Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/24

e-Doa edisi 24 (10-2-2011)

Teologi Doa 2

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)

Shalom,

Edisi e-Doa kali ini menekankan hal mencari kerajaan dan kebenaran
Allah, yaitu menempatkan Tuhan Yesus dalam hati kita sebagai titik
pusat dari seluruh kehidupan kita. Yesus bertakhta di dalam hati kita,
jadi menjaga hati adalah perkara yang penting untuk dilakukan,
sekalipun jalan kita lurus, benar, namun jika dalam hati kita tidak
memiliki kasih maka tidak akan berguna. Tuhan memberkati!

Redaksi Tamu e-Doa,
Santi Titik Lestari
< http://doa.sabda.org >

                          ARTIKEL DOA: TEOLOGI DOA 2

Carilah Kerajaan Allah

Mari kita pikirkan istilah kerajaan. Kita akan menyinggung tiga hal
saja mengenai istilah ini. Pertama, kerajaan Allah berlainan dengan
sistem kerajaan dunia. Ini merupakan suatu teokrasi dari surga, di
mana Allah yang bersifat ilahi memunyai satu hak, yaitu menjadi Tuhan
di dalam kerajaan ini. "The Lordship of God", ketuhanan Allah, sifat
keilahian Allah, itulah yang menjadikan Dia berkuasa di dalam kerajaan
ini. Allah tidak perlu pemilihan umum, Allah tidak perlu engkau
memberikan suara supaya Dia menjadi Allah. Tidak. Allah bukan akibat
engkau memilih, saya memilih, maka jadilah Dia Allah. Engkau dan saya
ada akibat diciptakan oleh Dia. Orang Kristen harus ingat, bahwa Allah
memunyai sifat ketuhanan di dalam kerajaan-Nya. Kita harus mengakui
sifat ketuhanan-Nya. Maka unsur pertama dari kerajaan ini adalah sifat
ketuhanan, sifat kerajaan Allah (the Lordship, the Kingship of God).

Unsur kedua adalah kuasa di dalam kerajaan-Nya. Tidak ada kerajaan
yang tidak memerlukan kuasa. Tidak ada kerajaan yang tidak memerlukan
pemerintahan. Tidak ada kerajaan yang tidak memerlukan senjata. Allah
memunyai kuasa otoritas dan otoritas Allah adalah otoritas yang
tertinggi di dalam dunia kelihatan maupun dunia tidak kelihatan.
Itulah sebabnya kerajaan ini memunyai lingkup yang amat besar. Pada
waktu engkau berlutut dan berdoa, jangan lupa bahwa engkau sedang
berada di bawah kuasa yang tertinggi itu. Berdoalah dengan penuh
kesadaran bahwa engkau sedang menghadap Allah yang tertinggi.

Pada tahun 1741, komponis Jerman, Handel menggubah oratorionya yang
terkenal, Mesias, di Inggris. Kemudian ia membawa karya itu ke
Irlandia dan mementaskannya di sana tahun 1742. Tahun 1743 ia diundang
kembali ke London untuk mementaskan karya itu, karena orang sudah
mendengar bahwa oratorio itu luar biasa. Waktu kembali ke London bukan
hanya ahli-ahli musik ingin mendengar Mesias, tetapi juga raja
Inggris. Waktu mendengar sampai bagian "King of Kings, Lord of Lords"
dari chorus Hallelujah, raja Inggris sadar bahwa Yesuslah Raja yang
sesungguhnya. Ia raja kecil, raja Inggris. Padahal waktu itu Inggris
adalah kerajaan terbesar di dunia, yang memunyai armada laut paling
kuat dan memunyai daerah koloni paling banyak. Sampai orang
mengatakan, orang Inggris tak perlu menurunkan benderanya. Kalau
tanah-tanah di Asia sudah menjadi gelap dan bendera diturunkan,
tanah-tanah di Barat sudah pagi dan bendera dinaikkan. Karena itu di
seluruh dunia bendera Inggris belum pernah diturunkan. Allah memilih
Handel yang orang Jerman tidak menggubah Hallelujah di Jerman, tapi di
Inggris, lalu mengatur supaya Raja Inggris ikut mendengarnya. Pada
waktu Raja George II berdiri mendengarkan Hallelujah dia mengaku, "I
am only the king of England, but Jesus Christ is the King of Kings and
the Lord of Lords."

Pertama, ketuhanan-Nya; kedua, kekuasaan-Nya; dan ketiga, wilayah
pemerintahan-Nya. Kalau kita memikirkan kerajaan, kita memikirkan
ketiga hal ini. Siapa rajanya? Sampai di mana kekuasaannya? Di mana
wilayah pemerintahannya? Tuhan memunyai wilayah pemerintahan di dalam
seluruh alam semesta. Itu adalah wilayah pemerintahan yang alamiah
(the natural authority and the natural domain). Yang kita bicarakan di
sini bukanlah demikian, tetapi suatu wilayah pemerintahan yang
supernatural. Apa arti kalimat ini? Ini berarti Tuhan melalui
penebusan Yesus Kristus, memiliki orang-orang yang sudah menjadi warga
Kerajaan Surga, dan Ia memerintah dalam hati mereka. Ketika ditanya,
di manakah Kerajaan Surga, Yesus menjawab, "Kerajaan Surga ada di
dalam hatimu". Apa artinya itu? Berarti wilayah pemerintahan Kerajaan
Allah sudah sampai ke dalam hatimu. Di dalam hatimu seharusnya
terdapat takhta Tuhan. Ini menyangkut pusat hidup. Segala sesuatu
dalam hidupmu keluar dari hatimu. Oleh sebab itu peliharalah hatimu
lebih daripada hal-hal lain.

Apa bedanya orang Kristen dengan orang bukan Kristen? Apa bedanya
orang yang menjadi warga Kerajaan Surga dan orang bukan warga Kerajaan
Surga? Hanya satu, yaitu di dalam hati mereka ada takhta Tuhan atau
tidak ada takhta Tuhan. Celakalah engkau yang selalu memikirkan
bagaimana merugikan orang lain, merusak orang lain. Celakalah engkau
yang hatinya selalu memerintah dengan kuasa kejahatan dan diperintah
oleh kejahatan serta nafsu dan hasrat yang buruk dari motivasi yang
ditimbulkan oleh setan. Celakalah engkau kalau di dalam hatimu ada
takhta setan, bukan takhta Tuhan. Tetapi berbahagialah engkau yang
sudah diisi dengan kebenaran dan di dalam kebenaran engkau rela
menaati Allah yang bertakhta di hatimu. Orang yang demikian, hatinya
penuh dengan perkataan, penuh dengan kekuasaan, penuh dengan kemuliaan
Allah yang melimpah keluar.

Carilah Kerajaan Allah dan jadikanlah dirimu orang yang mengaku
ketuhanan-Nya, mengaku kuasa-Nya. Jadikanlah dirimu wilayah yang
diperintah oleh-Nya. Inilah yang dimaksud carilah kerajaan Tuhan.
Sebenarnya kerajaan ini begitu luas, tetapi Tuhan tidak pernah memaksa
seseorang untuk percaya kepada Dia, sehingga hanya melalui
penginjilan, wilayah ini akan bertambah-tambah. Mari kita berdoa
supaya Kerajaan Allah bertambah-tambah, supaya anak Tuhan yang
tersebar mengabarkan Injil, supaya di seluruh dunia penginjilan terus
berkembang. Hendaklah setiap orang yang mengerti firman Tuhan
menaklukkan hati mereka ke bawah kaki Tuhan. Setiap orang yang
dikuasai oleh Tuhan makin melembutkan diri di bawah pemerintahan-Nya,
dan wilayah pemerintahan Tuhan terus bertambah.

Carilah Kebenaran Allah

Kebenaran keadilan di sini adalah persis lawannya dosa. Istilah dosa
dalam bahasa Yunani adalah `hamartia`, artinya tidak tepat, tidak
mengenai target, tidak kena sasaran. Seperti misalnya engkau
melepaskan tembakan, untuk menembak orang dengan kepalanya yang kena,
tetapi tidak kena orangnya, melainkan pohon di belakangnya. Maka
engkau mengatakan, tidak kena. Itulah `hamartia`. Sedangkan arti
`righteousness` tepat sebaliknya, yaitu kena, cocok, sesuai, mengikuti
standar. Istilah ini waktu diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa
memakai satu kata, yaitu `ih` yang berarti persis sama, tidak lebih
tidak kurang. Kalau tidak lebih tidak kurang berarti akurat dan cocok.

Dalam Alkitab dikatakan bahwa dosa berarti kekurangan atau kelebihan.
Kadang-kadang kita mengkritik orang, "Ini orang terlalu kurang, masa
ini nggak ngerti itu nggak ngerti." Atau sebaliknya,"Orang ini
keterlaluan." Nah, kalau kita katakan keterlaluan itu berarti
kelebihan; lebih apa, lebih bagus? Tentu tidak. Melainkan kelebihan
tindakannya: kemarahan lebih, kecongkakan lebih, perkataannya lebih.
Keterlaluan atau kekurangan, itulah makna hamartia. Tetapi siapa yang
persis, tepat, akurat, menurut apa yang dikehendaki oleh Tuhan,
menurut standar Allah, itu adalah Yesus Kristus. Maka Yesus adalah
satu-satunya orang benar dan kita dibenarkan di dalam Yesus Kristus.
Ada lima aspek kebenaran Allah:

1. Ketulusan, kelurusan seseorang.

Carilah yang tulus, yang lurus, yang benar-benar tegas. Dunia ini
adalah dunia yang penuh dengan kebengkokan. Di dalam dunia yang tidak
lurus, yang tidak tulus, kita harus menjadi orang Kristen yang terus
terang, yang lurus, tidak bengkok-bengkok. Kesungguhan dan kelurusan
ini adalah aspek pertama dari istilah kebenaran keadilan. Tetapi
jangan bersikap lurus lalu kurang cinta kasih. Kelurusan di dalam
kasih, itulah kebenaran Allah. Banyak orang lurus, jujur tetapi tidak
ada kasih, suka marah. Gereja sering berselisih, orang Kristen sering
bertengkar, karena apa? Mereka berkata benar, lurus, tidak bohong,
tetapi kurang cinta kasih. Lurus yang ada kasihnya, itulah kebenaran
dan keadilan Allah.

2. Tidak memandang bulu.

Anda melihat orang Barat dan orang Asia, sama tidak? Anda melihat
atasan dan bawahan, sama tidak? Belajarlah terhadap siapa pun memakai
keadilan kebenaran: kepada orang kaya sama, kepada orang miskin sama,
kepada atasan sama, kepada bawahan juga sama. Ini satu sikap yang
perlu kita tuntut. Seorang benar mengetahui bagaimana menyatakan
keadilan kepada siapa pun. Yesus Kristus ketika di dunia menyatakan
keramahan, kesopanan kepada orang yang miskin, yang buta, yang sakit
kusta, semua diterima-Nya dengan baik. Tetapi terhadap pemimpin-
pemimpin yang tidak benar Dia berani menegur. Tetapi ini tidak berarti
bahwa Tuhan Yesus khusus menyenangi orang miskin, membela orang
miskin, mereka tak bisa salah, sedangkan orang kaya salah. Itu tidak
benar. Meskipun orang Kristen harus memelihara orang miskin tetapi
tidak berarti membela kesalahan orang miskin, atau menegur orang kaya
saja. Tidak.

Pada waktu orang berkedudukan seperti Nikodemus datang, Yesus
menerima-Nya dengan baik. Keadilan Yesus begitu jelas, kepada
pemimpin-pemimpin agama Dia begitu sopan, kepada orang miskin pun Dia
sama sopan. Dia menerima keduanya, Dia memunyai keadilan yang begitu
seimbang. Di atas kayu salib seruan perampok yang bertobat dijawab
oleh Yesus dengan keindahan yang luar biasa. "Yesus, ingatlah akan
aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Jawab Yesus, "Hari ini --
bukan hari itu, bukan waktu kedatangan-Ku tiba -- tetapi hari ini
juga, Aku bawa engkau ke Firdaus" -- penghiburan-Nya begitu indah,
jawaban-Nya begitu sopan, Dia menghormati orang yang sungguh-sungguh
mencari kerajaan-Nya.

3. Kebenaran yang penuh dengan Firman.

Aletheia dimasukkan dikaisune. Orang yang benar adalah orang yang
lurus, tidak bengkok, orang yang adil, tidak memandang bulu, tidak
membeda-bedakan kaya, miskin, pintar, bodoh. Orang yang memunyai
kebenaran adalah orang yang mengisi hatinya dengan firman Allah. Bukan
mengisi dengan kebohongan, bukan mengisi dengan kepura-puraan. Apa
yang dikerjakan, apa yang dikatakan betul-betul sesuai dengan
kebenaran. Jadi yang benar adalah yang sejati. Hati-hatilah dengan
kepura-puraan, kemunafikan yang merusakkan jiwa dan rohani. Kalau kita
memang kurang baik jujurlah bahwa kita memang kurang baik, tetapi
kalau kita berpura-pura seolah-olah baik kita lebih jauh dari
kebenaran. Kesejatian adalah salah satu unsur yang paling penting di
dalam keadilan dan kebenaran Allah.

4. Kesucian sebagai esensinya.

Seorang benar adalah seorang yang suci, seorang yang membenci segala
kenajisan. Tuntutlah ini, carilah kesucian; seumur hidup engkau
menuntut kesucian, tidak memperbolehkan setan bersarang di dalam
jiwamu, tidak mengizinkan dosa bersarang di dalam jiwamu, tidak
mengizinkan nafsu merajalela di seluruh anggota tubuhmu. Usirlah
segala kenajisan, segala hal yang tidak beres, yang kotor, keluar dari
jiwa dan tubuhmu, maka Anda menjadi seorang yang didiami oleh Roh yang
suci. Pada waktu Roh Kudus berusaha menguduskan engkau taatilah Dia,
Dia akan menjadikan engkau bebas dari kenajisan dan kecemaran.
Peliharalah dirimu menjadi orang yang suci. Orang seperti ini meskipun
di hadapan manusia dia orang biasa, tetapi di hadapan Tuhan Allah dia
bernilai tinggi sekali.

5. Ketegasan yang tidak berkompromi.

Seorang benar adalah seorang yang tidak berkompromi, seorang yang
memunyai ketegasan. Ketegasan ini menjadikan dia berpendirian,
mengakibatkan dia memunyai suatu prinsip yang tidak boleh
dikompromikan.

Prinsip Kebenaran dalam Kerajaan Allah

2 Petrus 3 mengatakan, "Menanti langit yang baru dan bumi yang baru,
yang di dalamnya terdapat kebenaran." Pada waktu Yesus Kristus
berkata: "Kerajaan-Ku bukan berasal dari dunia ini, "berarti kerajaan
Allah dari surga dan dunia ini penuh dengan dosa. Prinsip pemerintahan
di dalam wilayah kerajaan dunia adalah prinsip dosa. Tetapi prinsip
pemerintahan di dalam wilayah kerajaan Allah adalah prinsip kebenaran.
"Carilah lebih dalam dan takluklah pada kebenaran; biarlah kebenaran
yang menjadi prinsip pemerintahan di dalam pikiranmu, jiwa, tingkah
laku, pertuturanmu, tindak-tandukmu, hasratmu, dan di dalam doa kita.
Kalau berdoa, berdoalah yang benar, kalau berkata-kata, berkatalah
yang benar, kalau menuntut sesuatu, tuntutlah yang benar, kalau
berdoa, doakan kebenaran, kalau mengabarkan Injil, kabarkan dengan
kebenaran yang diberikan oleh Tuhan Allah.

Diambil dari:
Judul buletin: Surat Doa No. 2 Maret -- April 1988
Judul artikel: Teologi Doa 2
Penulis: Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta

Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org