Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/20

e-Doa edisi 20 (11-11-2010)

Fungsi Doa Syafaat (2)

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI

EDITORIAL
ARTIKEL DOA: Fungsi Doa Syafaat (2)
KESAKSIAN DOA: Kuba: Tom White
STOP PRESS: Dapatkan Kumpulan Bahan Natal di Situs Natal SABDA
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Panggilan untuk melayani dan panggilan untuk berperang adalah dua
  dari tujuh fungsi doa syafaat yang telah kita pelajari dalam edisi
  19. Dalam edisi 20 ini, kita akan melihat 5 fungsi doa syafaat yang
  lain. Semoga sajian kami akan semakin membuat Anda bersemangat dalam
  menjalankan tugas Anda sebagai seorang pendoa syafaat. Tuhan Yesus
  memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Doa,
  Novita Yuniarti
  < novita(at)sabda.org >
  http://doa.sabda.org
  http://fb.sabda.org/doa
______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA

                          FUNGSI DOA SYAFAAT (2)

  Seorang pendoa syafaat tidak dibentuk mulai dengan suatu beban untuk
  berdoa, melainkan dengan suatu beban untuk mengasihi -- suatu beban
  yang pada akhirnya akan memimpin pendoa syafaat itu kepada suatu
  kegiatan doa penuh belas kasihan yang sangat dalam yang mengalir ke
  luar dari tujuh fungsi doa syafaat.

  (Fungsi pertama dan kedua dapat Anda baca pada edisi 19)

  1. Panggilan untuk Melayani

  2. Panggilan Untuk Berperang

  3. Panggilan untuk Menjadi Sama dengan Orang Lain

     Doa syafaat adalah tindakan untuk menjadi sama dengan orang lain.
     Seorang pendoa syafaat yang telah menyerahkan diri sepenuhnya
     untuk tugas tersebut seringkali mendapatkan bahwa keterlibatan
     dengan orang lain sangat memengaruhi pola hidupnya. Sebagaimana
     Paulus mengingatkan orang-orang percaya di Korintus: "Sungguhpun
     aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari
     semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
     Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi,
     supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang
     lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat
     menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah
     menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan
     beberapa orang dari antara mereka." (1 Korintus 9:19-20a, 22).

     Baik roh melayani maupun roh berperang, keduanya terkait pada roh
     pengindentifikasian. Melayani adalah tunduk kepada dan menolong
     orang lain. Berperang demi orang lain adalah masuk ke dalam
     peperangan rohani dan menangkis serangan-serangan setan.
     Pelayanan seperti itu dengan jelas memerlukan roh untuk menjadi
     sama dengan mereka yang membutuhkan disertai dengan kemauan untuk
     menyesuaikan dengan gaya hidup seseorang, jika perlu, untuk
     menolong memenuhi kebutuhan tersebut. Apa artinya menjadi sama
     dengan seseorang dalam doa syafaat? Apakah itu berarti menjadi
     lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, bahkan sampai kepada
     titik menyangkal diri sendiri apa pun yang diperlukan untuk
     menolong meringankan kebutuhan tersebut. Sebagai contoh, para
     pendoa syafaat belajar untuk mendengarkan "yang tersirat" ke mana
     pun mereka pergi. Pembicaraan yang biasa sesungguhnya dapat
     menjadi sebuah daftar doa yang tidak tertulis bagi pendoa syafaat
     yang peka.

     Belajar untuk menjadi sama dengan orang lain dalam doa adalah
     suatu pelajaran utama yang unik yang Tuhan ajarkan kepada saya
     sepuluh tahun yang lalu. Selama berhari-hari, berita-berita dalam
     surat kabar dan televisi dipenuhi dengan rincian mengenai keadaan
     sandera yang menyangkut 153 siswa sekolah dasar yang disandera
     oleh teroris di Negeri Belanda. Para teroris mengancam akan
     membunuh seorang anak setiap kali jika tuntutan mereka tidak
     dipenuhi. Sejak hari terjadinya krisis saya mohon kepada Tuhan
     untuk melindungi anak-anak tersebut dan agar mereka dapat
     dibebaskan dengan selamat. Lalu terjadilah hal yang aneh.
     Beberapa hari setelah krisis terjadi, ancaman para teroris
     semakin bertambah. Hari itu, pagi-pagi sekali, di kapel doa saya
     yang terletak di halaman belakang terjadi hal yang luar biasa.
     Pikiran saya dipenuhi dengan sebuah gambar. Tetapi itu lebih dari
     sekadar gambar mati .... gambar itu hidup dan saya berada di
     dalamnya. Saya berdiri di sekolah dengan 153 siswa yang disandera
     tersebut. Saya dapat melihat anak laki-laki dan perempuan dengan
     mata rohani saya. Tetapi kemudian saya melihat sesuatu yang
     mengejutkan. Hanya 151 siswa yang berkebangsaan Belanda; yang dua
     lainnya adalah putri kami, Dena dan Giner, yang masing-masing
     berusia enam dan sembilan tahun.

     Secara alamiah saya tahu hal ini tidak mungkin. Kedua anak gadis
     kami berada kurang dari seratus meter jauhnya, mereka sedang
     terlelap tidur di atas tempat tidur yang nyaman. Tetapi saya lupa
     akan hal tersebut. Saya telah masuk ke dalam pesan seorang pendoa
     syafaat yang menjadi sama dengan seseorang dan Roh Kudus telah
     mendorong saya ke dalam suatu doa yang sungguh-sungguh yang tidak
     pernah saya alami sebelumnya. Perasaan marah meliputi saya dan
     saya mulai memerintahkan para teroris untuk melepaskan anak-anak.
     Saya memukulkan tinju saya pada telapak tangan saya yang lain
     ketika saya berdoa. Saya mengacungkan jari saya dengan otoritas
     ketika saya memerintahkan kepada mereka untuk melepaskan
     anak-anak. Saya menangis. Saya berteriak. Saya gemetar. Dan
     tiba-tiba saya merasa menang. Sebagaimana doa itu tiba-tiba saja
     terjadi demikian pula dengan tiba-tiba doa itu berhenti.

     Tidak lama setelah itu saya meninggalkan kapel doa saya di
     halaman belakang dan saya menuju ke kantor saya. Rasa menang itu
     begitu nyata sehingga saya tidak memikirkannya lagi sampai ketika
     saya duduk di meja makan malam hari itu bersama istri dan
     anak-anak kami. Pesawat televisi dibiarkan menyala di ruang
     keluarga dan saya dapat melihat ke layarnya dari sudut mata saya.
     Saya sedang menyuapkan satu sendok penuh kentang ke mulut saya
     ketika siaran berita dimulai. Pembawa berita, Walter Cronkite,
     mulai dengan kata-kata, "Kami memunyai berita gembira dari Negeri
     Belanda!" Saya terpaku dan berbalik melihat ke layar televisi.
     "Kami baru saja menerima kabar bahwa telah terjadi suatu
     terobosan dalam krisis penyanderaan yang terjadi di Negeri
     Belanda. Tiga dari 153 orang anak telah dibebaskan," Cronkite
     melanjutkan. Ini bisa menjadi permulaan dari berakhirnya krisis
     yang mengerikan ini." Reaksi saya mengherankan saya. Bukannya
     saya meneriakkan teriak kemenangan, melainkan air mata mengalir
     keluar dari mata saya dan saya meletakkan kembali sendok yang
     penuh dengan kentang ke piring saya. Keluarga saya tidak tahu apa
     yang saya lakukan. Yesus, saya berkata dalam hati, saya tidak
     minta hanya tiga anak, saya minta agar mereka semua dibebaskan.
     Dan itu adalah doa yang lahir dari Roh-Mu.

     Pada saat itu suatu ledakan keberanian baru timbul dalam diri
     saya dan saya memukulkan tinju saya dengan keras ke atas meja,
     sambil menyatakan di depan keluarga saya yang terkejut, "Dan saya
     menuntut mukjizat itu terjadi sekarang juga!" Apa yang kemudian
     terjadi akan membuat saya tercengang sampai nanti pada hari saya
     mati. Pada saat yang sama ketika saya memukul meja acara siaran
     televisi disela dengan suatu siaran berita. Walter Cronkite
     diganti dengan seorang penyiar dari stasiun CBS lokal yang
     tergabung: "Kami menyela siaran ini untuk membawakan berita yang
     terbaru mengenai krisis penyanderaan di negeri Belanda. Berita
     yang disampaikan oleh bapak Cronkite adalah rekaman yang telah
     dibuat terlebih dahulu untuk ditayangkan di Pantai Barat dan
     tidak lengkap. Seluruh siswa yang berjumlah 153 anak telah
     dibebaskan pagi ini."

     Saat itu merupakan waktu kemenangan yang tidak akan pernah bisa
     saya lupakan. Tentu saja saya bukanlah satu-satunya orang percaya
     yang berdoa, tetapi saya tahu bahwa doa-doa saya telah membuat
     suatu perubahan. Yang paling mengesankan bagi saya adalah sarana
     yang Tuhan pakai -- yaitu kuasa untuk menjadi sama dengan orang
     lain. Jalan menuju doa syafaat dimulai dengan suatu kemauan untuk
     menjadi sama dengan sakit hati dan kecemasan orang lain. Kita
     harus ingat bahwa Yesus datang dari kemuliaan keindahan kekal
     untuk "berdiam di antara" umat manusia (atau "memasang
     kemah-Nya", seperti yang diartikan dalam kata Yunani) sehingga Ia
     dapat membayar harga dari keterlibatannya (Yohanes 1:14).

  4. Panggilan untuk Berbagi

     Doa syafaat adalah berbagi. Dalam mengutus murid-murid-Nya,
     Kristus memberikan serangkaian perintah yang menerangkan dengan
     singkat dasar dari pelayanan mereka. Sebuah tugas sederhana dari
     keseluruhan daftar itu berisi, "Kamu telah memperolehnya dengan
     cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma." (Matius
     10:8b). 
     Sayang sekali, banyak orang percaya masih harus belajar
     rahasia memberi dengan rela. Mereka memberi, tetapi tidak dengan
     kemurahan hati yang tidak terbatas. Kita melihat bahwa perintah
     Kristus kepada murid-murid-Nya melebihi dari sekadar memberi. Ia
     berkata, "berikanlah dengan cuma-cuma" Inti dari doa syafaat yang
     berarti adalah kemauan untuk memberi. Dan seringkali kemauan
     mengalir bukan dari kemakmuran, tetapi dari keadaan yang miskin.
     Dalam menggambarkan gereja-gereja di Makedonia, Paulus berkata,
     "Walaupun mereka telah mengalami banyak kesusahan dan kesulitan,
     keadaan mereka yang sangat miskin telah bercampur dengan sukacita
     yang mengagumkan, dan hasilnya ialah melimpahnya pemberian mereka
     kepada orang lain." (2 Korintus 8:2, FAYH)

     Mengenai gereja ini Paulus menambahkan: "Mereka memberikan bukan
     hanya apa yang dapat mereka berikan, melainkan lebih daripada
     itu. Saya dapat memberi kesaksian bahwa mereka melakukannya
     dengan rela hati, bukan karena paksaan dari pihak saya. .... Dan
     mereka memberi dengan cara yang sama sekali tidak pernah kami
     harapkan...." (8:3,5) Pada masa-masa permulaan dari pelayanan
     sekolah doa kami, suatu hari kami membutuhkan dana sebesar AS$
     5.000 untuk membayar tagihan yang harus dibayar pada hari itu.
     Hati saya serasa jatuh ketika saya pergi ke kantor pos dan hanya
     mendapatkan seberkas surat-surat dari para pendukung kami.
     Setelah membuka surat yang pertama sepertinya tidak menolong saya
     keluar dari kesulitan saya. Isinya hanya 71 sen.

     Tetapi kemudian saya membaca kesaksian yang disertakan dengan
     pemberian tersebut yang ditulis oleh seorang ibu atas nama
     putrinya yang berumur enam tahun. Selama beberapa tahun ibu ini
     mendukung pelayanan kami dengan mengirimkan persembahan yang ia
     sisihkan dari uang belanjanya setiap bulan. Bulan sebelumnya ia
     telah mengirim , yang telah kami beri tanda terima dengan
     mengirim kartu ucapan terima kasih dan sebuah permohonan doa
     mengenai uang gaji kami. Dan ia mendoakannya. Doanya didengar
     oleh putrinya yang berumur enam tahun. Surat ibunya menceritakan
     kepada saya apa yang terjadi kemudian. "Malam ini saya kembali ke
     dalam kamar putri kami, Elisa, yang berumur enam tahun. Elisa
     mengasihi Yesus dengan sungguh-sungguh. Ia mengundang Yesus masuk
     ke dalam hatinya ketika ia berumur empat tahun. Ketika saya
     membereskan pakaiannya, saya terkejut mendengar suaranya. "Mami,"
     Elisa berkata, "Tuhan baru saja mengatakan kepada saya untuk
     memberikan semua tabungan saya kepada pelayanan Dick Eastman,
     orang yang ibu doakan hari ini." Menurut ibu Elisa, anak yang
     berumur enam tahun itu matanya berair ketika ia mengatakan itu,
     sebagian penyebabnya adalah karena uang tabungannya yang
     berjumlah 71 sen itu telah ditabung dengan susah payah untuk
     membeli sebuah mainan yang sangat diinginkan oleh Elisa.

     "Sangat sulit sekali bagi Elisa untuk memberikan semua
     tabungannya", ibu dari anak yang berumur enam tahun itu menulis,
     "karena dia ingin sekali mendapatkan mainan tersebut. Tetapi ia
     mengatakan kepada saya bahwa ia ingin lebih menaati Tuhan. Jadi,
     Saudara Dick, terlampir adalah sebuah persembahan sebesar 71 sen.
     Ini adalah lebih dari apa yang pernah saya kirim, karena walaupun
     setiap persembahan yang saya berikan adalah suatu pengorbanan,
     tetapi saya tidak pernah memberikan semua yang saya miliki "
     Sepertinya ada roh kemurahan yang dilepaskan di antara para
     pendukung kami. Ketika sisa dari berkas surat-surat yang tidak
     seberapa itu dibuka pagi itu, ternyata kami telah mengumpulkan
     .500 sebagai persembahan dan itu semua dimulai dengan pemberian
     Elisa sebesar 71 sen.

  5. Panggilan untuk Memerintah

     Doa syafaat adalah memerintah. Doa syafaat adalah memerintah
     dengan otoritas. Kepada nabi Yeremia, yang mungkin dapat
     digambarkan dengan lebih tepat sebagai "pendoa syafaat profetik",
     Tuhan berkata: "Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau
     atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan
     merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun
     dan menanam." (Yeremia 1:10) Yeremia bukan seorang raja atau
     pemimpin politik. Namun ia diangkat untuk memerintah atas
     "bangsa-bangsa" maupun "kerajaan-kerajaan". Penting sekali untuk
     diketahui bahwa ada dua alam otoritas -- bangsa-bangsa dan
     kerajaan-kerajaan. Kerajaan-kerajaan di sini berbicara tentang
     pemerintahan rohani atas suatu daerah yang tidak kelihatan,
     sedangkan bangsa-bangsa berbicara tentang kepemimpinan secara
     lahiriah atas suatu daerah yang nyata. Garis besar peran Yeremia
     sebagai seorang pendoa syafaat telah dinyatakan dengan jelas.

     Panggilannya dimulai dengan tugas untuk "mencabut". Untuk menjadi
     seorang pendoa syafaat yang efektif berarti harus pergi ke sumber
     masalah tersebut yaitu akarnya. Akar adalah sumber daya yang
     tersembunyi dari sebuah tumbuhan. Ketika berurusan dengan
     kerusakan moral, maka akar menunjuk kepada kekuatan jahat yang
     tidak kelihatan yang menyebabkan kerusakan. Jadi Yeremia
     ditugaskan untuk menyingkirkan "akar-akar kerusakan" yang
     mencemarkan bangsa mereka melalui doa syafaat. "Mencabut" dalam
     doa berarti menembus dalam sekali ke dalam suatu keadaan rohani
     sehingga kita dapat langsung berurusan dengan sumber utama dari
     keadaan tersebut. Di samping itu Yeremia harus "merobohkan"
     rintangan-rintangan yang telah dibangun untuk menghalangi
     pemberian yang terbaik dari Tuhan kepada umat-Nya.

     Merobohkan artinya memindahkan dari suatu kedudukan yang tetap.
     "Merobohkan" sesuatu menunjukkan bahwa kita memindahkan sesuatu
     yang telah diletakkan di tempat yang tinggi. Untuk masa sekarang
     hal tersebut dapat menunjuk kepada seorang diktator yang telah
     diangkat untuk memegang kekuasaan dan bercokol dalam kedudukannya
     yang tinggi itu. Kemudian Yeremia diperintahkan untuk
     "membinasakan" rintangan-rintangan ini. Menghancurkan artinya
     "menaklukkan atau mengalahkan seseorang atau sesuatu sama
     sekali". Masih ada lagi. Yeremia diperintahkan untuk
     "meruntuhkan" apa yang menjadi takhta Setan. Meruntuhkan bahkan
     memunyai arti lebih keras dari merobohkan. Meruntuhkan artinya
     "membuang atau memindahkan sesuatu dengan cepat dan dengan tenaga
     yang besar".  Pada perjalanan saya yang pertama ke Tiongkok di
     tahun 1978, saya sering melihat meja-meja yang dipenuhi dengan
     tumpukan tinggi Buku Kecil Merah dari Mao Zedong yang merupakan
     kumpulan dari ungkapan-ungkapan politik yang berbau atheis.
     Revolusi Kebudayaan pada tahun 1960-an sebagian besar berasal
     dari sebuah kesetiaan yang ketat pada ajaran yang terdapat dalam
     Buku Kecil Merah ini.

     Saya memutuskan untuk membawa pulang sebuah buku untuk dipakai
     pada waktu doa syafaat saya. Saya taruh buku kecil itu di kapel
     doa saya di halaman belakang rumah dan bilamana saya mulai dengan
     doa syafaat saya, saya diingatkan untuk berdoa bagi pelepasan
     rohani negara Tiongkok. Hari demi hari selama lebih dari dua
     tahun saya memegang Buku Kecil Merah bersampulkan vinil di tangan
     saya, dan memerintahkan agar disingkirkan dari masyarakat
     Tiongkok. Doa-doa saya hampir selalu keras. Saya berteriak
     melawan pengaruh dari buku ini, karena sering teringat bagaimana
     saya melihat anak-anak muda membacanya di tanah lapang di
     Tiongkok seakan-akan mereka sedang mempelajari Alkitab dalam
     kelompok kecil. Bayangkan betapa herannya saya ketika kemudian
     saya mengunjungi Hong Kong dan melihat sebuah berita halaman
     depan dengan gambar Mao Zedong yang ditumbangkan -- diruntuhkan
     -- di seluruh negara Tiongkok. Saya baca setiap kata dari berita
     dalam bahasa Inggris itu. Satu kalimat menimbulkan suatu
     kegembiraan yang istimewa: "Dan mengenai nasib Buku Kecil Merah
     dari Mao Zedong, sepertinya hilang dari permukaan bumi."

     Tetapi panggilan Yeremia belum lengkap. Masih ada dua tanggung
     jawab penting yang tertinggal. Apa yang dimulai dalam keadaan
     negatif sekarang menjadi positif. Sekarang Yeremia diperintahkan
     untuk "membangun" dan "menanam". Membangun artinya "memberi
     bentuk pada sesuatu sesuai dengan sebuah rencana atau proses
     tertentu", atau "membangun dan menguatkan". Pendoa syafaat tidak
     hanya harus menyingkirkan rintangan-rintangan melalui doa-doa
     mereka, tetapi mereka harus menolong menempatkan sesuatu pada
     tempat yang telah disingkirkan sebagai gantinya. Jadi, pendoa
     syafaat tidak hanya berdoa agar seorang pemimpin yang jahat
     disingkirkan, tetapi ia juga harus berdoa supaya pemimpin yang
     benar akan dibangkitkan. Demikian pula menanam adalah unsur yang
     penting bagi doa syafaat yang efektif. Menanam artinya "menaruh
     sesuatu pada suatu tempat di mana ia mempunyai kemampuan untuk
     tumbuh". Doa syafaat di sini melebihi dari doa untuk suatu
     kebutuhan. Doa syafaat yang "menanam" melibatkan tindakan, dengan
     menerapkan jawabannya kepada doa-doa kita sendiri.

  6. Panggilan untuk Menangis

     Doa syafaat adalah menangis. Doa syafaat adalah hancur hati di
     hadapan Tuhan. Pemazmur berbicara tentang aspek kepekaan dalam
     doa syafaat ketika ia berkata: "Orang-orang yang menabur dengan
     mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang
     yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti
     pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya."
     (Mazmur 126:5-6)

     Air mata yang membasahi kita adalah sangat penting sekali dalam
     doa syafaat yang berkemenangan. Kita melihat bahwa air mata
     sering sekali disebut dalam Alkitab. Misalnya ada air mata karena
     sedih dan penderitaan (2 Raja-Raja 20:5) dan air mata karena
     sukacita dan belas kasihan (Kejadian 33:4; Yohanes 11:35). Ada
     air mata karena putus asa (Ester 4:1,3) maupun air mata karena
     kesakitan waktu melahirkan (Yesaya 42:14) dan pertobatan (Yoel
     2:12-13). 
     Dalam Alkitab, air mata digambarkan sebagai sesuatu
     yang disimpan Tuhan dalam botol (Mazmur 56:8, FAYH; TL "kirbat"),
     yang menunjukkan bahwa Tuhan menjunjung tinggi orang yang lembut
     hatinya.

     Air mata adalah air bagi benih rohani yang kita tanam, dan dengan
     demikian meyakinkan kita akan suatu tuaian yang berlimpah sebagai
     hasil dari kehancuran hati kita. Lebih dari sekadar suatu
     lampiasan emosi pada doa-doa kita, maka air mata menjadi doa-doa
     itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh Charles Spurgeon, "Air
     mata adalah doa yang cair!", 7. Panggilan untuk Mati

     Doa syafaat adalah mati. Mati bagi diri sendiri. Kepada
     orang-orang percaya di Roma, Paulus menulis, "Demikian juga
     dengan kamu; kamu sendiri harus melihat bahwa kamu sudah mati
     terhadap dosa dan melihat dirimu sendiri sudah hidup untuk Allah
     melalui Kristus Yesus." (Roma 6:11, FAYH) Kata yang diterjemahkan
     "melihat" di sini berarti "mendekati sesuatu seolah-olah".
     Sebagai pendoa syafaat kita harus menghadapi setiap keadaan dan
     kenyataan seolah-olah "mati" terhadap semua prasangka atau
     pertimbangan duniawi. Mati artinya "tanpa perasaan".

     Perhatikan juga pentingnya kata "Demikian juga" dalam ayat
     tersebut. Sesungguhnya artinya "pada kenyataannya", "sebenarnya",
     atau "sudah jelas". Dengan kata lain, kita harus berlaku
     seolah-olah kita sudah sungguh-sungguh mati. Doa syafaat yang
     efektif menuntut kita mati bagi diri sendiri. Dan di dalam
     istilah rohani itu adalah mati yang sungguh-sungguh, yang
     sebenarnya -- "sudah jelas!"

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buku: Kasih yang Bertumpu pada Lutut
  Judul buku asli: Love on Its Knees
  Penulis: Dick Eastman
  Penerjemah: Liana Kosasih
  Penerbit: Nafiri Gabriel, Jakarta 2000
  Halaman: 34 -- 43
______________________________________________________________________
KESAKSIAN DOA

                         KUBA: TOM WHITE

  Ketika tutup kepala hitam itu ditutupkan ke kepala Tom White, dia
  tidak tahu kalau dia bakal dapat melihat terang lagi. "Ke mana kamu
  akan membawaku?" dia bertanya kepada pengawal. Pengawal-pengawal itu
  tidak menjawab.

  Secara sembunyi-sembunyi Tom telah membawa buku-buku Kristen ke Kuba
  selama tujuh tahun. Dia dan orang-orang lainnya telah menjatuhkan
  traktat Injil dari pesawat terbang ke lautan di sekitar pulau
  Komunis itu. Namun dia tidak pernah mendengar dari orang Kristen di
  Kuba bahwa traktat itu telah sampai.

  "Tolong, Tuhan," Tom berdoa, "beri kami kepastian bahwa apa yang
  kami kerjakan ini membawa hasil."

  Sekarang, enam minggu kemudian, dia dibawa untuk bertemu seorang
  petugas intelijen Kuba, Kapten Santos. Pesawat mereka telah
  mengalami kecelakaan di Kuba, dan Tom serta pilotnya, Mel Bailey,
  ditangkap dan dituduh telah mengancam stabilitas negara itu.

  "Orang-orang kami telah menemukan ini semua di pantai dan di
  ladang-ladang!" teriak Kapten Santos, dengan memegang salah satu
  paket yang telah dijatuhkan bertahun-tahun sebelumnya.

  Tom mencoba untuk tersenyum. "Terima kasih Tuhan," dia berdoa,
  "untuk jawaban-Mu atas doaku. Terima kasih untuk pekerjaan yang
  tidak sia-sia ini.

  Jawaban atas doa Tom ini mahal harganya. Dia dipenjara selama dua
  puluh satu bulan di penjara Kuba. Tetapi di dalam penjara Fidel
  Castro, dia bertemu dengan banyak anggota gereja dan mengetahui
  bahwa tubuh Kristus terus berkembang sekalipun di bawah pemerintahan
  Castro. Allah menjawab doanya.

  Apakah orang percaya tahu apa artinya memperoleh jawaban yang mahal
  atas doa? Jika kita menginginkan jawaban Allah atas doa kita, kita
  harus bersedia menerima jawaban-Nya dalam situasi apa pun. Jawaban
  yang mahal atas doa adalah jawaban yang melibatkan kita dalam
  prosesnya. Kita menaikkan doa kita kepada Allah, namun apakah kita
  juga menawarkan nyawa kita jika memang diperlukan?

  Kita mungkin sering berdoa untuk mereka yang menderita aniaya. Tapi
  bagaimana jika kita diminta untuk menolong mengirimkan makanan dan
  bantuan melalui kesempatan pekerjaan misi yang ditawarkan di gereja?
  Jika kita meminta Allah untuk menolong kita saat kita memerlukannya,
  kita juga harus menjawab ketika Dia meminta kita untuk ikut ambil
  bagian dalam pemecahan masalah itu. Apakah ada masalah yang sudah
  Anda doakan dan Anda belum mendapat jawaban yang pasti? Mungkinkah
  ini karena Allah menunggu kesediaan Anda untuk ikut ambil bagian?

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Jesus Freaks
  Penyusun: Toby McKeehan dan Mark Heimermann
  Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 1995
  Halaman: 37
______________________________________________________________________
STOP PRESS

          DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI SITUS NATAL SABDA

  Bulan November telah tiba. Kami yakin Anda yang aktif di pelayanan
  pasti sudah mulai berpikir untuk mempersiapkan Natal, bukan? Nah,
  dengan gembira kami menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA
  telah menyediakan wadah di situs < http://natal.sabda.org > bagi
  setiap pelayan Tuhan agar bisa saling berbagi bahan-bahan Natal
  dalam bahasa Indonesia. Ada banyak bahan yang bisa Anda dapatkan
  dengan gratis antara lain: Renungan Natal, Artikel Natal,
  Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, Puisi Natal, Tips Natal, Bahan
  Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi Buku Natal, Review Situs Natal,
  e-Kartu Natal, Gambar/Desain Natal, Lagu Natal, dan bahkan sarana
  diskusi tentang topik Natal.

  Yang istimewa adalah situs Natal ini dirancang sebagai situs yang
  interaktif, sehingga Anda juga dapat berpartisipasi aktif dengan
  mengirimkan bahan-bahan Natal Anda, menulis blog atau artikel,
  memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada rekan
  pengunjung lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs Natal
  Indonesia. Mari berbagi berkat pada perayaan hari kedatangan Kristus
  ke dunia 2000 tahun yang lalu ini dengan menjadi berkat bagi
  kemuliaan nama-Nya.

  ==> http://natal.sabda.org
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti

Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa
Situs DOA: http://doa.sabda.org
Facebook DOA: http://fb.sabda.org/doa
Twitter DOA: http://twitter.com/sabdadoa
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-Doa / YLSA -- http://http://www.ylsa.org
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org