Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/13

e-Doa edisi 13 (12-3-2010)

Saat Susah untuk Berdoa

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI

EDITORIAL
RENUNGAN: Sabar Menderita
ARTIKEL DOA: Saat Susah untuk Berdoa, Berdoalah dengan Susah Payah!
TOKOH DOA: Yohanes: Dimensi Pewahyuan Ilahi
KESAKSIAN DOA: Rumania: Orang-Orang Kristen Timisoara
STOP PRESS: Dapatkan Bahan-bahan Paskah di Situs "paskah.sabda.org"
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Setiap orang percaya pasti pernah mengalami "padang gurun" di dalam
  hidup kerohaniannya. Ini wajar. Anda tidak perlu merasa bersalah
  jika pernah, bahkan mungkin sedang mengalaminya. Salah satu cara
  untuk keluar dari "padang gurun" itu ialah tetap setia dan
  bergantung penuh kepada Tuhan. Kompromi dengan keadaan ketika Anda
  berada di "padang gurun" tidak pernah menyelesaikan masalah. Anda
  juga tidak akan merasa lebih baik jika sudah berkompromi. Bahkan,
  tanpa Anda sadari, Anda akan semakin menjauh dari Tuhan. Jika Anda
  sudah tidak setia kepada Tuhan, ujilah, sejak kapan dan di mana Anda
  mulai meninggalkan Dia? Kembalilah ke tempat Anda meninggalkan Dia,
  karena Ia masih berada di sana. Jika Anda sudah meninggalkan
  pembacaan dan perenungan firman-Nya, kembalilah membaca dan
  merenungkan firman-Nya.

  Tuhan Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Doa,
  Novita Yuniarti
  http://doa.sabda.org
  http://fb.sabda.org/doa
______________________________________________________________________
RENUNGAN DOA

                          SABAR MENDERITA

  Kami baru saja berkunjung ke suatu daerah. Kami berbincang dengan
  seorang hamba Tuhan, sebut saja DR, yang melayani Tuhan sejak ia
  berusia muda hingga sekarang sebagai seorang berusia senja, 70
  tahun. Dia bercerita bahwa ketika percaya Yesus, ia diusir dari
  keluarganya, sampai suatu saat dia bertemu dengan seorang gadis yang
  mengalami tantangan yang sama. Keduanya pun menikah. Kemudian,
  mereka membangun rumah di tengah persawahan dan membina mahligai
  rumah tangga di sana. Hingga suatu ketika banyak pendatang baru
  mulai berdatangan dan mulai membangun rumah di sekitar lingkungan
  bapak ini. Para pendatang baru itu tiba-tiba menolak keberadaan
  bapak DR di lingkungan itu, semata-mata karena beliau seorang
  Kristen. Bahkan, mereka meneror ke rumah beliau dengan seruan
  "darahnya halal untuk dibunuh".

  Saya heran bahwa beliau tidak menunjukkan kesedihannya ketika
  menceritakan pengalaman tersebut. Akhir-akhir ini, beliau membina
  iman beberapa petobat baru yang berprofesi sebagai tukang becak.
  Para tukang becak itu tidak diperbolehkan lagi menyewa becak karena
  si pemilik becak berbeda keyakinan dari mereka. Oleh sebab itu,
  Bapak DR mengusahakan agar para tukang becak binaannya itu dapat
  bekerja lagi. Kami menanyakan berapa harga sebuah becak, lalu kami
  spontan segera memberikan sejumlah uang kepada beliau untuk
  membelikan mereka becak baru, sebagai cara menolong saudara-saudara
  kita yang menderita karena Kristus.

  Kita telah melihat contoh yang baik tentang saudara-saudara seiman
  yang menderita karena Kristus. Kita yang tinggal di kota mungkin
  tidak pernah mengalami tantangan seperti mereka. Oleh sebab itu,
  marilah kita bersama-sama sabar menderita selama masih di bumi ini.
  Jmudah putus asa, kecewa, dan tawar hati. Pandanglah ke sekeliling
  yang lebih menderita daripada kita. Yesus dicambuk, dihina, dan
  disalibkan untuk menguatkan kita semua. Namun, tidak selamanya jalan
  yang kita lalui itu berat. Yesus telah bangkit dalam kemuliaan-Nya.
  Ia akan datang kembali sebagai hakim yang adil. Bangkitlah
  saudara-saudara dari keterpurukanmu!

  Diambil dari:
  Judul buletin: Kasih dalam Perbuatan, Edisi Maret -- April 2005
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Yayasan Kasih dalam Perbuatan, Surabaya
  Halaman: 1
______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA

        SAAT SUSAH UNTUK BERDOA, BERDOALAH DENGAN SUSAH PAYAH!

  Yesus mengatakan sebuah perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan,
  bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (Lukas
  18:1)

  Unsur doa manakah yang paling menyulitkan Anda? Mengucap syukur?
  Alkitab menetapkan bahwa kalau kita harus "mengucap syukur dalam
  segala hal", itu merupakan kehendak Bapa. Tuhan memerintahkan kita
  untuk mengucap syukur.

  Pasti, Tuhan tidak menghendaki kepalsuan dari mereka yang keadaannya
  tidak mencerminkan rasa syukur. Maksudnya, mereka mengucap syukur
  hanya di bibir dan tidak tercermin dalam cara hidup mereka. Tuhan
  tidak menghendaki kepalsuan. Namun demikian, saya merasa tidak
  seorang pun yang ingin bertukar tempat atau bertukar keadaan dengan
  orang-orang yang berkata demikian: "Mengucap syukurlah dalam segala
  hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi
  kamu." Rasul Paulus mengalami penderitaan dengan cara yang bagi
  sebagian besar kita tidak pernah terbayangkan.

    Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali 40 kurang 1
    pukulan, 3 kali aku didera, 1 kali aku dilempari dengan batu, 3
    kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di
    tengah laut. Dalam perjalananku, aku sering diancam bahaya banjir
    dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari
    pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang
    gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak
    saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja
    berat, kerap kali aku tidak tidur, aku lapar dan dahaga, kerap
    kali aku berpuasa, kedinginan, dan tanpa pakaian.

  Jika Rasul Paulus bisa berkata, "Bersukacitalah senantiasa; berdoa
  senantiasa; mengucap syukurlah dalam segala perkara...", kita juga
  bisa mengucap syukur dalam keadaan apa pun.

  Anda mungkin seorang yang penuh rasa syukur, tetapi sulit bersikap
  jujur kepada Tuhan saat tiba pada kalimat pengakuan. Kita semua
  mengetahui bahwa kita masih bisa menjadi lebih baik, tetapi beberapa
  orang tetap bergeming bahwa mereka harus mengusahakan kasih Allah.
  Begitu kita percaya bahwa kita harus berusaha mendapatkan kasih
  Allah, kita akan sukar bersikap jujur kepada-Nya tentang apa yang
  sebenarnya terjadi di dalam hidup kita. Alih-alih mengakui dosa,
  kita berusaha mencari pembenaran terhadap dosa. Lagipula, Tuhan
  tidak mengampuni alasan-alasan; Tuhan mengampuni dosa. Membuat
  alasan-alasan hanya membuat kita tetap terperangkap di dalam dosa
  dan kesalahan.

  Beberapa orang dikenal ahli mengingkari ketika yang dibutuhkan
  adalah pengakuan. Contoh sederhana pengingkaran yang dilakukan oleh
  banyak orang-orang Kristen adalah kalimat: "Saya tidak marah. Saya
  hanya terluka." Ini terjadi karena orang-orang ini percaya bahwa
  marah adalah sesuatu yang salah, tetapi tidak ada salahnya untuk
  merasa terluka. Kemarahan tidak selalu berarti dosa. Berbohong
  selalu dikaitkan dengan dosa. Tuhan mengetahui kapan saatnya kita
  benar-benar marah. Kita tidak bisa membodohi Tuhan dan kita harus
  berhenti membodohi diri kita sendiri. Kita perlu mengakui perasaan
  kita dengan jujur dan mencari penyelesaian.

  Walaupun Tuhan sudah mengetahui setiap detail kehidupan kita, kita
  masih perlu menjelaskan pengakuan dosa secara spesifik, bukannya
  menggunakan pengakuan-pengakuan umum yang membuat kita menghindari
  pertobatan sesungguhnya. Jauh sangat mudah bagi kita untuk
  mengakhiri hari dengan mempersembahkan "selimut" pengakuan, "...
  Ampuni kami terhadap begitu banyak dosa-dosa kami." Mungkin
  kedengarannya rendah hati, tetapi ini sebuah alasan yang sangat
  umum.

  Saya dengar orang berkata, "Kita semua berdosa ratusan kali dalam
  sehari." Benarkah? Saya tahu ada dosa-dosa yang tidak disengaja dan
  dengan sengaja dilakukan. Saya tahu bahwa kita dapat memanjakan
  pikiran yang berdosa dan menyambut sikap serta keinginan yang
  berdosa, sebagaimana melakukan dosa melalui perkataan. Namun, saya
  curiga kalau pengakuan yang demikian hanya akan mengurangi ketakutan
  terhadap dosa kita daripada menghasilkan kepuasan yang kita bisa
  bayangkan mengenai anugerah Allah. Dan, saat kita berbicara mengenai
  diri sendiri, kita seolah-olah ingin supaya Tuhan melihat kita dalam
  perbandingan dengan para pendosa lain secara lebih luas. Sepertinya
  kita mengharap Tuhan akan membuat kurva penilaian dan
  mempertimbangkan lagi beberapa dosa-dosa kita, yang setelah
  ditimbang-timbang, dosa kita tidaklah separah pendosa-pendosa
  lainnya. Kita harus membandingkan diri kita dengan Yesus jika ingin
  melihat seluruh kebenaran tentang diri kita sendiri. Tuhan tidak
  membuat kurva penilaian. Yesuslah standarnya. Yesuslah satu-satunya
  harapan kita.

  Kapan saat terakhir Anda berlutut di dalam doa dan meminta Tuhan
  menunjukkan di bagian mana Anda telah mendukakan Tuhan secara
  pribadi? Doa dimulai dari sebuah hubungan pribadi dengan Tuhan. Saat
  kita menyatu dengan pemazmur dalam memohon Roh Allah, "Selidikilah
  aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah
  pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah
  aku di jalan yang kekal!" Dia menjawab doa kita. Dia akan
  menunjukkan kepada kita bagian-bagian tertentu yang bermasalah
  tempat kita tidak saja memerlukan pengampunan-Nya; bahkan, kita
  perlu memohon pengampunan bagi orang lain.

  Tujuan pengakuan kita bukanlah untuk menarik Tuhan agar berpihak
  kepada kita lagi. Tuhan memang bagi kita. Namun, kita perlu jujur
  mengenai apa yang terjadi dalam hidup kita sehingga kita bisa
  menerima anugerah Tuhan dengan iman. Mengenali kenyataan dari
  kegagalan-kegagalan kita dan mengetahui bahwa kita sudah diampuni
  akan menghasilkan ucapan syukur yang lebih dalam kepada Tuhan dan
  kesabaran yang lebih terhadap yang lainnya.

  Saat kita mengenal Tuhan lebih baik, kita akan mengagumi-Nya lebih
  dan lebih lagi. Saat kita mulai berjalan dengan Tuhan. Kita harus
  memusatkan perhatian kita pada pribadi Yesus Kristus yang
  diungkapkan dalam Alkitab. "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan
  gambar wujud Allah ..."  "Ia adalah gambar Allah yang tidak
  kelihatan ..." Yesus berkata, "... Barangsiapa telah melihat Aku, ia
  telah melihat Bapa."

  Mungkin akan membantu dengan memusatkan perhatian pada arti
  bermacam-macam nama Tuhan yang kita temukan di Alkitab. Saat belajar
  memuja Tuhan, saya telah memakai teknik sederhana dengan menyusun
  karakter Allah secara alfabet dan menaikkan pujian. "God is
  Almighty" (Tuhan Maha Besar), "Benevolent" (sangat baik),
  "Compassionate" (penuh belas kasihan), "Deliverer" (pembebas),
  "Eternal" (kekal), "Faithful" (setia), "Gracious" (penuh anugerah),
  "Holy" (kudus), "Interested" (tertarik), "Justly" (adil), "King of
  kings" (Raja di atas segala raja), "Lord of lords" (Tuan di atas
  segala tuan), "Majestic" (penuh kemuliaan).... Jangan khawatir jika
  Anda menemui kesulitan saat tiba pada huruf X atau Z. Tujuannya
  adalah penyembahan bukan menyelesaikan teka-teki silang.

  Pakailah pola atau cara yang paling cocok bagi Anda dan gunakanlah
  secara berkala untuk memeriksa kehidupan kerohanian Anda. Jangan
  biarkan rumusan itu menjadi pengganti keintiman hubungan Anda dengan
  Tuhan. Jika Anda mengikuti sebuah pola doa tertentu, ingatlah bahwa
  doa tidak seharusnya menjadi beban/kerja keras. Persamaan doa,
  rumusan-rumusan, dan cara-cara doa ditujukan untuk membantu kita
  agar hubungan dengan Bapa di surga semakin dalam. Demi kesehatan
  rohani, Anda harus mengetahui caranya memeriksa kehidupan rohani.

  Mengetahui cara berdoa dan berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan itu
  penting. Tujuan doa bukannya membuat Tuhan melakukan kehendak kita,
  tetapi bagi kita agar bisa sejalan dengan kehendak Bapa. Tujuan
  berdoa bukan untuk mendekat kepada Tuhan, bukan membuat pidato,
  tetapi lebih pada memiliki komunikasi yang akrab dengan-Nya.

  Doa merupakan kesempatan yang luar biasa untuk memperdalam hubungan
  kita dengan Allah yang hidup. Allah yang menciptakan segalanya,
  Allah yang memerintah alam semesta, Allah yang akan menghakimi
  mereka yang hidup dan mati, Allah ini mengasihi kita dan mau agar
  kita mengenal-Nya, mengasihi-Nya, melayani-Nya, dan mendekat
  kepada-Nya. Doa mutlak sangat penting dan dahsyat.

  Apa yang harus dikerjakan jika Anda memeriksa kehidupan doa dan Anda
  tidak menemukan tanda-tanda kehidupan? Berteriaklah kepada Tuhan!
  Dia mengasihimu. Mintalah agar Dia mengampuni dosa-dosa Anda dan
  memberikan suatu permulaan yang baru. Undanglah Dia untuk menjadi
  penguasa dalam hati dan hidup Anda. Inginkah Anda disembuhkan?
  Inginkah Anda hidup baru? Sudah siapkah Anda?

  Diambil dari:
  Judul buku: Rancangan-Nya Sempurna
  Judul buku asli: Embracing His Will
  Judul artikel: Saat Susah untuk Berdoa, Berdoalah dengan Susah
                 Payah!
  Penulis: Jim Wood
  Penerjemah: Ida Tjempaka Juwono
  Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006
  Halaman: 35 -- 40
______________________________________________________________________
TOKOH DOA

                  YOHANES: DIMENSI PEWAHYUAN ILAHI

  Demi menerima panggilan pelayanan dari Yesus, Yohanes meninggalkan
  pekerjaannya sebagai nelayan. Ia juga meninggalkan kebersamaan dalam
  hubungan keluarga dan kerja dengan ayahnya yang memunyai banyak
  orang upahan itu (Markus 1:20). Bersama saudaranya, Yakobus, ia
  setia menjadi rasul Kristus.

  Bersama Petrus, Yohanes menjadi tokoh penting di antara para murid.
  Mereka berdualah yang diberi mandat untuk mencari seekor keledai
  yang akan ditunggangi Yesus ketika penduduk Yerusalem
  mengelu-elukan-Nya (Lukas 19:29-30). Petrus dan Yohanes pulalah yang
  dipercaya Yesus untuk mempersiapkan perjamuan terakhir menjelang
  kematian-Nya (Lukas 22:8).

  Bersama Petrus dan Yakobus, Yohanes adalah orang kepercayaan Yesus.
  Dalam pelayanan-pelayanan tertentu yang berat, seperti membangkitkan
  anak perempuan Yairus, mereka bertiga sajalah yang diajak Yesus
  (Markus 5:37). Dalam peristiwa Yesus dipermuliakan di atas gunung
  (transfiguration of Christ), mereka bertiga jugalah yang
  diperkenankan untuk menyaksikan kemuliaan itu (Matius 17:1).

  Kesetiaan kepemimpinan Yohanes terlihat dalam peristiwa penyaliban
  Yesus. Pada waktu itu semua murid telah melarikan diri (Matius
  26:56b). 
  Tetapi, Yohanes -- murid yang dikasihi-Nya -- tetap setia
  berdiri di dekat salib Yesus (Yohanes 19:26). Kepada Yohanes pulalah
  Yesus memercayakan ibu-Nya (Yohanes 19:27).

  Setelah pencurahan Roh Kudus, Petrus dan Yohanes tampil menjadi
  pemimpin Gereja mula-mula. Melalui mereka berdua mukjizat-mukjizat
  dinyatakan (Kisah Para Rassul 3:1-8). Melalui pelayanan mereka,
  jemaat saat itu bertumbuh hingga mencapai jumlah 5.000 orang (Kisah
  Para Rasul 4:4). Mereka juga tampil berbicara di hadapan Mahkamah
  Agama. Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan
  mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar,
  heranlah mereka (Kisah Para Rasul 4:13).

  Yohanes bersama dengan Yakobus dan Kefas (Petrus) dipandang sebagai
  soko guru jemaat (Galatia 2:9). Yohanes dan Petrus adalah para
  pemimpin yang pelayanannya disertai dengan kuasa Roh Kudus (Kisah
  Para Rasul 8:15-17).

  Mengenai akhir hidupnya, Yesus menubuatkan usianya yang akan sangat
  lanjut (Yohanes 21:21-23). Pada masa tuanya, Yohanes menerima
  pewahyuan dari Yesus mengenai akhir zaman dan kedatangan-Nya yang
  kedua kali.

  Kehidupan Doanya

  Yohanes dan Yakobus diberi nama Boanerges oleh Yesus, artinya
  "anak-anak guruh" (Markus 3:17). Mungkin, itu berkaitan dengan
  kepribadian umum orang Galilea yang penuh vitalitas dan semangat
  yang emosional. Terbukti, ketika orang Samaria tidak mau menerima
  Yesus, mereka berdua langsung berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah
  Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk
  membinasakan mereka?" (Lukas 9:54).

  Permintaan Yohanes di atas jelas sangat emosional, sehingga Yesus
  pun menegurnya (Lukas 9:55). Hal itu menunjukkan imannya yang besar,
  meskipun ia gegabah. Paling tidak, Yohanes percaya akan mukjizat,
  percaya bahwa peristiwa Tuhan menurunkan api dari langit seperti
  zaman Elia masih terjadi. Iman semacam itulah yang penting dalam
  kehidupan doa para pemimpin. Tetapi, sikap emosional harus dijauhi.

  Pada kesempatan yang lain, Yohanes menunjukkan sifat ambisiusnya.
  Bersama Yakobus dan ibunya, Zebedeus, mereka bertiga menghadap
  Yesus. Ketika Yesus menanyainya apa keinginan mereka, ibunya
  berkata: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk
  kelak di dalam KerajaanMu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, yang
  seorang lagi di sebelah kiri-Mu" (Matius 20:21).

  Kesepuluh murid lain memarahi Yohanes dan Yakobus karena peristiwa
  itu (Matius 20:24). Tetapi tidak dengan Yesus, Ia tidak menghambat
  ambisi mereka untuk menjadi pemimpin. Hanya saja, Yesus menunjukkan
  cara-cara yang benar untuk menjadi pemimpin yang berkenan (Matius
  20:25-28).

  Ambisi rohani, asalkan tulus dan murni, justru diperkenan oleh
  Yesus. Buktinya, Yohanes dan Yakobus menjadi orang-orang penting
  semasa pelayanan Yesus. Mereka juga menjadi para pemimpin utama
  dalam Gereja Perjanjian Baru. Tuhan lebih senang dengan
  anak-anak-Nya yang memunyai cita-cita rohani yang besar, ketimbang
  dengan anak-anak Tuhan yang pasif.

  Demikian juga dengan kehidupan doa kita. Ada orang Kristen yang
  pasif dan serba "nrimo" di dalam doa. Mereka berkata, "Oh Tuhan, aku
  bersyukur dengan apa yang Engkau berikan. Ketika aku kalah, sakit,
  dan miskin, aku menerima semuanya sebagai anugerah-Mu. Ya, Allah,
  aku serahkan hidupku seturut rencana-Mu saja." Doa semacam ini
  sepertinya rendah hati, tetapi sebenarnya merupakan bentuk iman yang
  pasif. Tuhan senang jika Anda -- dengan tulus dan murni --
  menyatakan kerinduan, cita-cita, obsesi, dan ambisi rohani yang
  tinggi, besar, dan dahsyat kepada-Nya.

  Dahsyatnya Pewahyuan

  Kepada Yohaneslah Tuhan menurunkan wahyu tentang akhir zaman dan
  kedatangan Yesus yang kedua kali. Yohanes disebut sebagai "murid
  yang dikasihi Yesus" (Yohanes 13:23, 19:26). Ia sangat akrab dengan
  Gurunya, kedekatannya secara fisik dengan Yesus terlihat jelas dalam
  adegan ia bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya (Yohanes
  13:23).

  Menurut Yesus, seseorang hanya akan membukakan rahasianya kepada
  sahabatnya (Yohanes 15:15). Kepada orang lain yang dirinya tidak
  karib, ia tidak akan berbicara mengenai hal-hal rahasia. Oleh karena
  itu, Tuhan akan menyingkapkan rahasia-rahasia Keallahan-Nya hanya
  kepada orang-orang yang dekat dengan-Nya, sama seperti Yohanes.
  Jadi, para pemimpin yang selalu akrab dengan Tuhan di dalam
  kehidupan doanya, akan diberi banyak pewahyuan ilahi.

  Kitab Wahyu mencatat bahwa Yohanes bertekun menantikan Yesus ketika
  menyendiri di pulau Patmos (Wahyu 1:9). Berdoa dengan tekun dalam
  kesendirian merupakan kunci bagi para pemimpin untuk menerima wahyu
  Tuhan. Musa menyendiri di gunung dan menerima firman Tuhan. Yesus
  pun sering berdoa di bukit seorang diri.

  Dalam ketekunan doanya, Yohanes dikuasai oleh Roh dan kemudian
  mendengar, melihat, merasakan, dan bahkan terlibat dalam
  peristiwa-peristiwa adikodrati (Wahyu 1:10). Doa Yohanes membawa
  dirinya masuk ke dalam alam supernatural dan bertemu dengan para
  malaikat dan pribadi Yesus.

  Dari peristiwa pengalaman rohani Yohanes, wawasan kita tentang doa
  dan pewahyuan ilahi diperluas. Cara Tuhan berbicara dan menyatakan
  diri dalam doa kita ternyata sangat kompleks. Tuhan bukan hanya
  memberi penglihatan, mimpi, suara, nubuatan, dan bahasa baru serta
  tafsirannya. Bentuk pewahyuan ilahi dapat jauh lebih dahsyat
  dibanding hal-hal seperti itu.

  Sekarang kita sering mendengar kesaksian seorang diangkat ke Surga,
  bertemu para malaikat. Ada lagi yang mengaku telah ditemui Yesus
  secara pribadi, Yesus masuk ke kamarnya, menjamah, dan
  menyembuhkannya secara ajaib. Ada pula yang mengaku telah dibawa
  oleh Yesus mengunjungi neraka.

  Tentu saja semua kesaksian itu harus diuji (1 Tesalonika 5:21).
  Tetapi, pengalaman Yohanes dalam menerima pewahyuan melalui doanya
  menjadi acuan bagi kita tentang bentuk-bentuk pengalaman adikodrati
  yang mungkin Tuhan berikan kepada orang percaya. Segala sesuatu
  mungkin melalui doa!

  Diambil dari:
  Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
  Judul artikel: Yohanes: Dimensi Pewahyuan Ilahi
  Penulis : Haryadi Baskoro
  Penerbit : Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008
  Halaman : 99 -- 104
______________________________________________________________________
KESAKSIAN DOA

               RUMANIA: ORANG-ORANG KRISTEN TIMISOARA

  Ketika pujangga Rumania Constantin Ioanid menulis puisinya yang
  berjudul, "God Exists" (Tuhan Ada), dia tidak tahu betapa pentingnya
  kata-katanya itu dalam sejarah Rumania.

  Pada suatu malam tahun 1989, orang-orang Kristen melakukan protes di
  kota Timisoara. Seorang uskup yang adalah seorang boneka komunis
  telah memecat Pendeta Tokes yang hidupnya sudah diperbarui karena
  kesetiaannya dalam memberitakan Firman Tuhan.

  Pada hari ketika Pendeta Tokes harus meninggalkan gereja dan
  rumahnya, orang-orang Kristen berkumpul mengitari rumahnya untuk
  mencegah polisi melakukan pengusiran. Dalam sekejap massa telah
  berkumpul, dan tentara dipanggil untuk menghentikan mereka.

  Para tentara mulai menembak, dan banyak orang mati ataupun terluka.
  Lalu terjadi suatu keajaiban. Seluruh orang banyak itu, bukannya
  melawan para tentara itu, melainkan mereka berlutut dan berdoa. Para
  tentara terkejut dan menolak untuk menembak mereka.

  Sementara itu, seisi kota telah berkumpul, dan seorang pendeta
  berbicara kepada orang banyak dari atas balkon gedung opera. Dia
  membacakan puisi Ioanid, dan semua orang mulai berteriak, "Tuhan
  Ada! Tuhan Ada!" Selebaran berisi teks puisi Ioanid dibagikan, dan
  mereka yang tahu bagaimana menyanyikannya mulai menyanyi. Sesaat
  kemudian ribuan orang menyanyikannya berulang-ulang.

  Lagu ini merupakan awal revolusi Rumania yang mengantarkan kejatuhan
  diktator komunis, Nicolai Ceaucescu.

  Revolusi adalah suatu kebangkitan baru dari suatu kepercayaan pada
  pemikiran lama -- baik itu tentang kebebasan, harga diri, maupun
  keberadaan Allah. Prinsip-prinsip yang nyata ini tetap tidak beruhah
  selama siklus penindasan. Meskipun prinsip-prinsip ini "terkubur"
  selama masa tertentu, keberadaannya tidak dapat dibantah. Revolusi
  spiritual membangkitkan kepercayan pada keberadaan Allah -- meskipun
  Allah sendiri tidak pernah mati. Revolusi ini berawal dengan
  pernyataan Allah tentang kebenaran. Kita semua memerlukan keberanian
  untuk membangkitkan iman kita pada proposisi yang mengubah hidup,
  yang penuh kuasa dan yang sangat mendasar, yaitu bahwa Allah ada.
  Kita adalah bagian dari suatu revolusi saat kita bergabung dengan
  orang-orang Kristen lainnya, yang mulai hidup seperti yang mereka
  dulu percayai. Seperti apakah revolusi spiritual dalam hidupmu?

  Diambil dari:
  Judul buku: Jesus Freaks
  Penyusun: Toby McKeehan dan Mark Heimermann
  Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 1995
  Halaman: 81
______________________________________________________________________
STOP PRESS

          DAPATKAN BAHAN-BAHAN PASKAH DI SITUS "PASKAH.SABDA.ORG"
                       http://paskah.sabda.org/

  Situs "paskah.sabda.org" dibangun untuk menjadi tempat Anda bisa
  mendapatkan berbagai bahan Paskah yang bermutu. Beragam bahan
  disediakan secara tidak tanggung-tanggung. Hampir semua jenis bahan
  ada di sini, yakni artikel Paskah, drama Paskah, renungan Paskah,
  bahan mengajar Paskah, kesaksian Paskah, khotbah audio Paskah, puisi
  Paskah, resensi buku Paskah, ulasan situs Paskah, tips Paskah, humor
  Paskah, lagu Paskah, gambar Paskah, dan kartu Paskah. Selain
  menyediakan bahan-bahan, situs "paskah.sabda.org" juga mengundang
  pengunjung untuk ikut berpartisipasi dengan mengirimkan bahan-bahan
  Paskah sehingga bisa saling berbagi berkat dengan pengunjung yang
  lain. Keistimewaan lain dari situs ini adalah disediakannya berbagai
  fasilitas untuk berinteraksi dengan sesama pengunjung, misalnya
  menulis blog pribadi seputar Paskah, komentar, berdiskusi di forum,
  serta mengirimkan ucapan selamat Paskah kepada teman seiman, dan
  pengunjung yang lain.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2010 oleh e-Doa --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
Situs YLSA: http://http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org