ARTIKEL
Doa Orang Benar
"Doa orang yang benar sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16)
Alkitab banyak berbicara tentang doa. Lagi pula, itulah cara kita berkomunikasi dengan Tuhan kita. Dan, semua itu menjanjikan bahwa Allah mendengar dan menjawab doa, terutama yang diminta oleh dua orang atau lebih bersama-sama (Matius 18:19). Tuhan secara pribadi berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa Dia akan melakukan apa saja yang kita minta dalam nama-Nya sehingga Anak dapat membawa kemuliaan bagi Bapa (Yohanes 14:13, 15:7, 16). Jadi, mengapa begitu banyak orang Kristen setia yang mengalami kesulitan menaikkan permohonan mereka kepada Tuhan dan menunggu jawaban dalam iman? Mengapa kita sering berdoa hanya sebagai upaya terakhir setelah semua strategi kita yang lain telah gagal, dan kemudian menjadi marah ketika kita tampaknya tidak mendapatkan jawaban?
Kedamaian yang Melampaui Akal
Dalam Filipi 4:4-7, kita dijanjikan bahwa jika kita bersukacita dalam segala situasi dan tanpa rasa takut menyatakan permohonan kita kepada Allah dengan ucapan syukur, Dia akan memberikan damai yang melampaui akal manusia untuk menjaga hati dan pikiran kita. Ada banyak hal baik yang terkandung pada beberapa ayat tersebut, dan setelah dengan tulus mengikuti saran ini, saya telah melihat jawaban ajaib dari doa, dalam kehidupan saya sendiri dan orang lain.
Pertama, bersukacitalah dalam segala hal, bahkan dalam situasi yang tidak Anda inginkan. Ingat, Tuhan telah memperingatkan bahwa kita akan memiliki beberapa masa yang sulit di dunia ini, tetapi untuk menjadi berani karena Dia telah mengalahkan dunia ini (Yohanes 16:33). Dia bisa saja berkata, "Bergembiralah, hal ini juga akan berlalu." Selain itu, dengan bersukacita dalam segala hal, bukan hanya pada hal yang menyenangkan, kita mengalahkan musuh serta membuat situasi kita sendiri menjadi lebih dapat ditanggung. Selain itu, mungkin Tuhan akan menggunakan masalah kita untuk mendatangkan beberapa macam berkat yang besar. Dia tidak merancang kesulitan bagi kita supaya kita menjadi orang yang lebih baik (kita sudah sempurna di mata-Nya, ingat?). Namun, Dia adalah Sang Ahli yang mengubah lemon menjadi minuman limun ketika kita menerimanya. Bersyukur kepada-Nya terlebih dahulu akan membantu menciptakan iklim untuk berkat.
Selanjutnya, kita diberi tahu untuk jangan khawatir tentang apa pun. Kita berjalan dengan iman, bukan karena melihat, ingat? Hanya karena kita tidak bisa melihat akhir yang bahagia, bukan berarti tidak akan ada kebahagiaan itu. Berdoalah untuk hal itu, berterimakasihlah kepada Allah lebih dahulu agar Anda dapat melaluinya. Berdoalah untuk semuanya, janganlah takut pada apa pun, dan bersyukurlah untuk apa pun.
Dan, inilah bagian terbaik. Ketika Anda bersungguh-sungguh mengikuti ajaran Paulus kepada jemaat di Filipi, Tuhan akan memberikan damai atas Anda, terlepas dari keadaan Anda; damai yang akan menjaga hati dan pikiran, menjaga Anda untuk tidak menjadi putus asa saat Dia bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan Anda. Jangan pernah lupa bahwa Dia berkomitmen untuk bekerja dalam segala sesuatu secara bersama-sama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia dan yang "terpanggil" (gereja), sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28). Dunia Anda mungkin saja menjadi berantakan, tetapi Anda bisa menjadi teladan perdamaian serta kekuatan bagi orang-orang di sekitar Anda karena janji-janji yang dibuat oleh Satu Pribadi yang tidak bisa berbohong atau berubah pikiran-Nya (Bilangan 23:19).
Jadi, Apa Masalahnya?
Dalam Yohanes 15:7, kita diberi tahu bahwa jika kita tetap dalam Dia dan firman-Nya tetap dalam kita, kita dapat meminta apa pun yang kita inginkan dan itu akan diberikan kepada kita. Lihat syaratnya? Jika kita tetap dalam Dia berarti jika kita berada dalam persekutuan, jika kita belum membiarkan dosa-dosa kita yang belum kita akui menyebabkan keterputusan dalam relasi kita yang komunikasinya terganggu. Banyak orang Kristen memiliki iman besar pada pengetahuan akan apa yang harus Allah lakukan bagi mereka, tetapi tidak beriman besar pada tanggung jawab mereka untuk tetap dalam persekutuan. Itu tidaklah terlalu sulit. Cukup rendahkan hati untuk mengakui bahwa Anda orang berdosa dan dengan tulus meminta pengampunan. Dia telah berjanji untuk mengabulkannya (1 Yohanes 1:9) dan itulah cara kita menjadi orang benar kembali dan dikembalikan ke dalam persekutuan. Jika kita mengaku tidak berdosa, kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada dalam kita (1 Yohanes 1:8). Kita tidak bisa sebentar saja tanpa berbuat dosa, tetapi saya kira banyak orang yang melewati sebagian besar hidup mereka tanpa mengakuinya dan kemudian menyalahkan Allah ketika doa-doa mereka tidak dijawab. Itulah dosa lain yang perlu diakui.
Firman-Nya ada dalam kita berarti kita ingat dan mengklaim janji-janji-Nya kepada kita, beberapa di antaranya sudah saya sebutkan di atas. Dalam semua pekerjaan Allah yang ajaib, iman kitalah yang berubah-ubah, bukan kemampuan-Nya. Saat membaca tentang keajaiban tersebut dalam Injil, selalu jelas bahwa iman dari pemohon membuat keajaiban terjadi. Kata Yunani untuk iman berarti mempertaruhkan hidup kita pada janji-janji-Nya. Jika kita mau mempertaruhkan hidup kita pada janji-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita dan menyelamatkan kita dari neraka, mengapa kita tidak bisa memercayai-Nya untuk membantu kita mencari pekerjaan baru, atau mengirim uang untuk melakukan pembayaran angsuran kita? Iblis ingin Anda melupakan janji-janji-Nya, tetapi iman mengharuskan Anda untuk mengingatnya. Hal itu menjadi fondasi yang membangun iman Anda. Kita tidak beriman secara buta, tetapi iman yang benar oleh karena janji-janji-Nya.
Putri saya, Jessica, hampir secara harfiah berada dalam perjalanan ke bandara ketika uang itu tiba untuk membayar tiketnya ke Brasil (tidak, bukan saya yang mengirimkannya!). Dia percaya bahwa Tuhan memanggilnya untuk pekerjaan misionaris di sana, jadi dia pergi. Ketika saya bertanya tentang hal itu, dia hanya berkata, "Jika itu kehendak-Nya, itu menjadi tanggungan-Nya."
"Ah, kenaifan orang muda," kata Anda. Namun, dia telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengakui dosa-dosanya, mempersiapkan hatinya, dan mencari kehendak-Nya dalam doa. Dia telah melakukan bagiannya dan dipercaya Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya.
Iman Anda Telah Membuat Anda Sembuh
Allison adalah seorang wanita muda penderita epilepsi sehingga penyakit itu benar-benar merusak hidupnya. Dia tidak bisa mendapatkan gelar karena tekanan pada saat akhir selalu membuatnya menjadi kejang yang menyebabkan dia tidak dapat mengikuti ujian. Ketakutannya untuk mengalami kejang di tengah-tengah publik terus menghalanginya untuk berteman. Dalam rasa malu, ia pindah dari bagian barat tengah ke Utah, tempat ia menjadi seorang Kristen. Setelah berbulan-bulan mempelajari Alkitab dan berdoa untuk kesembuhan, dia bermimpi bahwa dia akan datang ke gereja kami (dia belum menjadi anggota kami), menderita kejang di sana, dan disembuhkan. Bayangkan keberanian yang dibutuhkan untuk berjalan ke gereja pertama kalinya dengan mengetahui bahwa dia akan mengganggu segala situasi dan menderita malu besar karena penyakitnya. Namun, dia mengakui dosa-dosanya dan mempersiapkan hatinya sehingga dalam iman dia datang. Tepat di tengah-tengah pengajaran, dia menjerit dan jatuh pingsan sehingga membuat ibadah menjadi terhenti. Setelah sembuh dari shock, saya mengumpulkan orang-orang di sekitar saya yang percaya bahwa Allah bisa mengerjakan keajaiban, dan sementara wajahnya berubah menjadi biru karena kekurangan oksigen, kami berdoa agar Dia menyembuhkannya. Dia tiba-tiba tersadar, dan paramedis yang dipanggil hanya sebentar memeriksa kondisinya, lalu pergi. Kemudian, para dokter tidak berhasil mengenali temuan fisik atau perubahan perilaku sehingga mereka menyatakannya sembuh. Dia membuang semua obatnya dan kembali ke rumah untuk melanjutkan hidupnya yang terganggu. Bertahun-tahun kemudian, dia masih baik-baik saja. Dia tetap dalam Dia, dan firman-Nya tetap dalam dirinya. Imannya telah menyembuhkannya. Saya bisa mengaitkan dengan cerita-cerita lain yang tak terhitung jumlahnya sebagai hasil dari doa-doa dalam iman yang menghasilkan mukjizat, yang semuanya melibatkan persiapan dan partisipasi aktif dari si pemohon.
Namun, ada satu masalah lagi. Biasanya, kita tidak bersedia untuk membiarkan Allah menjawab doa kita dengan cara-Nya yang terbaik. Dalam doa-doa saya, saya telah belajar untuk mengajukan solusi atas masalah apa pun yang saya hadapi, tetapi kemudian "mengingatkan" Tuhan bahwa saya tahu Dia mungkin memiliki solusi yang berbeda, dan bahwa saya tidak keberatan untuk melakukan hal-hal dengan cara-Nya. Saya tahu bahwa Dia yang melihat akhir semenjak awalnya memiliki perspektif yang lebih baik, dan selalu akan datang dengan rencana yang lebih baik daripada yang bisa saya perbuat. Seringnya, Dia membiarkan saya melakukan dengan cara saya, tetapi sesekali Dia akan menyulap sesuatu yang membuat saya heran.
Apa Rumusnya?
Saya tidak ahli membuat "rumusan" doa, tetapi di sini terdapat arahan doa yang diberikan kepada saya tahun lalu, yang tetap membuat saya bertahan dengan baik. Guru pelajaran itu menyebutnya metode ACTS. Ini merupakan suatu akronim.
A untuk Adoration (penyembahan).
Katakan kepada Tuhan betapa Anda mengasihi-Nya. Anda tidak melakukannya dengan cukup.
C adalah untuk Confession (pengakuan).
Selalu berdoa berdasarkan 1 Yohanes 1:9 dan selalu diperbarui agar dibenarkan. Ingat, doa orang benar sangat besar kuasanya.
T adalah untuk Thanksgiving (ucapan syukur).
Bersyukurlah kepada-Nya untuk berkat-berkat yang Anda terima pada masa lalu dan pada masa depan, untuk hal-hal yang akan Anda terima pada masa depan. Yang terakhir,
S adalah untuk Supplication (permohonan).
Setelah mengatakan kepada-Nya betapa Anda mengasihi-Nya, dipulihkan untuk bersekutu, dan menyatakan terima kasih untuk semua berkat-Nya pada masa lalu, Anda sekarang dalam posisi yang tepat untuk meminta berkat-berkat lain.
Untuk itu, saya akan menambahkan satu pemikiran lagi. Perlu untuk mengakhiri doa Anda dengan cara yang sama seperti yang Yesus lakukan di taman, "Bukan kehendak-Ku, Bapa, melainkan kehendak-Mu". Tentu saja Anda harus benar-benar percaya bahwa Tuhan dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menjalankan hidup Anda daripada yang dapat Anda lakukan. Selah. (t/N. Risanti)
|