Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/3 |
|
e-Doa edisi 3 (18-5-2009)
|
|
______________________________e-Doa___________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) ______________________________________________________________________ DAFTAR ISI EDITORIAL ARTIKEL DOA: Doa dan Kebangunan Gereja TOKOH DOA: Nehemia: Doa dan Visi SURAT ANDA: Mohon Dukungan Doa Agar Urusan Visa Lancar STOP PRESS: Situs Wanita Kristen: Wanita dalam Kristus ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Terkadang pada saat kita berdoa, kita tidak tahu apa yang harus kita ucapkan dan doakan. Terkadang pula ketika kita sedang berdoa, ada sebuah "beban" yang Allah taruh di dalam hati kita, di mana kita didorong untuk mendoakan sesuatu. Roh Kudus memainkan andil yang cukup besar ketika kita berdoa, di mana Ia akan memberikan "perkataan" dalam mulut kita ketika kita sudah tidak tahu apa lagi yang harus kita doakan, dan beban yang Tuhan taruh dalam hati kita ketika kita berdoa adalah peran Roh Kudus juga. Adalah sangat penting mengetahui apa saja yang dapat Roh Kudus lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya ketika kita sedang berdoa. Publikasi e-Doa edisi ketiga mencoba memberikan gambaran mengenai peran Roh Kudus di dalam doa. Simak juga seorang tokoh doa, Nehemia, yang memiliki visi yang besar terhadap bangsanya, serta kehidupan doanya yang luar bisa dengan sikap hati yang senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Kiranya apa yang kami sajikan dapat membantu dan memberkati Anda semua. Tuhan memberkati. Pimpinan Redaksi e-Doa, Novita Yuniarti http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/ ______________________________________________________________________ ARTIKEL DOA DOA DAN KEBANGUNAN GEREJA Doa Berkait dengan Kebangunan Sebelum Tuhan Yesus lahir ke dunia, Allah telah menyediakan seorang wanita yang siang malam berdoa untuk itu. Wanita itu sudah berusia 84 tahun. Akhirnya, sebelum meninggal, ia sempat menyaksikan kelahiran Tuhan Yesus. Selain itu, Allah juga menyediakan seseorang bernama Simeon yang berada di Bait Allah ketika Yesus disunat pada hari kedelapan. Pertama kali Anak Allah mengalirkan darah-Nya di dalam dunia bukan di atas kayu salib, tetapi 33,5 tahun sebelumnya. Dia mengalirkan darah bagi Anda dan saya pada waktu Dia disunat, karena Dia harus menaati semua tuntutan Hukum Taurat. Ketika Yesus disunat pada hari yang kedelapan, Maria dan Yusuf mempersembahkan korban di Bait Allah. Simeon menggendong Yesus yang masih bayi itu sambil berkata, "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu." (Lukas 2:25-30) Telah lama dia merindukan hal itu, sampai Tuhan memberinya kesempatan untuk menyaksikan apa yang dia rindukan. Terkadang kebangunan terjadi setelah orang yang mendoakannya meninggal, tetapi ada kalanya kebangunan terjadi sebelum ia meninggal. Berbahagialah orang yang masih sempat menyaksikan kebangunan itu terjadi. Tetapi kalau tidak sempat pun tidak apa-apa, karena setelah mati pun masih bisa menyaksikan. Jangan Anda mengira orang mati tidak bisa menyaksikan, kecuali dia yang mati di dalam dosa. Kalau demikian, mungkinkah tanpa gerakan Tuhan, seorang bisa berdoa untuk kebangunan? Jawabnya tidak. Kalau kita merasa perlu ada kebangunan dan kita mulai berdoa bagi hal tersebut, berarti Roh Kudus telah memberikan pengertian dan menggerakkan kita untuk berdoa. Doa Sejati Awal Kebangunan Sejati Apakah kebangunan terjadi karena doa manusia? Kebangunan adalah anugerah Tuhan, maka bukan karena kita berdoa lalu Tuhan mengadakan kebangunan, dan bila kita tidak berdoa maka Tuhan tidak mengadakan kebangunan. Kalau demikian, bukankah ini merupakan pernyataan yang bersifat kontradiktif? Bukankah sejarah bungkam dan tidak pernah mencatat kebangunan yang tidak dimulai dengan doa? Berarti kita berdoa dulu, baru kebangunan terjadi. Kalau begitu, bukankah doa yang mengakibatkan kebangunan? Berdoa dahulu, baru terjadi kebangunan, kalau tidak berdoa berarti tidak akan terjadi kebangunan. Secara urutan waktu dan secara tertulis memang betul, berdoa dahulu baru terjadi kebangunan. Jadi, bukankah kebangunan merupakan hasil doa kita? Kita memberi perintah kepada Allah, dan Allah menaatinya? Tidak. Karena doa yang benar sudah merupakan permulaan dari kebangunan yang sesungguhnya. Artinya, anugerah Tuhan selalu mendahului reaksi manusia. Kalimat "Karena saya berdoa, maka Allah memberikan anugerah kepada saya," sepintas lalu kedengarannya benar. Namun jika kalimat tersebut dibalik, "Karena saya tidak berdoa, maka Allah tidak memberikan anugerah-Nya kepada saya," menjadi kurang benar. Itulah yang diucapkan oleh Agustinus. Lalu dia menyambung lagi dengan kalimat: "Karena tanpa anugerah-Mu, saya tidak bisa berdoa. Saya bisa menaikkan doa yang benar, yang sesuai dengan kehendak-Mu itu karena doa saya sudah disucikan, sudah Engkau tolong." Doa Sejati Digerakkan oleh Roh Kudus Di dalam Roma 8:26, dicantumkan bahwa Roh Kudus mengetahui dan menolong kita berdoa dengan keluh kesah dalam kalimat yang tidak terkatakan. Doa kita sering salah dan egosentris. Kalau kita sering berdoa dengan cara yang salah, tidak berfokus, tidak mencari kemuliaan kerajaan dan kebenaran Allah terlebih dahulu, selalu menaikan doa yang membuat Tuhan marah, maka semakin kita berdoa, Tuhan akan semakin jengkel dan semakin membenci kita. Oleh sebab itu, doa kita tidak dikenan Tuhan. Doa kita perlu dikoreksi. Lalu bagaimana doa kita yang egosentris, yang sering salah, yang tidak berfokus, serta yang tidak sesuai dengan kehendak Allah itu bisa dikoreksi dan diterima oleh-Nya? Untuk tugas itulah Allah mengirim "Parakletos". Allah mengirim Penghibur yang agung, yang sekaligus menjadi guru untuk memimpin kita ke dalam kebenaran. Roh Kudus menolong kita berdoa, dengan keluh kesah yang tidak terkatakan. Artinya, Dia menolong kita dengan sabar, bagaikan seorang ibu yang menjaga dan membimbing anaknya yang nakal sekali. Ia diajar, dikoreksi, dan didoakan dengan keluh kesah. Demikian juga cara yang dipakai Roh Kudus. Pengertian ayat ini adalah bahwa permintaan kita yang selalu egosentris, bersalah, tidak berfokus, dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan hanya bisa dikoreksi, ditolong, dan diberi kekuatan oleh Roh Kudus. Pada waktu kita malas berdoa, pada waktu kita tidak merasa perlu untuk berdoa, pada waktu kita tidak mau berdoa dengan sungguh-sungguh, Roh Kuduslah yang menolong, memberi kekuatan, dan dorongan kepada kita, sehingga kita bisa berdoa. Kita minta kepada Tuhan untuk bisa merendahkan diri di hadapan-Nya, agar doa kita bisa dibenarkan oleh Roh Kudus dan bisa diterima oleh Tuhan. Bapa di surga menerima doa kita, karena di tengah-tengah surga dan manusia terdapat pengantara, yaitu Yesus Kristus, yang sudah mati dan bangkit, yang telah mengalahkan segala penguasa dengan kuasa-Nya. Bapa di surga menerima Yesus Kristus sebagai Pengantara, sehingga doa kita bisa sampai kepada Dia, karena doa kita sudah dikoreksi, dibenarkan, dan ditolong oleh Roh Kudus. Itulah doa. Doa berarti saya sadar bahwa diri saya hanyalah manusia. Saya menaklukkan diri di bawah kedaulatan Allah. Saya memerlukan Dia, bukan untuk menyombongkan diri atau membanggakan diri, tetapi untuk menjadi sandaran di dalam doa saya. Saya berdoa kepada Bapa di dalam nama Anak melalui pimpinan Roh. Roh Kudus menolong kita berdoa dan memperhalus doa kita, Roh Kudus memberi ketekunan, mengoreksi, dan membawa kita ke dalam Roh yang sesungguhnya. Itu yang disebut berdoa di dalam Roh. Jangan berpikir bahwa berdoa di dalam Roh itu adalah doa yang dinaikkan dengan bahasa roh. Karena dengan berpikiran begitu, berarti kita terlalu berani menafsirkan Alkitab dengan salah. Alkitab berkata, berjalan di dalam Roh, taat di dalam Roh, hidup di dalam Roh, melakukan segala sesuatu di dalam Roh, mengapa kita hanya menafsirkan berdoa di dalam Roh adalah berdoa dengan bahasa roh? Bagaimana dengan berjalan di dalam Roh, hidup di dalam Roh, dan berbuat segala sesuatu di dalam Roh? Adapun maksud berdoa di dalam Roh, hidup di dalam Roh, dan taat pada pimpinan Roh adalah takluk kepada Roh Allah di dalam rohmu, yaitu mengakui akan kedaulatan Roh yang menguasai seluruh keberadaan Anda, baik pada waktu Anda berdoa, bersandar, bertindak, berjalan, maupun hidup. Itulah yang disebut "dalam Roh". "En Christos" (di dalam Kristus) adalah status hidup yang baru. "En Pneuma" (di dalam Roh Kudus) adalah hidup baru yang dinaungi dan dipimpin sepenuhnya oleh Roh Kudus. Di dalam Kristus dan di dalam Roh ada dua hal yang membuat kita berada di dalam Allah. Di sini kita menyaksikan bahwa kasih Allah dicurahkan kepada kita melalui Kristus dan kasih Allah memenuhi kita melalui Roh kudus. Dan kasih yang dari Allah kepada kita itulah yang mengakibatkan kita hidup di dalam Kristus melalui pimpinan Roh. Allah Tritunggal terus bekerja, bersirkulasi, dan memberi pengertian tentang Kitab Suci. Biarlah kita memunyai kestabilan dan keseimbangan. Jika "berdoa di dalam roh" diartikan berdoa dengan bahasa roh, apakah "hidup di dalam roh" berarti hidup dengan bahasa roh, dan "berjalan di dalam roh" berarti berjalan dengan bahasa roh atau berjalan tanpa menginjak tanah? Harap kita mengerti dan menafsir firman Tuhan secara lebih bertanggung jawab. Lalu bagaimana dengan "beribadah di dalam roh"? Ibadah di dalam roh berarti beribadah dengan hati yang sepenuhnya ditaklukkan kepada pimpinan Roh Kudus. Jika seluruh hidup dan kelakuan kita ditaklukkan di bawah tuntunan Roh Kudus, di situ kita dikatakan "berjalan di dalam roh". Konsep-konsep Alkitab ini sebenarnya sedemikian mudah dimengerti. Meskipun sederhana, tetapi mendalam. Janganlah kita melepas-lepaskannya sehingga menjadi kepingan-kepingan yang artinya menjadi kacau. Paulus menegaskan bahwa berdoa di dalam Roh bukan berarti tidak dengan pengertian. Karena jika Anda hendak berdoa di dalam roh, Anda juga harus berdoa dengan pengertian. Bukan berarti kalau kita mengatakan "roh ... roh ..." maka kita yang berdoa di dalam Roh, tidak lagi memakai pikiran. Paulus berkata, "Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku." Di dalam Roh, kita betul-betul taat kepada Tuhan, tetapi pengertian (akal budi) kita tetap bertanggung jawab. Kita perlu senantiasa mempertanyakan apakah semua yang kita taati itu sesuai dengan Alkitab atau tidak. Jangan hanya berdoa di dalam Roh, tapi berdoa juga di dalam pengertian (akal budi). Namun, ayat ini sudah dibalikkan oleh banyak orang. Ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab mengatakan bahwa jika kita berdoa dengan kalimat-kalimat yang bisa dimengerti, maka orang itu tidak memunyai Roh. Berdoa di dalam Roh, ialah berdoa dengan tidak memakai kalimat, tidak memakai pengertian. Hal ini jelas sekali membalikkan fokus ajaran Alkitab. Di Korintus terdapat banyak orang yang menganggap dirinya bisa berdoa dengan bahasa roh, yaitu mereka kira berdoa dengan tidak memakai pengertian. Oleh karena itu, Paulus berkata, "Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku." Jangan dibalikkan. Orang yang menafsirkan Alkitab dengan sembarangan, yang membalikkan ayat-ayat firman Tuhan, telah menghilangkan makna dan fokus dari ajaran Alkitab itu. Ia harus bertanggung jawab kepada Tuhan. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Roh Kudus, Doa, dan Kebangunan Penulis: Pdt. DR. Stephen Tong Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta 1995 Halaman: 111 -- 117 ______________________________________________________________________ TOKOH DOA NEHEMIA: DOA DAN VISI Pada zaman pembuangan bangsa Israel di tanah Persia, Nehemia adalah seorang Yahudi yang memunyai kedudukan cukup tinggi dan memunyai hubungan dengan raja negeri itu, Artahsasta. Ia mendapat izin dan dukungan raja untuk kembali ke Yerusalem guna membangun tembok-tembok kotanya yang telah runtuh. Di bawah kepemimpinan Nehemia, tembok Yerusalem selesai dibangun dalam 52 hari (Nehemia 6:15). Keberhasilan itu membuat malu musuh-musuh Israel yang mencemoohnya (Nehemia 6:16). Semasa di Persia, Nehemia menjadi juru minum raja, sebuah jabatan yang istimewa. Raja Artahsasta sangat peduli dengan Nehemia dan mau mendengarkan aspirasi orang kepercayaannya itu. Dari hubungan itulah Nehemia berhasil melobi Artahsasta sehingga diberi izin untuk pulang ke Yerusalem guna membangun kota itu kembali (Nehemia 2:5). Bahkan, raja berkenan memberinya bantuan material berupa kayu-kayu untuk membangun pintu-pintu gerbang, bait suci, dan tembok kota Yerusalem (Nehemia 2:8). Ketika tiba di Yerusalem, Nehemia melakukan penyelidikan rahasia untuk kemudian membuat perencanaan pembangunan (Nehemia 2:11-15). Selanjutnya, ia membagikan visi pembangunan itu kepada orang-orang Yahudi dan mereka pun merespons sangat positif (Nehemia 2:17). Dengan wibawa kepemimpinan yang kuat, Nehemia segera menggerakkan banyak orang untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan tembok Yerusalem (Nehemia 3). Ketika pembangunan menghadapi tantangan, Nehemia menetapkan strategi-strategi yang jitu (Nehemia 4:16-19). Nehemia bukan hanya berhasil membangun tembok Yerusalem, tetapi juga menjadi seorang pengembang (developer) yang mengatur perkembangan kota Yerusalem, baik secara teknis maupun tatanan sosial masyarakatnya (Nehemia 7:4-5). Di bawah kepemimpinan Nehemia, kota Yerusalem marak kembali. Nehemia juga sangat memerhatikan pembangunan mental-spiritual bangsanya. Ia sangat tegas dalam menjaga kemurnian ibadah. Karena dosa imam Elyasib, Nehemia menjadi marah dan sedikit bersikap kasar (Nehemia 13:7-8). Ia lantas memerintahkan penahiran supaya ibadah Israel dimurnikan kembali (Nehemia 13:9). Nehemia adalah seorang pemimpin yang benar-benar menjaga integritas kepemimpinannya. Sebagai bupati di tanah Yehuda, ia tidak mencari untung sendiri (Nehemia 5:18). Nehemia sangat menentang praktik korupsi yang merugikan rakyat! KEHIDUPAN DOA NEHEMIA Ketika pada suatu hari Raja Artahsasta bertanya kepada Nehemia: "Jadi, apa yang kauinginkan?" (Nehemia 2:4a), ia tidak langsung menjawab. Tetapi, Nehemia berdoa dulu kepada Tuhan (Nehemia 2:4b). Di sini terlihat jelas prinsip iman Nehemia: ia tidak minta kepada manusia, tetapi minta kepada Tuhan. Jika Anda seorang pendeta yang sedang membangun gedung gereja, lalu tiba-tiba datang kepada Anda seorang pengusaha kaya raya yang menanyakan apa keingian Anda, apa yang akan Anda lakukan? Mungkin secara refleks Anda akan langsung berkata, "Wah, saya sedang butuh seratus juta!", dengan harapan memperoleh donasi. Tetapi, pemimpin yang baik akan cepat mendengar dan lambat untuk berkata-kata (Yakobus 1:19). Lebih dari itu, ungkapkanlah dulu dan yang terutama keinginan Anda pada Tuhan. Jangan pernah berharap pada manusia! Ketika menghadapi tantangan, cemooh, dan hinaan musuh, Nehemia tidak membalas, tetapi berdoa. Nehemia berseru, "Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina ...." (Nehemia 4:4). Pemimpin yang belum dewasa akan mudah terpancing emosi ketika harkat dan martabatnya diusik. Tetapi pemimpin Kristen yang dewasa membalas kejahatan dengan kebaikan, sebab Tuhan sajalah yang memunyai hak untuk melakukan pembalasan (Roma 12:19-21). Nehemia menerapkan prinsip "ora et labora" (berdoa dan bekerja). Ketika Sanbalat dan Tobia mencoba menentang dan hendak menyerang pembangunan tembok Yerusalem, Nehemia menggalakkan doa (Nehemia 4:9) tanpa mengurangi semangat kerja yang gigih (Nehemia 4:16-18). Ada pemimpin Kristen yang terjerumus dalam salah satu ekstrem: berdoa melulu tanpa bekerja, atau bekerja saja tanpa berdoa. Mengandalkan kekuatan sendiri tanpa doa tidak akan berhasil, malahan terkutuk (Yeremia 17:5). Tetapi, tanpa usaha juga tidak akan ada kemajuan. Ganjaran bagi seorang pemalas adalah kemiskinan (Amsal 6:9-11). Nehemia selalu memohon perlindungan Tuhan melalui doa-doanya. Pada waktu orang-orang berusaha membunuhnya, Nehemia berdoa kepada Tuhan (Neheima 6:14). Ia tidak mau terancam oleh ancaman manusia, tetapi memohon perlindungan Tuhan. Kehidupan doa Nehemia yang kuat membuatnya peka mendengar bisikan Roh Kudus. Meskipun bukan seorang pelihat, roh Nehemia yang sensitif sanggup menangkap kehendak Tuhan. Rencana-rencana yang dibuatnya bukan berasal dari pikirannya sendiri, namun merupakan ilham yang diberikan Tuhan (Nehemia 7:5). BEBAN VERSUS PANGGILAN Kisah Nehemia dimulai dari bagaimana ia menerima informasi buruk tentang tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya yang telah terbakar habis (Nehemia 1:3). Mendengar kabar itu, Nehemia menangis, berkabung selama beberapa hari, dan berdoa puasa di hadirat Allah semesta langit (Nehemia 1:4). Perasaan duka itu tidak bisa ditutup-tutupinya, Nehemia selalu muram meskipun tubuhnya sehat walafiat (Nehemia 2:2). Doa bertumbuh dari beban terhadap orang lain. Seorang pemimpin akan tekun berdoa jika hatinya sensitif dan mudah tergerak oleh belas kasihan. Pemimpin yang cuek biasanya tidak tertarik untuk berdoa. Tetapi, sampai di sini, harus diingat bahwa beban itu berbeda dengan panggilan. Rasa terbeban akan mendorong kita untuk berdoa, tetapi tidak sekaligus menjadikan kita terpanggil dalam beban itu. Melihat gelandangan di perempatan jalan hati kita terbeban, tetapi tidak selalu berarti bahwa Tuhan memanggil kita untuk melakukan pelayanan khusus bagi orang-orang tersebut. Itulah sebabnya, Nehemia tidak langsung secara gegabah menetapkan pelayanannya. Begitu beban tentang kehancuran Yerusalem itu muncul di hatinya, Nehemia berdoa untuk beberapa waktu lamanya. Ia tidak langsung pergi ke Yerusalem untuk membangun reruntuhan itu. Bahkan, ketika ditanya oleh raja Artahsasta mengenai keinginan hatinya, Nehemia berdoa dulu (Nehemia 2:4), baru kemudian memberi jawaban yang berupa visi pelayanan untuk membangun kembali tembok Yerusalem. Sebelum menangkap visi itu, Nehemia terlebih dahulu berdoa dan berpuasa (Nehemia 1:4). Nehemia kemudian menaikkan syafaat untuk kota Yerusalem (Nehemia 1:5-6). Doa-doa itu dilakukannya siang dan malam dengan tekun dan terus-menerus (Nehemia 1:6). Di dalam doanya, Nehemia juga merendahkan diri dengan mengaku dosa (Nehemia 1:6). Akhirnya, Nehemia mengingatkan Tuhan akan janji-janji-Nya kepada bangsa Israel (Nehemia 1:8-11). Banyak pemimpin Kristen tidak berjalan dengan visi dari Tuhan. Pelayanan dan organisasinya dibangun atas dasar cita-cita dan pemikiran akal budi manusia. Pemimpin yang sejati akan diberi visi oleh Tuhan, dan itu diperolehnya melalui doa. Pengerjaan visi itu juga dilandasi dengan doa yang kuat. Sebelum memberitahukan visinya kepada raja, Nehemia berdoa lebih dulu (Nehemia 2:4). Alhasil, visi itu direspons dan bahkan didukung penuh. Pelayanan harus kita mulai dan terus kita bangun dengan doa, sebab jika bukan Tuhan yang mendirikan, maka semua akan sia-sia (Mazmur 127:1). Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin Penulis: Haryadi Baskoro Penerbit Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008 Halaman: 63 -- 68 ______________________________________________________________________ SURAT PEMBACA Dari: HY <h_t(at)xxxx> >Kepada Redaksi e-doa. >Syalom. >Puji Tuhan atas artikel-artikel doa, saya sangat diberkati Tuhan. >Boleh saya titip dukungan doa. Saya akan kembali ke pelayanan misi >di Asia Tengah. Doakan urusan visa karena WNI sulit mendapat visa >dan sekarang ada larangan pelayanan rohani. Doakan agar undangan >yang sedang diproses kementrian luar negri disana memberi izin >untuk saya bekerja di sana. Terima kasih atas dukungan doanya. Redaksi: Terima kasih untuk surat Anda. Kami sangat senang mendengar "sharing" mengenai pelayanan yang Anda lakukan. Kami percaya apa pun yang Anda lakukan bagi kerajaan-Nya, tidak ada yang kembali dengan sia-sia. Kami juga percaya, jika Tuhan yang sudah memanggil dan menetapkan Anda untuk melayani mereka yang berada di Asia Tengah, Tuhan pasti akan memampukan Anda dan akan senantiasa menolong Anda. Sekali lagi terima kasih atas "sharing"-nya, tetap percaya dan berpengharapan kepada Dia, karena Ia sudah menyediakan yang terbaik untuk Anda. Selamat melayani, Tuhan Yesus memberkati. ______________________________________________________________________ STOP PRESS SITUS WANITA KRISTEN: WANITA DALAM KRISTUS < http://wanita.sabda.org/ > Berbahagialah Anda, para wanita Kristen Indonesia, karena sebuah situs baru yang secara khusus ditujukan bagi Anda telah hadir, yakni situs Wanita Kristen. Situs yang diluncurkan oleh Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk para wanita Kristen bertemu dan berbagi berkat, baik dengan saling bertukar bahan maupun bertukar pikiran. Mari, segeralah berkunjung ke alamat situs di atas karena kami jamin wawasan dan pengetahuan Anda pasti akan bertambah luas. Apakah ada banyak bahan yang bisa dibagikan? Ya, tentu saja! Situs Wanita Kristen menyediakan artikel, renungan, kesaksian, biografi, dan tips yang mengupas berbagai topik, yang semuanya sangat berguna untuk para wanita Kristen, di antaranya topik tentang keluarga, kesehatan, konseling, pernikahan, "single life", karier, kehidupan rohani, relasi, dan pengembangan diri. Selain itu, Anda juga diajak untuk saling berbagi, yakni dengan mengirimkan tulisan dan komentar, sehingga Anda pun dapat menjadi berkat bagi wanita lain. Guna menambah kreativitas Anda, silakan nikmati fasilitas sajian ayat hari ini, kata bijak, pencarian ayat, dan RSS, yang akan sayang sekali untuk dilewatkan. Nah, jangan tunda lagi! Kunjungilah dan berpartisipasilah di situs Wanita Kristen -- tempat yang tepat untuk para wanita Kristen saling menajamkan pikiran dan memperkuat iman. ==> http://wanita.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Anda diizinkan meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2009 oleh e-Doa --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org > Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/ Situs YLSA: http://http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |