Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/119 |
|
e-Doa edisi 119 (14-1-2016)
|
|
_________________________________e-Doa________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) BULETIN DOA -- Resolusi Tahun Baru Edisi Januari 2016, Vol. 08 No. 119 Selamat Tahun Baru! Apakah Anda sudah membuat resolusi untuk tahun baru ini? Jika belum, mari segera membuatnya. Namun, janganlah membuat resolusi tahun baru hanya sebagai euforia atau semacam kebiasaan semata, yang digemakan sebagai tradisi dalam memasuki tahun baru. Lebih dari itu, resolusi tahun baru kiranya menjadi sebuah rencana dan komitmen yang kita buat supaya kita semakin bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus. Tanpa berencana dan berkomitmen untuk melakukan sesuatu yang signifikan pada tahun yang baru, kita pasti akan mengalami stagnasi dan berhenti bertumbuh. Pada awal tahun ini, publikasi e-Doa menyajikan renungan dan artikel mengenai resolusi dan rencana tahun baru yang terkait dengan pertumbuhan rohani. Kiranya bermanfaat bagi kita semua. Selain itu, kami juga memberitahukan bahwa mulai tahun 2016 Pemimpin redaksi e-Doa, N. Risanti, akan digantikan oleh S. Setyawati. Mohon dukungan doa agar publikasi e-Doa semakin berkembang untuk menjadi berkat bagi masyarakat Kristen Indonesia. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan! Redaktur Tamu e-Doa, N. Risanti < http://doa.sabda.org > RENUNGAN: MEWUJUDKAN RESOLUSI Menyusun resolusi adalah hal yang kerap dilakukan orang pada awal tahun. Namun, banyak orang begitu semangat menyusun resolusi agar menjadi "lebih baik", kemudian lupa ketika waktu berlalu. Ada banyak hal membuat kita sulit mewujudkan resolusi. Akan tetapi, ada satu hal penting yang bisa menjadi pangkal kegagalan kita, yakni saat kita menyusun resolusi dengan pertanyaan yang salah, "Apa yang ingin saya capai tahun ini?" atau "Apa yang ingin saya lakukan tahun ini?" Sebagai orang-orang yang menjadikan Yesus sebagai Raja atas hidup ini, bukankah seharusnya kita mendasarkan resolusi pada pertanyaan, "Tuhan, apa yang Engkau inginkan untuk aku lakukan tahun ini? Apa yang Engkau inginkan untuk saya capai tahun ini?" Ada dua alasan mengapa kita harus melibatkan Tuhan dalam menyusun resolusi. Pertama, Yakobus mengingatkan agar kita tidak melupakan Tuhan dalam perencanaan karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok (ayat 14). Yakobus menasihati supaya kita berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu" (ayat 15). Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi di sepanjang tahun ke depan. Namun, Tuhan akan memimpin kita untuk membuat keputusan yang tepat saat kita membuat rencana bersama-Nya. Kedua, kita mesti ingat bahwa tujuan utama hidup kita adalah menjadi serupa dengan Kristus (Roma 8:29). Karena itu, fokus resolusi kita seharusnya adalah menjadi apa yang Tuhan mau, bukan sekadar menjadi lebih baik menurut ukuran manusia. Mari membuat dan menjalani resolusi bersama Tuhan. Peganglah janji Tuhan bahwa Dia akan "turut bekerja dalam segala sesuatu" di sepanjang tahun ini. (GS) JANGAN KATAKAN KEPADA TUHAN APA YANG BAIK MENURUT KITA, TANYAKAN KEPADA TUHAN APA YANG DIA PIKIR BAIK BAGI KITA Diambil dan disunting dari: Nama situs: SABDA.org Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2009/01/01/?kata=Resolusi+tahun+baru Penulis renungan: GS Tanggal akses: 22 Juli 2015 ARTIKEL: RESOLUSI TAHUN BARU Pengakuan di Times Square pada malam Tahun Baru, "Saya tidak pernah membuat Resolusi Tahun Baru, lagi," kata pria itu kepada saya, "Lagi pula, saya tidak pernah menepatinya." Saya dapat mengingat begitu banyak resolusi yang telah saya buat, tetapi saya pun dapat membiarkannya menghilang. Namun, saya percaya resolusi tahun baru layak untuk dibuat. Izinkan saya memberi tahu Anda alasannya. Pertama, kita semua membutuhkan perubahan. Beberapa dari kita mendapati bahwa sangat sulit untuk mengaku kepada diri sendiri. Saya pernah mendengar orang yang berkata, "Saya tidak pernah menyesal dengan kehidupan saya. Jika saya diberi kesempatan untuk memiliki hidup itu lagi, saya akan menjalaninya dengan cara yang sama." Akan tetapi, itu adalah sikap yang terlalu buta dan mementingkan diri sendiri, sejauh yang saya ketahui. Ada kekuatan besar dalam pengakuan -- kepada diri sendiri, Allah, dan orang lain. Mengakui kegagalan kita adalah langkah pertama yang menyakitkan di jalan yang menuju sesuatu yang lebih baik. Kedua, pergantian kalender merupakan waktu yang tepat untuk penilaian ulang. Bagaimana tahun lalu berjalan? Apa yang ingin saya lakukan secara berbeda tahun ini? Waktu-waktu pada awal tahun selalu mengingatkan saya pada satu bagian dari Kitab Suci, yang dimengerti dengan lebih baik oleh petani di pinggiran kota: "Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh" (Yer. 4:3). Masuk akal. Semakin banyak lahan yang dimasukkan ke dalam produksi, semakin makmurlah Anda. Akan tetapi, beberapa dari kita cukup bodoh untuk mencoba menabur benih di tanah yang dipenuhi oleh tanaman berduri tanpa membajak tanahnya dan memeliharanya dengan mencabut tanaman berduri yang tumbuh. Katakanlah itu kemalasan. Katakanlah itu kebodohan. Izinkan saya mengajukan pertanyaan serius. Berapa persen dari hidup Anda yang menghasilkan sesuatu yang berharga bagi Allah? Berapa banyak "tanah yang belum dibajak" yang Anda miliki, yang harus dibajak pada tahun yang akan datang dan membuatnya berguna? Lakukanlah penilaian kembali. Awal tahun baru merupakan waktu yang baik untuk penilaian ulang. Ketiga, tahun baru merupakan waktu yang tepat untuk melakukan koreksi di tengah perjalanan hidup. Tentu saja, kita mungkin gagal dalam apa yang kita tetapkan untuk dilakukan, tetapi jika kita gagal untuk merencanakan, pepatah lama mengatakan, kita merencanakan untuk gagal. Jika Anda begitu takut akan kegagalan sehingga Anda tidak menata barisan kaleng untuk ditembak, kemungkinan besar Anda tidak akan menembak satu kaleng pun. Kegagalan bukanlah akhir. Bagi orang yang berketetapan hati untuk belajar darinya, kegagalan adalah teman. Salah satu pahlawan saya dalam Alkitab adalah Rasul Paulus. Berbicara tentang kegagalan di sepanjang hidupnya, ia ditentang, dianiaya, terdampar, dirajam batu dan dibiarkan mati, ditinggalkan oleh rekan kerja yang tepercaya, difitnah, dan dicemooh. Kadang-kadang, pekerjaan-pekerjaan yang telah ia lakukan selama bertahun-tahun seolah berubah menjadi debu di depan matanya. Akan tetapi, selama menjalankan salah satu tugasnya di penjara, kita dapat melihat dari salah satu suratnya suatu keengganan untuk menyerah. "Melupakan apa yang di belakang," tulisnya, "dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus" (Flp. 3:13-14). Tidak heran, ia membuat tanda pada dunianya. Ia berhenti melihat ke belakang dan lebih melihat ke depan sebagai gantinya. Ia tidak membiarkan rasa takut akan kegagalan menghentikannya untuk mencoba lagi. Keempat, tahun baru merupakan waktu untuk belajar lebih mengandalkan kasih karunia Allah. Saya sudah bertemu dengan beberapa pria dan wanita yang mengandalkan dirinya sendiri, dan demikian juga dengan Anda, tetapi begitu sering orang-orang ini tampak bangga dan terdorong. Ada cara lain: mulailah percaya pada pertolongan Tuhan. Satu rahasia lagi dari Rasul Paulus: "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Flp. 4:13). Dan, kekuatan Tuhan ditunjukkan kepadanya melalui banyak hal -- melalui rasa sakit, sukacita, dan prestasi. Jika tahun lalu kita tidak berlatih mengandalkan Tuhan sebanyak seharusnya, sekaranglah waktunya untuk membuat resolusi tahun baru. Bahkan, mengapa kita tidak mengucapkan sebuah doa singkat sekarang juga -- gunakan kata-kata ini jika Anda bersedia: "Ya Tuhan, aku ingin tahun baru menjadi berbeda bagiku." Sekarang, uraikanlah dalam doa beberapa perubahan yang ingin Anda lihat. Kemudian, tutuplah seperti ini: "Tuhan Yesus, aku tahu bahwa aku akan membutuhkan banyak bantuan untuk hal ini. Jadi, sekarang, aku meletakkan diriku di tangan-Mu. Tolonglah aku untuk menerima kekuatan dari-Mu. Amin." Nah, sekarang, kita telah mendapatkan kesempatan yang jauh lebih baik untuk tahun baru yang membahagiakan. (t/N. Risanti) Diterjemahkan dari: Nama situs: Joyful Heart Alamat URL: http://www.joyfulheart.com/new-years/new-year.htm Judul asli artikel: New Year`s Resolutions Penulis artikel: Dr. Ralph F. Wilson Tanggal akses: 18 Juni 2015 REFERENSI: ARTIKEL TERKAIT RESOLUSI TAHUN BARU DI SITUS YLSA Berikut adalah beberapa artikel yang membicarakan tentang resolusi tahun baru. 1. Resolusi Tahun Baru < http://wanita.sabda.org/resolusi_tahun_baru >, 2. Resolusi Tahun Baru < http://c3i.sabda.org/resolusi_tahun_baru >, 3. Cara Menentukan Pilihan-Pilihan Resolusi Tahun Baru < http://c3i.sabda.org/cara_menentukan_pilihanpilihan_resolusi_tahun_baru >, 4. Sepuluh Unggulan Resolusi Tahun Baru bagi Para Wanita Muda Kristen < http://c3i.sabda.org/sepuluh_unggulan_resolusi_tahun_baru_bagi_para_wanita_muda_kristen > STOP PRESS: PELAYANAN LITERATUR SANGAT PENTING! DAPATKAN BAHANNYA SECARA GRATIS! Pelayanan literatur sangat penting! Pelayanan literatur berperan penting untuk pemberitaan firman Tuhan dan menuliskan apa yang baik, bermanfaat, dan berguna bagi kehidupan umat Allah. Publikasi e-Penulis hadir untuk mendukung pelayanan literatur Kristen di Indonesia. Dapatkan artikel, tip, resensi buku, pojok bahasa, tokoh penulis, dll. melalui publikasi ini, yang dikirim secara gratis ke email Anda sebulan sekali setiap Kamis pertama. Ayo, kembangkan potensi Anda di bidang literatur dengan berlangganan publikasi ini, caranya kirim email kosong ke < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >. Kiranya gairah Anda untuk terlibat dalam pelayanan literatur Kristen semakin berkobar sehingga memberi dampak bagi gereja, persekutuan, dan masyarakat Kristen Indonesia pada umumnya. Jangan lupa, perluas wawasan Anda dan temukan relasi nyata dengan sesama penulis di komunitas e-Penulis! Facebook e-Penulis: http://facebook.com/sabdapenulis Twitter sabdapenulis: http://twitter.com/sabdapenulis Kontak: doa(at)sabda.org Redaksi: N. Risanti, S. Setyawati, Ayub T., Mei, dan Elly Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |