Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/15

e-Doa edisi 15 (6-5-2010)

Roh Kudus dan Doa

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI

EDITORIAL
ARTIKEL DOA: Roh Kudus dan Doa
TOKOH DOA: Samuel: Berdoa Sebelum Memilih
KESAKSIAN DOA: China: Prajurit Pengawal Merah
STOP PRESS: KEKAL: Menyediakan Bahan-Bahan Kesaksian
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Untuk menyambut hari Pentakosta, e-Doa menyajikan artikel khusus
  yang membahas peranan Roh Kudus dalam doa. Tanpa berpanjang
  lebar, kami mengajak Anda menyimak artikel tersebut. Tokoh pendoa
  yang kita bahas kali ini adalah Samuel. Ia seorang pemimpin yang
  senantiasa melibatkan Tuhan dalam setiap pengambilan keputusan.
  Simak juga kesaksian yang sangat memberkati dari seorang mantan
  prajurit Pengawal Merah di Tiongkok. Tuhan Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Doa,
  Novita Yuniarti
  http://doa.sabda.org
  http://fb.sabda.org/doa
______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA

                        ROH KUDUS DAN DOA

  "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita
  tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri
  berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak
  terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui
  maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa
  untuk orang-orang kudus." (Roma 8:26-27)

  Doa merupakan nafas orang Kristen, satu bentuk komunikasi antara
  orang yang diselamatkan dan Juru Selamatnya. Doa merupakan penyatuan
  kehendak antara ciptaan dengan sang Pencipta. Doa merupakan
  penyatuan kehendak kita, kemauan kita, yang sesuai dengan kehendak
  Allah Pencipta. Doa itu penting sekali, tetapi Alkitab mengatakan
  bahwa kita sebenarnya tidak mengetahui bagaimana kita seharusnya
  berdoa. Ini sangat jujur. Siapakah yang mengetahui bagaimana
  seharusnya berdoa? Kita selalu hanya meminta ketika berdoa, meminta
  menuruti kemauan diri sendiri. Kita berdoa agar Tuhan menyesuaikan
  diri dengan kehendak kita.

  Alkisah hidup sepasang suami istri di provinsi Shandong di Republik
  Rakyat Tiongkok. Keduanya mencari nafkah dengan berjualan kain
  berkeliling karena mereka tidak memunyai toko. Pada setiap akhir
  tahun, mereka memunyai kebiasaan berdoa berlutut di hadapan Tuhan.
  Sang suami berdoa, "Oh Tuhan, saya berterima kasih kepada-Mu karena
  Engkau sudah memberkati sehingga kami untung 100 bal kain. Tuhan,
  saya meminta diberi keuntungan 200 bal kain pada tahun depan."
  Sebelum ia selesai berdoa, sang istri menyela, "Tuhan, jangan dengar
  doa suami saya, dengarkan doa saya. Jika tahun ini Tuhan memberi
  kami keuntungan 100 bal kain, tahun depan juga sama, 100 bal saja
  sudah cukup." Sang suami marah-marah, "Saya belum mengatakan amin,
  mengapa kamu ikut campur, kita akan susah jika hanya mendapat 100
  bal kain." Tetapi sang istri tidak peduli, ia melanjutkan doanya,
  "Tuhan, pokoknya dengarkan saja doaku. Jangan beri 200 bal. Jika
  Engkau berikan 100 bal, ia akan tetap setia dan mencintai saya. Jika
  200 bal, ia akan mencari istri kedua." Inilah doa orang-orang dunia,
  keduanya mendoakan keuntungan diri sendiri, bukan mencari kehendak
  Tuhan dan Kerajaan Allah.

  Saya ingin bertanya kepada Saudara, apakah doa kita sudah sesuai
  dengan kehendak Tuhan? Apakah kita berdoa dengan pengertian akan apa
  yang dikehendaki oleh Tuhan? Alkitab berkata terus terang kepada
  kita bahwa kita sebenarnya tidak mengetahui bagaimana seharusnya
  berdoa. Apakah yang kita harus doakan? Bagaimana kita mendoakannya?
  Kita sendiri tidak mengetahuinya. Banyak orang Kristen hanya bisa
  meminta ketika mereka berdoa, Tuhan saya minta ini, minta itu.
  Sebelum saya pergi melayani ke luar negeri, saya bertanya kepada
  istri saya, "Jika saya pulang, kamu ingin dibawakan oleh-oleh apa?"
  Jawabnya, "Jangan bawa apa-apa, saya tidak perlu apa pun." Lalu saya
  bertanya kepada anak-anak saya, apakah yang mereka minta. Yang
  seorang mengatakan, kali ini tidak ada keperluan apa pun. Yang lain
  minta dibelikan ini, minta dibelikan itu. Setiap anak berbeda
  permintaannya. Istri saya tidak pernah meminta apa pun, tetapi saya
  memikirkan sendiri, apakah keperluannya yang saya bisa belikan.
  Demikian juga Tuhan menghendaki kita mengungkapkan isi hati kita
  pada saat kita berdoa, bagaimana kita menanggapi kedaulatan,
  keinginan, rencana, dan kehendak Allah.

  Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa kita sebenarnya tidak
  mengetahui bagaimana kita berdoa. Itulah sebabnya, kita
  masing-masing diberi Roh Kudus sebagai Penolong, untuk menolong kita
  berdoa, menolong kita mengutarakan hati kita sepenuhnya kepada Tuhan
  menurut kehendak Tuhan. Dan sebagaimana dikatakan ayat ini, Roh
  Kudus mengetahui bagaimana berdoa bagi kita. Dia berdoa menurut
  kehendak Allah bagi orang-orang kudus. Dalam keadaan demikian, kita
  melihat hubungan antara doa dan Roh Kudus. Bukan doa kita yang
  menggerakkan Roh Kudus, melainkan sebaliknya Roh Kudus menggerakkan
  roh kita untuk berdoa. Roh Kudus berdoa bagi kita sesuai dengan
  kehendak Allah yang menerima doa kita. Di sini, kita sekali lagi
  menegaskan doktrin dan teologi doa yang benar.

  Berdoa dalam Roh dan Kebenaran

  Saudara-saudara, semakin saya memikirkan maka semakin melimpah,
  semakin saya merenungkan maka semakin mendalam, dan semakin saya
  memahami maka semakin saya mengagumi ajaran Alkitab mengenai doa
  yang begitu berlimpah. Banyak orang Kristen dan gereja tidak
  menyelidiki teologi doa yang diajarkan Alkitab secara cermat pada
  waktu mereka berdoa. Alkitab berkata, "Tetapi saatnya akan datang
  dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah yang benar akan
  menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:23a). Penyembahan
  dan ibadah kepada Tuhan memiliki dua unsur penting. Pertama, yaitu
  menyembah dengan ketulusan, beribadah dalam kebenaran; ini merupakan
  aspek fungsi rasio. Kedua, menyembah dalam roh, beribadah dalam
  kuasa Roh Kudus; ini merupakan aspek rohani.

  Iman mencakup dua wilayah: wilayah rasional dan wilayah spiritual.
  Wilayah rasional bersangkutpautan dengan fungsi pemikiran. Wilayah
  spiritual bersangkutpautan dengan fungsi kita menyembah dan
  memuliakan Allah. Yesus Kristus berkata, "... barangsiapa menyembah
  Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." (Yohanes 4:24)
  Aku beribadah kepada Tuhan, ibadahku berdasarkan ketaatan jiwaku
  kepada Roh Kudus. Ibadahku berdasarkan kebenaran yang memimpin
  pemikiranku. Berbahagialah orang yang pikirannya dipimpin oleh
  kebenaran dan hati nuraninya dipimpin oleh Roh Kudus, dan kedua
  aspek itu bekerja bersama-sama. Dwifungsi yang integral di hadapan
  Tuhan. Jika kita memunyai otak yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus,
  ibadah kita tidak diterima dengan baik. Jika kita memunyai roh yang
  bersungguh-sungguh tetapi tidak dipimpin kebenaran, kita tidak
  mungkin sungguh-sungguh memuliakan Tuhan. Berbahagialah orang yang
  memunyai integritas, yang merupakan penggabungan kedua aspek ini.

  Pada bagian rasio terdapat kebenaran yang memimpin, pada bagian
  rohani Roh Kudus duduk bertakhta. Saudara-saudara, ibadah sudah
  mencakup aspek fungsi hidup kerohanian yang disebut berdoa: berdoa
  dengan roh, berdoa dengan pengertian. ".... Aku akan berdoa dengan
  rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku," demikian
  kata Paulus dalam 1 Korintus 14:15a. Berdoa dalam roh dan dalam
  pikiran, berdoa dalam roh dan dalam akal, dalam pengertian. Begitu
  banyak orang berani menafsirkan ayat itu secara salah dengan
  mengatakan, jika engkau berdoa dengan mengatakan perkataan
  pikiranmu, itu bukan berdoa dalam roh; berdoa dalam roh berarti
  berdoa tanpa memakai pikiran, hanya "glosolali" atau dipimpin roh,
  sehingga pikiran kita menjadi kabur atau tidak jelas. Saya
  berpendapat itu bukan yang diajarkan Alkitab. Jika kita meneliti
  surat Korintus, Paulus menekankan bukan hanya berdoa dalam roh
  tetapi juga memakai pengertian. Jadi, di sini ditekankan
  keseimbangan. Roh Kudus memimpin rohmu dan Firman memimpin
  pikiranmu. Tidak seorang pun berhak memisahkan Roh Kudus dari
  kebenaran, dan tidak seorang pun berhak memisahkan roh kita dari
  pimpinan Roh Kudus.

  Jika pikiran kita tidak dipimpin kebenaran, kita belum bisa
  beribadah kepada Allah. Jika hati dan nurani kita tidak dipimpin
  oleh Roh Kudus, kita belum mengerti bagaimana berdoa kepada Tuhan.
  Jadi, penyembahan kepada Tuhan dalam roh dan kebenaran, berdoa
  kepada Tuhan dengan pikiran dan hati nurani yang dipimpin oleh Roh.
  Roh Kudus tidak mungkin memimpin seseorang tanpa memakai kebenaran.
  Ia memimpin kita dengan kebenaran, Ia memimpin kita dengan Firman.
  Firman Tuhan menjadi pedoman hidup, Firman Tuhan menjadi pelita bagi
  jalan kita, Firman Tuhan menjadi penerang hati nurani, kita dipimpin
  dengan cahaya Firman. Saudara-saudara, seorang yang rohani adalah
  seorang yang menaati kebenaran Alkitab. Seorang yang bijaksana
  adalah seorang yang menaklukkan pikirannya di bawah kuasa Roh Kudus
  dan kedaulatan Tuhan Allah.

  Berdoa Sesuai dengan Kehendak Bapa

  Roh Kudus dan doa; doa dan Roh Kudus. Pada waktu Yesus, sang Anak
  tunggal Allah, berada di dunia, Ia tidak berdoa tanpa pimpinan Roh
  Kudus. Ketika Anak Manusia yang mewakili Saudara dan saya berada di
  dunia, Allah itu menjadi daging, sang Kalam menjadi manusia, sang
  Firman menjadi Imanuel, Ia memerlukan pimpinan Roh Kudus. Siapakah
  Saudara, yang untuk berdoa pun tidak memerlukan pimpinan Roh Kudus?
  Siapakah Saudara, yang sudah belajar menghafalkan doa hingga cakap
  berdoa di luar kepala dan sudah tidak memerlukan pimpinan Roh Kudus?
  Dalam Lukas 4 dan Matius 4 dikatakan, Roh Kudus memimpin Yesus ke
  padang belantara untuk dicobai dan di situ Ia berdoa 40 hari. Ia
  berdoa, berdoa, berdoa, dan pada puncak doanya kita melihat Roh
  Kudus memimpin Dia. Dia bergumul selama 40 hari dalam doa. Roh Kudus
  sudah mendampingi-Nya dan akhirnya pada puncak doa-Nya, Ia sudah
  siap menghadapi pencobaan-pencobaan yang berat. Di dalam dunia,
  Yesus berdoa dan dipimpin oleh Roh Kudus.

  Bukan hanya itu saja, Alkitab berkata bahwa Roh menolong kita dengan
  keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Apakah artinya itu? Sesuatu
  yang tidak terkatakan, yang tidak dimengerti oleh manusia,
  demikianlah keluhan-keluhan Roh Kudus. Orang yang belajar sabar
  mengetahui betapa beratnya arti S-A-B-A-R. Sabar itu sulit. Kata
  sabar dalam bahasa Tionghoa tersusun dari dua komponen, yang dapat
  diartikan sebagai jantung yang tertikam pisau. Itulah pengertian
  sabar: terkadang kita tidak bisa bersabar tetapi harus bersabar
  juga, sudah tidak bisa tetapi dipaksa, persis seperti jantung
  tertikam pisau; sedikit guncangan, pecahlah jantungmu. Itulah yang
  disebut sabar. Siapakah yang paling sabar? Roh Kuduslah yang paling
  sabar. Pada waktu Ia memperanakkan kita, Ia sudah bertekad untuk
  mendampingi si anak yang dilahirkan itu; Ia menghendaki hidup di
  tengah kita; Ia menghendaki hidup dalam kita. Roh Kudus mendampingi
  kita seperti seorang ibu, Ia mendidik kita dengan penuh kesabaran,
  memimpin kita menuju jalan yang benar, menuju jalan yang bercahaya
  dengan terang kemuliaan.

  Roh Kudus dalam bahasa Yunani disebut "parakletos", artinya "di
  samping". "Parakletos" adalah penghibur yang mendampingi kita. Pada
  waktu Saudara dicela dan dihina; pada waktu Saudara seorang diri,
  melayani Tuhan dan tidak dimengerti orang lain, bahkan oleh sahabat
  dan rekan sendiri, ingatlah sang Parakletos, Roh Kudus penghibur
  yang mendampingi di sisi Saudara dan senantiasa menguatkan Saudara,
  berdoa menggantikan Saudara, karena Ia mengetahui isi hati Allah dan
  Allah Bapa juga mengetahui doa Roh Kudus. Ini adalah komunikasi
  antara ketiga Oknum: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Bapa mencintai Anak,
  Anak mencintai Roh Kudus, demikian pula Roh Kudus mencintai Anak,
  Anak mencintai Bapa, Bapa mencintai Roh Kudus, dan Roh Kudus
  mencintai Bapa. Ketiga Oknum itu berkomunikasi, ketiga-Nya saling
  mencintai, dan pengertian di antara ketiga-Nya demikian jelas,
  demikian lengkap, demikian sempurna, dan demikian indah. Dalam Roma
  8:27 
  ini Roh Kudus disebut mengetahui maksud Bapa dan Bapa juga
  mengerti isi hati Roh Kudus. Karena Roh Kudus mengetahui kedalaman
  dan keajaiban segala rahasia yang tersembunyi dalam diri Allah Bapa,
  Roh Kudus bisa berdoa sesuai dengan kehendak Bapa, sedangkan Saudara
  dan saya tidak mungkin bisa.

  Roh Kudus membantu Saudara dan saya berdoa di hadapan Tuhan. Banyak
  wanita di desa-desa Tiongkok dahulu tidak bersekolah. Jika mereka
  ingin menulis surat kepada suami atau anaknya di kota lain, mereka
  harus meminta bantuan seorang jurutulis surat. Nah, seorang
  jurutulis surat adalah orang tidak memiliki kemampuan untuk
  berdagang tetapi merupakan orang pernah bersekolah. Jadi, mereka
  bekerja bermodalkan sebuah meja dengan tempat tinta, sebuah pena
  kuas terbuat dari bulu, dan banyak kertas di lacinya. Para wanita
  itu lalu mendiktekan apa yang mereka ingin katakan. Biasanya bahasa
  mereka selalu jelek, tata bahasanya tidak beraturan, tetapi sang
  jurutulis langsung mengubahnya menjadi kalimat-kalimat yang indah,
  bertata bahasa baik, dan enak dibaca; jikalau kata-katanya terlalu
  kasar akan dihaluskan, supaya dapat mengungkapkan apa yang
  diinginkan dengan sebaik-baiknya. Demikianlah Roh Kudus bekerja
  membantu kita dalam berdoa. Doa kita sering asal-asalan, namun Roh
  Kudus memperbaikinya. Dia mengeluh dan mengeluh mendengar doa kita,
  tetapi Ia memperindah doa kita sehingga doa kita diterima oleh Bapa.
  Inginkah doa Saudara diterima oleh Bapa? Tidak ada cara lain,
  hiduplah menuruti kehendak-Nya dan berkenan kepada-Nya, dan Roh
  Kudus akan membantu kita berdoa.

  Saya sudah memunyai beban doa untuk penginjilan dunia sejak saya
  berumur sepuluh tahun, tetapi saya tidak tahu bagaimana harus
  berdoa. Kemudian Tuhan menolong saya untuk mulai melihat siapa saja
  orang yang memberitakan Injil, saya dukung mereka; siapa yang
  diinjili, saya cari tahu kesulitan mereka; siapa yang paling sulit
  menerima Injil, saya temukan rintangannya. Tuhan mulai mengajar
  dengan kebenaran, seperti mengupas lapisan-lapisan kulit bawang yang
  sisi luarnya sudah rusak, mengupasnya satu per satu sampai ditemukan
  inti bagian dalamnya yang sesuai dengan hidup yang dikehendaki
  Allah. Saya perlahan-lahan belajar mengetahui bagaimana cara berdoa
  sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam saya saya dididik, saya dibantu,
  sehingga lambat laun saya tidak lagi mendoakan hal-hal yang
  sekunder, hal-hal yang tidak diperlukan, saya tidak lagi berdoa
  untuk keuntungan dan kepentingan diri sendiri, melainkan
  mengutamakan Tuhan. Lambat laun saya merasakan perasaan yang sangat
  lain; jika Tuhan sudah menghendaki sesuatu, namun hati menginginkan
  hal yang berbeda, tidak ada damai sejahtera. Setelah mendoakan
  pekerjaan Tuhan, mendoakan orang lain, dan penginjilan seluruh
  dunia, muncullah suatu ketenangan dalam hati.

  Saudara akan mengalami damai sejahtera yang luar biasa jika Saudara
  mengingat orang lain, tidak hanya mengingat diri sendiri. Ini
  merupakan suatu prinsip yang ada dalam Alkitab! Pada waktu Ayub
  tidak henti-hentinya bersungut-sungut, mencela Allah, ia tidak
  mendapatkan jalan keluar, tidak ada jalan pembebasan. Tetapi, ketika
  Ayub berdoa untuk kawan-kawannya dan untuk orang lain, Allah
  melepaskan dia dari kesusahan. Ayat yang indah! Hanya Roh Kudus yang
  bisa menolong kita, mengarahkan kita keluar dari kehidupan doa yang
  egosentris menuju kehidupan doa yang altruistis, yaitu berdoa untuk
  orang-orang lain. Kehidupan doa untuk melihat yang lebih lebar,
  lebih luas, penyangkalan diri yang lebih besar, melihat Kerajaan
  Allah. Roh Kudus menolong kita berdoa karena Ia mengetahui isi hati
  Tuhan. Kiranya Tuhan memperbarui, menyempurnakan, dan mengarahkan
  kebenaran dalam kehidupan doa kita masing-masing.

  Diambil dari:
  Judul buletin: Surat Doa No. 4 Juli -- Agustus 1988
  Judul artikel: Roh Kudus dan Doa
  Penulis: Pdt. Dr. Stephen Tong
  Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta
______________________________________________________________________
TOKOH DOA

                     SAMUEL: BERDOA SEBELUM MEMILIH

  Samuel adalah anak Elkana, seorang bani Efraim yang saleh, dengan
  istrinya bernama Hana. Nama Samuel sendiri disebut sebanyak 134 kali
  dalam Alkitab, bisa ditemukan dalam 7 kitab: 1 Samuel, 1 dan 2
  Tawarikh, Mazmur, Yeremia, Kisah Para Rasul, dan surat Ibrani.

  Alkitab mencatat Samuel sebagai hakim terakhir dan terbesar dalam
  sejarah Israel (Kisah Para Rasul 13:20). Samuel juga merupakan yang
  pertama di antara para nabi (Kisah Para Rasul 3:24). Pada zaman
  Perjanjian Lama, ia dan Musa adalah dua pemimpin bangsa yang
  terbesar di mata Tuhan (Yeremia 15:1).

  Sebenarnya, otoritas kepemimpinan dalam diri Samuel sudah mulai
  dinyatakan Tuhan sejak Samuel masih muda. Tuhan memberi dia
  pewahyuan yang menyingkapkan kejatuhan imam Eli (1 Samuel 3:1-21).
  Meskipun ia pada mulanya sungkan, akhirnya Samuel menyampaikan pesan
  nubuat itu kepada Eli (1 Samuel 3:18). Kepemimpinan Samuel sebagai
  nabi terus berkembang dan semakin diakui banyak orang, Alkitab
  mencatat: "Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba,
  bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan" (1 Samuel
  3:20).

  Dengan otoritas kepemimpinannya yang besar, Samuel menyerukan
  pertobatan nasional. Samuel berbicara kepada seluruh kaum Israel:
  "jika kamu berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati, maka
  jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu
  dan tujukan hatimu kepada Tuhan dan beribadahlah hanya kepada-Nya"
  (1 Samuel 7:3). Bangsa itu pun bertobat, mereka menjauhkan
  berhala-berhala Baal dan Asytoret (1 Samuel 7:4).

  Samuel adalah seorang pemimpin yang profesional; ia menjalankan
  tugas-tugasnya dengan baik. Sebagai kepala urusan-urusan sekuler,
  Samuel berkeliling negeri untuk mengadili seluruh rakyatnya
  (1 Samuel 7:16).

  Samuel adalah pemimpin yang terbuka terhadap kritik. Ketika rakyat
  Israel meragukan integritas anak-anak kandungnya, Samuel tidak
  mengelak (1 Samuel 8:4-5). Samuel bukan tipe pemimpin yang terjerat
  nepotisme. Samuel menampung aspirasi rakyat yang menghendaki raja
  baru. Ia pun sangat proaktif dalam pergumulan mencari pemimpin baru
  tersebut. Sebagai tokoh senior, Samuel jugalah yang akhirnya
  menetapkan dan mengurapi raja baru tersebut, Saul, dan kemudian
  Daud.

  Kehidupan Doanya

  Semangat doa dalam diri Samuel merupakan warisan dari ibunya.
  Sebelum Samuel lahir, Hana, ibunya, mandul dan tidak bisa memunyai
  anak (1 Samuel 1:2, 5-6). Hana berdoa dengan sungguh-sungguh, dan
  akhirnya Tuhan memberinya seorang anak yang hebat. Setahun setelah
  doa itu, Hana melahirkan Samuel (1 Samuel 1:20).

  Dalam penelitian psikologi, ditemukan fakta bahwa pertumbuhan
  kejiwaan seseorang sudah dimulai sejak dia dalam kandungan ibunya.
  Kondisi kejiwaan ibu juga menentukan pertumbuhan psikis sang bayi.
  Demikian juga secara rohani, kehidupan rohani sang ibu akan mengalir
  dalam diri anak yang dikandungnya. Yohanes Pembaptis misalnya, sudah
  dijamah Roh Kudus ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya,
  Elizabet (Lukas 1:41).

  Kehidupan doa Samuel juga terbina baik sejak ia masa kanak-kanak.
  Setelah Samuel disapih pada usia 2 atau 3 tahun, Hana membawanya ke
  Silo dan menyerahkannya secara resmi kepada imam Eli untuk tinggal
  bersama dia di lingkungan Bait Suci (1 Samuel 1:24- 28). Samuel
  menjadi pelayan di hadapan Tuhan sejak ia masih kanak-kanak (1
  Samuel 2:18). Sejak belia, Samuel hidup dalam disiplin rohani yang
  tinggi. Ia tinggal di lingkungan orang-orang yang berdoa.

  Pembentukan kehidupan rohani seorang pemimpin tidak terjadi secara
  sekejap. Karena itu, kita perlu mendidik kaum muda dalam disiplin
  rohani yang tinggi. Kelak, ketika mereka beranjak dewasa dan menjadi
  pemimpin, kehidupan doa pribadinya akan sangat kuat. Tetapi, jika
  seseorang dengan kehidupan doa lemah telah menjadi pemimpin dan
  menjadi sangat sibuk karena status dan perannya itu, ia tidak akan
  mudah bertumbuh dalam kehidupan doa. Bahkan, ia kadang-kadang
  meremehkan doa, sebab pikirnya, "Tanpa doa pun, aku sudah menjadi
  pemimpin."

  Kehidupan doa Samuel bersifat dinamis dan dialogis. Alkitab tidak
  mencatat bagaimana ia memohon dalam doanya, meminta ini dan itu
  untuk keperluan hidupnya. Alkitab justru mencatat bagaimana Tuhan
  berbicara kepadanya sejak ia masih remaja (1 Samuel 3). Samuel
  disebut seorang pelihat, seorang yang sering memperoleh visi dari
  Tuhan (1 Samuel 9:9). Di manakah Samuel-Samuel masa kini? Sekarang
  banyak orang cerdas, brilian, cendekia, dan terlatih sudah menjadi
  pemimpin sejak masa muda, tetapi masih terlalu sedikit pemimpin
  Kristen yang memunyai kehidupan doa yang kuat.

  Memilih Raja Baru

  Ketika Samuel sudah berusia lanjut, rakyat memintanya untuk
  memilihkan seorang raja bagi mereka. Samuel menghadapi situasi yang
  mengharuskan dirinya memilih salah seorang dari sekian banyak orang
  Israel untuk diangkat menjadi raja bagi bangsa itu. Seorang pemimpin
  akan selalu diperhadapkan pada situasi yang mengharuskan dirinya
  memilih orang. Seorang pendeta harus memilih pemimpin-pemimpin
  kelompok sel, seorang direktur harus menunjuk manajer-manajer
  bawahan.

  Sebelum Samuel memilih seorang raja, ia bersedia menampung aspirasi
  para tua-tua Israel (1 Samuel 8:4-5). Keluh kesah mereka sebenarnya
  mengesalkan hati Samuel, tetapi kemudian ia berdoa membawa persoalan
  ini kepada Tuhan (1 Samuel 8:6). Keinginan jemaat, bawahan, dan
  karyawan tidak jarang membuat pemimpin menjadi kesal, apalagi jika
  mereka mengajukan permohonan itu secara emosional, misalnya dengan
  berunjuk rasa. Tetapi, seorang pemimpin Kristen harus menjaga
  suasana hatinya, dan membawa setiap persoalan itu dalam doa.

  Akhirnya, Samuel menyetujui keinginan rakyatnya sesuai persetujuan
  Tuhan. Kadang-kadang, seorang pemimpin Kristen menerima permintaan
  bawahan karena ia takut atau karena pertimbangan politis. Tetapi,
  keputusan Samuel selalu berdasarkan pertimbangan Tuhan. Pada saat
  memilih Saul, itu juga mengikuti petunjuk Tuhan sendiri (1 Samuel
  9:1516).

  Ketika raja Saul melakukan banyak kesalahan dan kemudian Tuhan
  menolaknya, Samuel sempat bersedih. Namun kemudian Tuhan berkata:
  "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? (1 Samuel 16:1a).
  Tuhan, tidak senang jika kita larut dalam kekecewaan, kepahitan, dan
  kesedihan karena orang pilihan kita gagal. Dalam ayat itu, Tuhan
  menyuruh Samuel mengurapi Daud menjadi raja yang baru.

  Pada waktu memilih Daud, Tuhan berbicara kepada Samuel agar jangan
  memilih berdasarkan penampilan fisik (1 Samuel 16:7). Inilah
  pentingnya doa, supaya kita jangan salah pilih. Orang yang hebat
  secara fisik belum tentu dipilih Tuhan. Tuhan mengetahui siapakah
  orang yang tepat bagi kita. Ikutilah pimpinan Roh Kudus!

  Akhirnya, Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan
  ia mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya (1 Samuel
  16:13a). 
  Artinya, orang yang kita sudah pilih menurut hikmat Tuhan,
  harus kita doakan agar ia memunyai otoritas untuk menjalankan
  pekerjaan baru yang diembannya. Pemimpin Kristen perlu menaikkan doa
  untuk mengimpartasikan pengurapan bagi para pengikut atau
  penerusnya.

  Diambil dari:
  Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
  Judul artikel: Samuel: Berdoa Sebelum Memilih
  Penulis : Haryadi Baskoro
  Penerbit : Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008
  Halaman : 21 -- 26
______________________________________________________________________
KESAKSIAN DOA

                     TIONGKOK: PRAJURIT PENGAWAL MERAH

  Sepucuk surat yang menarik ini diselundupkan dari Tiongkok:

  "Saya seorang anak remaja dan prajurit Pengawal Merah. Saya tidak
  percaya kepada Allah yang mana pun, surga yang mana pun, neraka yang
  mana pun, Juru Selamat yang mana pun, dan pada apa pun juga. Pada
  suatu hari, saya secara tidak sengaja mendengar siaran Anda di
  radio. Pada awalnya saya ingin mematikannya. Seorang komunis yang
  baik tidak percaya kepada Tuhan. Tetapi, siaran ini menarik, jadi
  saya terus-menerus menyalakannya. Saya sekarang memercayai Kristus.
  Tetapi, saya memunyai dua pertanyaan:

  "Pertama, apakah Allah menerima seorang komunis Tiongkok? Pada
  siaran Anda, Anda berbicara mengenai gereja, tetapi saya berada di
  Tiongkok yang tidak memiliki gereja. Dapatkah Allah menerima orang
  yang tanpa gereja?"

  Prajurit muda ini tidak mengetahui terdapat banyak gereja bawah
  tanah di Tiongkok atau bahwa semua orang yang mengasihi Kristus
  adalah gereja. Kemudian, dia menanyakan pertanyaan kedua. "Maukah
  Anda mengajari saya berdoa? Anda memulai setiap siaran radio Anda
  dengan doa dan Anda mengakhirinya dengan doa. Saya ingin bisa berdoa
  tetapi saya tidak mengetahui bagaimana caranya."

  Prajurit ini tidak pernah ke gereja, tetapi dia mengatakan bahwa dia
  sudah membayangkan doa artinya, "berbicara sepanjang hari sehingga
  setelah Anda mengatakan semuanya, Anda dapat menambahkan `Amin`"
  Satu arti doa yang indah.

  Doa itu tidak alami. Bahkan, doa tidak dimiliki seseorang secara
  alami karena doa adalah pengalaman supranatural. Tuhan memberi kita
  suatu kerinduan spiritual untuk dapat berkomunikasi dengan-Nya.
  Seperti matematika atau bahasa, doa adalah suatu keahlian yang dapat
  dipelajari. Semakin kita banyak berlatih berdoa, kita semakin dapat
  berdoa. Anak muda yang percaya ini memaknai doa sebagai perkataan
  yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dan dengan demikian
  menjadikan seluruh hidup kita sebagai doa kepada Tuhan. Bagaimana
  Anda mengalami pertumbuhan doa? Apakah Anda sudah tidak
  melakukannya? Mulai hari ini, mintalah Tuhan memberi Anda kerinduan
  supranatural untuk berbicara kepada-Nya dan menjadikan doa sebagai
  bagian hidup Anda setiap hari. Lalu, mulailah berlatih. Semoga hidup
  Saudara dapat menjadi sebuah doa.

  Diambil dari:
  Judul buku: Devosi Total
  Judul buku asli: Extreme Devotion
  Penulis: The Voice of the Martyrs
  Penerjemah: Fintawati Raharjo, Irwan Haryanto
  Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Surabaya 2005
  Halaman: 188
______________________________________________________________________
STOP PRESS

             SITUS KEKAL: MENYEDIAKAN BAHAN-BAHAN KESAKSIAN
                      http://kesaksian.sabda.org

  Kita senantiasa mendapat berkat dari kesaksian orang lain tentang
  pengalamannya bersama dengan Tuhan. Kejadian yang berhasil
  mengubahkan, berkat kesembuhan, dan kesaksian yang berhasil Tuhan
  nyatakan, menunjukkan cinta kasih-Nya yang luar biasa kepada kita.
  Kali ini, kami mengajak Anda membaca beberapa kesaksian yang
  memberkati di situs KEKAL (Kesaksian Cinta Kasih Allah). Anda juga
  bisa melibatkan diri secara langsung melalui situs ini. Caranya
  bisa dengan mengirimkan kesaksian yang memberkati, mengirimkan pokok
  doa, atau berpartisipasi sebagai tim pendoa. Selamat berkunjung!

  a. Kesaksian Hidup Baru
     ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/1/9
  b. Kesaksian Keajaiban Jasmaniah
     ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/2/9
  c. Kesaksian Misi
     ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/3/9
  d. Kesaksian Natal
     ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/18/9
  e. Kesaksian Panggilan Pelayanan
     ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/4/9
  f. Kesaksian Paskah
     ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/19/9
  g. Kesaksian Pertobatan
     ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/5/9
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti

Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa
Situs DOA: http://doa.sabda.org
Facebook DOA: http://fb.sabda.org/doa
Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Doa 2010 / YLSA -- http://http://www.ylsa.org
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org