Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/12

e-Doa edisi 12 (11-2-2010)

Pertanyaan Seputar Doa 2

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI

EDITORIAL
ARTIKEL DOA: Pertanyaan Seputar Doa (2)
STOP PRESS: 1. Ikutilah Kelas Diskusi PESTA -- Paskah 2010
            2. Berbagi Berkat dan Bersaksi Melalui Publikasi KISAH
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Dalam edisi pertama kami telah menyajikan artikel "Apakah Doa Itu",
  "Mengapa Saya Harus Berdoa", dan artikel-artikel lain. Nah, pada
  edisi kali ini Redaksi e-DOA masih ingin menjawab beberapa
  pertanyaan yang lain seputar doa. Jadi jangan sampai Anda melewatkan
  untuk membaca bagian kedua dari seri "Pertanyaan Seputar Doa" ini.
  Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Doa,
  Novita Yuniarti
  http://doa.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/doa
______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA

                       PERTANYAAN SEPUTAR DOA (2)

  SIKAP BAGAIMANA YANG SEHARUSNYA MEMBENTUK BERBAGAI PERMOHONAN SAYA?

   1. Berimanlah bahwa Allah itu cukup berkuasa dan memiliki belas
      kasihan untuk mau bertindak.
      "Adakah seorang daripadamu yang memberi batu kepada anaknya,
      jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
      Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik
      kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
      memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya"
      (Matius 7:9-11) Lihat juga Markus 1:40-42, 9:22-24.

   2. Jangan mencoba untuk memproduksi iman.
      Allah menjanjikan jika kita memiliki kepastian yang murni bahwa
      sesuatu itu adalah kehendak Allah untuk saat itu, maka kita
      dapat berdoa untuk hal itu dengan keyakinan yang mutlak (Markus
      11:24).
      Tetapi, iman semacam itu bergantung pada kehidupan kita
      bersama Allah dalam kedewasaan rohani dan atas dasar suatu
      pengertian yang lebih dalam yang diberikan Allah khusus tentang
      situasi itu. Kita diharapkan dan didorong untuk meminta banyak
      hal tanpa iman yang mutlak ini, dengan hanya beriman pada sifat
      Allah dan kehendak-Nya yang umum. Allah tidak menjamin bahwa Ia
      akan mengabulkan apa yang diminta, tetapi Ia pasti akan memberi
      jawaban. "Tolonglah aku yang tidak percaya ini" (Markus 9:24)
      merupakan doa yang jujur dan sah.

   3. Didengar itu lebih penting daripada mendapatkan apa yang Anda
      minta.
      Alkitab tidak banyak bicara mengenai soal memperoleh hasil dari
      doa. Alkitab lebih banyak bicara soal doa yang "didengar" atau
      "dijawab". Agama palsu berorientasi pada hasil; doa Kristen
      berorientasi pada soal hubungan. "Kita dapat menanggung doa-doa
      yang ditolak tetapi bukan doa-doa yang diabaikan.", 4. Terimalah "nanti", "tidak", dan diam sebagai jawaban Allah.
      Bila Allah melihat bahwa Anda sudah cukup beriman untuk
      menanggung sikap diam-Nya atau jika Allah melihat bahwa Anda
      siap untuk dimasukkan ke dalam kesengsaraan, secara moral atau
      jasmani demi kerajaan-Nya, Ia mungkin akan berdiam diri. Dan
      pada akhirnya doa itu akan dijawab, tetapi dengan cara yang sama
      sekali berbeda dari yang Anda perkirakan.

      Tuhan Yesus memohon kepada Bapa-Nya untuk melepaskan Dia dari
      keharusan untuk disalibkan. Ibrani 5:7 mengatakan, "Ia telah
      mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan
      keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkanNya dari maut, dan
      karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan." Doa Tuhan Yesus
      didengar, tetapi jawabannya ialah "tidak" (untuk soal melepaskan
      dirinya dari penyaliban) dan "ya" (untuk pada akhirnya
      menyelamatkan-Nya dari maut). Dari lubuk hati yang terdalam,
      kita perlu mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik
      bagi kita dan bagi orang lain. Ia tidak akan memberikan kita
      batu jika kita meminta roti (dan Ia juga tidak akan memberikan
      batu jika kita meminta batu).

   5. Bertekun.
      Meminta satu kali memerlukan iman yang sangat sedikit. Itu
      sebabnya, Allah sering menunggu untuk melihat apakah kita telah
      menaruh seluruh harapan kita dalam Dia (atau hanya "mencoba-coba
      dengan doa") dan apakah kita benar-benar memercayai Dia
      walaupun dari luar kelihatannya ada yang mencobai kita agar kita
      putus asa.

      Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan-perumpamaan yang keras
      untuk memacu murid-murid-Nya supaya bertekun di dalam doa. Salah
      satu perumpamaan itu mengenai seseorang yang memberikan roti
      kepada tetangganya bukan karena ia temannya tetapi karena
      tetangga itu terus mengganggunya (Lukas 11:58). Perumpamaan yang
      lain lagi mengenai seorang hakim yang bukannya memberikan
      keadilan kepada seorang wanita karena ia memedulikan Allah atau
      orang lain melainkan karena ia telah muak mendengarkan
      permohonan yang terus-menerus dari wanita itu (Lukas 18:5). Jika
      orang-orang yang semacam itu saja akan memberi respons terhadap
      ketekunan, masakan Allah yang penuh kasih tidak memberi respons?

   6. Dasarkan keyakinan Anda untuk berdoa pada apa yang sudah
      dilakukan Tuhan Yesus bagi Anda (Roma 5:12, Ibrani 4:16).
      Karena Tuhan Yesus telah membayar hukuman dosa-dosa kita di kayu
      salib, maka hubungan kita dengan Bapa telah dipulihkan. Kita
      memunyai keyakinan bahwa kita berhak untuk menghampiri Sang Raja
      dan mengajukan berbagai permintaan kita.

   7. Berdoa dalam nama Yesus (Yohanes 16:23).
      Kita dapat menghadap Raja karena kita mengenal Anak Sang Raja.
      Berdoa dalam nama Tuhan Yesus berarti mengatakan kepada Bapa,
      "Tuhan Yesus mengatakan bahwa saya dapat meminta ini pada-Mu
      dengan wewenang dari Dia." Jika apa yang kita mohonkan itu
      sesuai dengan watak, cara, dan sasaran-sasaran Tuhan Yesus, maka
      kita dapat memunyai kepastian mutlak bahwa kita akan didengar
      jika kita berdoa dalam wewenang Tuhan Yesus. Jika tidak, maka
      kita dapat memperkirakan bahwa Bapa akan menjawab, "Yesus tidak
      memberi kamu wewenang untuk mengajukan permintaan yang semacam
      itu!", 8. Berdoa sesuai dengan kehendak Allah (1 Yohanes 5:14-15).
      Cara yang terbaik untuk belajar apa saja yang merupakan kehendak
      Allah dan apa yang dapat Anda minta dengan sah dalam nama Tuhan
      Yesus adalah dengan mempelajari Alkitab. Kehendak Allah yang
      spesifik untuk sesuatu situasi tidak pernah akan bertentangan
      dengan kehendak-Nya yang diungkapkan di dalam Alkitab.

   9. Biarkan doa-doa Anda mengalir dari kehidupan yang berakar dalam
      Kristus (Yohanes 15:7).
      Jika kita tetap tinggal dalam Kristus, kita seperti
      carang-carang yang tinggal tetap pada pokok anggur; sambil terus
      berusaha melakukan kehendak-Nya dan segera mengakui setiap dosa
      yang menghambat hubungan kita, kita mendapatkan makanan dari
      Dia. Dengan tinggal dalam Kristus kita akan mengetahui apa yang
      Allah ingin kita doakan, dan kita dapat yakin bahwa kita akan
      mendapat jawaban.

  10. Beritahukan Allah apa yang sesungguhnya Anda inginkan.
      Kejujuran itu sangat penting. Allah menaruh perhatian pada
      doa-doa yang besar dan juga pada doa-doa yang kecil. Ia menaruh
      perhatian pada keinginan jasmani Anda dan juga pada
      kebutuhan-kebutuhan rohani Anda. Jika Anda mengatakan
      kepada-Nya, "Bapa, saya mengetahui bahwa ini sebenarnya hal
      yang remeh, tetapi saya tidak dapat melupakan hal itu, dan saya
      benar-benar mengingininya", Allah yang akan memutuskan apakah Ia
      akan meluluskan keinginan Anda atau menolong Anda untuk
      melepaskan keinginan itu.

      Menekan segala yang mengalihkan
      perhatian Anda itu hanyalah akan memperburuk keadaan. Jika Anda
      meminta sesuatu yang seharusnya tidak Anda minta, maka mungkin
      Allah akan dengan penuh kasih memberikan kepada Anda sebagai
      pelajaran, atau mungkin Ia tidak akan memberikan. Ia lebih besar
      daripada kesalahan-kesalahan kita.

  11. Janganlah menuntut.
      Keyakinan untuk mengajukan permintaan dengan rendah hati dan
      dengan penuh kepercayaan kepada Bapa tidaklah sama dengan
      mengemukakan tuntutan dengan sikap congkak. Kita perlu memeriksa
      diri sendiri apakah kita sedang mencoba menagih janji kepada
      Allah dengan melupakan siapa yang menjadi pusat alam semesta ini
      atau seakan-akan kita lebih mengetahui apa yang terbaik bagi
      kita daripada Allah.

  12. Janganlah berdoa untuk sesuatu jika Anda sendiri tidak siap.
      Tuhan Yesus mengajarkan murid-murid-Nya berdoa, "Datanglah
      Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga"
      (Matius 6:10). Ini mengandung arti bukan saja kerajaan itu dapat
      datang hanya jika Allah membuat hal itu terjadi, melainkan juga
      bahwa murid-murid itu juga harus bersedia untuk melakukan
      tugas-tugas mereka kelak. Jika kita berdoa "Jadilah
      kehendak-Mu", maka kita sedang menawarkan diri dengan sukarela
      untuk melakukannya.

  APAKAH GUNANYA DOA SYAFAAT?

  "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku
  telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada
  kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya".
  (Yohanes 15:12-13)

  "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi
  hukum Kristus". (Galatia 6:2)

  Memanjatkan doa syafaat berarti berdiri di antara dua pihak, menjadi
  perantara, mengajukan permintaan bagi orang lain. Pekerjaan Tuhan
  Yesus untuk menebus manusia sudah selesai untuk selama-lamanya,
  tetapi pekerjaan-Nya sebagai perantara bagi kita masih terus
  berlangsung (Ibrani 7:25). Salah satu cara kita mengasihi sesama
  kita seperti Ia mengasihi kita ialah dengan menjadi perantara bagi
  mereka, membawa beban-beban mereka kepada Allah dalam doa.

  Segala macam doa lainnya dimulai dari manusia, tetapi doa syafaat
  yang benar dimulai dari Allah. Roh Allah menggerakkan hati kita
  untuk mengundang Allah mengatur segala sesuatu menjadi beres (Roma
  8:26).
  Doa syafaat itu perlu, karena walaupun Allah berdaulat, Ia
  telah memberi manusia kebebasan untuk memilih sesuai dengan
  kehendak-Nya. Ia menghendaki kita sebagai anak-anak-Nya, dan bukan
  robot-robot. Allah tidak membutuhkan kita untuk membantu-Nya dalam
  menjalankan berbagai kegiatan di dunia ini, tetapi dalam
  kemahakuasaan hikmat-Nya Ia merencanakan agar kita dapat memerintah
  bersama dengan Dia (Wahyu 5:9-10). Untuk ini Ia melimpahkan kuasa
  kepada hamba-hamba-Nya untuk mengundang Dia untuk bertindak. Bila
  kita menaikkan doa syafaat, kita tidak boleh berupaya untuk mengubah
  pikiran Allah, tetapi mengundang Dia untuk melakukan kehendak yang
  telah diungkapkan-Nya kepada kita.

  Allah mengatakan kepada Nabi Yehezkiel bahwa Ia berniat untuk
  menghancurkan Yerusalem. Allah berfirman, "Aku mencari di
  tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau
  yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan
  Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya". (Yehezkiel 22:30) Inilah
  pekerjaan orang yang memanjatkan doa syafaat: berdiri di antara
  seseorang dan Allah serta memohon berkat dan bukan kutuk bagi orang
  itu, dan juga membawa beban dan kesedihan yang terlalu berat untuk
  ditanggung sendiri oleh orang itu kepada Kristus.
  (Kejadian 18:16-33; Keluaran 32:9-14, 30-34; Mazmur 106:23;
  Daniel 9:4-19; Yohanes 17:1- 26; Efesus 1:15-23, 3:14-21;
  Filipi 1:9-11; Kolose 1:9-14.)

  BILAMANA DAN BAGAIMANA SAYA HARUS MEMANJATKAN DOA SYAFAAT?

  1. Apabila Anda merasakan ada kebutuhan yang mendesak dalam hati
     Anda, berdoalah.
     Bukalah mata dan hati Anda terhadap kebutuhan-kebutuhan
     orang-orang di sekitar Anda. Kasih itu memberi dan melupakan diri
     sendiri. Pusatkanlah perhatian Anda pada berbagai kebutuhan orang
     lain, dan jadikanlah hal itu kebutuhan Anda sendiri.

  2. Bila Anda merasa tidak mampu, berdoalah.
     Orang yang dikisahkan dalam Lukas 11:5-8 tidak memunyai roti
     untuk tamunya, jadi ia pun pergi ke teman yang memunyai roti.
     Binalah kesadaran bahwa kuasa Allah disempurnakan dalam
     kelemahan-kelemahan Anda (2 Korintus 12:9). Kalau tidak ada yang
     dapat Anda lakukan selain berdoa, maka berdoalah! Berdoa
     merupakan hal yang paling penting yang harus Anda lakukan.

  3. Jangan jadikan doa sebagai pengganti tindakan.
     Saya khawatir, namun saya mendeteksi ada dua alasan yang sangat
     kurang menarik bagi kelancaran doa-doa syafaat saya. Yang satu
     ialah bahwa saya merasa sering berdoa untuk orang lain ketika
     saya seharusnya melakukan sesuatu untuk mereka. Lebih mudah
     berdoa untuk orang yang membosankan daripada pergi menengok dia.
     Dan hal lainnya yang serupa dengan itu. Andaikata saya berdoa
     agar kepada Anda diberi anugerah untuk mampu melawan dosa yang
     sudah berakar ... ya, seluruh jerih payah harus dilakukan oleh
     Allah dan Anda. Jika saya berdoa untuk dosa yang sudah berakar
     yang ada dalam diri saya, maka akan ada pekerjaan yang harus
     saya lakukan.

  4. Sungguh-sungguh bersatu dalam doa bersama orang lain.
     "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun
     juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapaku yang di
     sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku,
     di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:19-20)
     Berkumpul bersama dalam nama Tuhan Yesus dan sepakat bukanlah
     masalah duduk bersama dalam satu ruangan dan bersama-sama
     mengatakan "Amin". Maksud sebenarnya ialah bahwa satu kelompok
     orang Kristen dipersatukan karena memunyai satu maksud dan
     memunyai komitmen yang sama demi hal yang terbaik bagi
     masing-masing. Mereka bertindak bersama-sama, serta membersihkan
     segala hal yang menyebabkan mereka tidak dapat saling mengampuni.

  5. Berimanlah bahwa Allah mendengar dan menjawab doa.

  6. Bertahan dan bertekunlah.

  7. Berdoalah sesuai dengan kehendak, watak, dan wewenang Kristus.

  APAKAH BEDANYA MEDITASI KRISTEN DENGAN APA YANG LAZIM DILAKUKAN
  DALAM AGAMA-AGAMA TIMUR?

  Meditasi yang dipraktikkan dalam agama-agama Timur berarti
  mengosongkan pikiran dan membuka diri secara spiritual terhadap
  suara atau pengaruh apa saja yang ada. Meditasi Kristen ditujukan
  untuk memusatkan pikiran Anda terhadap suara Allah semata-mata.
  Meditasi Kristen adalah disiplin agar hati Anda berpegang pada apa
  yang sudah Anda miliki dalam Kristus. Ketika Anda menjadi orang
  Kristen, Kristus secara keseluruhan datang dan tinggal dalam Anda,
  Roh Kudus secara keseluruhan, dan Allah Bapa secara keseluruhan.
  Segala sesuatu yang Anda perlukan untuk memungkinkan Anda berpikir
  dan bertindak seperti Kristus sudah ada dalam hati Anda, tempat
  Kristus tinggal (2 Petrus 1:3-4).

  Dalam pemikiran alkitabiah, hati itu merupakan pusat atau inti dari
  seseorang, sumber dari segala asumsi, motivasi, emosi, dan kehendak.
  Anda dapat mempelajari Alkitab dan menghafal berjilid-jilid buku
  mengenai fakta-fakta tentang Allah dan kehidupan Anda dalam Kristus,
  tetapi jika semuanya itu tidak mengendap dari watak Anda ke dalam
  hati Anda, semuanya itu tidak akan memengaruhi kebiasaan-kebiasaan
  Anda dan cara-cara Anda memberi respons dalam suatu keadaan
  kritis. Segala kuasa itu sudah tersedia dalam Anda, dan semua
  janji-janji-Nya ada dalam Alkitab, tetapi Anda harus melakukan
  sesuatu untuk memegang semuanya itu dalam hati Anda.

  Tuhan Yesus sanggup berjalan melalui khalayak ramai yang bergejolak
  tidak puas (Lukas 4:28-30), dan para rasul dengan rendah hati
  sanggup menahan ancaman kematian (Kisah Para Rasul 4:1-31), karena
  mereka mengetahui dalam lubuk hati mereka sendiri siapa sebenarnya
  mereka dan siapa Allah itu. Pengetahuan yang berakar mendalam
  semacam ini mendatangkan damai sejahtera dan merupakan hasil dari
  meditasi atau renungan tentang Allah dan firman-Nya.

    "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu
      Supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau
    Betapa kucintai Taurat-Mu!
      Aku merenungkannya sepanjang hari.
    Aku bangun mendahului waktu jaga malam
      untuk merenungkan janji-Mu."
    (Mazmur 119:11, 97,148)

  Orang Kristen memakai kata "meditasi" untuk menggambarkan dua hal
  yang sedikit berbeda. Yang pertama adalah suatu pemikiran yang
  terpusat dan terarah misalnya ketika kita memikirkan dengan mendalam
  suatu nas Alkitab untuk meresapi intisarinya. Yang kedua adalah
  semacam doa. Hal ini berkaitan dengan merenungkan firman dengan
  maksud menenangkan pikiran Anda secukupnya untuk membiarkan firman
  Allah mengendap di dalam hati Anda.

    "Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa;
      berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu,
      tetapi tetaplah diam."
    (Mazmur 4:5)

    "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" (Mazmur 46:11a)

  Kata-kata "diam" di sini berarti "melepaskan" (Mazmur 46:11a),
  "berhenti" atau "berdiri di tempat" (Mazmur 4:5). Jika kita marah,
  (jengkel, khawatir, atau ragu-ragu), Allah tidak menghendaki kita
  menekan emosi kita. Hal demikian hanya akan membuat kita dari luar
  kelihatan diam tetapi batin kita sama sekali tidak tenang.
  Sebaliknya, Ia menginginkan kita memeriksa hati kita, membeberkannya
  di hadapan-Nya, dan membiarkan apa yang ingin dikatakan Allah itu
  mengubah kita. Berikut ini adalah cara untuk melakukan hal ini, yang
  dapat Anda sebut "meditasi" atau "berdiam diri di hadapan Allah".
  Cara ini memakai pola dari Masmur.

  1. Mengakui dan melepaskan kekhawatiran, ketegangan, dan segala yang
     mengalihkan perhatian.
     Melepaskan diri dari segala yang mengalihkan perhatian itu sangat
     sulit. Makin keras Anda berusaha untuk tidak memikirkan tentang
     desakan waktu atau tentang sakit leher Anda, makin besar
     kemungkinan hal itu akan menarik Anda tenggelam makin dalam.
     Itulah sebabnya mengapa banyak pemazmur memulai dengan mengakui
     kepada Tuhan segala yang mengalihkan perasaan dan perhatian
     mereka dari Tuhan (Mazmur 10:1-11, 22:2-3, 7-9, 13-19, 42:2-6, 63:2, 73:2-14, 74:1-8; .4-12).

     Mengakui dan melepaskan hal-hal yang mengalihkan perhatian Anda
     mungkin memakan waktu 5 menit atau 30 menit. Anda mungkin
     menghabiskan waktu untuk mengakui hal-hal tersebut dulu sebelum
     Anda tiba pada tahap ketika segala hal yang mengalihkan
     perhatian Anda sudah cukup ditenangkan sehingga Anda dapat
     melanjutkan doa Anda. Jika Anda merasa terlalu sukar untuk
     berkonsentrasi selama berdoa, latihlah untuk mendisiplin pikiran
     Anda dan memusatkannya pada Allah sepanjang hari itu.

  2. Pusatkan perhatian pada siapa Allah itu.
     Setelah mengakui perasaan-perasaan mereka dengan jujur, para
     pemazmur beralih pada pengakuan tentang apa yang mereka ketahui
     sebagai kebenaran tentang Allah. Hal ini terlihat dalam bentuk
     pujian yang cocok dengan perasaan-perasaan yang spesifik yang
     senantiasa menggugah mereka (Mazmur 22:24, 42:6-12). Ketika Anda
     menegaskan kebenaran yang mengena untuk mendiamkan
     perasaan-perasaan Anda, tenggelamlah ke dalam hadirat Allah yang
     sedang Anda puji itu. Biarkan pujian menarik Anda ke dalam
     penyembahan.

  3. Bukalah hatimu, masuklah ke tempat Roh Allah diam dalam Anda,
     dan bersekutulah dengan-Nya.
       "... Yesus berdiri dan berseru: `Barangsiapa haus, baiklah ia
       datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku,
       seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan
       mengalir aliran-aliran air hidup.` Yang dimaksudkan-Nya ialah
       Roh...." (Yohanes 7:37-39)

     Perhatikanlah urutan dari pengakuan tentang perasaan-perasaan di
     bawah ini, tentang memasuki hadirat Allah dengan pujian yang
     menegaskan kebenaran mengenai Dia, dan tentang dijamu dengan
     kehadiran-Nya:

       Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau,
       Jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu.
       Seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair,
       Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus,
       Sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu
       Sebab kasih setia-Mu lebih daripada hidup;
       Bibirku akan memegahkan Engkau.
       Demikianlah aku memuji Engkau seumur hidupku
       Dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
       Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan,
       Dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
       Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku,
       merenungkan Engkau sepanjang kawal malam.
       (Mazmur 63:2-7)

  4. Menyerahkan diri.
     Sesudah pengakuan dan pujian, para pemazmur menjadi mampu untuk
     memandang situasi-situasi mereka dalam perspektif yang benar.
     Mereka tampak kecil dibandingkan dengan kebesaran Allah, sehingga
     mereka dengan penuh kepercayaan menyerahkan diri mereka kepada
     kehendak-Nya.

       Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau?
         Selain Engkau tidak ada yang kuingin di bumi.
       Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap,
         gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
       (Mazmur 73:25-26)

       TUHAN, aku tidak tinggi hati,
         dan tidak memandang dengan sombong
       Aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar
         atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
       Sesungguhnya aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku

         Seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya
         Ya seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku
       Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel,
         dari sekarang sampai selama-lamanya! (Mazmur 131)

  5. Mendengarkan.
     "Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti
       dan aku mengharapkan firman-Nya
     Jiwaku mengharapkan Tuhan
       lebih daripada pengawal mengharapkan pagi,
       lebih daripada pengawal mengharapkan pagi."
     (Mazmur 130:5-6)

  Dalam 1 Raja-Raja 19:11-12, Tuhan berbicara bukan dalam angin besar
  ataupun dalam gempa, melainkan dalam "angin sepoi-sepoi basa".
  Mengakui adanya hal-hal yang mengalihkan perhatian, merenungkan
  kebenaran-kebenaran tentang Allah, dan menyerahkan diri kepada
  kehendak-Nya seharusnya dapat membawa Anda pada ketenangan sehingga
  Anda dapat mendengarkan bisikan "angin sepoi-sepoi basa" itu.
  Ambillah beberapa menit untuk menantikan Tuhan dalam keteduhan.
  Tuhan mungkin akan berbicara melalui ayat-ayat Alkitab, kata-kata
  lain, atau perasaan-perasaan. Mungkin juga Tuhan diam saja. Nikmati
  sajalah kehadiran-Nya dan perhatikanlah baik-baik.

  Jika Anda tidak mendengarkan sesuatu setelah selang waktu yang
  singkat, lanjutkanlah ke hal-hal lain. Jika Anda mendengar sesuatu,
  tulislah pada secarik kertas, dan ujilah hal itu. Jiwa/kehendak kita
  begitu kuat dan mudah ditipu oleh hati sehingga dapat menghasilkan
  "kata-kata dari Tuhan", jika Anda sangat merindukannya. Makin banyak
  waktu yang Anda pakai untuk mendengarkan dalam keadaan diam, makin
  banyak kesempatan Anda berikan kepada hati Anda untuk memperdayakan
  Anda. Jangan berusaha keras untuk mendengarkan sesuatu jika Tuhan
  tidak berbicara; itu adalah ramalan, semacam ilmu sihir.

  Jika Anda tidak pernah mendengar sesuatu dalam saat-saat semacam
  ini, Anda tetap masih dapat menikmati damai sejahtera yang Allah
  berikan ketika Ia tinggal dalam Anda. Berdiam diri di hadapan
  Allah dan merenungkan kebenaran-kebenaran-Nya sangat penting untuk
  memperoleh damai sejahtera, salah satu ciri dari buah Roh Kudus
  (Galatia 5:22).

  APAKAH YANG HARUS SAYA LAKUKAN JIKA WAKTU DOA SAYA TERASA KERING?

  Ada bahaya besar untuk tergoda oleh keinginan keras untuk sempurna
  dalam berdoa. Apabila doa terasa kering, kita justru harus mengambil
  langkah-langkah iman yang lebih panjang lagi dan terus bertahan.
  Kita sebaiknya mengatakan kepada Allah: "Saya sudah kehabisan
  tenaga, saya sebenarnya tidak dapat berdoa; terimalah, ya Tuhan,
  suara yang menjemukan ini dan kata-kata doa ini, dan tolonglah
  saya...." Roh Kuduslah yang pada saatnya, dengan setia dan sabar,
  akan memenuhi doa dengan makna dan kedalaman kehidupan baru. Jika
  kita berdiri di hadapan Allah ketika kita mengalami kesusahan dan
  patah hati, kita menggunakan kehendak kita. Namun, jika pada saat
  tertentu kita sedang tidak merasakan apa-apa, berdoalah berdasarkan
  keyakinan. Biarlah doa kita meluap dari iman yang kita miliki dengan
  sadar. Kalaupun tidak ada perasaan hati yang menyala-nyala, ketika
  berdoa gunakanlah akal kita.

  APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN JIKA SAYA MERASA TIDAK LAYAK UNTUK
  MENGHAMPIRI ALLAH?

  Mulailah dengan mengaku, kemudian mendekati Allah dengan
  permohonan-permohonan Anda dengan menyadari bahwa Tuhan Yesus telah
  berhasil membuka jalan bagi Anda. Semakin kita merasa susah dan
  patah hati, semakin besar pula perlunya berdoa. Dan pasti itulah
  yang dirasakan oleh John dari Kronstadt pada suatu hari ketika ia
  sedang berdoa, diamati oleh Iblis yang sedang menggerutu: "Kamu
  orang munafik, berani benar kamu berdoa dengan otakmu yang kotor,
  penuh dengan pikiran-pikiran yang dapat saya baca." Ia menjawab:
  "Justru karena otak saya penuh dengan pikiran-pikiran yang tidak
  saya sukai dan yang sedang saya lawan itulah, maka saya sekarang
  berdoa kepada Allah."

  Diambil dari:
  Judul buku: Kompas Kehidupan Kristen
  Judul buku asli: A Compact Guide to the Christian Life
  Judul artikel: Doa
  Penulis: K. C. Hinckley
  Penerjemah: Gerrit J. Tiendas
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1989
  Halaman: 35 -- 46
______________________________________________________________________
STOP PRESS

  1. IKUTILAH! KELAS DISKUSI PESTA -- PASKAH 2010

  Apakah Anda ingin lebih mengerti makna Paskah yang sebenarnya? Anda
  rindu menyambut Paskah dengan lebih berarti tahun ini? Kami
  mengundang Anda untuk bergabung di kelas Diskusi Paskah yang
  diselenggarakan oleh Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam
  (PESTA) < http://www.pesta.org >. Diskusi akan dilakukan melalui
  milis diskusi (email) dan akan berlangsung hanya untuk 1 bulan saja
  (1 - 30 Maret 2010).

  Pendaftaran dibuka mulai hari ini sampai tgl. 28 Februari 2010,
  dengan mengisi form di bawah ini:

  -------------------> di potong di sini <--------------------------

  Nama lengkap:
  Email:
  Facebook:
  Anggota gereja:

  ----------------dikirim ke < kusuma(at)in-christ.net > -----------


  2. BERBAGI BERKAT DAN BERSAKSI MELALUI PUBLIKASI KISAH

  Ingin mewartakan kasih karunia dan penyertaan Allah yang luar biasa
  atas hidup Anda? Saatnya Anda berbagi kasih, bagaimana Allah turut
  bekerja dalam setiap aspek kehidupan Anda. Melalui milis publikasi
  Kisah, < http://www.sabda.org/publikasi/kisah >, Anda dapat berbagi
  berkat dan saling menguatkan melalui kesaksian Anda. Ayo, segeralah
  bergabung dan bersaksi di dalamnya. Caranya sangat mudah:

  Untuk berlangganan silakan kirim e-mail kosong ke
  ==>  < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

  Untuk mengirim kesaksian ke Redaksi Kisah, kirim ke:
  ==>  < kisah(at)sabda.org >

  Jika ingin membaca edisi Kisah yang sudah diterbitkan, akses saja:
  ==>  http://www.sabda.org/Kisah/arsip/

  Dan mari jadikan publikasi Kisah sebagai wadah penyampai berkat Anda
  dalam menyaksikan kasih karunia Allah kepada sesama.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Novita Yuniarti

Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
Situs DOA: http://doa.sabda.org/
Facebook DOA: http://fb.sabda.org/doa/
Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Doa 2010 / YLSA -- http://http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org