Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/25 |
|
e-Doa edisi 25 (24-2-2011)
|
|
______________________________e-Doa___________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) DAFTAR ISI RENUNGAN DOA: MENARA PENGAWAS DOA TOKOH DOA: ABRAHAM, JURU SYAFAAT KOTA STOP PRESS: E-BINAANAK: PUBLIKASI BAGI PARA PELAYAN SEKOLAH MINGGU Shalom, Menjadikan doa hal yang utama dalam kehidupan kekristenan merupakan sesuatu yang memberikan pertumbuhan yang dinamis terhadap pengenalan kita kepada Tuhan yang menjadi sumber kehidupan. Pengenalan secara pribadi kepada Tuhan akan memberikan dampak yang nyata dalam kehidupan orang percaya, baik untuk menjalani kehidupan sehari-hari maupun dalam melayani pekerjaan Tuhan. Sajian kami pada edisi kali ini memuat renungan doa dan artikel menjadi pendoa syafaat. Kiranya sajian ini menjadi berkat bagi Anda. Selamat menikmati, Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-Doa, Fitri Nurhana < http://doa.sabda.org > RENUNGAN DOA: MENARA PENGAWAS DOA Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (Lukas 18:1) Tuhan memiliki maksud tertentu ketika mengatakan bahwa manusia harus selalu berdoa. Mereka perlu memiliki roh pendoa dan selalu siap untuk berdoa -- seperti para kesatria zaman kuno yang senantiasa mengenakan persenjataannya supaya mereka cepat menjangkaunya. Para kesatria selalu siap untuk terluka ataupun mati demi tujuan perjuangannya. Prajurit-prajurit sering tidur dengan mengenakan perlengkapan perang. Oleh karena itu, ketika tidur pun kita perlu tetap tinggal dalam roh doa, sehingga apabila terbangun di tengah malam, kita masih tetap bersama Allah. Setelah menerima pengaruh ilahi yang membuatnya mencari sumber surgawi, jiwa kita dapat bertumbuh secara alamiah ke arah Allah. Hati kita perlu menjadi seperti mercusuar atau menara pengawas yang dibangun di pesisir pantai untuk berjaga-jaga menghadapi kemungkinan serangan armada laut. Walaupun tidak selalu menyala, tetapi dengan kayu yang selalu kering dan korek api yang siap menyulut, seluruh tiang pancang selalu siap dinyalakan pada saat diperlukan. Jiwa kita juga harus berada dalam keadaan yang seperti itu, sehingga doa yang ekspresif selalu dipanjatkan. Kita tidak perlu berhenti bekerja dan berlutut untuk berdoa; setiap saat, roh kita dapat menyampaikan doa dengan tenang, singkat, dan cepat menuju takhta kasih karunia. Diambil dari: Judul buku: Saat Teduh Bersama Charles Spurgeon Judul artikel: Menara Pengawal Doa Penulis: Charles Spurgeon Penerbit: Gloria Graffa Yogyakarta, 2004 Halaman: 14 TOKOH DOA: ABRAHAM, JURU SYAFAAT KOTA Abraham sedemikian terkenal di sepanjang zaman. Nama ini disebut dalam 27 kitab Perjanjian Lama dan Baru. Laki-laki yang terlahir di Ur Kasdim ini meninggal pada usia 175 tahun dan dikenang umat manusia sebagai bapa orang beriman. Injil Matius pun dimulai dengan menyebut nama Abraham sebagai leluhur Sang Mesias. "inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham." (Matius 1:1) Abraham adalah seorang pemimpin dari kaum keluarga yang bertumbuh menjadi sebuah kelompok masyarakat yang besar. Alkitab mencatat bahwa Abraham sangat kaya, banyak ternak, perak, dan emasnya (Kejadian 13:2). Kaum kerabatnya sangat besar, apalagi ketika masih hidup bersama Lot dan keluarganya, mereka sampai kekurangan lahan untuk tempat tinggal (Kejadian 13:6). Abraham juga memunyai pasukan militer yang terdiri dari tiga ratus orang lebih (Kejadian 14:14). Abraham menjadi pemimpin sebuah bangsa yang bertumbuh semakin kuat. Tuhan sendiri berjanji "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat." (Kejadian 12:2) Sebagai seorang pemimpin yang sangat berpengaruh, Abraham sangat diperhitungkan. Abraham sangat disegani oleh raja-raja. Firaun menyambutnya dengan baik di Mesir (Kejadian 12:16). Kuasa Tuhan atas Abraham membuat Firaun tertimpa tulah ketika ia berniat mengambil Sara menjadi istrinya (Kejadian 12:17). Hal itu membuat sang raja ketakutan. Abimelekh, raja Gerar juga menjadi sangat ketakutan karena ditegur Tuhan manakala hendak menghampiri Sara (Kejadian 20:6-8). Pasukan Abraham berhasil mengalahkan koalisi raja-raja Timur yang menyerang kota Sodom (Kejadian 14:1-2). Rupanya pasukan Abraham sangat terlatih dan jumlahnya cukup besar, sehingga mampu mengejar musuh sampai jauh (Kejadian 14:14-15). Abraham beserta para raja lain memimpin peperangan itu. Akhirnya, Lot beserta semua tawanan dan harta benda yang dirampas musuh berhasil direbut kembali (Kejadian 14:16). Raja Salem bernama Melkisedek juga sangat menghormati kepemimpinan Abraham. Sebagai seorang iman Allah yang mahatinggi, Melkisedek memberkati Abraham, katanya, "Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi." (Kejadian 14:19) Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Abraham diakui baik oleh kalangan sekuler maupun alim ulama. Kehidupan Doanya Keakraban hubungan Abraham dengan Tuhan terlihat bagaimana Tuhan berbicara kepada hamba-Nya ini. Ketika berumur 75 tahun, Tuhan memberi panggilan dan janji kepada Abraham dengan sangat jelas (Kejadian 12:1-4). Abraham pun taat, ia segera pergi ke negeri yang ditunjukkan Tuhan. Kedekatan dengan Tuhan merupakan kunci keberhasilan seorang pemimpin. Melalui kehidupan doa yang mendalam, kita akan banyak memperoleh pimpinan Tuhan. Sama seperti Abraham, Tuhan akan menunjukkan jalan bagi pelayanan kita, bisnis kita, lokasi kerja kita, dan lain sebagainya. Bersama Tuhan, seorang pemimpin tidak akan kekurangan tuntunan. Pemazmur berkata, "Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya" (Mazmur 23:3b). Abraham juga senang mendirikan mezbah dan memanggil nama Tuhan (Kejadian 12:8, 13:4). Mezbah berbicara tentang bagaimana ia mempersembahkan korban syukur bagi Tuhan. "Memanggil nama Tuhan" menunjukkan pemahaman Abraham yang mendalam bagi pribadi Tuhannya. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan menyatakan diri dalam beberapa nama seperti Elohim atau Sang Pencipta (Kejadian 1:1), Jehovah atau Pribadi yang dengan sendirinya (Kejadian 2:4), Adonai atau Tuan (Kejadian 15:2). Abraham memberi contoh kehidupan doa yang tidak egois, yang hanya meminta-minta kepada Tuhan. Pemimpin Kristen harus belajar untuk memberi korban syukur kepada Tuhan, menaikkan pujian dan penyembahan sebagai ukupan yang harum bagi Allah. Banyak pemimpin Kristen yang tidak memunyai pemahaman mendalam mengenai Tuhan. Ada pun Abraham memahami dengan jelas siapa Allah itu. Jika seorang pemimpin memunyai pemahaman bagus mengenai Tuhan, kehidupan doanya akan menjadi efektif. Ketika keuangan mulai seret, kita bisa berdoa kepada Tuhan yang adalah Jehova Jireh (Tuhan yang memelihara hidup kita). Menghadapi ketidakadilan, kita berseru kepada Jehovah Tsidkenu (Tuhan keadilan kita). Pada waktu sakit, kita bisa berdoa kepada Tuhan yang adalah Jehovah Rapha (Tuhan yang menyembuhkan). Kehidupan doa Abraham membawa dirinya memperoleh kunjungan Allah dalam bentuk penampakan manusiawi (Kejadian 18:1-2). Abraham bergaul karib dengan Tuhan serta menerima berbagai pengalaman adikodrati bersama Tuhan. Banyak pemimpin mengeluh karena kesepian, tetapi Abraham memunyai sahabat sejati yang bergaul karib dengannya, yaitu pribadi Tuhan sendiri. Syafaat untuk Kota Sodom Abraham bukan hanya senang berdoa, ia adalah seorang pendoa syafaat. Abraham tidak hanya berdoa untuk istrinya, anak yang dijanjikan Tuhan, bisnisnya, dan kelompoknya sendiri. Ia bukan seorang yang egois. Abraham juga berdoa untuk kota Sodom yang jahat. Seringkali seorang pemimpin hanya berdoa untuk gerejanya, lembaganya, jemaatnya, dan keluarganya sendiri. Sebenarnya Tuhan memberikan beban bagi para pemimpin untuk mendoakan kota mereka. Firman-Nya, "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:7) Untuk itulah sekarang dibangun "Jaringan Doa Sekota" dan kegiatan-kegiatan sejenisnya. Sangat menarik jika kita perhatikan bagaimana Tuhan berpikir. Tuhan bertanya kepada diri-Nya sendiri, "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan?" (Kejadian 18:17) Tuhan membeberkan rencana-Nya untuk menghancurkan kota Sodom dengan belerang dan api dari langit. Tuhan akan menyatakan hal-hal besar kepada pemimpin yang tekun berdoa. Kata Tuhan, "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui (Yeremia 33:3). Banyak pemimpin salah memprediksi masa depan, melakukan perencanaan jangka panjang dengan perhitungan yang menduga-duga. Tetapi dengan doa yang kuat, mata rohani kita menjadi tajam untuk melihat apa-apa yang akan terjadi di masa depan. Ketika mendoakan kota Sodom, Abraham melakukan tawar-menawar agar Tuhan membatalkan murka-Nya (Kejadian 18:23-32). Artinya, Tuhan sangat menghargai pandangan, argumentasi, dan masukan dari hamba-Nya. Doa syafaat Abraham bersifat dialogis, dua arah secara dinamis. Hal itu juga menunjukkan bagaimana ia sungguh berjuang demi keselamatan kotanya. Jenis pemimpin seperti inilah yang dicari Tuhan, seorang yang mau memperjuangkan nasib kotanya melalui doa. Demikian firman Tuhan, "Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya" (Yehezkiel 22:30). Diambil dari: Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin Judul artikel: Abraham: Juru Syafaat Kota Penulis: Haryadi Baskoro Penerbit Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008 Halaman: 3 -- 8 STOP PRESS: E-BINAANAK: PUBLIKASI BAGI PARA PELAYAN SEKOLAH MINGGU Apakah Anda ingin lebih memperkaya diri untuk menjadi guru sekolah minggu yang profesional dalam mengajar anak-anak? Kami mengundang Anda untuk segera bergabung dengan milis e-BinaAnak. e-BinaAnak menyajikan bahan-bahan seputar pelayanan anak, seperti artikel, tips, bahan mengajar, aktivitas, dan sharing dari rekan-rekan guru sekolah minggu lain, yang akan dibagi dalam setiap edisi. Jika Anda ingin berlangganan e-BinaAnak, silakan mengirimkan e-mail ke < subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org > atau dengan menghubungi kami di < binaanak(at)sabda.org > Apabila Anda ingin mendapatkan edisi e-BinaAnak yang telah terbit, dan bergabung dengan Facebook e-BinaAnak, silakan kunjungi ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak ==> http://pepak.sabda.org ==> http://fb.sabda.org/binaanak Tunggu apalagi, segera berlangganan! Tuhan Yesus memberkati. Kontak: < doa(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/doa > Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |