Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/21 |
|
e-Doa edisi 21 (1-12-2010)
|
|
______________________________e-Doa___________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) ______________________________________________________________________ DAFTAR ISI EDITORIAL RENUNGAN DOA: Jawaban-Jawaban Doa ARTIKEL DOA 1: Doa untuk Penyembuhan ARTIKEL DOA 2: Komunitas dan Kekuasaan KESAKSIAN NATAL: Dua Malaikat Kecil ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Setiap orang pasti pernah mengalami apa yang dinamakan sakit -- entah itu parah atau tidak. Jika Anda sedang sakit, apa yang akan Anda lakukan? Mungkin Anda akan menjawab: mengunjungi dokter, minum obat, dan istirahat yang cukup. Namun, jika sakit yang Anda derita tidak kunjung sembuh, apa yang Anda lakukan? Kebanyakan orang percaya yang menderita sakit yang cukup parah mengharapkan terjadinya sebuah mukjizat. Untuk mengetahui lebih lagi tentang apa dan bagaimana doa kesembuhan itu, kami telah menyiapkan artikel yang sekiranya dapat membantu Anda untuk mengerti seperti apa doa kesembuhan itu. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi e-Doa, Novita Yuniarti < novita(at)in-christ.net > http://doa.sabda.org http://fb.sabda.org/doa ______________________________________________________________________ RENUNGAN DOA JAWABAN-JAWABAN DOA "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Matius 7:7-8) Acap kali kita mengetuk pintu belas kasihan dan lari, bukannya menunggu pintu dibukakan dan mendapat jawaban. Kita bertindak seolah-olah takut doa-doa kita dijawab. Banyak orang berdoa dengan cara itu. Mereka tidak menunggu jawaban. Tuhan mengajar kita melalui ayat ini supaya kita tidak hanya memohon, tetapi menunggu jawaban. Jika jawaban itu tidak kunjung datang, kita harus berusaha mencari alasannya. Saya percaya kita akan mendapat banyak berkat dengan berdoa. Doa kita tidak dikabulkan karena mungkin ada sesuatu dalam hidup kita yang perlu diterangi terlebih dahulu. Ketika Daniel mulai berdoa di Babel untuk pembebasan bangsanya, ia berusaha menemukan apa masalahnya dan mengapa Allah memalingkan wajah-Nya dari mereka. Dalam hidup kita, mungkin juga ada sesuatu yang menahan berkat. Jika ada, kita perlu mengetahuinya. Tentang hal ini seorang berkata, "Kita harus memohonkan dengan kerendahan hati seorang pengemis, mencari dengan kehati-hatian seorang hamba, dan mengetuk dengan keyakinan seorang teman." Diambil dari: Judul buku: Waktu Teduh Bersama D.L. Moodly Judul asli buku: Quiet Times With D.L. Moody Penulis: D.L. Moody Penerjemah: Nani Tjahjani Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2004 Halaman: 54 ______________________________________________________________________ ARTIKEL DOA 1 DOA UNTUK PENYEMBUHAN Alkitab menekankan betapa penting kuasa penyembuhan. Untuk memperoleh penyembuhan melalui iman dan doa, kita harus mengikuti 4 langkah pokok. 1. Percaya penuh kepada Allah bahwa Ia dapat dan mau menyembuhkan. Alkitab mengatakan, "Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibrani 11:6b) Masalahnya sekarang ialah apakah Allah ada atau tidak. Jika Allah ada, dapatkah Ia menggunakan kuat kuasa-Nya secara efektif atau tidak. Jika Allah dapat, lalu apakah Ia ingin mendengar dan menjawab doa-doa kita atau tidak. Yang penting ialah apakah kita percaya atau tidak. Kita masih ingat seorang ayah membawa anaknya yang sakit kepada Tuhan Yesus. Ia berkata, "... jika Engkau dapat berbuat sesuatu, ...." Tetapi Tuhan membetulkannya, "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" (Markus 9:22-23) Kata-kata "jika" bukan merupakan persoalan Tuhan tapi persoalan kita sendiri. Jelasnya, segalanya tergantung kepada kita, percaya atau tidak. Tidak seorang pun yang dapat percaya secara sempurna, sebaliknya tidak seorang pun yang sama sekali tidak percaya. Di dalam diri kita terdapat kedua-duanya, yaitu kepercayaan dan ketidakpercayaan. Pertanyaannya sekarang ialah manakah yang kita pentingkan. Jika kita ingin mulai dengan mengutamakan iman kita, dengan melaksanakan iman yang ada di dalam diri kita, maka ia akan bertumbuh dan berkembang. 2. Percaya akan adanya kerja sama antara ilmu pengetahuan kedokteran dengan iman kepercayaan. Meminta kedatangan seorang dokter atau pergi ke rumah sakit bukanlah tindakan yang menunjukkan kekurangpercayaan kita kepada Tuhan. Sebaliknya kita percaya bahwa Tuhan bekerja melalui sarana medis dan melalui hukum rohani. Seorang dokter mengerti konstruksi tubuh manusia dan cara berfungsinya bagian-bagian tubuh itu. Ia juga mengerti ciri-ciri penyakit, sebab-sebabnya, dan cara pengobatannya. Tentu, pengetahuan dokter tidak datang begitu saja. Ia harus belajar banyak, penyelidikan-penyelidikan di bidang kedokteran sangat penting. Tapi, Tuhanlah yang membuat semua obat-obatan, dan melalui penggunaan obat yang benar, banyak doa-doa permohonan penyembuhan telah dijawab oleh Tuhan. Namun, dalam penyembuhan terjadi banyak hal yang melampaui ilmu kedokteran. Waktu saya bercakap-cakap dengan Tuhan tentang seseorang yang sakit, maka yang pertama saya lakukan adalah berdoa untuk dokter dan para perawat agar mereka dapat menjadi alat yang Tuhan gunakan untuk menyembuhkan. Tapi bekerjanya hukum-hukum rohani dari Allah melebihi bekerjanya hukum kedokteran. Pengalaman iman sama ilmiahnya dan sama nyatanya seperti penggunaan ilmu kedokteran. Saya yakin bahwa iman dapat mendatangkan mukjizat dan dalam banyak kejadian iman merupakan kelebihan kekuatan yang menyembuhkan si sakit bahkan dari penyakit yang tidak tersembuhkan. 3. Menyingkirkan penghalang-penghalang spiritual misalnya dosa dan sikap hidup yang salah. Dalam mengembangkan penggunaan iman untuk penyembuhan dan kesehatan, kita tidak hanya harus memberikan tekanan pada iman kepercayaan kita dan melihat hubungan antara ilmu kedokteran dan pengalaman iman, namun di samping itu semua, hidup kita harus dibersihkan dari segala sesuatu yang menghalangi berkuasanya roh Allah dalam diri kita. Saya telah mengadakan surat-menyurat dengan Harold Sherman. Ia banyak mengatakan tentang hubungan antara pikiran dan perasaan. Dia mengambil sebuah contoh yang indah dari pengalamannya sendiri. Ia pernah diminta untuk mengubah suatu acara penyajian radio dengan janji kelak ia akan diberi pekerjaan tetap. Setelah bekerja berat selama beberapa bulan, ia dipecat dan hasil karyanya telah dipakai tanpa ada penghargaan sedikit pun. Ini menyebabkan dia merasa malu dan mengalami kesulitan keuangan. Ia merasa sangat kecewa. Tidak lama kemudian ia menderita infeksi dalam tenggorokannya. Ia mendapatkan pengobatan yang terbaik tapi tidak ada hasilnya. Akhirnya, ia menanggulangi rasa bencinya dengan berdoa untuk mereka yang telah berbuat salah terhadapnya dan baru setelah itu penyakit tenggorokannya sembuh. 4. Menerima kehendak Allah untuk hidup kita dan jawaban-Nya atas doa-doa kita. Seperti juga di dalam semua doa, kita harus dapat menerima kehendak Tuhan dan jawaban-Nya. Mengapa kadang doa membawa penyembuhan kepada orang yang satu tapi tidak kepada orang yang lain? Sebab hanya doa yang lahir dari imanlah yang dapat menyelamatkan orang sakit. Doa tidak membawa hasil karena kita kurang iman atau karena kita tidak mengetahui cara berdoa. Di lain pihak, ada kemungkinan bahwa di dalam keadaan tertentu Tuhan tidak berkehendak memberikan penyembuhan. Yang pasti ialah bahwa setiap insan suatu saat harus meninggalkan dunia yang fana ini sebab jika tidak demikian, kita tidak dapat memasuki kehidupan kekal. Tapi sungguhpun demikian, kita yakin bahwa kehendak Allah ialah kesehatan dan bukan penyakit, kekuatan dan bukan kelemahan, kesenangan dan bukan penderitaan. Jelas pula bahwa Ia tidak senang melihat anak-anak-Nya menderita. Dan bila kita percaya akan Dia dan berdoa di dalam iman, bila kita berusaha sedapatnya untuk memperoleh kesehatan, bila kita mengakui kesalahan kita dan membuka diri agar Ia dapat membersihkan dosa-dosa kita serta memenuhi kita dengan kasih-Nya dan pengampunan-Nya dan lebih daripada itu semua, bila kita percaya akan kebijaksanaan-Nya di dalam segala jawaban-Nya, maka kita akan memperoleh damai yang luar biasa, damai yang menghilangkan ketakutan dan kepanikan kita. Maka janji pemazmur telah dipenuhi bagi kita, "Nantikanlah Tuhan. Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu.... " (Mazmur 27:14) Waktu saya menulis, saya melihat seorang laki-laki sedang menyapu dan mengumpulkan daun-daun di halaman. Hal ini menyebabkan saya menjadi sedih. Saya kira belum pernah saya dapat menikmati daun-daun seperti musim rontok ini. Kamar kerja saya memunyai jendela-jendela besar pada tiga sisi dan melalui jendela itu saya biasa melihat sepanjang jalan Fairview di Atlanta dengan pohon-pohon berdaun warna-warni indah. Keindahan warna daun di musim gugur ini merupakan bahan renungan bagi jiwa saya. Charles Kingsley pernah mengatakan bahwa keindahan merupakan "tulisan Allah". Melihat keindahan pohon-pohon itu saya tidak habis mengerti bagaimana seseorang bisa tidak percaya akan Allah. Tapi sekarang daun-daun itu kehilangan keindahannya dan pohon-pohon itu seolah-olah berkata, "Tidak ada gunanya untuk menunggu Anda lebih lama lagi." Satu per satu daun-daun berjatuhan ke atas tanah lalu menjadi sampah. Karenanya tukang kebun itu datang untuk menyapunya lalu membakar atau membawa sampah itu untuk dibuang ke suatu tempat. Pohon-pohon ditinggalkan telanjang dan kelihatan jelek seperti tengkorak-tengkorak. Ketika saya memikirkan hal itu, saya ingat akan suatu pernyataan yang amat mengejutkan. Penulis itu berkata, "Kadang-kadang kita melihat Allah seolah-olah seperti seorang pengumpul sampah surgawi." Memang hal ini sangat tidak menyenangkan untuk dikatakan. Namun penulis itu melanjutkan keterangannya bahwa hidup ini tidak dapat dipelihara dengan bersih tanpa Allah. Ada banyak hal di dalam hidup kita yang tadinya indah akhirnya dengan terpaksa harus kita tinggalkan. Tapi tidak mudah untuk membersihkan diri kita dari impian-impian yang hancur, cita-cita yang buruk, dan pikiran yang ternoda. Hal-hal ini menjadi sampah yang menimbulkan bau busuk dalam hidup kita. Dr. Henry Sloane Coffin pernah mengadakan percakapan dengan sekelompok pendeta Tiongkok. Ia berkata, "Apa yang menyebabkan Anda memilih kepercayaan kepada Kristus dan bukan kepercayaan lain?" Apakah karena mukjizat? Tidak, mereka juga memunyai mukjizat dalam agama leluhur mereka. Apakah karena pengajaran-pengajaran Kristen? Tidak, guru-guru mereka juga mengajarkan banyak hal yang baik. Akhirnya salah seorang yang tertua berkata, "Karena Tuhan Yesus yang membasuh kaki murid-murid-Nya." Yang lain menyetujui. Ya, Tuhan Yesus membungkuk dengan sebuah handuk dan ember berisikan air. Dan yang lebih indah lagi, bagaimana Ia melihat dosa-dosa kita, dosa yang ingin kita tinggalkan, dan cara Ia membersihkan dosa kita, tapi Ia tidak berhenti sampai di situ saja. Jika saya melihat kepada pohon-pohon itu, pikirkan saya melayang jauh ke depan. Sekarang pohon-pohon itu telanjang, tidak berdaun, tetapi setelah musim dingin tibalah musim semi. Pada dahan pohon itu akan tumbuh hidup yang baru yang membawa kuncup dan bunga serta buah dan daun. Pohon akan menjadi indah dan menarik lagi. Ia tidak akan merasa malu jika manusia memandangnya, dengan bangga ia akan membentangkan dirinya ke arah langit yang biru serta berdiri tegak menjulang. Memang, Tuhan jauh melebihi "seorang pengumpul sampah." Tuhan adalah Dia yang pernah berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyai dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b). Di bawah kuasa-Nya, kita menerima kesempatan baru di dalam hidup kita. Kita dapat yakin bahwa Tuhan yang telah berbuat banyak untuk pohon-pohon, tidak akan membiarkan anak-anak-Nya sendiri menderita. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul artikel: Doa untuk Penyembuhan Judul buku: Segala Sesuatu Mungkin Melalui Doa Penulis: Charles L. Allen Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1988 Halaman: 45 -- 49 ______________________________________________________________________ ARTIKEL DOA 2 KOMUNITAS DAN KEKUASAAN "Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: `Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.` Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: `Aku mau, jadilah engkau tahir.`" (Markus 1:40-41) Kita membaca tentang kesembuhan dalam Alkitab, tetapi ada begitu besar perbedaan antara apa yang kita baca dari Alkitab dengan sebagian besar yang kita lihat dalam kenyataan. Walaupun Tuhan tidak harus menyembuhkan sesuai dengan permintaan kita, saya percaya bahwa kita sering kehilangan berkat yang Dia inginkan untuk kita alami karena kita tidak berhasil memercayai Alkitab. Tuhan tidak kehilangan kuasa-Nya, tetapi sering kali kita tidak meminta Dia bekerja dan kita tidak melakukan apa yang Dia perintahkan. Alkitab menjelaskan kepada kita apa yang harus kita lakukan. Komunitas Doa bagi kesembuhan diharapkan terjadi dalam suatu komunitas Kristen. Sebuah komunitas Kristen adalah kelompok orang percaya yang saling mengenal satu sama lain sebagai teman dekat, bukan hanya sekadar wajah yang dikenali pada Minggu pagi. Jenis komunitas ini tidak muncul dalam kelompok yang hanya kadang-kadang bertemu untuk berdoa, menyanyi, memberikan uang, dan mendengarkan khotbah. Sebuah komunitas Kristen yang asli terjadi dari orang-orang yang bersikap sebagai saudara/i dalam Kristus yang siap berkorban satu dengan yang lain sebagaimana Kristus telah lakukan bagi kita. Sementara kita sering gagal meniru kekristenan yang berdasarkan Alkitab dalam gereja lokal kita, gereja seharusnya merupakan sebuah kelompok yang terikat yang saling mengenal secara mendalam, secara penuh, dan menganggap serius keterikatan hubungan mereka. Kepercayaan dan saling mengandalkan berkembang dalam situasi seperti ini. Komunitas kasih, iman, saling mendoakan, dan melakukan sesuatu untuk dan dengan kebersamaan. Ketika suatu kebutuhan muncul, hal tersebut diketahui oleh semua dan diselesaikan bersama. Jenis persahabatan yang intim ini tidak berkembang secara otomatis. Hal ini terjadi melalui interaksi kelompok kecil seperti sekolah minggu, Pendalaman Alkitab di rumah, retret, latihan menyanyi, perjalanan misi, dan keadaan lain yang membangun jembatan penghubung antara satu dengan lainnya. Otoritas Dalam pengertian komunitas Kristen, orang akan mengenali otoritas Allah yang dipakai. Pada pasal yang diambil dari Kitab Yakobus, gereja diberi tahu: Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan... Sudah pasti, gereja mula-mula memiliki penatua-penatua, sebuah tanda bahwa dalam tubuh Kristus lokal, Tuhan menetapkan dan memakai otoritas dan hierarki. Saat penatua mengurapi orang sakit, "Di dalam nama Tuhan Yesus," kalimat ini menunjukkan bahwa mereka melakukannya dengan otoritas Yesus. Allah Bapa dan Anak memiliki hubungan yang hierarkis; ada ketundukan oleh Anak kepada Bapa. Anak merupakan Allah sepenuhnya, tetapi Dia dengan rela tunduk kepada Bapa-Nya. Anak suka melakukan kehendak Allah Bapa-Nya. Yesus berulang kali menjelaskan hal ini dalam Alkitab bahwa Dia hanya melakukan apa yang Bapa katakan dan Dia hanya mengucapkan apa yang Bapa suruh Dia ucapkan. Karena ada hierarki dalam pikiran Allah, kita tidak perlu heran bahwa Tuhan sudah menetapkan hierarki dalam hubungan yang lain. Kegagalan kita mengenali otoritas Tuhan yang sudah ditetapkan adalah masalah kuno. Setan didepak keluar dari surga karena menolak untuk tunduk. Walaupun Lucifer merupakan yang tertinggi di antara para malaikat, dia menolak tunduk kepada Allah. Dia menuntut kesamaan. Adam dan Hawa percaya pada kebohongan setan. Berpikir bahwa mereka akan seperti Tuhan, mereka berontak melawan Tuhan dan menjadi budak setan. Karena gagal tunduk kepada otoritas Tuhan, mereka ditendang keluar dari Firdaus. Masalah ini muncul pada diri setiap orang sejak saat itu. Kita tidak mau tunduk kepada Tuhan. Kita tidak ingin melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Karena itu, setelah kita lahir kembali dalam keluarga Allah, kita harus belajar menundukkan diri kepada Bapa. Ingat, hidup dalam kerajaan Allah melibatkan ketundukan kepada Sang Raja. Tunduk kepada Bapa juga melibatkan kepatuhan/ketundukan pada otoritas Allah yang sudah ditetapkan dan ditempatkan dalam hidup kita. Tuhan berkata, "Suami adalah kepala istri." Sementara wanita sama baiknya dengan pria, mungkin justru lebih baik, mereka tidak diberi ketetapan Allah untuk berperan sebagai kepala rumah tangga. Peran ini tidak diartikan sebagai suatu persamaan hak, Tuhan memiliki suatu rencana dan rencananya harus ditaati jika kita ingin benar-benar bahagia. Para wanita tidak diberi peran sebagai kepala keluarga, tetapi wanita dikatakan sebagai harta yang harus dicintai, dihargai, dihormati, dan dilindungi. Saat Tuhan menciptakan wanita, dia ditentukan sebagai penolong pria, Dia menggunakan istilah yang sama pada wanita seperti ketika Dia mengumpamakan diri-Nya dalam gambaran pelayanan Roh Kudus. Roh Kudus adalah Allah, sebagaimana Anak adalah Allah. Kenyataannya Sang Penolong membawa kemuliaan bagi Anak dan Anak selalu taat kepada Bapa seharusnya selalu mengingatkan kita bahwa tugas kita yang utama ada dalam konteks ketundukan dan tidak pernah didapat melalui pemberontakan. Ketundukan bukannya tentang harga atau nilai. Otoritas dan ketundukan berbicara tentang fungsi. Wanita dan pria, gembala dan ternak, adalah ahli waris dalam Kristus. Hal itu ada karena kebijaksanaan Allah yang penuh kasih sehingga Allah memutuskan untuk menetapkan hierarki dalam rumah tangga, gereja, dan masyarakat. Saat kita menolak menerima hierarki yang sudah ditetapkan Tuhan, kita menciptakan kebingungan dan kejatuhan dosa. Pengakuan Iman dan Pertobatan Doa-doa kesembuhan di dalam Alkitab terjadi dalam konteks komunitas Kristen dan otoritas alkitabiah. Selain itu juga ada dalam konteks pengakuan iman dan pertobatan: "dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:15-16) Hal ini bukan menganjurkan bahwa semua gereja harus memiliki ruang pengakuan di samping gereja sehingga anggotanya bisa singgah dan mengaku dosa pada petugas gereja sepanjang minggu: "Berkatilah aku, karena aku sudah berdosa." Ayat ini berbicara tentang kenyataan bahwa kita semua memiliki masalah dosa dalam hidup kita. Karena itu, kita perlu membuat pengakuan dan pertobatan sebagai satu kebiasaan. Jika kita tahu bahwa beberapa dosa yang tidak diakui akan diumumkan di hadapan jemaat, sebagian dari kita akan memerlukan waktu untuk berdoa dan menguji hati dan pikiran kita dulu. Kita perlu menjelajahi ingatan kita dengan hati-hati supaya meyakinkan bahwa tidak ada dosa yang kita abaikan atau kesampingkan untuk diselesaikan sampai kita memunyai lebih banyak waktu. Tuhan berulang kali mengingatkan kita: "Tidakkah kamu mengerti? Aku mengasihimu. Kamu tidak punya sesuatu yang lebih penting untuk dijalani/dihadapi/dilakukan daripada hubunganmu dengan Aku. Sebagaimana penyakit yang mengganggu, parahnya kerusakan kesehatanmu akibat penyakit itu tidak separah kerusakan akibat toleransimu terhadap dosa. Singkirkan dosa dari hidupmu!" Jika saya pergi untuk tes kesehatan dan dokter memberi tahu, "Saya melihat ada yang harus dikeluarkan;" saya tidak akan mengabaikan atau menolak diagnosanya. Saya menjalani operasi 8 kali dan saya sangat benci ketika harus bangun setelah menjalani anestesi. Saya mengalami rasa mual yang mengerikan sehubungan dengan anestesi dan operasi, tetapi jika saya diberi pilihan antara menjalani operasi lain atau memiliki tumor dalam tubuh saya, saya akan memilih operasi dan bersyukur kepada Tuhan bagi dokter yang mengoperasi saya. Dosa jauh lebih mematikan daripada segala tumor. Dosa akan memakan kita dari dalam ke luar. Tuhan mengasihi kita; karena itu Dia berkata, "Jangan melakukan hal tersebut." Kadang-kadang Dia membiarkan kita berada dalam kondisi kesehatan yang buruk sehingga kita sangat tertarik dengan doa kesembuhan. Sering kali, saat kita sakit, Tuhan mendapatkan perhatian kita atas kebutuhan untuk mengaku dosa dalam hidup kita. Saya mengenal orang-orang yang berada dalam situasi kritis yang masih tidak mengaku dosa. Saya telah melihat orang meninggal, bukan bertobat. Mereka tidak akan mengetahui bahwa apa yang sudah atau sedang mereka lakukan itu salah. Jangan salah sangka. Saya tidak mengatakan hal tersebut karena mereka tidak bertobat atau belum diselamatkan; saya tidak tahu. Saya hanya mengatakan bahwa mereka memiliki masalah dengan dosa dan mereka tidak membuang dosa tersebut. Saya tahu bahwa Tuhan kadang-kadang memanggil orang-orang yang hidup dalam kekudusan saat mereka masih muda dan membiarkan orang-orang jahat hidup sampai tua. Saya tidak tahu kenapa. Saya sangat tahu bahwa Tuhan ingin kita bertobat dan menjadi benar di hadapan-Nya. Tuhan ingin bekerja di dalam kita bagi kemuliaan dan kehormatan-Nya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul artikel: Komunitas dan Kekuasaan Judul buku: Rancangan-Nya Sempurna Judul buku asli: Embracing His Will Penulis: Jim Wood Penerjemah: Ida Tjempaka Juwono Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006 Halaman: 68 -- 73 ______________________________________________________________________ KESAKSIAN NATAL DUA MALAIKAT KECIL Pada malam Natal, setelah menyelesaikan ketikan, saya berdiri dengan hati sedih di tengah kerumunan orang banyak, sambil menunggu datangnya kereta api bawah tanah. Sepanjang pagi saya bekerja sendiri karena semua teman kerja saya sudah mulai berlibur hari itu. Orang-orang di sekeliling saya begitu bersemangat menceritakan perjalanan mereka pulang ke rumah untuk berkumpul dengan keluarganya. Beberapa orang membawa anak-anak mereka yang masih kecil. Sedangkan saya tidak memunyai rumah -- hanya tinggal di kamar sewaan -- saya tidak memunyai rencana apa-apa, tidak memunyai suami dan anak-anak, meskipun keadaan ekonomi saya semakin membaik pada usia mendekati tiga puluh tahun. Tiba-tiba saya mendengar suara seruling yang mengalun jernih. Di dekat peron ada dua gadis kecil, yang sedang menyanyikan lagu Natal. Kedamaian yang terpancar dari kecantikan wajah mereka membuat mereka tampak seperti malaikat. Saya memasukkan dua puluh lima sen ke dalam kotak seruling yang berisi tumpukan uang kecil. Kereta datang dan pergi, tetapi saya betah berdiam di sana, terpesona melihat orang-orang bergantian menaruh uang logam, bahkan ada yang memberi lembaran uang kertas. Hampir semua berpakaian lusuh, namun wajah mereka tampak berseri-seri penuh kebahagiaan. Mereka adalah orang-orang yang miskin, orang-orang yang sangat dikasihi Kristus. Di lorong peron bawah tanah yang dingin dan bising mereka berkumpul, tanpa saling mengenal, untuk merayakan Pesta Kasih di hari Natal yang saya lupakan karena terlalu sibuk mengasihani diri sendiri. Akhirnya, saya mendengar gadis-gadis kecil itu memainkan lagu "Hai, Betlehem Kecil" dan saya mendapati bahwa saya masih hafal kata-kata dalam syair lagu yang sudah tidak saya nyanyikan lagi sejak kecil. "O, Anak kudus di Betlehem, turunlah untuk kami, doa kami. Hapuskanlah dosa kami dan masuklah ke dalam hati kami, lahirlah di dalam hati kami hari ini." Dan dalam sekejap mata, suasana di stasiun yang suram itu berubah. Ah, tentu saja ada pesta Natal yang dapat saya hadiri! Perjamuan kudus di gereja malam itu. Dan saya juga memunyai rumah! "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20) Dan saya juga memunyai seorang anak! Anak kudus yang dapat lahir setiap hari dalam diri saya apabila saya mau belajar mengasihi Dia dan ini jauh lebih indah daripada harapan yang dapat diperoleh dari anak dan pernikahan dunia. Saya naik kereta api berikutnya dengan perasaan senang dan puas. Saya tahu kedua gadis tadi telah memberi hadiah Natal yang luar biasa kepada saya. Mereka telah mengembalikan Kristus ke tempat yang seharusnya di hari Natal dan di dalam hati saya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Kisah Nyata Seputar Natal Judul buku asli: The New Guideposts Christmas Treasury Penulis: Margaret B. Waage Penerjemah: Ir. Ny. Christine Sujana Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1998 Halaman: 13 -- 16 ______________________________________________________________________ Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org > Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa Situs DOA: http://doa.sabda.org Facebook DOA: http://fb.sabda.org/doa Twitter DOA: http://twitter.com/sabdadoa ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 e-Doa / YLSA -- http://http://www.ylsa.org Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |