ARTIKEL
Doa yang Sungguh Adalah Tak Terpisahkan dari Misi
"Doa melingkupi setiap peristiwa penting dalam pelayanan Yesus. Doa adalah alat, yang dengannya, Allah mengarahkan misi keselamatan Yesus bagi umat manusia yang menantikannya. Doa adalah cara Yesus menangkap kuasa dinamis dari Roh bagi kronologi karya keselamatan. Karya penebusan Mesias mengalir dari relasi-Nya dengan Allah dalam doa, bukan dari banyaknya perbuatan-Nya." -- Robert L. Gallagher, From Doingness to Beingness: A Missiological Interpretation, dalam Gallagher and Hertig, ed., Mission in Acts: Ancient Narratives in Contemporary Context, p. 56
Doa telah menjadi cara berkomunikasi dalam misi, termasuk misi Kristus dalam menebus satu umat bagi diri-Nya sendiri. Permulaan dari misi adalah ketika Allah Bapa mengirim Sang Anak, dan dasar bagi doa dalam misi adalah percakapan yang berlangsung antara Anak dan Bapa, serta ketergantungan yang utuh dan sempurna dari Sang Anak kepada Roh. Doa adalah dan harus menjadi bagian tak terpisahkan dari misi.
Misi-misi zaman modern dimulai dalam doa. Upaya perintisan William Carey ke India telah melahirkan gereja-gereja lokal yang bersatu untuk berdoa supaya Allah menggunakan gereja-gereja ini untuk menjangkau orang-orang yang belum mengenal Injil. Resolusi gereja-gereja lokal ini, yang disusun pada bulan Juni 1784, menyerukan kepada gereja-gereja Baptis dalam pertemuan di Nottingham untuk menyisihkan hari Senin pertama pada setiap bulan untuk berdoa bagi upaya-upaya misi yang belum dilaksanakan. "Tujuan utama dalam doa adalah", sebut resolusi itu, "supaya Roh Kudus dicurahkan atas para duta dan gereja-gereja kami, supaya orang-orang berdosa berbalik, orang-orang kudus diteguhkan, dan nama Allah dipermuliakan ... biarlah seluruh kehendak Penebus dengan teguh diingat, dan persebaran Injil ke tempat-tempat terjauh di dunia ini menjadi tujuan dari doa-doa kita yang paling kuat."
Ketergantungan pada Roh. Orang-orang berdosa berbalik. Orang-orang kudus diteguhkan. Allah dipermuliakan. Semuanya bagi kemuliaan Anak dan persebaran Injil sampai ke ujung bumi. John Sutcliff, Andrew Fuller, dan kaum Baptis dari Inggris percaya bahwa misi untuk menyebarkan nama Kristus kepada orang-orang yang belum mendengar Injil tidak dapat dicapai tanpa doa yang diupayakan, berulang-ulang, dan bersungguh-sungguh.
Jenis doa ini penting bagi misi karena misi adalah perang. Kubu-kubu pertahanan diruntuhkan. Pandangan dunia dihancurkan. Perlawanan terhadap Injil ditentang dan diubahkan melalui kabar baik tentang Yesus. Menginjili mereka yang belum pernah mendengar tentang Yesus di tempat yang sulit dicapai di seluruh dunia adalah perang melawan sebuah kerajaan yang menentang kuasa kedaulatan Yesus atas seluruh bumi. Ini adalah perang yang dilakukan tidak hanya dengan proklamasi Kabar Baik, tetapi melalui doa-doa oleh gereja.
Inilah desakan dalam seruan John Piper tentang doa sebagai sebuah sarana, yang dengannya, Allah mencapai tujuan-Nya dalam misi. Piper berkata dalam Let the Nations Be Glad:
"Tujuan doa adalah untuk menjelaskan kepada para partisipan dalam peperangan ini bahwa kemenangan adalah milik Allah. Doa adalah cara yang dipilih Allah untuk memberikan kasih karunia kepada kita dan kemuliaan bagi diri-Nya sendiri .... Doa menempatkan Allah sebagai Pemberi yang berkelimpahan dan menempatkan kita sebagai penerima berkat yang membutuhkan. Jadi, ketika misi gereja menjadi maju karena doa, supremasi Allah terwujud dan kebutuhan untuk laskar Kristus tercukupi.
... Gereja mula-mula berusaha untuk membuat Allah berdaulat atas misi yang dilaksanakan oleh gereja. Gereja tidak akan hidup karena kekuatannya sendiri, atau karena hikmatnya sendiri, atau karena imannya sendiri. Gereja hidup di dalam Allah. Allah yang akan memberi kekuatan, dan hikmat, dan iman. Dan, karenanya, Allahlah yang akan memperoleh kemuliaan.
Pentingnya peran doa menegaskan kembali tujuan utama Allah, yakni untuk menegakkan dan menyatakan kemuliaan-Nya melalui sukacita orang-orang yang ditebus yang berasal dari seluruh bangsa. Tujuan misi bagi Allah adalah sama kuatnya dengan fakta bahwa Ia adalah Allah. Ia akan mencapai tujuan ini dengan menciptakan para penyembah yang giat dari setiap suku, bahasa, kaum, dan bangsa (Wahyu 5:9, 7:9). Dan, Ia akan terdorong untuk melakukan hal itu melalui doa.
... Seruan Yesus adalah untuk berdoa dengan sungguh: 'Selalu berdoa dan jangan berkecil hati' (Lukas 18:1, AYT). Dengan ini, Allah Bapa akan dimuliakan (Yohanes 14:13). Kedaulatan Allah dalam misi gereja dibuktikan dan dinyatakan dalam doa yang sungguh-sungguh. Saya percaya, pesan Kristus bagi gereja-Nya pada permulaan abad ke-21 adalah berupa sebuah pertanyaan: 'Tidakkah Allah akan memberi keadilan kepada orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya siang dan malam? Apakah Ia akan menunda-nunda sampai lama untuk menolong mereka? Aku berkata kepadamu, Ia akan segera memberi keadilan kepada mereka' (Lukas 18:7-8, AYT).
... Perang ini akan dimenangkan oleh Allah. Ia akan memenangkannya melalui Injil Yesus Kristus. Injil ini akan menyebar dan menang melalui doa yang sungguh-sungguh -- supaya dalam segala hal, Allah dimuliakan melalui Yesus Kristus."
-- John Piper, Let the Nations Be Glad, pp. 78-79, 83-84, 90-91.
Kita cenderung berpikir bahwa doa adalah pelengkap bagi misi. Doa dianggap sebagai apa yang kita lakukan sebagai alternatif ketimbang melakukan hal yang lain. Doa adalah apa yang kita lakukan ketika tidak dapat berpikir untuk bisa melakukan hal yang lain. Namun, seperti yang diingatkan oleh John Piper, doa bukanlah sebuah interkom. Doa adalah sebuah walkie-talkie. Doa adalah pesan teks yang dilisankan. Dua arah. Selalu aktif. Doa adalah apa yang kita lakukan pertama kali, bukan pada akhir upaya strategis perkabaran Injil.
Untuk setiap bantuan To Every Tribe bagi gereja-gereja dalam misinya, semuanya selalu dimulai dengan doa. Seperti pertemuan kaum Baptis di Nottingham tahun 1784, "Tujuan utama dalam doa adalah supaya Roh Kudus dicurahkan atas para siswa kami dan kepada segenap staf To Every Tribe, supaya orang-orang berdosa berbalik, orang-orang kudus diteguhkan, dan nama Allah dipermuliakan ... biarlah semua kehendak Sang Penebus dengan teguh diingat, dan persebaran Injil kepada tiga miliar jiwa yang belum mendengar Injil di tempat-tempat jauh di dunia ini, menjadi tujuan dari permohonan-permohonan kita yang paling kuat." (t/Aji)
|