkan dia
menderita kesakitan/pergumulan seperti seorang ibu yang akan
melahirkan. Dia menderita bagi mereka di dalam Tuhan, dan merindukan
agar Kristus terjelma dalam hidup mereka sepenuhnya melalui iman.
Ibu-ibu dapat memahami dengan baik apa artinya menderita sakit
bersalin. Kaum pria hanya dapat memahami pengalaman itu secara tidak
langsung.

Paulus mempergunakan proses kelahiran untuk menjelaskan penderitaan
dan pergumulannya di dalam mendoakan jemaat Galatia. Dia sudah menjadi
kepanjangan atau kelanjutan dari pelayanan syafaat surgawi Kristus di
bumi. Yesus menaikkan doa-doa yang penuh kuasa melalui Paulus, dan dia
merasakannya! Sebagaimana sudah kita katakan pada bagian awal, Berdoa
di dalam Roh adalah berdoa sebagaimana Allah berdoa dan merasakan
sebagaimana Allah merasakan. Tidak heran kalau Paulus mengatakan bahwa
Roh Kudus berdoa melalui kita dengan perkataan-perkataan,
keluhan-keluhan, dan ratapan yang tidak dapat dikemukakan dalam
kata-kata (Roma 8:26). Dia berbicara dari pengalaman! Ya, Kristus
hidup untuk menjadi Juru Syafaat bagi kita dan melalui kita sesuai
dengan kehendak Bapa. Biarlah kita menjadikan diri tersedia bagi Roh
Kudus untuk menjadi saluran yang hidup dari doa-doa dan syafaat.

Sebuah Ilustrasi Pribadi dari Jepang

Pada tahun 1960 Tuhan memimpin saya untuk pergi ke Jepang bagian
utara. Sebagian besar dari orang-orang yang tinggal di situ belum
pernah mendengar nama Yesus Kristus. Orang-orang Jepang memiliki
keinginan kuat untuk belajar bahasa Inggris karena alasan perdagangan
dan usaha. Oleh karena itu, kami diundang untuk berbicara di
sekolah-sekolah mereka sebagai bagian dari program bahasa mereka.
Dari hari ke hari kami dapat melayani para mahasiswa dan
kelompok-kelompok guru dalam jumlah antara 1.000 sampai 1.500 orang.
Kami mendapat kebebasan untuk memberitakan Injil di hadapan
orang-orang yang dengan kesungguhan mau mendengarkan bahasa Inggris
yang diucapkan dalam logat Amerika. Saya bertanya apakah mereka pernah
mendengar seorang yang bernama Yesus Kristus. Kebanyakan dari mereka
tidak tahu bahwa Yesus pernah hidup di dunia ini, atau bahwa Dia
datang karena Allah mengasihi mereka. Kami memberitahu mereka bahwa
untuk bisa belajar bahasa Inggris dengan baik, mereka harus membaca
Alkitab bahasa Inggris, karena Alkitab adalah kitab yang paling laris
dalam bahasa Inggris. Kami bisa menempatkan ribuan Alkitab bahasa
Inggris ke tangan mereka dalam waktu singkat.

Tetapi ada sisi lain dari kisah tersebut. Selama enam sampai tujuh
minggu, kami mengadakan perjalanan dari satu desa ke desa yang lain
dengan berjalan kaki, mengendarai sepeda, perahu atau kereta api.
Selama perjalanan itu, hati saya sangat digerakkan oleh Roh Kudus.
Nampak seolah-olah Allah sangat berduka karena orang-orang Jepang.
Saya dapat merasakan kesedihan hati Kristus dicurahkan oleh Roh Kudus
melalui saya kepada mereka. Saya tidak dapat berhenti menangis kecuali
pada saat-saat bertemu dengan guru-guru dan murid-murid mereka --
seolah-olah Allah mencurahkan air mata-Nya melalui kedua mata saya.
Allah mengasihi orang-orang Jepang, tetapi dosa-dosa kesombongan dan
penyembahan berhala sudah mengunci Dia di luar. Hampir tidak ada
tempat bagi Allah atau Anak-Nya di dalam kehidupan mereka atau
masyarakat. Setan sudah menyerang mata mereka dengan kebutaan rohani.
Paulus mengemukakan "orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya
sudah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah."
(2 Korintus 4:4) Yang merupakan medan perang dan benteng kegelapan
setan adalah pikiran manusia. Pada waktu terang Injil menembus masuk
ke dalam jiwa manusia, pikiranlah yang pertama-tama dibebaskan.

Saya menyadari sekarang bahwa "tangisan dan air mata" saya merupakan
doa syafaat Kristus melalui karya Roh Kudus terhadap saya. Allah
menjangkau di dalam kasih melalui doa-doa dan air mata saya untuk
orang-orang Jepang. Dia juga menyatakan murka-Nya melawan ilah dari
dunia ini (setan) dan kuasa-kuasa gelapnya. Saat-saat itu benar-benar
merupakan saat-saat peperangan rohani yang sesungguhnya. Sejak waktu
itu (tahun 1960) di Jepang, saya mendapatkan ratusan utusan Injil
kepada bangsa itu yang sudah mengalami pengalaman yang sama. Mereka
semua sudah mengadakan sebagian waktu dari kehidupan mereka menangis
dalam doa-doa syafaat untuk orang-orang Jepang. Mereka juga sudah ikut
ambil bagian di dalam pelayanan doa dan syafaat Kristus dalam cara
yang sangat pribadi dan bersungguh-sungguh.

Bagaimana Doa Mematahkan Kuasa Kegelapan

Penting sekali bagi kita untuk mengetahui bahwa doa-doa kita
dipergunakan Allah secara khusus untuk mematahkan kuasa-kuasa
kegelapan. Pola penyembahan Perjanjian Lama merefleksikan berbagai
kenyataan rohani dalam alam surgawi. Wahyu 8:3-5 berkata "Maka
datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah
dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan
untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di
atas mezbah emas di hadapan takhta itu. Maka naiklah asap kemenyan
bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu
ke hadapan Allah. Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya
dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah
bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi."

Ini merupakan gambaran nubuat tentang bagaimana doa-doa kita
dipergunakan Allah untuk memengaruhi kejadian-kejadian di bumi.
Keberadaan surgawi sebagaimana terlihat di atas, di mengerti melalui
perencanaan denah Tabernakel Musa dan Bait Allah Salomo. Ruangan Maha
Kudus adalah tempat untuk Tabut Perjanjian. Tabut tersebut adalah
sebuah kotak kayu berukuran sekitar 0.6 x 0.6 x 1.2 m yang dilapisi
emas. Dua kerub berlapis emas berada di tiap-tiap ujung dari penutup
tabut berlapis emas, yang berhadapan dan saling menunduk. Daerah di
antara kerub itu disebut Tutup Pendamaian, merupakan tempat hadirat
Allah yang kudus. Di tempat inilah imam besar setahun sekali
memercikkan darah untuk penyucian dosa-dosa umat. Mezbah Dupa terletak
tepat di luar ruangan Mahakudus di tengah-tengah ruangan kudus.
Ruangan tersebut dipisahkan dari tempat kehadiran Allah yang Kudus
dengan sebuah tirai. Mezbah Dupa dan bahan-bahan yang dipersembahkan
kepada Allah menjadi suatu gambaran khusus atau bayangan dari
pelayanan pujian dan doa di dalam Roh Kudus.

Dupa adalah campuran tepung wangi-wangian yang menimbulkan bau harum
waktu dibakar. Dupa terbuat dari empat unsur yang diperoleh dari
tanaman-tanaman yang dihaluskan. Kemenyan -- salah satu unsur yang
dipergunakan berupa bubuk putih yang dimurnikan. Beberapa orang
beranggapan bahwa bubuk putih ini menggambarkan kebenaran Allah. Kalau
dicampur dengan tiga bagian lain yang menggambarkan bagian manusia,
maka dupa tersebut akan menjadi suatu korban persembahan berbau harum
yang menyenangkan Allah. Dalam Wahyu 8:3-5, dupa dikaitkan dengan doa
dan penyembahan dari orang-orang kudus. Bilamana doa-doa kita dicampur
dengan kemurnian/kebenaran dari Roh Allah, semuanya akan naik ke
hadapan-Nya sebagai suatu korban persembahan yang berbau harum dan
menyegarkan. Ibrani 9 memberitahu kita bahwa tabernakel Musa adalah
pola (gambaran arsitektur) atau bayangan dari hal-hal sebagaimana
keadaan sebenarnya di Surga. Dengan kata lain ada bait Allah yang
sebenarnya di Surga. Di dalamnya ada Tabut dan Tutup Pendamaian
Surgawi. Di sinilah Yesus membawa darah-Nya sendiri sesudah
kematian-Nya, dan memercikkannya pada takhta kemurahan surgawi agar
dosa-dosa kita dibayar dan ditutupi selama-lamanya.

Diambil dari:
Judul buletin: Filadelfia, Edisi Januari -- Maret 1999, No. 22
Judul asli artikel: Berdoa di dalam Kuasa Roh
Penulis: Ralph Mahoney (Direvisi oleh Dr. Robert Frost)
Penerbit: Yayasan Pekabaran Injil "Filadelfia", Purwokerto
Halaman: 8 -- 14

Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org