Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/10 |
|
e-Doa edisi 10 (9-12-2009)
|
|
______________________________e-Doa___________________________________ (Sekolah Doa Elektronik) ______________________________________________________________________ DAFTAR ISI EDITORIAL RENUNGAN NATAL: Natal Bukan Sekadar Perayaan Semata ARTIKEL DOA: Bagaimana Allah Menjawab Doa-Doa Kita TOKOH DOA: Salomo: Memohon Hikmat ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Setiap manusia pasti memunyai pergumulan hidup. Dan ketika diperhadapkan dengan masalah, manusia akan berupaya mencari jalan keluarnya. Namun, terkadang jalan keluar yang kelihatannya baik ternyata tidak membawa satu perubahan apa pun. Hal tersebut dapat membuat kita putus asa dan kehilangan arah tujuan hidup. Merupakan hal yang berbahaya ketika seorang manusia tidak lagi memiliki harapan dan tujuan hidup. Namun bagi orang percaya, dalam keadaan yang tersulit sekalipun, kita tidak akan sendirian karena ada satu Pribadi yang tidak pernah meninggalkan kita. Dalam kelemahan dan keterbatasan, kita dapat selalu datang kepada-Nya dan bergantung penuh kepada-Nya melalui doa. Tuhan pun selalu punya waktu dan cara yang indah menurut kehendak-Nya untuk menjawab doa-doa kita. Oleh sebab itu, janganlah jemu-jemu untuk berdoa dan menantikan janji-Nya digenapi di dalam hidup kita. Biarlah sajian-sajian e-Doa pada akhir tahun 2009 ini membawa kita lebih berserah penuh kepada Tuhan yang selalu punya berbagai cara untuk menyatakan kehendak-Nya dalam hidup kita. Segenap Redaksi e-Doa mengucapkan: Selamat Natal 2009 dan selamat menyambut tahun 2010. Kiranya hidup kita terus menjadi mezbah doa bagi kemuliaan Tuhan. Amin. Redaksi Tamu e-Doa, Desi Rianto http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/ http://doa.sabda.org/ http://fb.sabda.org/doa ______________________________________________________________________ RENUNGAN NATAL NATAL BUKAN SEKADAR PERAYAAN Pada masa Natal ini, kita diajak untuk merenungkan beberapa pertanyaan. Natal tahun ini (2009) merupakan Natal yang keberapa dalam kehidupan Anda? Kalau Anda sudah menjawabnya, maka pertanyaan berikutnya, apa arti Natal dalam kehidupan Anda? Apakah Natal itu hanya sebagai sebuah sejarah Kristen yang harus dirayakan dengan perayaan yang megah, pohon Natal yang tinggi bertabur gemerlapan lampu yang indah, serta lagu-lagu Natal yang merdu? Memang, tidak ada salahnya merayakan Natal dengan kemegahan. Namun akan salah artinya jika Natal hanya sejauh itu saja. Natal seharusnya menjadi pengalaman yang indah bagi seseorang dalam kehadiran/kelahiran/kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke dunia. Firman Tuhan menjelaskan ada banyak tokoh yang ada di sekitar peristiwa kelahiran Tuhan Yesus (kisah Natal), namun hanya ada beberapa tokoh yang menyaksikan Natal itu sendiri, yaitu: 1. Gembala-Gembala Suatu komunitas yang tidak diperhitungkan oleh banyak orang pada zaman itu. Yang hanya mendengar berita kelahiran itu begitu singkat, namun mereka dengan segala kerinduan segera pergi untuk membuktikan berita yang baru saja mereka dengar. Mereka datang kepada Tuhan dengan segala keberadaan mereka sebagai orang-orang yang sederhana. Mereka datang ke kandang yang hina hanya dengan satu tujuan atau motivasi, yaitu berjumpa dengan Tuhan Yesus. Dan akhirnya mereka berjumpa dengan Maria dan Yusuf serta bayi Yesus, sang Putra Natal Yang Kudus, mereka mengalami Natal (Lukas 2:16). Perjumpaan mereka dengan Yesus membawa perubahan hidup yang luar biasa dalam kehidupan mereka. Firman Tuhan berkata, "Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah ...." (Lukas 2:20) 2. Orang-Orang Majus dari Timur Komunitas kaum terpelajar. Ahli perbintangan dari Timur (Babel) yang harus meninggalkan segala sesuatu dan bertanya-tanya karena rindu bertemu dengan Bayi Natal dengan tujuan untuk menyembah Dia -- Tuhan Yesus (Matius 2:2). Mereka bertemu dengan Tuhan Yesus lalu sujud menyembah Dia -- mereka mengalami Natal. Firman Tuhan berkata, "Mereka membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan, dan mur." (Matius 2:11) 3. Imam-Imam Kepala dan Ahli Taurat Mereka adalah kaum rohaniawan yang selalu berada di Bait Allah (Sinagoge) dan mengetahui banyak tentang Kitab Suci. Bahkan mengetahui nubuatan mesianis serta kelahiran Yesus dengan baik dan tepat. Mereka tahu tentang kedatangan Mesias, tapi mereka tidak menyambut Mesias, apalagi berjumpa dengan-Nya. Matius 2:4 berkata, "Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.", 4. Herodes Seorang penguasa yang terkejut, merasa teracam atas hadirnya Yesus Kristus di dunia. Seorang yang sangat licik dan penuh kepalsuan. Ia berpura-pura atau seakan-akan ingin menyembah Yesus, tetapi pada dasarnya ingin membunuh-Nya. Seorang yang memiliki penyembahan palsu yang pada dasarnya ingin menyakiti Tuhan. Matius 2:3, 7-8 berkata, "Ketika Raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu tampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Bethlehem, katanya, `pergilah dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkan kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia.`" Ada dua kelompok yang berbeda yang kita lihat di kisah di atas, yaitu kelompok pertama, para gembala dan orang Majus; kelompok ini adalah orang-orang yang datang, mencari dan mendapatkan Tuhan, serta merespons kasih Tuhan dalam kehidupannya, melalui hidup yang memuliakan Allah dan menyembah serta mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan. Sedangkan kelompok yang kedua adalah para Imam dan Ahli Taurat serta Herodes; kelompok ini adalah bagaikan orang Kristen tradisional (kristen nenek moyang), aktif dalam setiap kegiatan rohani, mengetahui keseluruhan isi Alkitab, namun tidak pernah mengalami Natal (Yesus lahir di hati -- menerima kasih Allah) dalam hidupnya. Hidup penuh dengan kemunafikan dan kepalsuan. Saat ini, Anda termasuk kelompok yang mana? Natal bukan sekadar perayaan sejarah kristiani, tetapi Natal adalah pengalaman ilahi, perjumpaan dengan Allah dalam Kristus Yesus, Sang Juru Selamat. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama majalah: Yasuma, Edisi IX, Tahun 2000 Judul artikel asli: Natal Bukan Sekadar Perayaan Semata Penulis: Ev. Rafles Mandiangan, S.Th Penerbit: Yayasan Sumber Sejahtera, Jakarta 2000 Halaman: 3 ______________________________________________________________________ ARTIKEL DOA BAGAIMANA ALLAH MENJAWAB DOA-DOA KITA Apakah doa Anda pernah dijawab? Demikian pertanyaan yang saya ajukan dalam suatu artikel di surat kabar. Saya sendiri tak berharap memperoleh banyak jawaban. Namun ternyata saya memerlukan waktu hampir 1 minggu untuk membaca semua jawaban itu. Saat membaca surat-surat yang saya terima itu, saya terkesan akan kenyataan bahwa Tuhan tak mengenal pilih kasih terhadap manusia. Beberapa jawaban datang dari pengusaha-pengusaha ternama yang ditulis di atas surat berkop mewah. Sebagian lagi ditulis di atas kertas surat yang amat sederhana dan ditulis dengan pensil. Beberapa dari surat itu kelihatannya ditulis oleh orang-orang terpelajar, sedangkan yang lain datang dari orang-orang yang dengan susah payah mengutarakan isi hatinya. Beberapa surat mengungkapkan bahwa penulisnya adalah orang yang hidupnya dekat dengan Tuhan, sedangkan penulis yang lain menceritakan betapa besar dosa mereka dan betapa malunya mereka akan hidupnya. Tapi dalam doa, kita semua berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah, setiap orang memunyai hak untuk berhubungan dengan Tuhan. Yang terpelajar maupun tak terpelajar, yang kaya dan yang miskin, yang saleh maupun orang berdosa, semuanya datang memohon pertolongan kepada Tuhan, dan bilamana mereka berdoa serta memohon sesuatu kepada Tuhan, maka Ia akan menjawab. Seperti kata Tuhan Yesus, "Karena setiap orang yang meminta, menerima, ...." Saya juga terkesan dengan ketulusan mereka yang menulis kepada saya. Dalam meremehkan doa, beberapa orang menganggap bahwa apa yang dikatakan jawaban doa itu sebenarnya hanya merupakan kebetulan saja, bahwa berdoa atau tidak sebenarnya sama saja. Akan tetapi, banyak sekali orang yang percaya bahwa doalah yang membuat perbedaan itu. Dan sungguh berat untuk berdebat dengan seseorang yang telah berdoa dan telah mendapatkan jawaban atas doanya itu. Dalam beberapa hal, jawaban datang berupa pemberitahuan Tuhan kepada orang yang berdoa itu tentang segala sesuatu yang harus dilakukan. Seorang penulis mengatakan, "Sebenarnya aku ingin berbuat sesuatu untuk sekolah Chinzei Gakui di Nagasaki, Jepang. Banyak di antara guru-guru dan murid yang telah mati akibat meledaknya bom atom. Tapi aku tak memiliki uang. Aku telah berdoa kepada Allah agar ia menunjukkan kepadaku apa yang harus aku lakukan. Beberapa hari kemudian, aku membaca sebuah artikel di Wesley Christian Advocate. Dalam artikel itu dikatakan bahwa sekolah itu memerlukan majalah National Geographic. Ayahku berlangganan majalah itu dan aku memiliki banyak terbitan lama. Aku sangat senang dapat memberikan majalah-majalah tua itu kepada sekolah itu. Inilah jawaban doaku. Kepala sekolahnya, yaitu Pendeta Taneo Chiba, kelihatan sangat berterima kasih atas pengiriman majalah tersebut." Seorang wanita berumur 82 tahun menceritakan bahwa setelah menjalani pembedahan, ia diberitahu bahwa ia tidak akan dapat berjalan lagi. Dia menulis, "Esok harinya aku berkata kepada perawat bahwa aku ingin berdiri dan jika aku jatuh, saya yakin Tuhan akan memegangku. Juru rawat itu berkata bahwa aku tidak boleh berbuat demikian, tapi aku berkata kepadanya agar jangan menghalangiku, lalu aku berjalan dan aku tetap berjalan selama 5 tahun ini. Puji Tuhan sumber segala berkat." Hal ini mengingatkanku akan Tuhan Yesus yang berkata kepada orang lumpuh, "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah" (Yohanes 5:8). Sebenarnya banyak orang dapat berjalan dengan berbagai cara, asalkan mereka memiliki cukup iman dan semangat seperti wanita itu. Ia yakin bahwa doa dapat memberikan apa yang ia butuhkan. Dalam menanggapi doa-doa manusia, Tuhan sering bekerja melalui orang lain. Seseorang menulis, "Seorang istri pendeta yang tinggal dekat rumahku sering menolong seorang anak perempuan tetangganya. Orang tua anak itu memang membutuhkan pakaian yang lebih baik. Aku mengatakan kepada istri pendeta itu bahwa aku ingin mempersembahkan sedikit uang untuk dibelikan sesuatu untuk anak itu. Istri pendeta itu hampir menangis karena terharu. Ia berkata bahwa pagi itu, sebelum berangkat ke gereja, ia telah berdoa agar ada orang yang mau menolong membelikan pakaian anak itu. Beberapa wanita lain yang mendengar percakapan itu juga ingin memberi dan kini anak perempuan itu telah mendapatkan apa yang dibutuhkannya." Apakah kita mengira bahwa Tuhan telah menggerakkan hati wanita-wanita itu sehingga mereka memunyai keinginan untuk memberi pakaian kepada anak itu? Wanita yang telah memberi dan istri pendeta yang telah mendoakannya percaya bahwa hal itu adalah berkat doa. Ya, saya pun percaya. Selama bertahun-tahun, saya membaca banyak tentang telepati mental, pemindahan pikiran, dan lainnya. Di antara jawaban-jawaban doa, banyak yang bisa digolongkan dalam kategori itu. Sebagai contoh, pada saat-saat tertentu, saya memprihatinkan anak saya yang bertugas dalam Perang Dunia II. Bila perasaan itu datang, saya segera berlutut dan memohon kepada Allah kiranya Ia ingin dekat sekali dengan anak saya. Pada suatu malam, saya menulis surat kepadanya dan bertanya apakah ia pernah merasa sedih dan kecil hati, dan dia menjawab bahwa ia memang merasa begitu, tapi kemudian ia merasa hatinya menjadi ringan dan ada perasaan damai dalam hatinya. Lalu saya tahu bahwa Allah telah menjawab doa saya. Seorang ibu lain menulis sebagai berikut: "Salah seorang putraku jatuh sakit beberapa waktu lamanya, ia tidak memberi kabar sedikit pun tentang keadaannya kepadaku. Aku merasa amat bingung, akhirnya aku tak dapat bertahan lebih lama lagi. Karena aku tak mengetahui nomor teleponnya, aku bertelut di hadapan Tuhan dan mohon agar anakku mau menulis surat kepadaku sehingga aku dapat mengetahui keadaannya yang sebenarnya. Pada saat itulah telepon berdering. Ternyata anakku yang sakit itu meneleponku, Ia berkata "Mama, malam ini saya terus-menerus memikirkan engkau, maka saya meneleponmu." Tuhan mendengar doaku dan menjawab. Apakah anak itu kebetulan saja menelepon ibunya ataukah ada suatu kuasa yang lebih tinggi yang mendorongnya? Apakah Tuhan memimpin kita secara langsung dalam mengambil keputusan tertentu? Seseorang menulis, "Aku sedang menghadapi sebuah persoalan. Ada sesuatu yang tak ingin aku lakukan. Namun aku ingin melakukan kehendak Tuhan. Aku lalu pergi ke ruang duduk dan bertelut untuk mohon kepada Tuhan agar aku diberitahu dengan jelas apakah aku harus melakukannya atau tidak. Kelihatannya aku tak mendapat jawaban, maka aku berdiri dan meninggalkan ruangan. Pada saat aku memegang knop pintu, jelas sekali aku mendengar suara yang berkata, "Lakukanlah, lakukanlah!" Pada saat itu bebanku telah diangkat dan melakukan perkara itu terasa mudah sekali karena aku tahu Tuhan menghendaki aku berbuat demikian." Tentang jawaban-jawaban doa ini, seseorang yang lain menulis, "Kita ingat bagaimana cerita di dalam Alkitab tentang Nabi Elia dan Samuel yang masih kecil, bagaimana Tuhan berbicara kepada anak itu dan mengatakan apa yang harus ia lakukan. Nah, aku percaya bahwa jika Tuhan telah berbicara kepada Samuel yang kecil itu, pasti Ia juga akan berbicara kepadaku. Kami pergi ke Miami untuk tinggal di sana. Seseorang menawarkan untuk memiliki sebuah flat bersama-sama. Kelihatannya ini memang suatu kesempatan baik. Ibu, suami, serta saudaraku berpendapat bahwa ini merupakan pembelian yang akan menguntungkan dan mereka mendesakku supaya menyetujuinya. Aku mengambil keputusan untuk berdoa, menanti suara Tuhan. Lalu kudengar suara Tuhan yang meminta aku tidak membeli flat itu. Kemudian, mereka yang telah membeli dan menanam uangnya di flat itu ternyata kehilangan segalanya. Bagi beberapa orang, cerita ini mungkin tak masuk akal. Namun aku sendiri mengenal banyak orang yang berhasil dalam bidang bisnis, mereka tak pernah memutuskan sesuatu sebelum mereka berdoa dan mencari bimbingan Tuhan." Banyak di antara surat-surat yang aku terima berisi tentang jawaban doa yang berhubungan dengan penyakit dan kesembuhan. Saya sungguh percaya akan penyembuhan ilahi. Tiada 1 hari pun berlalu tanpa saya mendoakan orang-orang yang sedang menderita sakit. Surat-surat yang saya terima dan berisi tentang jawaban doa, bisa memenuhi satu buku dan ini memperkuat iman saya sendiri. Ada juga yang menulis, "Aku baru saja pulang dari rumah sakit setelah mengalami serangan jantung yang parah 1 minggu yang lalu. Setelah aku cukup sembuh dan boleh menerima kunjungan orang lain, cucu perempuanku yang berumur 9 tahun datang mengunjungi aku bersama orang tuanya. Waktu mereka pamit pulang, cucuku kembali mendekati aku dan berkata, `Kek, tahukah engkau mengapa engkau sembuh kembali?` Aku menjawabnya, `Tidak, mengapa?` Lalu cucuku menjawab, `Karena aku telah berdoa dengan sungguh-sungguh agar engkau sembuh kembali.` Percayakah Anda bahwa doa anak umur 9 tahun dapat memengaruhi sesuatu? Aku percaya bahwa Allah telah mendengar doa cucuku itu dan telah menjawabnya." Yang lain lagi menulis tentang kekhawatirannya akan pembedahan yang harus ia jalani. "Aku mohon kepada Allah agar Ia memimpin para ahli bedah dan para pembantunya dan agar Tuhan mendampingi aku selama pembedahan itu. Aku berdoa kiranya Tuhan mengambil alih seluruh diriku dan, terlepas dari apa pun hasilnya, kiranya aku dapat merasa puas karena aku tahu bahwa Ia lebih mengetahui apa yang paling baik untukku. Aku telah menyerahkan seluruh persoalan, termasuk diriku, kepada-Nya dan berkata, `Tuhan, di sinilah aku. Jika Engkau menginginkan aku hidup maka aku akan hidup, jika Engkau menghendaki aku mati, aku akan mati.` Maka pada saat itu juga kekhawatiranku lenyap dan seluruh beban telah diambil dari padaku. Lalu segera aku merasakan kehadiran-Nya. Aku tahu Ia ada di sampingku, Ia telah menjawab doaku." Memang ada kemungkinan bahwa perasaan damai dan ketenangan di dalam hati dan pikiran seseorang dapat sangat memengaruhi hasil pembedahan itu. Di dalam hal ini, Allah telah bekerja melalui para dokter, tapi dokter itu juga memerlukan kerja sama dari si pasien. Dan hal ini mungkin terjadi karena Tuhan telah menjawab doa itu. Memang sungguh menakjubkan mempelajari jawaban-jawaban doa, terutama dalam contoh berikut ini: "Anakku meninggal dunia karena mengalami kecelakaan mobil dan meninggalkan seorang istri yang masih muda. Hatinya hancur sehingga mentalnya hampir mengalami keruntuhan total. Kami semua menghibur dan menolongnya sedapat-dapatnya, tapi tampaknya tidak berhasil. Aku kemudian mulai berdoa kiranya Tuhan mencarikan orang lain untuk menggantikan tempat anakku di dalam hatinya. Tuhan telah menjawab doaku. Tuhan memang mengirim seorang perjaka di dalam hidupnya, dan tak lama kemudian, kesedihannya berubah menjadi sukacita. Mereka telah menikah dan kini sudah dikaruniai seorang putra. Mereka sangat bahagia sehingga orang tua menantuku maupun aku sendiri juga bahagia. Aku tahu bahwa Allah telah mendengar doaku dan memungkinkan kedua anak muda itu untuk saling bertemu. Aku telah mendengar bahwa pernikahan ditentukan di surga. Bagaimanapun juga, kelihatannya memang demikian." Yang lain menulis, "Aku ingin menceritakan kepada Anda tentang jawaban Tuhan terhadap doaku selama 4 tahun ini. Aku memunyai anak laki-laki yang masih kecil. Ketika ia berumur 1 tahun, kami menginginkan anak lagi, agar anakku yang pertama memunyai kawan bermain. Tidak lama setelah ulang tahun anakku yang pertama, kami mendapat berita bahagia bahwa kami akan mendapat seorang anak lagi. Anda dapat membayangkan betapa kami kecewa karena kandungan istriku ternyata gugur. Ini merupakan kekecewaan yang pertama, kemudian kami kehilangan 2 bayi lagi dalam 3 tahun berikutnya. Sepanjang masa itu, aku tetap berdoa kiranya Tuhan memberikan seorang anak lagi kepada kami. Setiap malam kami berdoa dengan segenap hati. Namun lama-kelamaan, aku mulai bertanya kepada diri sendiri apakah aku ini orang yang egois. Kami telah memiliki seorang anak, sedang banyak orang lain tidak memunyai sama sekali. Lalu mulai berdoa, "Bukan kehendakku, tapi kehendak-Mu yang jadi." Dan saat itu keputusasaanku lenyap. Aku meminta agar Tuhan membimbing aku sesuai dengan rencana-Nya. Mungkin kesediaanku untuk menerima sesuatu yang tidak kuinginkan membuat doaku dijawab. Akhirnya, 2 minggu setelah hari ulang tahun keempat anakku, kami dianugerahi seorang anak laki-laki yang manis. Aku betul-betul percaya bahwa Allah telah menjawab doaku, dan setiap malam aku bersyukur kepada-Nya atas semua berkat itu. Kadang Allah memang berkata, "Tunggu." Mungkin Ia harus menunggu sampai kita siap untuk menerima anugerah dan berkat-Nya. Pengertian saya tentang doa tak lebih banyak daripada pengertian saya tentang listrik. Tapi saya mengerti bahwa manusia membangun pembangkit tenaga listrik untuk membuat tenaga listrik dan kita menggunakan tenaga itu untuk memenuhi bermacam-macam keperluan kita. Tuhan telah menciptakan tenaga listrik ini dan saya percaya bahwa Allah yang telah membuat tenaga untuk menerangi rumah-rumah kita, tidak lupa menciptakan tenaga untuk menerangi hidup kita. Allah yang membuat tenaga untuk menjalankan mesin-mesin, tidak lupa untuk menolong anak-anak-Nya di sepanjang jalan hidupnya. Doa ialah alat yang kita gunakan untuk mendapatkan kekuatan Allah. Tuhan, ajarilah kami berdoa! Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Segala Sesuatu Mungkin Melalui Doa Penulis: Charles L. Allen Penrbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1988 Halaman: 55 -- 60 ______________________________________________________________________ TOKOH DOA SALOMO: MEMOHON HIKMAT Setelah Daud mangkat, Salomo naik takhta dengan proses yang tidak mulus. Adonia, anak Daud yang tertua, sangat berambisi mewarisi takhta pemerintahan ayahnya (1 Raja-raja 1:5). Adonia mengumpulkan dukungan dan bahkan sempat mengadakan pesta penobatan di En-Rogel. Tetapi akhirnya Salomo yang naik, dengan dukungan penuh dari Panglima Benaya, Imam Zadok, dan Nabi Natan. Salomo menjadi Raja Israel yang sangat terkenal, terutama karena hikmatnya yang luar biasa. Tercatat bahwa orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu (1 Raja-raja 4:34). Ia lebih bijaksana dibanding tokoh-tokoh bijak dari Mesir, Arab, Kanaan, dan Edom (1 Raja-Raja 4:31). Kerajaan Israel menjadi sangat kuat selama era kepemimpinan Salomo. Pertahanan militer Salomo adalah berupa benteng-benteng yang dibangun melingkari kota-kota strategis di dekat perbatasan-perbatasan Israel. Di kota-kota tersebut selalu disiagakan kompi-kompi pasukan kereta perang (1 Raja-raja 9:15-19). Lagipula Salomo memunyai kuda di 40.000 kandang untuk kereta-keretanya dan 12.000 orang berkuda (1 Raja-raja 4:26). Salomo adalah seorang pedagang yang gesit. Ia tahu benar betapa pentingnya posisi Israel sebagai jembatan yang menghubungkan Mesir dengan Asia. Salomo memanfaatkan letak geografis yang strategis itu untuk menguasai jalan kafilah utama dari utara ke selatan. Perjanjian dengan Raja Tirus memungkinkan Israel memonopoli jalur pelayaran laut. Di bawah strategi perdagangannya, tingkat perekonomian Israel menjadi sangat tinggi. Kekayaan Salomo tidak terbilang besarnya, sampai-sampai seluruh perkakas minuman dan semua perabot di istana terbuat dari emas murni (1 Raja-raja 10:21). Takhta Salomo dibuat dari gading yang disalut dengan emas tua (1 Raja-raja 10:18). Tercatat bahwa raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat (1 Raja-raja 10:23). Kerajaan Israel berkembang luas: Salomo berkuasa atas segala kerajaan mulai dari Sungai Efrat sampai negeri orang Filistin dan sampai ke tapal batas Mesir (1 Raja-raja 4:21a). Di bawah kepemimpinan Salomo, negeri dan rakyatnya hidup makmur dan damai (1 Raja-raja 4:24). Kehidupan Doanya Tuhan memberkati kepemimpinan Salomo karena ia tekun berdoa. Ia mengutamakan pembangunan rumah Tuhan (Bait Suci) sebelum membangun istananya sendiri (1 Raja-raja 5-6). Bait Suci merupakan sentral kegiatan ibadah dan doa bagi umat Israel, tempat suci di mana Allah hadir menyatakan diri-Nya. Untuk konteks saat ini, tubuh kitalah bait suci itu, rumah Tuhan (1 Korintus 6:19). Roh Tuhan tinggal dan memenuhi kita dan kita pun bisa menjalin hubungan roh dengan Allah. Kepenuhan akan Roh Tuhan dan kehidupan doa merupakan perkara utama yang harus kita bangun. Salomo senantiasa berkomunikasi dengan Tuhan. Ada kalanya ia berbicara, ada waktunya Tuhan berfirman kepadanya. Ketika mendirikan Bait Suci, Tuhan bersabda kepada Salomo (1 Raja-raja 6:11). Sering kali kita hanya sibuk membangun, membuat proyek, mengerjakan pelayanan, tetapi lupa berdoa untuk mendengarkan suara-Nya. Pemimpin sejati memang harus bekerja keras, tetapi jangan melupakan doa supaya tidak kehilangan kontrol dari Tuhan. Salomo adalah seorang raja yang tidak mengenal istilah boros ketika memberi persembahan untuk Tuhan. Dalam penahbisan Bait Suci misalnya, Salomo mempersembahkan 22.000 ekor lembu sapi dan 120.000 ekor kambing domba (1 Raja-raja 8:63). Jangan terlalu berhemat dan kikir di dalam doa. Karena sibuk dan takut tersita waktunya, kadang seorang pemimpin tak mau berlama-lama dalam hadirat Tuhan. Berdoa cukup 5 menit saja, sebab baginya "time is money" (waktu adalah uang). Jangan pula kikir dalam mendoakan orang lain. Kalau perlu doakan semua jemaat Anda, dan seluruh karyawan Anda. Yesus sendiri berdoa semalam-malaman sebelum memilih murid-Nya (Lukas 6:12). Salomo adalah motivator dan fasilitator gerakan doa. Ia menggerakkan para tua-tua, semua kepala suku, dan para pemimpin puak Israel untuk berdoa (2 Tawarikh 5:2). Salomo memobilisasi para imam dan pemuji dalam ibadah akbar penahbisan Bait Suci (2 Tawarikh 5:11-12). Gerakan doa sekota maupun nasional sekarang ini juga membutuhkan keterlibatan proaktif dari para pemimpin Kristen. Kehidupan doa Salomo memunyai dimensi pengalaman supernatural yang dahsyat. Bayangkan, setelah Salomo mengakhiri doanya, api pun turun dari langit memakan habis korban bakaran dan korban-korban sembelihan itu, dan kemuliaan Tuhan memenuhi rumah itu (2 Tawarikh 7:1)! Permohonan yang Baik Salomo memulai karier kepemimpinannya dengan doa. Hal itu menunjukkan bahwa ia mengandalkan Tuhan di dalam hidupnya. Ia sadar bahwa dirinya masih sangat muda dan belum berpengalaman (1 Raja-raja 3:7). Ia juga menyadari bahwa dirinya menjadi raja karena warisan takhta (ascribed status) dari ayahnya, bukan karena penunjukan profetis oleh seorang nabi Tuhan seperti pada pemilihan Saul dan Daud dulu. Kini banyak pemimpin muda yang sombong. Mereka bergerak dengan samangat muda dan idealisme yang tinggi, namun tanpa pengalaman. Ketika tidak mengandalkan Tuhan melalui doa, jatuhlah mereka. Salomo memberi kita teladan kerendahan hati. Setelah mempersembahkan korban, Tuhan menampakkan diri dalam mimpinya pada suatu malam (1 Raja-raja 3:5a). Ini merupakan bentuk "personal encounter" atau perjumpaan pribadinya dengan Tuhan. Seorang pemimpin perlu mengalami Tuhan secara pribadi, meskipun tidak harus sensasional. Tuhan menampakkan diri kepada Musa dalam wujud api di semak belukar, tetapi kepada Salomo Tuhan menyatakan diri melalui mimpi. Jangan membatasi cara Tuhan berbicara, jangan pula merasa "kurang rohani" manakala Tuhan tidak menjumpai kita secara spektakuler. Jangan seperti Tomas yang belum percaya kalau belum menjamah Yesus secara fisik (Yohanes 20:25). Tuhan pernah memuji Salomo sebab ia menaikkan suatu permohonan (permintaan) yang dianggap baik. Saat itu Tuhan memberi tawaran: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu" (1 Raja-raja 3:5b). Salomo tidak meminta umur panjang, kekayaan, nyawa, atau hal-hal material dan duniawi lainnya. Tetapi, Salomo meminta agar Tuhan memberinya "hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Nya" (1 Raja-raja 3:9) atau "pengertian untuk memutuskan hukum" (1 Raja-raja 3:11). Coba seandainya Tuhan datang dan bertanya kepada kita tentang apa permintaan kita. Sebagai pendeta, mungkin kita akan berseru, "Tuhan, berilah aku gedung ibadah yang besar!" Sebagai pemimpin perusahaan, mungkin kita akan berdoa, "Tuhan berilah aku modal yang besar!" Belajarlah seperti Salomo, memohon hikmat kebijaksanaan untuk menjadi pemimpin yang baik. Permintaan Salomo dipandang baik karena berkadar rohani tinggi dan mengutamakan panggilan pelayanannya sebagai pemimpin. Ia tidak serakah, namun hanya ingin menyenangkan hati Bapa dengan menjadi pemimpin yang baik. Karena itu, doanya dijawab plus diberi bonus berupa kekayaan, umur panjang, dan kemuliaan (1 Raja-raja 3:13). Tuhan memberi jauh lebih banyak dari apa yang kita doakan (Efesus 3:20)! Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin Penulis: Haryadi Baskoro Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008 Halaman: 33 -- 38 ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-DOA (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-DOA sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2009 oleh e-DOA --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org > Arsip e-DOA: http://www.sabda.org/publikasi/doa/ Situs YLSA: http://http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ Halaman Facebook e-DOA: http://fb.sabda.org/doa ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |