Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/18

e-Doa edisi 18 (15-9-2010)

Bagaimana Cara Berbicara dengan Tuhan

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI

EDITORIAL
ARTIKEL DOA: Bagaimana Cara Berbicara dengan Tuhan
TOKOH DOA: Petrus: Dimensi Pengalaman Rohani
KESAKSIAN DOA: Seorang Pembajak dari Rumah Doa
STOP PRESS: Pembukaan Kelas Natal November 2010: Pendidikan Elektronik
            Studi Teologi Awam (PESTA)
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Memiliki hubungan yang akrab dengan orang yang kita kasihi merupakan
  hal yang sangat diinginkan oleh setiap orang. Tanpa terkecuali
  Tuhan. Ia begitu mengasihi umat-Nya sehingga Ia rindu untuk memiliki
  hubungan yang akrab dengan kita. Namun, terkadang karena kesibukan
  kita sepanjang hari, membuat kita tidak memiliki waktu untuk Dia.
  Jika Anda ingin menjadi efektif di dalam doa, artikel berikut
  mungkin bisa membantu Anda. Jadi kami mengajak Anda untuk menyimak
  materi yang telah kami persiapkan. Tuhan Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Doa,
  Novita Yuniarti
  < novita(at)in-christ.net >
  http://doa.sabda.org
  http://fb.sabda.org/doa
______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA

                 BAGAIMANA CARA BERBICARA DENGAN TUHAN

    Berdoa adalah mencurahkan isi hati Anda, yang memunyai arti
    lebih dari sekadar mengulangi kata-kata yang sama sementara
    pemikiran Anda tidak ada di sana sewaktu Anda berdoa. Berdoa
    adalah berbicara dengan pengertian, sadar bahwa kita berbicara
    dengan pribadi yang memunyai akal budi.

  Setiap orang yang rindu memiliki hidup berkemenangan harus belajar
  untuk bergantung pada Tuhan dalam doa hariannya. Doa adalah
  kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk kita dapat berbicara
  dengan-Nya -- Allah yang Maha Besar, Allah yang berkuasa; baginya
  tidak ada yang mustahil. Kehidupan doa yang konsisten akan
  memberikan kita kuasa untuk menaklukan segala sesuatu.

  Doa adalah sebuah dinamit. Ha-hal yang luar biasa dapat terjadi
  dalam kehidupan orang-orang yang berdoa setiap harinya. Itulah
  sebabnya kita harus menjadikan hal ini gaya hidup kita. Hal ini
  harus menjadi sesuatu yang membentuk bagian hidup kita, bahkan
  menjadi sebuah kebiasaan seperti halnya kita makan, tidur, atau
  menggosok gigi. Yesus menjadikan doa sebagai kebiasaan. Dia akan
  berusaha menemukan tempat untuk menyendiri bersama dengan Bapa-Nya.
  Markus 1:35 berkata: "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia
  bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa
  di sana."

  Pentingnya Berdoa

  Sebagai orang-orang yang percaya di dalam Kristus, kita harus
  mengikuti jejak Guru kita. Ini berarti menyediakan waktu untuk
  menyendiri bersama dengan Tuhan, pagi hari adalah waktu yang baik.
  Kemudian kita dapat mendengar petunjuk-Nya, menerima
  perlindungan-Nya, dan bantuan Allah dalam situasi yang berbeda-beda
  yang akan kita hadapi selama sehari penuh.

  Agar Anda dapat berdoa dengan efektif, temukan waktu yang paling
  tepat bagi Anda, baik pada siang hari ataupun malam hari. Berdoalah
  seorang diri sehingga Anda dapat memiliki hubungan yang intim dengan
  Tuhan, Anda dapat dengan bebas mencurahkan isi hati Anda tanpa ada
  yang menghalangi. Berdoa di gereja atau bersama-sama dengan orang
  Kristen yang lain sangatlah menyenangkan terutama pada saat-saat
  awal Anda memulai kehidupan Anda bersama dengan Tuhan. Akan tetapi,
  berdoa seorang diri kepada Tuhan juga memiliki keuntungan sendiri
  dan akan mengajarkan kepada Anda untuk tidak hanya bergantung pada
  doa bersama orang lain.

  Tuhan mengajarkan kepada kita bagaimana kita berdoa dalam Matius
  6:6: 
  "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah
  pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
  Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
  kepadamu." Keuntungan berdoa secara pribadi adalah karena tidak ada
  seorang pun yang mendengarkan, kita dapat mengatakan kepada Tuhan
  apa pun yang kita rasakan, inginkan, atau khawatirkan. Kita dapat
  datang pada-Nya dengan kekurangan dan kelebihan kita karena Dia
  mengenal apa adanya kita. Dia mengerti pikiran dan kecondongan kita
  bahkan sebelum kita mengatakannya. Tuhan senang mendengarkan kita
  dan sangat merindukan kita. Kerinduan-Nya adalah untuk menolong dan
  mengarahkan kita melalui doa dan firman-Nya.

  Milikilah waktu dan tempat secara khusus untuk "perjumpaan setiap
  hari" dengan Tuhan untuk mengembangkan kebiasaan doa Anda. Jika
  karena alasan tertentu Anda tidak dapat bersaat teduh, jangan
  terjebak dalam legalisme atau rasa bersalah. Akan tetapi belajarlah
  dari kesalahan dan pada waktu yang selanjutnya berusahalah lebih
  sungguh untuk bertemu dengan Tuhan. Dia tidak pernah melupakan
  sebuah janji pun, dan tidak perlu diragukan lagi, Dia akan menunggu
  Anda untuk memberikan kasih-Nya, berkat, dan mengangkat beban berat
  Anda.

  Dalam Matius 11:28, Tuhan menunjukkan keinginan-Nya untuk membantu
  kita: "Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
  Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Undangan ini ditujukan bagi
  mereka yang "berbeban berat", yaitu mereka yang ada dalam pencobaan,
  penderitaan, yang terluka secara jasmani maupun emosional. Anda
  dapat menyerahkan semua beban yang telah menyiksa Anda kepada Dia.

  Tuhan mengerti situasi Anda, dan seperti yang Yesaya 63:9 katakan,
  "Dalam segala kesesakkan mereka, Dialah yang menebus mereka." Dialah
  yang menanggung penderitaan Anda, itulah sebabnya Dia berkata,
  "Marilah datang dengan segala yang ada padamu, permasalahan
  keluarga, kebutuhan emosional, datanglah dengan masalah di
  sekolahmu, atau pekerjaanmu, dan aku akan memberikan ketenangan
  kepadamu.

  Berdoa adalah mencurahkan isi hati Anda, yang memunyai arti lebih
  dari sekadar mengulangi kata-kata yang sama sementara pemikiran Anda
  tidak ada di sana sewaktu Anda berdoa. Berdoa adalah berbicara
  dengan pengertian, sadar bahwa kita berbicara dengan pribadi yang
  memunyai akal budi. Sekalipun kita tidak melihat-Nya, hadirat-Nya
  ada bersama setiap pribadi yang memutuskan untuk mencari Dia dengan
  segenap hatinya. Tuhan berkata: "... Dan barangiapa yang datang
  kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang ..." (Yohanes 6:37) Jika kita
  mencari Dia, Dia ada dan akan menerima kita dan tidak akan menolak
  kita. Itulah alasannya kita tidak boleh berdoa hanya di mulut saja,
  akan tetapi berdoa keluar dari hati, doa yang dapat kita ingat
  sehingga ketika jawaban itu datang kita menyadarinya.

  Bagaimana Menjadi Efektif dalam Doa

  a. Mulailah doa Anda dengan menyadari bahwa Anda berada dalam
     hadirat Allah. Ibrani 11:6 berkata: "Tetapi tanpa iman tidak
     mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling
     kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah
     memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia."

  b. Kemudian akuilah kepada Tuhan segala dosa yang telah Anda perbuat
     dengan perkataan Anda, pikiran, atau tindakan sehingga doa Anda
     tidak akan terhalang. Mazmur 66:18 meneguhkan: "Seandainya ada
     niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar."

  c. Ambil waktu untuk mendoakan kebutuhan-kebutuhan Anda secara
     spesifik. Yesus juga mencantumkannya dalam Doa Bapa Kami sewaktu
     Dia berkata: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang
     secukupnya." (Matius 6:11) Oleh karena itu, manfaatkanlah
     kesempatan untuk menaikkan permohonan Anda dalam nama Yesus.
     Yohanes 16:24 mengajarkan kepada kita: "Sampai sekarang kamu
     belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan
     menerima, supaya penuhlah sukacitamu."

  d. Putuskan untuk memberikan kepada Tuhan yang terbaik dari waktu
     Anda, bukan yang sisa-sisa belaka. Yakinlah bahwa Anda sedang
     melakukan investasi yang terbaik bagi hidup Anda. Tidak ada
     satu pun kesempatan yang lebih besar dari hubungan Anda dengan
     Tuhan. Terlebih lagi, doa juga akan melindungi Anda dari godaan.
     Matius 26:41 memperingatkan: "Berjaga-jagalah dan berdoalah,
     supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut,
     tetapi daging lemah."

     Semakin Anda terbiasa untuk berbicara dengan Tuhan, Anda dapat
     mulai mendoakan orang lain dalam doa Anda, yang bisa membawa
     pengaruh besar bagi hidup mereka. Izinkan Tuhan memimpin Anda
     untuk berdoa bagi hal-hal tertentu, dan percayalah bahwa Anda
     akan mendapatkan jawaban dari doa-doa. Akhirilah saat teduh Anda
     dengan ucapan syukur kepada Tuhan atas semua berkat-Nya dan
     segala sesuatu yang telah Dia lakukan dalam kehidupan Anda.

     Anda harus menyadari bahwa Tuhan selalu bersama dengan Anda
     sepanjang hari, dan Anda dapat berbicara kepada-Nya kapan pun
     Anda membutuhkan Dia. Dia menyukai hal itu. Anda akan merasakan
     Tuhan menjadi bagian dari hidup Anda dan dengan cara inilah Anda
     menyatakan kasih Anda kepada-Nya.

  e. Sebelum Anda tidur periksalah kehidupan Anda, tanyakan kepada
     Tuhan hal-hal apakah yang tidak menyenangkan-Nya (pikiran, sikap,
     perkataan, atau tindakan). Kemudian akuilah dan tinggalkan
     hal-hal tersebut. Firman berkata dalam Amsal 28:13: "Siapa
     menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa
     mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." Kemudian
     mintalah kekuatan kepada Roh Kudus dan mintalah kemampuan untuk
     hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Akhirilah dengan ucapan syukur
     atas kemenangan yang diberikan-Nya. Yohanes 6:37 berkata, "Semua
     yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan
     barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang."

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buku: Memperkuat Langkah-Langkahku
  Judul buku asli: Strengthening My Steps
  Judul artikel: Bagaimana Cara Berbicara dengan Tuhan
  Penulis: Claudia De Fajardo
  Penerjemah: Angela Yuanita Wijayanto dan Jonathan Setiawan
  Penerbit: GBI Keluarga Allah, Yogyakarta 2001
  Halaman: 29 -- 37
______________________________________________________________________
TOKOH DOA

                  PETRUS: DIMENSI PENGALAMAN ROHANI

  Simon Petrus adalah seorang murid Yesus yang terkemuka, selalu
  disebut yang pertama dalam urutan para rasul. Pada waktu Yesus
  memilih keduabelas rasul-Nya, Simon Petrus adalah nama murid yang
  disebut pertama kali (Matius 10:1-4; Markus 3:13, 19; Lukas 6:12-16).
  Petrus bersama Yakobus dan Yohanes merupakan kelompok tiga utama
  yang sangat dekat dengan Guru mereka (Markus 5:37, 9:2, 14:33).

  Di antara kedua belas murid Yesus, Petrus merupakan semacam "ketua
  kelas" mereka. Ia mewakili teman-temannya untuk berbicara atau
  bertanya kepada Guru mereka (Matius 15:15, 18:21; Markus 1:36, 8:29, 9:5, 10:28, 11:21, 14:29; Lukas 5:5, 12:41). Jadi, semua murid
  mengakui dan mendukung kepemimpinan Petrus.

  Meskipun telah jatuh dalam dosa penyangkalan yang memalukan, Petrus
  ditampilkan ke depan dalam peristiwa kebangkitan Kristus (Markus
  16:7). 
  Yesus juga menampakkan diri secara khusus kepada Petrus:
  "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada
  Simon" (Lukas 24:34). Paulus menulis bahwa Yesus menampakkan diri
  untuk pertama kalinya kepada Petrus (1 Korintus 15:5).

  Kepemimpinan Petrus di antara para rasul sangat penting dalam
  pandangan Yesus maupun Iblis. Hal itu terlihat dari peringatan Yesus
  tentang bagaimana Iblis akan menampi Petrus dan tindakan Yesus untuk
  secara khusus mendoakannya supaya imannya tidak gugur (Lukas 22:31-32).

  Menjelang kenaikan-Nya ke surga, Yesus meneguhkan panggilan
  pelayanan kepemimpinan Petrus. Tiga kali Yesus memberi perintah:
  "Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yohanes 21:15-17). Tugas dan
  pelayanan Petrus sebagai pemimpin sangatlah berat, Yesus menubuatkan
  kemartirannya sebagai seorang pemimpin (Yohanes 21:18-19).

  Menjelang Pentakosta, Petrus tampil berbicara di depan 120 murid
  yang sama-sama menantikan pencurahan Roh Kudus itu (Kisah Para Rasul
  1:15). 
  Setelah Roh Kudus turun, Petrus tampil sebagai pemimpin utama
  kegerakan tersebut. Dialah pengkhotbah utama yang menobatkan 3.000
  orang (Kisah Para Rasul 2:14, 41).

  Petrus adalah juru bicara Gereja Perjanjian Baru (Kisah Para Rasul
  4:8). 
  Sebagai pemimpin umat dalam ketertiban, ia memunyai otoritas
  besar untuk menyatakan hukuman Allah kepada para pendosa (Kisah Para
  Rasul 5:1-11). Petrus adalah tokoh pemimpin pertumbuhan Gereja yang
  pelayanannya disertai mukjizat dan tanda-tanda ajaib (Kisah Para
  Rasul 5:15).

  Kehidupan Doanya

  Kehidupan doa Petrus tercermin dari pola hubungan dirinya dengan
  Kristus. Petrus senang bertanya kepada Gurunya, sehingga Yesus pun
  memberinya banyak pengertian. Sebagai contoh, Petrus bertanya
  tentang berapa kali ia harus mengampuni orang yang bersalah
  kepadanya (Matius 18:21).

  Tentu saja seorang guru senang dengan murid yang proaktif. Demikian
  juga dengan doa-doa kita, jangan hanya minta dan menunggu-nunggu
  secara pasif saja. Ketika ada persoalan, Yesus menanti kita
  bertanya: "Tuhan bagaimana jalan keluarnya? Mengapa ini terjadi atas
  hidupku? Apa salahku? Berikan aku hikmat-Mu!" Siapa aktif bertanya,
  dia akan memperoleh banyak pengertian, hikmat, dan wahyu.

  Petrus adalah seorang pendoa yang memunyai kerinduan dan keberanian
  iman. Hal itu tampak sekali dalam peristiwa Petrus berjalan di atas
  air (Matius 14:26-31). Melihat Gurunya berjalan di atas air, Petrus
  terdorong hatinya untuk melakukan hal yang sama seperti Yesus.
  Petrus pun nekat terjun dan berjalan di atas riak air, meskipun
  kemudian tenggelam. Petrus adalah seorang pemberani, termasuk berani
  untuk mengalami kegagalan.

  Jadilah seorang pemimpin Kristen yang memunyai kerinduan dan
  keberanian dalam berdoa.

  Berdoalah untuk perkara-perkara besar, mintalah hal-hal ajaib dari
  Tuhan. Rindukan kedahsyatan Tuhan melalui doa Anda. Yesus sendiri
  senang dengan doa-doa yang demikian. Yesus bahkan rindu melihat kita
  melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Dia lakukan, bahkan yang lebih
  besar (Yohanes 14:12).

  Ketika menghadapi masalah, Petrus mengedepankan iman di dalam
  doanya. Perhatikan ketika Petrus menjumpai seorang lumpuh di Gerbang
  Indah Bait Allah, dengan lantang ia berkata, "Demi nama Yesus
  Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (Kisah Para Rasul 3:6)
  Petrus menghayati pesan Yesus tentang ajaran supaya percaya di dalam
  hati dan mengucapkan perkataan iman yang positif (Markus 11:23).

  Di samping doanya sendiri yang kuat, keberhasilan pelayanan Petrus
  sesungguhnya karena didukung jemaat yang secara giat
  mendoakannya. Ketika Petrus dipenjara, jemaat tekun mendoakannya
  (Kisah Para Rasul 12:5). Alhasil, Tuhan menyatakan mukjizat yang
  sangat ajaib sehingga Petrus pun bebas.

  Seorang pemimpin Kristen memerlukan perisai doa dari jemaat atau
  para stafnya. Seorang gembala membutuhkan doa-doa jemaat. Dalam hal
  ini, seorang pemimpin perlu merendahkan diri dan meminta topangan
  para pengikutnya.

  Hal-Hal Adikodrati

  Petrus adalah seorang pemimpin yang melalui kehidupan doanya maka
  hubungan pribadinya dengan Kristus mengalami banyak pengalaman
  supernatural. Ketika Yesus dimuliakan di atas gunung, Petrus melihat
  dan mengalami sendiri hadirat Tuhan yang dahsyat itu. Karena panik
  dan ketakutan, Petrus berbicara kepada Yesus bahwa ia hendak
  mendirikan tiga kemah untuk Yesus, Musa, dan Elia (Markus 9:56).
  Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu
  terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia"
  (Markus 9:7).

  Banyak orang merindukan pengalaman hadirat Tuhan, tetapi mereka
  sudah ketakutan lebih dulu. Peristiwa Yesus berjalan di atas air
  juga membuat para murid berteriak ketakutan, bahkan mengira Yesus
  hantu (Matius 14:26-27). Banyak pemimpin Kristen menghindari dimensi
  pengalaman supernatural dari kehidupan doa karena takut sesat, takut
  menjadi bidat. Ketakutan itu harus dibuang jauh, sebab Roh Kudus
  tidak akan menyesatkan, Ia akan menuntun kita dalam segala kebenaran
  (Yohanes 16:13).

  Berjalan di atas air adalah pengalaman adikodrati bagi Petrus. Hal
  ini terjadi karena Petrus tergerak imannya ketika melihat Yesus
  berjalan di atas air, Petrus ingin seperti Yesus (Matius 14:28).
  Kesebelas murid yang lain tidak mengalami perkara ajaib itu karena
  mereka pasif.

  Pengalaman rohani dari Tuhan akan diperoleh jika Anda keluar dari
  "perahu" Anda -- zona nyaman Anda. Doa memerlukan sebuah lompatan
  iman yang dilakukan secara inovatif dan berani. Banyak pemimpin
  Kristen memilih pasif dan mempertahankan status quo, tidak mau masuk
  dalam pembaruan doa.

  Bagi Petrus, doa adalah pengalaman supernatural bersama Roh Kudus.
  Doa bukan sekadar tradisi agamawi yang kaku dan hampa. Ketika
  melayani di dekat Yope, Petrus berdoa dan rohnya diliputi kuasa
  ilahi sehingga ia pun melihat penglihatan-penglihatan adikodrati
  (Kisah Para Rasul 10:9-11). Petrus mengalami kondisi kepenuhan
  karena Roh Kudus.

  Bagi Petrus, doa membuka keran urapan Roh Kudus yang dahsyat dalam
  hidup dan pelayanannya. Petrus adalah seorang pemimpin yang sangat
  terbuka pada karya Roh Kudus. Urapannya begitu dahsyat, bayangannya
  pun menyembuhkan (Kisah Para Rasul 5:15).

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
  Judul artikel: Petrus: Dimensi Pengalaman Rohani
  Penulis: Haryadi Baskoro
  Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2004
  Halaman: 93 -- 98
______________________________________________________________________
KESAKSIAN DOA

                    SEORANG PEMBAJAK DARI RUMAH DOA

    Pada usia 27, wanita muda itu sedang menghadapi masa penjaranya
    yang keempat di Uni Soviet, tetapi agaknya penjara hanya memberi
    pengaruh sedikit tetapi malahan meningkatkan cintanya terhadap
    firman Allah dan kepentingannya terhadap imannya. "Di penjara, hal
    yang paling sukar adalah untuk hidup tanpa Alkitab."

  Aida berdiri di sudut menyerahkan kartu-kartu kecil dengan puisi-
  puisi di dalamnya. Pada tiap kartu terdapat puisi yang telah ia 
  tulis sendiri. Tiap puisi menyatakan kasih dan sukacita yang ia 
  peroleh dari pengenalan akan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. 
  Beberapa mengambilnya karena mereka tertarik dengan apa yang mungkin 
  sedang ia bagikan, beberapa karena ia begitu cantik, tetapi 
  kebanyakan mungkin mengambil kartu-kartunya karena sukacita dan 
  kasih yang tampak di dalam senyumnya saat ia menatap ke dalam mata 
  setiap orang dan memberikan kepada mereka sebuah kartu.

  Karena ini ia ditahan dan dibawa ke pengadilan. Di hadapan
  pengadilan dengan berani Aida bersaksi, "Masyarakat yang sedang
  dibangun oleh kalian, para komunis, tidak pernah dapat menjadi adil
  karena kalian sendiri tidak adil." Ia dijatuhi hukuman satu tahun
  penjara.

  Ketika ia dilepaskan, ia langsung kembali kepada pekerjaannya untuk
  gereja bawah tanah. Karena kecantikannya, kemauan kerasnya, dan
  keberaniannya, ia disebut "pembajak dari rumah doa" oleh koran
  komunis Izvestia.

  Salah satu tulisan berani yang ia tulis adalah, "Kalian, para ateis,
  dapat mengadakan pertemuan bersama setiap saat dan melakukan apa pun
  yang kalian inginkan -- berbicara, membaca, bernyanyi. Jika demikan,
  mengapa kami tidak dapat saling mengunjungi? Hukum apa yang melarang
  hal ini? Mengapakah kami tidak boleh berdoa atau membaca Alkitab
  kapan pun kami ingin? Kami diizinkan untuk berbicara mengenai Allah
  hanya di gereja. Kalian pasti tidak akan setuju jika kalian
  diizinkan untuk berbicara mengenai teater hanya di teater atau
  mengenai buku-buku hanya di perpustakaan. Dengan cara yang sama,
  kami tidak dapat diam mengenai apa yang merupakan seluruh arti dari
  hidup kami -- mengenai Kristus." Sekali lagi ia dijatuhi hukuman
  empat tahun penjara, tetapi ia tidak bergeming.

  Satu kali, sebuah Injil Markus diselundupkan kepadanya. Ketika para
  penjaga mengetahui bahwa aku memiliki sebuah Injil, mereka menjadi
  khawatir dan menggeledah seluruhnya. Pada pencarian kedua, mereka
  menemukannya. "Aku dihukum karena ini dan harus menghabiskan waktu
  sepuluh hari dan sepuluh malam di dalam tahanan sel yang dingin dan
  terasing. Tetapi dua minggu kemudian aku diberikan seluruh
  Perjanjian Baru yang dapat aku simpan nyaris hingga hari
  pembebasanku."

  "Penjara sering kali digeledah, tetapi setiap kali Tuhan membantu
  aku. Aku tahu lebih dahulu mengenai penggeledahan sehingga aku dapat
  menyimpan buku berharga itu. Banyak tahanan lain yang menolongku
  menyembunyikan buku itu, walaupun mereka bukan orang Kristen."

  Para penjaga melakukan banyak hal untuk berusaha membuatnya
  kehilangan keberanian dan membuatnya menyangkal imannya, namun
  beberapa dari tindakan tersebut justru memberikan efek yang
  sebaliknya. "Satu kali seorang penjaga menunjukkan kepadaku
  bungkusan makanan. Ia mengatakan kepadaku bahwa isinya coklat dan
  berbagai hal lezat lainnya. Bungkusan itu tidak diberikan kepadaku
  [karena aku tidak mau menyangkal imanku], tetapi dengan menunjukkan
  bungkusan itu aku malah mendapatkan dorongan kekuatan karena
  mengetahui bahwa sahabat-sahabatku peduli akan diriku. Kenyataan
  tersebut jauh lebih berarti daripada makanannya. Pada kesempatan
  lain, aku diberitahukan bahwa sepuluh paket telah tiba untukku dari
  Norwegia, tetapi paket ini pun tidak diberikan kepadaku. Kami sangat
  bersukacita karena mengalami persekutuan roh yang nyata dengan
  sesama orang Kristen di bagian-bagian dunia yang berbeda. Hal ini
  memberikan kepada kami harapan di dalam penjara. Aku ingin
  mengirimkan sebuah ungkapan kasih dari kami semua kepada mereka yang
  telah peduli terhadap kami dan berdoa bagi kami."

  Ketika ia dilepaskan dari masa penjaranya yang keempat, Aida telah
  berubah secara drastis. Kecantikan bagai bintang film yang ia miliki
  pada masa mudanya bukan saja lenyap, tetapi pada usianya yang baru
  tiga puluh tahun ia tampak seperti berusia lebih dari lima puluh. Ia
  kurus kering dan lusuh oleh tahun-tahun yang dihabiskannya di dalam
  penjara. Jika Anda melihatnya, Anda tidak akan pernah mengenalinya
  sebagai wanita yang sama, kecuali untuk satu hal: senyumannya.
  Senyumannya masih mencerminkan kasih dan sukacita karena pengenalan
  akan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

  Mengenai masa penjaranya yang terakhir dan paling sukar, Aida
  menulis, "Aku semakin memahami ayat berikut, `Sebab kuk yang
  Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.` (Matius 11:30) Yesus
  sendiri mengatakan kata-kata ini dan selama tiga tahun di dalam
  penjara itu aku menjadi mengerti betapa nyata dan benar kata-kata
  tersebut."

  Pada tahun 1991, sekitar 20 tahun setelah masa penjaranya yang
  keempat dan terakhir, Uni Soviet pecah karena kejatuhan Komunisme.
  Penganiayaan kaum Kristen oleh pemerintah pun berhenti, setidaknya
  untuk satu periode. Iman dan perjuangan dari Aida dan banyak lainnya
  di bawah tanah tidaklah sia-sia.

  Pada tahun 1992, kurir-kurir dari The Voice of the Martyrs mendapati
  Aida -- sakit, pucat, dan kurus -- hidup di apartemen yang terawat
  baik di gedung tua yang nyaris roboh di St. Petersburg. Aida
  merupakan pulau yang bersih dan teratur di tengah-tengah kekacauan;
  itu merupakan gambaran makna hati dan rohnya. Jelas tampak bahwa ia
  tidak menyimpan kegetiran kepada penyiksa-penyiksa terdahulunya,
  hanya pengampunan. Ia terkejut mengenai perhatian yang telah ditarik
  oleh ceritanya dari seluruh dunia, tetapi ia amat bersyukur atasnya.
  Ia mengatakan, "Aku hanya mungkin bertahan karena banyak doa-doa
  dari seluruh dunia. Jika tidak aku tidak akan bertahan."

  "Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri adalah
  orang-orang hukuman. Dan ingatlah akan mereka yang diperlakukan
  sewenang-wenang; karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini."
  (Ibrani 13:3)

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Jesus Freak
  Penyusun: Toby McKeehan dan Mark Heimermann
  Penerbit: Cipta Oleh Pustaka, 1995
  Halaman: 89 -- 92
______________________________________________________________________
STOP PRESS

                 PEMBUKAAN KELAS NATAL NOVEMBER 2010:
           PENDIDIKAN ELEKTRONIK STUDI TEOLOGI AWAM (PESTA)

  Salah satu pelayanan YLSA adalah membuka Sekolah Teologi jarak jauh
  yang disebut Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam (PESTA).
  Melalui kelas-kelas diskusi di PESTA, YLSA berharap dapat menolong
  memperlengkapi jemaat-Nya dengan pengetahuan teologi yang memadai
  dengan berlandaskan pada kebenaran firman Tuhan (Alkitab) sebagai
  dasar iman kristiani.

  Pada bulan November 2010, PESTA akan membuka kelas diskusi yang
  membahas topik-topik seputar Natal. Kelas Natal ini akan mempelajari
  pokok-pokok penting seputar peristiwa Natal. Para peserta pun dapat
  saling mendiskusikan makna Natal yang sebenarnya dalam kehidupan
  orang percaya. Jika Anda tertarik untuk mengikuti kelas diskusi ini,
  segera daftarkan diri Anda. Untuk keterangan lebih lanjut dan
  pendaftaran kelas PESTA Natal, silakan kirim e-mail ke admin PESTA
  di alamat berikut ini.

  ==>  kusuma(at)in-christ.net
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti

Kontak Redaksi: &lt; doa(at)sabda.org &gt;
Berlangganan: &lt; subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org &gt;
Berhenti: &lt; unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org &gt;
Pertanyaan/saran/bahan: &lt; owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org &gt;
Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
Situs DOA: http://doa.sabda.org/
Facebook DOA: http://fb.sabda.org/doa/
Twitter DOA: http://twitter.com/sabdadoa
Situs YLSA: http://www.ylsa.org
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Doa 2010 / YLSA -- http://http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org