Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/13 |
|
e-Doa edisi 13 (12-3-2010)
|
|
______________________________e-Doa___________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) ______________________________________________________________________ DAFTAR ISI EDITORIAL RENUNGAN: Sabar Menderita ARTIKEL DOA: Saat Susah untuk Berdoa, Berdoalah dengan Susah Payah! TOKOH DOA: Yohanes: Dimensi Pewahyuan Ilahi KESAKSIAN DOA: Rumania: Orang-Orang Kristen Timisoara STOP PRESS: Dapatkan Bahan-bahan Paskah di Situs "paskah.sabda.org" ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Setiap orang percaya pasti pernah mengalami "padang gurun" di dalam hidup kerohaniannya. Ini wajar. Anda tidak perlu merasa bersalah jika pernah, bahkan mungkin sedang mengalaminya. Salah satu cara untuk keluar dari "padang gurun" itu ialah tetap setia dan bergantung penuh kepada Tuhan. Kompromi dengan keadaan ketika Anda berada di "padang gurun" tidak pernah menyelesaikan masalah. Anda juga tidak akan merasa lebih baik jika sudah berkompromi. Bahkan, tanpa Anda sadari, Anda akan semakin menjauh dari Tuhan. Jika Anda sudah tidak setia kepada Tuhan, ujilah, sejak kapan dan di mana Anda mulai meninggalkan Dia? Kembalilah ke tempat Anda meninggalkan Dia, karena Ia masih berada di sana. Jika Anda sudah meninggalkan pembacaan dan perenungan firman-Nya, kembalilah membaca dan merenungkan firman-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi e-Doa, Novita Yuniarti http://doa.sabda.org http://fb.sabda.org/doa ______________________________________________________________________ RENUNGAN DOA SABAR MENDERITA Kami baru saja berkunjung ke suatu daerah. Kami berbincang dengan seorang hamba Tuhan, sebut saja DR, yang melayani Tuhan sejak ia berusia muda hingga sekarang sebagai seorang berusia senja, 70 tahun. Dia bercerita bahwa ketika percaya Yesus, ia diusir dari keluarganya, sampai suatu saat dia bertemu dengan seorang gadis yang mengalami tantangan yang sama. Keduanya pun menikah. Kemudian, mereka membangun rumah di tengah persawahan dan membina mahligai rumah tangga di sana. Hingga suatu ketika banyak pendatang baru mulai berdatangan dan mulai membangun rumah di sekitar lingkungan bapak ini. Para pendatang baru itu tiba-tiba menolak keberadaan bapak DR di lingkungan itu, semata-mata karena beliau seorang Kristen. Bahkan, mereka meneror ke rumah beliau dengan seruan "darahnya halal untuk dibunuh". Saya heran bahwa beliau tidak menunjukkan kesedihannya ketika menceritakan pengalaman tersebut. Akhir-akhir ini, beliau membina iman beberapa petobat baru yang berprofesi sebagai tukang becak. Para tukang becak itu tidak diperbolehkan lagi menyewa becak karena si pemilik becak berbeda keyakinan dari mereka. Oleh sebab itu, Bapak DR mengusahakan agar para tukang becak binaannya itu dapat bekerja lagi. Kami menanyakan berapa harga sebuah becak, lalu kami spontan segera memberikan sejumlah uang kepada beliau untuk membelikan mereka becak baru, sebagai cara menolong saudara-saudara kita yang menderita karena Kristus. Kita telah melihat contoh yang baik tentang saudara-saudara seiman yang menderita karena Kristus. Kita yang tinggal di kota mungkin tidak pernah mengalami tantangan seperti mereka. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama sabar menderita selama masih di bumi ini. Jmudah putus asa, kecewa, dan tawar hati. Pandanglah ke sekeliling yang lebih menderita daripada kita. Yesus dicambuk, dihina, dan disalibkan untuk menguatkan kita semua. Namun, tidak selamanya jalan yang kita lalui itu berat. Yesus telah bangkit dalam kemuliaan-Nya. Ia akan datang kembali sebagai hakim yang adil. Bangkitlah saudara-saudara dari keterpurukanmu! Diambil dari: Judul buletin: Kasih dalam Perbuatan, Edisi Maret -- April 2005 Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Yayasan Kasih dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 1 ______________________________________________________________________ ARTIKEL DOA SAAT SUSAH UNTUK BERDOA, BERDOALAH DENGAN SUSAH PAYAH! Yesus mengatakan sebuah perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (Lukas 18:1) Unsur doa manakah yang paling menyulitkan Anda? Mengucap syukur? Alkitab menetapkan bahwa kalau kita harus "mengucap syukur dalam segala hal", itu merupakan kehendak Bapa. Tuhan memerintahkan kita untuk mengucap syukur. Pasti, Tuhan tidak menghendaki kepalsuan dari mereka yang keadaannya tidak mencerminkan rasa syukur. Maksudnya, mereka mengucap syukur hanya di bibir dan tidak tercermin dalam cara hidup mereka. Tuhan tidak menghendaki kepalsuan. Namun demikian, saya merasa tidak seorang pun yang ingin bertukar tempat atau bertukar keadaan dengan orang-orang yang berkata demikian: "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." Rasul Paulus mengalami penderitaan dengan cara yang bagi sebagian besar kita tidak pernah terbayangkan. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali 40 kurang 1 pukulan, 3 kali aku didera, 1 kali aku dilempari dengan batu, 3 kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku, aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat, kerap kali aku tidak tidur, aku lapar dan dahaga, kerap kali aku berpuasa, kedinginan, dan tanpa pakaian. Jika Rasul Paulus bisa berkata, "Bersukacitalah senantiasa; berdoa senantiasa; mengucap syukurlah dalam segala perkara...", kita juga bisa mengucap syukur dalam keadaan apa pun. Anda mungkin seorang yang penuh rasa syukur, tetapi sulit bersikap jujur kepada Tuhan saat tiba pada kalimat pengakuan. Kita semua mengetahui bahwa kita masih bisa menjadi lebih baik, tetapi beberapa orang tetap bergeming bahwa mereka harus mengusahakan kasih Allah. Begitu kita percaya bahwa kita harus berusaha mendapatkan kasih Allah, kita akan sukar bersikap jujur kepada-Nya tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam hidup kita. Alih-alih mengakui dosa, kita berusaha mencari pembenaran terhadap dosa. Lagipula, Tuhan tidak mengampuni alasan-alasan; Tuhan mengampuni dosa. Membuat alasan-alasan hanya membuat kita tetap terperangkap di dalam dosa dan kesalahan. Beberapa orang dikenal ahli mengingkari ketika yang dibutuhkan adalah pengakuan. Contoh sederhana pengingkaran yang dilakukan oleh banyak orang-orang Kristen adalah kalimat: "Saya tidak marah. Saya hanya terluka." Ini terjadi karena orang-orang ini percaya bahwa marah adalah sesuatu yang salah, tetapi tidak ada salahnya untuk merasa terluka. Kemarahan tidak selalu berarti dosa. Berbohong selalu dikaitkan dengan dosa. Tuhan mengetahui kapan saatnya kita benar-benar marah. Kita tidak bisa membodohi Tuhan dan kita harus berhenti membodohi diri kita sendiri. Kita perlu mengakui perasaan kita dengan jujur dan mencari penyelesaian. Walaupun Tuhan sudah mengetahui setiap detail kehidupan kita, kita masih perlu menjelaskan pengakuan dosa secara spesifik, bukannya menggunakan pengakuan-pengakuan umum yang membuat kita menghindari pertobatan sesungguhnya. Jauh sangat mudah bagi kita untuk mengakhiri hari dengan mempersembahkan "selimut" pengakuan, "... Ampuni kami terhadap begitu banyak dosa-dosa kami." Mungkin kedengarannya rendah hati, tetapi ini sebuah alasan yang sangat umum. Saya dengar orang berkata, "Kita semua berdosa ratusan kali dalam sehari." Benarkah? Saya tahu ada dosa-dosa yang tidak disengaja dan dengan sengaja dilakukan. Saya tahu bahwa kita dapat memanjakan pikiran yang berdosa dan menyambut sikap serta keinginan yang berdosa, sebagaimana melakukan dosa melalui perkataan. Namun, saya curiga kalau pengakuan yang demikian hanya akan mengurangi ketakutan terhadap dosa kita daripada menghasilkan kepuasan yang kita bisa bayangkan mengenai anugerah Allah. Dan, saat kita berbicara mengenai diri sendiri, kita seolah-olah ingin supaya Tuhan melihat kita dalam perbandingan dengan para pendosa lain secara lebih luas. Sepertinya kita mengharap Tuhan akan membuat kurva penilaian dan mempertimbangkan lagi beberapa dosa-dosa kita, yang setelah ditimbang-timbang, dosa kita tidaklah separah pendosa-pendosa lainnya. Kita harus membandingkan diri kita dengan Yesus jika ingin melihat seluruh kebenaran tentang diri kita sendiri. Tuhan tidak membuat kurva penilaian. Yesuslah standarnya. Yesuslah satu-satunya harapan kita. Kapan saat terakhir Anda berlutut di dalam doa dan meminta Tuhan menunjukkan di bagian mana Anda telah mendukakan Tuhan secara pribadi? Doa dimulai dari sebuah hubungan pribadi dengan Tuhan. Saat kita menyatu dengan pemazmur dalam memohon Roh Allah, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" Dia menjawab doa kita. Dia akan menunjukkan kepada kita bagian-bagian tertentu yang bermasalah tempat kita tidak saja memerlukan pengampunan-Nya; bahkan, kita perlu memohon pengampunan bagi orang lain. Tujuan pengakuan kita bukanlah untuk menarik Tuhan agar berpihak kepada kita lagi. Tuhan memang bagi kita. Namun, kita perlu jujur mengenai apa yang terjadi dalam hidup kita sehingga kita bisa menerima anugerah Tuhan dengan iman. Mengenali kenyataan dari kegagalan-kegagalan kita dan mengetahui bahwa kita sudah diampuni akan menghasilkan ucapan syukur yang lebih dalam kepada Tuhan dan kesabaran yang lebih terhadap yang lainnya. Saat kita mengenal Tuhan lebih baik, kita akan mengagumi-Nya lebih dan lebih lagi. Saat kita mulai berjalan dengan Tuhan. Kita harus memusatkan perhatian kita pada pribadi Yesus Kristus yang diungkapkan dalam Alkitab. "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah ..." "Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan ..." Yesus berkata, "... Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa." Mungkin akan membantu dengan memusatkan perhatian pada arti bermacam-macam nama Tuhan yang kita temukan di Alkitab. Saat belajar memuja Tuhan, saya telah memakai teknik sederhana dengan menyusun karakter Allah secara alfabet dan menaikkan pujian. "God is Almighty" (Tuhan Maha Besar), "Benevolent" (sangat baik), "Compassionate" (penuh belas kasihan), "Deliverer" (pembebas), "Eternal" (kekal), "Faithful" (setia), "Gracious" (penuh anugerah), "Holy" (kudus), "Interested" (tertarik), "Justly" (adil), "King of kings" (Raja di atas segala raja), "Lord of lords" (Tuan di atas segala tuan), "Majestic" (penuh kemuliaan).... Jangan khawatir jika Anda menemui kesulitan saat tiba pada huruf X atau Z. Tujuannya adalah penyembahan bukan menyelesaikan teka-teki silang. Pakailah pola atau cara yang paling cocok bagi Anda dan gunakanlah secara berkala untuk memeriksa kehidupan kerohanian Anda. Jangan biarkan rumusan itu menjadi pengganti keintiman hubungan Anda dengan Tuhan. Jika Anda mengikuti sebuah pola doa tertentu, ingatlah bahwa doa tidak seharusnya menjadi beban/kerja keras. Persamaan doa, rumusan-rumusan, dan cara-cara doa ditujukan untuk membantu kita agar hubungan dengan Bapa di surga semakin dalam. Demi kesehatan rohani, Anda harus mengetahui caranya memeriksa kehidupan rohani. Mengetahui cara berdoa dan berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan itu penting. Tujuan doa bukannya membuat Tuhan melakukan kehendak kita, tetapi bagi kita agar bisa sejalan dengan kehendak Bapa. Tujuan berdoa bukan untuk mendekat kepada Tuhan, bukan membuat pidato, tetapi lebih pada memiliki komunikasi yang akrab dengan-Nya. Doa merupakan kesempatan yang luar biasa untuk memperdalam hubungan kita dengan Allah yang hidup. Allah yang menciptakan segalanya, Allah yang memerintah alam semesta, Allah yang akan menghakimi mereka yang hidup dan mati, Allah ini mengasihi kita dan mau agar kita mengenal-Nya, mengasihi-Nya, melayani-Nya, dan mendekat kepada-Nya. Doa mutlak sangat penting dan dahsyat. Apa yang harus dikerjakan jika Anda memeriksa kehidupan doa dan Anda tidak menemukan tanda-tanda kehidupan? Berteriaklah kepada Tuhan! Dia mengasihimu. Mintalah agar Dia mengampuni dosa-dosa Anda dan memberikan suatu permulaan yang baru. Undanglah Dia untuk menjadi penguasa dalam hati dan hidup Anda. Inginkah Anda disembuhkan? Inginkah Anda hidup baru? Sudah siapkah Anda? Diambil dari: Judul buku: Rancangan-Nya Sempurna Judul buku asli: Embracing His Will Judul artikel: Saat Susah untuk Berdoa, Berdoalah dengan Susah Payah! Penulis: Jim Wood Penerjemah: Ida Tjempaka Juwono Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006 Halaman: 35 -- 40 ______________________________________________________________________ TOKOH DOA YOHANES: DIMENSI PEWAHYUAN ILAHI Demi menerima panggilan pelayanan dari Yesus, Yohanes meninggalkan pekerjaannya sebagai nelayan. Ia juga meninggalkan kebersamaan dalam hubungan keluarga dan kerja dengan ayahnya yang memunyai banyak orang upahan itu (Markus 1:20). Bersama saudaranya, Yakobus, ia setia menjadi rasul Kristus. Bersama Petrus, Yohanes menjadi tokoh penting di antara para murid. Mereka berdualah yang diberi mandat untuk mencari seekor keledai yang akan ditunggangi Yesus ketika penduduk Yerusalem mengelu-elukan-Nya (Lukas 19:29-30). Petrus dan Yohanes pulalah yang dipercaya Yesus untuk mempersiapkan perjamuan terakhir menjelang kematian-Nya (Lukas 22:8). Bersama Petrus dan Yakobus, Yohanes adalah orang kepercayaan Yesus. Dalam pelayanan-pelayanan tertentu yang berat, seperti membangkitkan anak perempuan Yairus, mereka bertiga sajalah yang diajak Yesus (Markus 5:37). Dalam peristiwa Yesus dipermuliakan di atas gunung (transfiguration of Christ), mereka bertiga jugalah yang diperkenankan untuk menyaksikan kemuliaan itu (Matius 17:1). Kesetiaan kepemimpinan Yohanes terlihat dalam peristiwa penyaliban Yesus. Pada waktu itu semua murid telah melarikan diri (Matius 26:56b). Tetapi, Yohanes -- murid yang dikasihi-Nya -- tetap setia berdiri di dekat salib Yesus (Yohanes 19:26). Kepada Yohanes pulalah Yesus memercayakan ibu-Nya (Yohanes 19:27). Setelah pencurahan Roh Kudus, Petrus dan Yohanes tampil menjadi pemimpin Gereja mula-mula. Melalui mereka berdua mukjizat-mukjizat dinyatakan (Kisah Para Rassul 3:1-8). Melalui pelayanan mereka, jemaat saat itu bertumbuh hingga mencapai jumlah 5.000 orang (Kisah Para Rasul 4:4). Mereka juga tampil berbicara di hadapan Mahkamah Agama. Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka (Kisah Para Rasul 4:13). Yohanes bersama dengan Yakobus dan Kefas (Petrus) dipandang sebagai soko guru jemaat (Galatia 2:9). Yohanes dan Petrus adalah para pemimpin yang pelayanannya disertai dengan kuasa Roh Kudus (Kisah Para Rasul 8:15-17). Mengenai akhir hidupnya, Yesus menubuatkan usianya yang akan sangat lanjut (Yohanes 21:21-23). Pada masa tuanya, Yohanes menerima pewahyuan dari Yesus mengenai akhir zaman dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Kehidupan Doanya Yohanes dan Yakobus diberi nama Boanerges oleh Yesus, artinya "anak-anak guruh" (Markus 3:17). Mungkin, itu berkaitan dengan kepribadian umum orang Galilea yang penuh vitalitas dan semangat yang emosional. Terbukti, ketika orang Samaria tidak mau menerima Yesus, mereka berdua langsung berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" (Lukas 9:54). Permintaan Yohanes di atas jelas sangat emosional, sehingga Yesus pun menegurnya (Lukas 9:55). Hal itu menunjukkan imannya yang besar, meskipun ia gegabah. Paling tidak, Yohanes percaya akan mukjizat, percaya bahwa peristiwa Tuhan menurunkan api dari langit seperti zaman Elia masih terjadi. Iman semacam itulah yang penting dalam kehidupan doa para pemimpin. Tetapi, sikap emosional harus dijauhi. Pada kesempatan yang lain, Yohanes menunjukkan sifat ambisiusnya. Bersama Yakobus dan ibunya, Zebedeus, mereka bertiga menghadap Yesus. Ketika Yesus menanyainya apa keinginan mereka, ibunya berkata: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu" (Matius 20:21). Kesepuluh murid lain memarahi Yohanes dan Yakobus karena peristiwa itu (Matius 20:24). Tetapi tidak dengan Yesus, Ia tidak menghambat ambisi mereka untuk menjadi pemimpin. Hanya saja, Yesus menunjukkan cara-cara yang benar untuk menjadi pemimpin yang berkenan (Matius 20:25-28). Ambisi rohani, asalkan tulus dan murni, justru diperkenan oleh Yesus. Buktinya, Yohanes dan Yakobus menjadi orang-orang penting semasa pelayanan Yesus. Mereka juga menjadi para pemimpin utama dalam Gereja Perjanjian Baru. Tuhan lebih senang dengan anak-anak-Nya yang memunyai cita-cita rohani yang besar, ketimbang dengan anak-anak Tuhan yang pasif. Demikian juga dengan kehidupan doa kita. Ada orang Kristen yang pasif dan serba "nrimo" di dalam doa. Mereka berkata, "Oh Tuhan, aku bersyukur dengan apa yang Engkau berikan. Ketika aku kalah, sakit, dan miskin, aku menerima semuanya sebagai anugerah-Mu. Ya, Allah, aku serahkan hidupku seturut rencana-Mu saja." Doa semacam ini sepertinya rendah hati, tetapi sebenarnya merupakan bentuk iman yang pasif. Tuhan senang jika Anda -- dengan tulus dan murni -- menyatakan kerinduan, cita-cita, obsesi, dan ambisi rohani yang tinggi, besar, dan dahsyat kepada-Nya. Dahsyatnya Pewahyuan Kepada Yohaneslah Tuhan menurunkan wahyu tentang akhir zaman dan kedatangan Yesus yang kedua kali. Yohanes disebut sebagai "murid yang dikasihi Yesus" (Yohanes 13:23, 19:26). Ia sangat akrab dengan Gurunya, kedekatannya secara fisik dengan Yesus terlihat jelas dalam adegan ia bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya (Yohanes 13:23). Menurut Yesus, seseorang hanya akan membukakan rahasianya kepada sahabatnya (Yohanes 15:15). Kepada orang lain yang dirinya tidak karib, ia tidak akan berbicara mengenai hal-hal rahasia. Oleh karena itu, Tuhan akan menyingkapkan rahasia-rahasia Keallahan-Nya hanya kepada orang-orang yang dekat dengan-Nya, sama seperti Yohanes. Jadi, para pemimpin yang selalu akrab dengan Tuhan di dalam kehidupan doanya, akan diberi banyak pewahyuan ilahi. Kitab Wahyu mencatat bahwa Yohanes bertekun menantikan Yesus ketika menyendiri di pulau Patmos (Wahyu 1:9). Berdoa dengan tekun dalam kesendirian merupakan kunci bagi para pemimpin untuk menerima wahyu Tuhan. Musa menyendiri di gunung dan menerima firman Tuhan. Yesus pun sering berdoa di bukit seorang diri. Dalam ketekunan doanya, Yohanes dikuasai oleh Roh dan kemudian mendengar, melihat, merasakan, dan bahkan terlibat dalam peristiwa-peristiwa adikodrati (Wahyu 1:10). Doa Yohanes membawa dirinya masuk ke dalam alam supernatural dan bertemu dengan para malaikat dan pribadi Yesus. Dari peristiwa pengalaman rohani Yohanes, wawasan kita tentang doa dan pewahyuan ilahi diperluas. Cara Tuhan berbicara dan menyatakan diri dalam doa kita ternyata sangat kompleks. Tuhan bukan hanya memberi penglihatan, mimpi, suara, nubuatan, dan bahasa baru serta tafsirannya. Bentuk pewahyuan ilahi dapat jauh lebih dahsyat dibanding hal-hal seperti itu. Sekarang kita sering mendengar kesaksian seorang diangkat ke Surga, bertemu para malaikat. Ada lagi yang mengaku telah ditemui Yesus secara pribadi, Yesus masuk ke kamarnya, menjamah, dan menyembuhkannya secara ajaib. Ada pula yang mengaku telah dibawa oleh Yesus mengunjungi neraka. Tentu saja semua kesaksian itu harus diuji (1 Tesalonika 5:21). Tetapi, pengalaman Yohanes dalam menerima pewahyuan melalui doanya menjadi acuan bagi kita tentang bentuk-bentuk pengalaman adikodrati yang mungkin Tuhan berikan kepada orang percaya. Segala sesuatu mungkin melalui doa! Diambil dari: Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin Judul artikel: Yohanes: Dimensi Pewahyuan Ilahi Penulis : Haryadi Baskoro Penerbit : Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008 Halaman : 99 -- 104 ______________________________________________________________________ KESAKSIAN DOA RUMANIA: ORANG-ORANG KRISTEN TIMISOARA Ketika pujangga Rumania Constantin Ioanid menulis puisinya yang berjudul, "God Exists" (Tuhan Ada), dia tidak tahu betapa pentingnya kata-katanya itu dalam sejarah Rumania. Pada suatu malam tahun 1989, orang-orang Kristen melakukan protes di kota Timisoara. Seorang uskup yang adalah seorang boneka komunis telah memecat Pendeta Tokes yang hidupnya sudah diperbarui karena kesetiaannya dalam memberitakan Firman Tuhan. Pada hari ketika Pendeta Tokes harus meninggalkan gereja dan rumahnya, orang-orang Kristen berkumpul mengitari rumahnya untuk mencegah polisi melakukan pengusiran. Dalam sekejap massa telah berkumpul, dan tentara dipanggil untuk menghentikan mereka. Para tentara mulai menembak, dan banyak orang mati ataupun terluka. Lalu terjadi suatu keajaiban. Seluruh orang banyak itu, bukannya melawan para tentara itu, melainkan mereka berlutut dan berdoa. Para tentara terkejut dan menolak untuk menembak mereka. Sementara itu, seisi kota telah berkumpul, dan seorang pendeta berbicara kepada orang banyak dari atas balkon gedung opera. Dia membacakan puisi Ioanid, dan semua orang mulai berteriak, "Tuhan Ada! Tuhan Ada!" Selebaran berisi teks puisi Ioanid dibagikan, dan mereka yang tahu bagaimana menyanyikannya mulai menyanyi. Sesaat kemudian ribuan orang menyanyikannya berulang-ulang. Lagu ini merupakan awal revolusi Rumania yang mengantarkan kejatuhan diktator komunis, Nicolai Ceaucescu. Revolusi adalah suatu kebangkitan baru dari suatu kepercayaan pada pemikiran lama -- baik itu tentang kebebasan, harga diri, maupun keberadaan Allah. Prinsip-prinsip yang nyata ini tetap tidak beruhah selama siklus penindasan. Meskipun prinsip-prinsip ini "terkubur" selama masa tertentu, keberadaannya tidak dapat dibantah. Revolusi spiritual membangkitkan kepercayan pada keberadaan Allah -- meskipun Allah sendiri tidak pernah mati. Revolusi ini berawal dengan pernyataan Allah tentang kebenaran. Kita semua memerlukan keberanian untuk membangkitkan iman kita pada proposisi yang mengubah hidup, yang penuh kuasa dan yang sangat mendasar, yaitu bahwa Allah ada. Kita adalah bagian dari suatu revolusi saat kita bergabung dengan orang-orang Kristen lainnya, yang mulai hidup seperti yang mereka dulu percayai. Seperti apakah revolusi spiritual dalam hidupmu? Diambil dari: Judul buku: Jesus Freaks Penyusun: Toby McKeehan dan Mark Heimermann Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 1995 Halaman: 81 ______________________________________________________________________ STOP PRESS DAPATKAN BAHAN-BAHAN PASKAH DI SITUS "PASKAH.SABDA.ORG" http://paskah.sabda.org/ Situs "paskah.sabda.org" dibangun untuk menjadi tempat Anda bisa mendapatkan berbagai bahan Paskah yang bermutu. Beragam bahan disediakan secara tidak tanggung-tanggung. Hampir semua jenis bahan ada di sini, yakni artikel Paskah, drama Paskah, renungan Paskah, bahan mengajar Paskah, kesaksian Paskah, khotbah audio Paskah, puisi Paskah, resensi buku Paskah, ulasan situs Paskah, tips Paskah, humor Paskah, lagu Paskah, gambar Paskah, dan kartu Paskah. Selain menyediakan bahan-bahan, situs "paskah.sabda.org" juga mengundang pengunjung untuk ikut berpartisipasi dengan mengirimkan bahan-bahan Paskah sehingga bisa saling berbagi berkat dengan pengunjung yang lain. Keistimewaan lain dari situs ini adalah disediakannya berbagai fasilitas untuk berinteraksi dengan sesama pengunjung, misalnya menulis blog pribadi seputar Paskah, komentar, berdiskusi di forum, serta mengirimkan ucapan selamat Paskah kepada teman seiman, dan pengunjung yang lain. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2010 oleh e-Doa --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org > Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/ Situs YLSA: http://http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |