Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/21

e-Doa edisi 21 (1-12-2010)

Doa Kesembuhan

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI

EDITORIAL
RENUNGAN DOA: Jawaban-Jawaban Doa
ARTIKEL DOA 1: Doa untuk Penyembuhan
ARTIKEL DOA 2: Komunitas dan Kekuasaan
KESAKSIAN NATAL: Dua Malaikat Kecil
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Setiap orang pasti pernah mengalami apa yang dinamakan sakit --
  entah itu parah atau tidak. Jika Anda sedang sakit, apa yang akan
  Anda lakukan? Mungkin Anda akan menjawab: mengunjungi dokter, minum
  obat, dan istirahat yang cukup. Namun, jika sakit yang Anda derita
  tidak kunjung sembuh, apa yang Anda lakukan? Kebanyakan orang
  percaya yang menderita sakit yang cukup parah mengharapkan
  terjadinya sebuah mukjizat. Untuk mengetahui lebih lagi tentang apa
  dan bagaimana doa kesembuhan itu, kami telah menyiapkan artikel yang
  sekiranya dapat membantu Anda untuk mengerti seperti apa doa
  kesembuhan itu. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Doa,
  Novita Yuniarti
  < novita(at)in-christ.net >
  http://doa.sabda.org
  http://fb.sabda.org/doa
______________________________________________________________________
RENUNGAN DOA

                          JAWABAN-JAWABAN DOA

  "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
  mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap
  orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat
  dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Matius
  7:7-8)

  Acap kali kita mengetuk pintu belas kasihan dan lari, bukannya
  menunggu pintu dibukakan dan mendapat jawaban. Kita bertindak
  seolah-olah takut doa-doa kita dijawab. Banyak orang berdoa dengan
  cara itu. Mereka tidak menunggu jawaban. Tuhan mengajar kita melalui
  ayat ini supaya kita tidak hanya memohon, tetapi menunggu jawaban.
  Jika jawaban itu tidak kunjung datang, kita harus berusaha mencari
  alasannya. Saya percaya kita akan mendapat banyak berkat dengan
  berdoa. Doa kita tidak dikabulkan karena mungkin ada sesuatu dalam
  hidup kita yang perlu diterangi terlebih dahulu.

  Ketika Daniel mulai berdoa di Babel untuk pembebasan bangsanya, ia
  berusaha menemukan apa masalahnya dan mengapa Allah memalingkan
  wajah-Nya dari mereka. Dalam hidup kita, mungkin juga ada sesuatu
  yang menahan berkat. Jika ada, kita perlu mengetahuinya. Tentang hal
  ini seorang berkata, "Kita harus memohonkan dengan kerendahan hati
  seorang pengemis, mencari dengan kehati-hatian seorang hamba, dan
  mengetuk dengan keyakinan seorang teman."

  Diambil dari:
  Judul buku: Waktu Teduh Bersama D.L. Moodly
  Judul asli buku: Quiet Times With D.L. Moody
  Penulis: D.L. Moody
  Penerjemah: Nani Tjahjani
  Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2004
  Halaman: 54
______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA 1

                         DOA UNTUK PENYEMBUHAN

  Alkitab menekankan betapa penting kuasa penyembuhan. Untuk
  memperoleh penyembuhan melalui iman dan doa, kita harus mengikuti 4
  langkah pokok.

  1. Percaya penuh kepada Allah bahwa Ia dapat dan mau menyembuhkan.
     Alkitab mengatakan, "Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah,
     ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah
     kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibrani 11:6b)
     Masalahnya sekarang ialah apakah Allah ada atau tidak. Jika Allah
     ada, dapatkah Ia menggunakan kuat kuasa-Nya secara efektif atau
     tidak. Jika Allah dapat, lalu apakah Ia ingin mendengar dan
     menjawab doa-doa kita atau tidak. Yang penting ialah apakah kita
     percaya atau tidak. Kita masih ingat seorang ayah membawa anaknya
     yang sakit kepada Tuhan Yesus. Ia berkata, "... jika Engkau dapat
     berbuat sesuatu, ...." Tetapi Tuhan membetulkannya, "Tidak ada
     yang mustahil bagi orang yang percaya!" (Markus 9:22-23)
     Kata-kata "jika" bukan merupakan persoalan Tuhan tapi persoalan
     kita sendiri. Jelasnya, segalanya tergantung kepada kita, percaya
     atau tidak.

     Tidak seorang pun yang dapat percaya secara sempurna, sebaliknya
     tidak seorang pun yang sama sekali tidak percaya. Di dalam diri
     kita terdapat kedua-duanya, yaitu kepercayaan dan
     ketidakpercayaan. Pertanyaannya sekarang ialah manakah yang kita
     pentingkan. Jika kita ingin mulai dengan mengutamakan iman kita,
     dengan melaksanakan iman yang ada di dalam diri kita, maka ia
     akan bertumbuh dan berkembang.

  2. Percaya akan adanya kerja sama antara ilmu pengetahuan kedokteran
     dengan iman kepercayaan.
     Meminta kedatangan seorang dokter atau pergi ke rumah sakit
     bukanlah tindakan yang menunjukkan kekurangpercayaan kita kepada
     Tuhan. Sebaliknya kita percaya bahwa Tuhan bekerja melalui sarana
     medis dan melalui hukum rohani. Seorang dokter mengerti
     konstruksi tubuh manusia dan cara berfungsinya bagian-bagian
     tubuh itu. Ia juga mengerti ciri-ciri penyakit, sebab-sebabnya,
     dan cara pengobatannya. Tentu, pengetahuan dokter tidak datang
     begitu saja. Ia harus belajar banyak, penyelidikan-penyelidikan
     di bidang kedokteran sangat penting. Tapi, Tuhanlah yang membuat
     semua obat-obatan, dan melalui penggunaan obat yang benar, banyak
     doa-doa permohonan penyembuhan telah dijawab oleh Tuhan.

     Namun, dalam penyembuhan terjadi banyak hal yang melampaui ilmu
     kedokteran. Waktu saya bercakap-cakap dengan Tuhan tentang
     seseorang yang sakit, maka yang pertama saya lakukan adalah
     berdoa untuk dokter dan para perawat agar mereka dapat menjadi
     alat yang Tuhan gunakan untuk menyembuhkan. Tapi bekerjanya
     hukum-hukum rohani dari Allah melebihi bekerjanya hukum
     kedokteran. Pengalaman iman sama ilmiahnya dan sama nyatanya
     seperti penggunaan ilmu kedokteran. Saya yakin bahwa iman dapat
     mendatangkan mukjizat dan dalam banyak kejadian iman merupakan
     kelebihan kekuatan yang menyembuhkan si sakit bahkan dari
     penyakit yang tidak tersembuhkan.

  3. Menyingkirkan penghalang-penghalang spiritual misalnya dosa dan
     sikap hidup yang salah.
     Dalam mengembangkan penggunaan iman untuk penyembuhan dan
     kesehatan, kita tidak hanya harus memberikan tekanan pada iman
     kepercayaan kita dan melihat hubungan antara ilmu kedokteran dan
     pengalaman iman, namun di samping itu semua, hidup kita harus
     dibersihkan dari segala sesuatu yang menghalangi berkuasanya roh
     Allah dalam diri kita. Saya telah mengadakan surat-menyurat
     dengan Harold Sherman. Ia banyak mengatakan tentang hubungan
     antara pikiran dan perasaan. Dia mengambil sebuah contoh yang
     indah dari pengalamannya sendiri. Ia pernah diminta untuk
     mengubah suatu acara penyajian radio dengan janji kelak ia akan
     diberi pekerjaan tetap. Setelah bekerja berat selama beberapa
     bulan, ia dipecat dan hasil karyanya telah dipakai tanpa ada
     penghargaan sedikit pun. Ini menyebabkan dia merasa malu dan
     mengalami kesulitan keuangan. Ia merasa sangat kecewa. Tidak lama
     kemudian ia menderita infeksi dalam tenggorokannya. Ia
     mendapatkan pengobatan yang terbaik tapi tidak ada hasilnya.
     Akhirnya, ia menanggulangi rasa bencinya dengan berdoa untuk
     mereka yang telah berbuat salah terhadapnya dan baru setelah itu
     penyakit tenggorokannya sembuh.

  4. Menerima kehendak Allah untuk hidup kita dan jawaban-Nya atas
     doa-doa kita.
     Seperti juga di dalam semua doa, kita harus dapat menerima
     kehendak Tuhan dan jawaban-Nya. Mengapa kadang doa membawa
     penyembuhan kepada orang yang satu tapi tidak kepada orang yang
     lain? Sebab hanya doa yang lahir dari imanlah yang dapat
     menyelamatkan orang sakit. Doa tidak membawa hasil karena kita
     kurang iman atau karena kita tidak mengetahui cara berdoa.

     Di lain pihak, ada kemungkinan bahwa di dalam keadaan tertentu
     Tuhan tidak berkehendak memberikan penyembuhan. Yang pasti ialah
     bahwa setiap insan suatu saat harus meninggalkan dunia yang fana
     ini sebab jika tidak demikian, kita tidak dapat memasuki
     kehidupan kekal. Tapi sungguhpun demikian, kita yakin bahwa
     kehendak Allah ialah kesehatan dan bukan penyakit, kekuatan dan
     bukan kelemahan, kesenangan dan bukan penderitaan. Jelas pula
     bahwa Ia tidak senang melihat anak-anak-Nya menderita. Dan bila
     kita percaya akan Dia dan berdoa di dalam iman, bila kita
     berusaha sedapatnya untuk memperoleh kesehatan, bila kita
     mengakui kesalahan kita dan membuka diri agar Ia dapat
     membersihkan dosa-dosa kita serta memenuhi kita dengan kasih-Nya
     dan pengampunan-Nya dan lebih daripada itu semua, bila kita
     percaya akan kebijaksanaan-Nya di dalam segala jawaban-Nya, maka
     kita akan memperoleh damai yang luar biasa, damai yang
     menghilangkan ketakutan dan kepanikan kita. Maka janji pemazmur
     telah dipenuhi bagi kita, "Nantikanlah Tuhan. Kuatkanlah dan
     teguhkanlah hatimu.... " (Mazmur 27:14)

  Waktu saya menulis, saya melihat seorang laki-laki sedang menyapu
  dan mengumpulkan daun-daun di halaman. Hal ini menyebabkan saya
  menjadi sedih. Saya kira belum pernah saya dapat menikmati daun-daun
  seperti musim rontok ini. Kamar kerja saya memunyai jendela-jendela
  besar pada tiga sisi dan melalui jendela itu saya biasa melihat
  sepanjang jalan Fairview di Atlanta dengan pohon-pohon berdaun
  warna-warni indah. Keindahan warna daun di musim gugur ini merupakan
  bahan renungan bagi jiwa saya.

  Charles Kingsley pernah mengatakan bahwa keindahan merupakan
  "tulisan Allah". Melihat keindahan pohon-pohon itu saya tidak habis
  mengerti bagaimana seseorang bisa tidak percaya akan Allah. Tapi
  sekarang daun-daun itu kehilangan keindahannya dan pohon-pohon itu
  seolah-olah berkata, "Tidak ada gunanya untuk menunggu Anda lebih
  lama lagi." Satu per satu daun-daun berjatuhan ke atas tanah lalu
  menjadi sampah. Karenanya tukang kebun itu datang untuk menyapunya
  lalu membakar atau membawa sampah itu untuk dibuang ke suatu tempat.
  Pohon-pohon ditinggalkan telanjang dan kelihatan jelek seperti
  tengkorak-tengkorak.

  Ketika saya memikirkan hal itu, saya ingat akan suatu pernyataan
  yang amat mengejutkan. Penulis itu berkata, "Kadang-kadang kita
  melihat Allah seolah-olah seperti seorang pengumpul sampah surgawi."
  Memang hal ini sangat tidak menyenangkan untuk dikatakan. Namun
  penulis itu melanjutkan keterangannya bahwa hidup ini tidak dapat
  dipelihara dengan bersih tanpa Allah. Ada banyak hal di dalam hidup
  kita yang tadinya indah akhirnya dengan terpaksa harus kita
  tinggalkan. Tapi tidak mudah untuk membersihkan diri kita dari
  impian-impian yang hancur, cita-cita yang buruk, dan pikiran yang
  ternoda. Hal-hal ini menjadi sampah yang menimbulkan bau busuk dalam
  hidup kita.

  Dr. Henry Sloane Coffin pernah mengadakan percakapan dengan
  sekelompok pendeta Tiongkok. Ia berkata, "Apa yang menyebabkan Anda
  memilih kepercayaan kepada Kristus dan bukan kepercayaan lain?"
  Apakah karena mukjizat? Tidak, mereka juga memunyai mukjizat dalam
  agama leluhur mereka. Apakah karena pengajaran-pengajaran Kristen?
  Tidak, guru-guru mereka juga mengajarkan banyak hal yang baik.
  Akhirnya salah seorang yang tertua berkata, "Karena Tuhan Yesus yang
  membasuh kaki murid-murid-Nya." Yang lain menyetujui. Ya, Tuhan
  Yesus membungkuk dengan sebuah handuk dan ember berisikan air. Dan
  yang lebih indah lagi, bagaimana Ia melihat dosa-dosa kita, dosa
  yang ingin kita tinggalkan, dan cara Ia membersihkan dosa kita, tapi
  Ia tidak berhenti sampai di situ saja.

  Jika saya melihat kepada pohon-pohon itu, pikirkan saya melayang
  jauh ke depan. Sekarang pohon-pohon itu telanjang, tidak berdaun,
  tetapi setelah musim dingin tibalah musim semi. Pada dahan pohon itu
  akan tumbuh hidup yang baru yang membawa kuncup dan bunga serta buah
  dan daun. Pohon akan menjadi indah dan menarik lagi. Ia tidak akan
  merasa malu jika manusia memandangnya, dengan bangga ia akan
  membentangkan dirinya ke arah langit yang biru serta berdiri tegak
  menjulang. Memang, Tuhan jauh melebihi "seorang pengumpul sampah."
  Tuhan adalah Dia yang pernah berkata, "Aku datang, supaya mereka
  mempunyai hidup dan mempunyai dalam segala kelimpahan." (Yohanes
  10:10b). 
  Di bawah kuasa-Nya, kita menerima kesempatan baru di dalam
  hidup kita. Kita dapat yakin bahwa Tuhan yang telah berbuat banyak
  untuk pohon-pohon, tidak akan membiarkan anak-anak-Nya sendiri
  menderita.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul artikel: Doa untuk Penyembuhan
  Judul buku: Segala Sesuatu Mungkin Melalui Doa
  Penulis: Charles L. Allen
  Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1988
  Halaman: 45 -- 49
______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA 2

                         KOMUNITAS DAN KEKUASAAN

    "Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut
    di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: `Kalau Engkau mau,
    Engkau dapat mentahirkan aku.` Maka tergeraklah hati-Nya oleh
    belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu
    dan berkata kepadanya: `Aku mau, jadilah engkau tahir.`" (Markus
    1:40-41)

  Kita membaca tentang kesembuhan dalam Alkitab, tetapi ada begitu
  besar perbedaan antara apa yang kita baca dari Alkitab dengan
  sebagian besar yang kita lihat dalam kenyataan. Walaupun Tuhan tidak
  harus menyembuhkan sesuai dengan permintaan kita, saya percaya bahwa
  kita sering kehilangan berkat yang Dia inginkan untuk kita alami
  karena kita tidak berhasil memercayai Alkitab. Tuhan tidak
  kehilangan kuasa-Nya, tetapi sering kali kita tidak meminta Dia
  bekerja dan kita tidak melakukan apa yang Dia perintahkan. Alkitab
  menjelaskan kepada kita apa yang harus kita lakukan.

  Komunitas

  Doa bagi kesembuhan diharapkan terjadi dalam suatu komunitas
  Kristen. Sebuah komunitas Kristen adalah kelompok orang percaya yang
  saling mengenal satu sama lain sebagai teman dekat, bukan hanya
  sekadar wajah yang dikenali pada Minggu pagi. Jenis komunitas ini
  tidak muncul dalam kelompok yang hanya kadang-kadang bertemu untuk
  berdoa, menyanyi, memberikan uang, dan mendengarkan khotbah. Sebuah
  komunitas Kristen yang asli terjadi dari orang-orang yang bersikap
  sebagai saudara/i dalam Kristus yang siap berkorban satu dengan yang
  lain sebagaimana Kristus telah lakukan bagi kita.

  Sementara kita sering gagal meniru kekristenan yang berdasarkan
  Alkitab dalam gereja lokal kita, gereja seharusnya merupakan sebuah
  kelompok yang terikat yang saling mengenal secara mendalam,
  secara penuh, dan menganggap serius keterikatan hubungan mereka.
  Kepercayaan dan saling mengandalkan berkembang dalam situasi seperti
  ini. Komunitas kasih, iman, saling mendoakan, dan melakukan sesuatu
  untuk dan dengan kebersamaan. Ketika suatu kebutuhan muncul, hal
  tersebut diketahui oleh semua dan diselesaikan bersama. Jenis
  persahabatan yang intim ini tidak berkembang secara otomatis. Hal
  ini terjadi melalui interaksi kelompok kecil seperti sekolah minggu,
  Pendalaman Alkitab di rumah, retret, latihan menyanyi, perjalanan
  misi, dan keadaan lain yang membangun jembatan penghubung antara
  satu dengan lainnya.

  Otoritas

  Dalam pengertian komunitas Kristen, orang akan mengenali otoritas
  Allah yang dipakai. Pada pasal yang diambil dari Kitab Yakobus,
  gereja diberi tahu: Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit,
  baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan
  dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan... Sudah pasti,
  gereja mula-mula memiliki penatua-penatua, sebuah tanda bahwa dalam
  tubuh Kristus lokal, Tuhan menetapkan dan memakai otoritas dan
  hierarki. Saat penatua mengurapi orang sakit, "Di dalam nama Tuhan
  Yesus," kalimat ini menunjukkan bahwa mereka melakukannya dengan
  otoritas Yesus. Allah Bapa dan Anak memiliki hubungan yang
  hierarkis; ada ketundukan oleh Anak kepada Bapa. Anak merupakan
  Allah sepenuhnya, tetapi Dia dengan rela tunduk kepada Bapa-Nya.
  Anak suka melakukan kehendak Allah Bapa-Nya. Yesus berulang kali
  menjelaskan hal ini dalam Alkitab bahwa Dia hanya melakukan apa yang
  Bapa katakan dan Dia hanya mengucapkan apa yang Bapa suruh Dia
  ucapkan.

  Karena ada hierarki dalam pikiran Allah, kita tidak perlu heran
  bahwa Tuhan sudah menetapkan hierarki dalam hubungan yang lain.
  Kegagalan kita mengenali otoritas Tuhan yang sudah ditetapkan adalah
  masalah kuno. Setan didepak keluar dari surga karena menolak untuk
  tunduk. Walaupun Lucifer merupakan yang tertinggi di antara para
  malaikat, dia menolak tunduk kepada Allah. Dia menuntut kesamaan.
  Adam dan Hawa percaya pada kebohongan setan. Berpikir bahwa mereka
  akan seperti Tuhan, mereka berontak melawan Tuhan dan menjadi budak
  setan. Karena gagal tunduk kepada otoritas Tuhan, mereka ditendang
  keluar dari Firdaus. Masalah ini muncul pada diri setiap orang sejak
  saat itu. Kita tidak mau tunduk kepada Tuhan. Kita tidak ingin
  melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Karena itu, setelah kita lahir
  kembali dalam keluarga Allah, kita harus belajar menundukkan diri
  kepada Bapa. Ingat, hidup dalam kerajaan Allah melibatkan ketundukan
  kepada Sang Raja. Tunduk kepada Bapa juga melibatkan
  kepatuhan/ketundukan pada otoritas Allah yang sudah ditetapkan dan
  ditempatkan dalam hidup kita.

  Tuhan berkata, "Suami adalah kepala istri." Sementara wanita sama
  baiknya dengan pria, mungkin justru lebih baik, mereka tidak diberi
  ketetapan Allah untuk berperan sebagai kepala rumah tangga. Peran
  ini tidak diartikan sebagai suatu persamaan hak, Tuhan memiliki
  suatu rencana dan rencananya harus ditaati jika kita ingin
  benar-benar bahagia. Para wanita tidak diberi peran sebagai kepala
  keluarga, tetapi wanita dikatakan sebagai harta yang harus dicintai,
  dihargai, dihormati, dan dilindungi. Saat Tuhan menciptakan wanita,
  dia ditentukan sebagai penolong pria, Dia menggunakan istilah yang
  sama pada wanita seperti ketika Dia mengumpamakan diri-Nya dalam
  gambaran pelayanan Roh Kudus. Roh Kudus adalah Allah, sebagaimana
  Anak adalah Allah. Kenyataannya Sang Penolong membawa kemuliaan bagi
  Anak dan Anak selalu taat kepada Bapa seharusnya selalu mengingatkan
  kita bahwa tugas kita yang utama ada dalam konteks ketundukan dan
  tidak pernah didapat melalui pemberontakan. Ketundukan bukannya
  tentang harga atau nilai. Otoritas dan ketundukan berbicara tentang
  fungsi. Wanita dan pria, gembala dan ternak, adalah ahli waris dalam
  Kristus. Hal itu ada karena kebijaksanaan Allah yang penuh kasih
  sehingga Allah memutuskan untuk menetapkan hierarki dalam rumah
  tangga, gereja, dan masyarakat. Saat kita menolak menerima hierarki
  yang sudah ditetapkan Tuhan, kita menciptakan kebingungan dan
  kejatuhan dosa.

  Pengakuan Iman dan Pertobatan

  Doa-doa kesembuhan di dalam Alkitab terjadi dalam konteks komunitas
  Kristen dan otoritas alkitabiah. Selain itu juga ada dalam konteks
  pengakuan iman dan pertobatan: "dan doa yang lahir dari iman akan
  menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan
  jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena
  itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan,
  supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin
  didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:15-16) Hal ini bukan
  menganjurkan bahwa semua gereja harus memiliki ruang pengakuan di
  samping gereja sehingga anggotanya bisa singgah dan mengaku dosa
  pada petugas gereja sepanjang minggu: "Berkatilah aku, karena aku
  sudah berdosa." Ayat ini berbicara tentang kenyataan bahwa kita
  semua memiliki masalah dosa dalam hidup kita. Karena itu, kita perlu
  membuat pengakuan dan pertobatan sebagai satu kebiasaan.

  Jika kita tahu bahwa beberapa dosa yang tidak diakui akan diumumkan
  di hadapan jemaat, sebagian dari kita akan memerlukan waktu untuk
  berdoa dan menguji hati dan pikiran kita dulu. Kita perlu
  menjelajahi ingatan kita dengan hati-hati supaya meyakinkan bahwa
  tidak ada dosa yang kita abaikan atau kesampingkan untuk
  diselesaikan sampai kita memunyai lebih banyak waktu. Tuhan berulang
  kali mengingatkan kita: "Tidakkah kamu mengerti? Aku mengasihimu.
  Kamu tidak punya sesuatu yang lebih penting untuk
  dijalani/dihadapi/dilakukan daripada hubunganmu dengan Aku.
  Sebagaimana penyakit yang mengganggu, parahnya kerusakan kesehatanmu
  akibat penyakit itu tidak separah kerusakan akibat toleransimu
  terhadap dosa. Singkirkan dosa dari hidupmu!"

  Jika saya pergi untuk tes kesehatan dan dokter memberi tahu, "Saya
  melihat ada yang harus dikeluarkan;" saya tidak akan mengabaikan
  atau menolak diagnosanya. Saya menjalani operasi 8 kali dan saya
  sangat benci ketika harus bangun setelah menjalani anestesi. Saya
  mengalami rasa mual yang mengerikan sehubungan dengan anestesi dan
  operasi, tetapi jika saya diberi pilihan antara menjalani operasi
  lain atau memiliki tumor dalam tubuh saya, saya akan memilih operasi
  dan bersyukur kepada Tuhan bagi dokter yang mengoperasi saya.

  Dosa jauh lebih mematikan daripada segala tumor. Dosa akan memakan
  kita dari dalam ke luar. Tuhan mengasihi kita; karena itu Dia
  berkata, "Jangan melakukan hal tersebut." Kadang-kadang Dia
  membiarkan kita berada dalam kondisi kesehatan yang buruk sehingga
  kita sangat tertarik dengan doa kesembuhan. Sering kali, saat kita
  sakit, Tuhan mendapatkan perhatian kita atas kebutuhan untuk mengaku
  dosa dalam hidup kita.

  Saya mengenal orang-orang yang berada dalam situasi kritis yang
  masih tidak mengaku dosa. Saya telah melihat orang meninggal, bukan
  bertobat. Mereka tidak akan mengetahui bahwa apa yang sudah atau
  sedang mereka lakukan itu salah. Jangan salah sangka. Saya tidak
  mengatakan hal tersebut karena mereka tidak bertobat atau belum
  diselamatkan; saya tidak tahu. Saya hanya mengatakan bahwa mereka
  memiliki masalah dengan dosa dan mereka tidak membuang dosa
  tersebut. Saya tahu bahwa Tuhan kadang-kadang memanggil orang-orang
  yang hidup dalam kekudusan saat mereka masih muda dan membiarkan
  orang-orang jahat hidup sampai tua. Saya tidak tahu kenapa. Saya
  sangat tahu bahwa Tuhan ingin kita bertobat dan menjadi benar di
  hadapan-Nya. Tuhan ingin bekerja di dalam kita bagi kemuliaan dan
  kehormatan-Nya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul artikel: Komunitas dan Kekuasaan
  Judul buku: Rancangan-Nya Sempurna
  Judul buku asli: Embracing His Will
  Penulis: Jim Wood
  Penerjemah: Ida Tjempaka Juwono
  Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006
  Halaman: 68 -- 73
______________________________________________________________________
KESAKSIAN NATAL

                         DUA MALAIKAT KECIL

  Pada malam Natal, setelah menyelesaikan ketikan, saya berdiri dengan
  hati sedih di tengah kerumunan orang banyak, sambil menunggu
  datangnya kereta api bawah tanah. Sepanjang pagi saya bekerja
  sendiri karena semua teman kerja saya sudah mulai berlibur hari itu.
  Orang-orang di sekeliling saya begitu bersemangat menceritakan
  perjalanan mereka pulang ke rumah untuk berkumpul dengan
  keluarganya. Beberapa orang membawa anak-anak mereka yang masih
  kecil. Sedangkan saya tidak memunyai rumah -- hanya tinggal di kamar
  sewaan -- saya tidak memunyai rencana apa-apa, tidak memunyai suami
  dan anak-anak, meskipun keadaan ekonomi saya semakin membaik pada
  usia mendekati tiga puluh tahun.

  Tiba-tiba saya mendengar suara seruling yang mengalun jernih. Di
  dekat peron ada dua gadis kecil, yang sedang menyanyikan lagu Natal.
  Kedamaian yang terpancar dari kecantikan wajah mereka membuat mereka
  tampak seperti malaikat.

  Saya memasukkan dua puluh lima sen ke dalam kotak seruling yang
  berisi tumpukan uang kecil. Kereta datang dan pergi, tetapi saya
  betah berdiam di sana, terpesona melihat orang-orang bergantian
  menaruh uang logam, bahkan ada yang memberi lembaran uang kertas.
  Hampir semua berpakaian lusuh, namun wajah mereka tampak
  berseri-seri penuh kebahagiaan. Mereka adalah orang-orang yang
  miskin, orang-orang yang sangat dikasihi Kristus. Di lorong peron
  bawah tanah yang dingin dan bising mereka berkumpul, tanpa saling
  mengenal, untuk merayakan Pesta Kasih di hari Natal yang saya
  lupakan karena terlalu sibuk mengasihani diri sendiri.

  Akhirnya, saya mendengar gadis-gadis kecil itu memainkan lagu "Hai,
  Betlehem Kecil" dan saya mendapati bahwa saya masih hafal kata-kata
  dalam syair lagu yang sudah tidak saya nyanyikan lagi sejak kecil.
  "O, Anak kudus di Betlehem, turunlah untuk kami, doa kami.
  Hapuskanlah dosa kami dan masuklah ke dalam hati kami, lahirlah di
  dalam hati kami hari ini." Dan dalam sekejap mata, suasana di
  stasiun yang suram itu berubah. Ah, tentu saja ada pesta Natal yang
  dapat saya hadiri! Perjamuan kudus di gereja malam itu. Dan saya
  juga memunyai rumah! "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul
  dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius
  18:20) 
  Dan saya juga memunyai seorang anak! Anak kudus yang dapat
  lahir setiap hari dalam diri saya apabila saya mau belajar mengasihi
  Dia dan ini jauh lebih indah daripada harapan yang dapat diperoleh
  dari anak dan pernikahan dunia.

  Saya naik kereta api berikutnya dengan perasaan senang dan puas.
  Saya tahu kedua gadis tadi telah memberi hadiah Natal yang luar
  biasa kepada saya. Mereka telah mengembalikan Kristus ke tempat yang
  seharusnya di hari Natal dan di dalam hati saya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Kisah Nyata Seputar Natal
  Judul buku asli: The New Guideposts Christmas Treasury
  Penulis: Margaret B. Waage
  Penerjemah: Ir. Ny. Christine Sujana
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1998
  Halaman: 13 -- 16
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti

Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa
Situs DOA: http://doa.sabda.org
Facebook DOA: http://fb.sabda.org/doa
Twitter DOA: http://twitter.com/sabdadoa
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-Doa / YLSA -- http://http://www.ylsa.org
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org