ARTIKEL: MENGAPA KITA PERLU MEMPERHATIKAN HARI DOA SEDUNIA?
"Penganiayaan mungkin tidak saya alami secara langsung. Namun, dialami oleh sangat banyak orang."
Karena penganiayaan bukan hanya tentang orang yang dianiaya dan penganiaya -- ini adalah tentang kita. Yesus berkata dalam Yohanes: 15:20, "Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu."
Hanya saja, beberapa dari kita saat ini dihindarkan dari penganiayaan. Bagi beberapa orang, membaptiskan anak-anak kita adalah "hal yang baik untuk dilakukan", sedangkan bagi orang lain itu berarti hukuman mati. Baru-baru ini, Pendeta Andrew White, seorang pemimpin gereja di Baghdad, mengatakan ada seorang anak yang dibaptisnya, yang pada usia 5 tahun, dibunuh oleh Negara I.
Sama mengerikannya dengan hal ini adalah itu memperkuat paradoks gereja: tubuh Kristus merdeka sekaligus dipenjarakan; berkembang sekaligus sedang dilenyapkan. Saya menulis ini dari kondisi yang aman di rumah saya dengan sangat sedikit rasa takut atau risiko yang membahayakan kehidupan keluarga saya. Namun, di banyak tempat di seluruh dunia saat ini, ada orang-orang Kristen yang beribadah secara rahasia, tanpa suara, melarikan diri demi bertahan hidup, yang dijual sebagai budak, menyaksikan orang yang dicintai dibunuh sementara merasakan ketakutan karena hal yang sama akan mereka alami.
Penganiayaan mungkin tidak saya alami secara langsung. Namun, dialami oleh sangat banyak orang. Itu sebabnya, kita menandai IDOP sebagai kelompok pemuda, bagi gereja.
Pada hari Minggu, 9 November, kami mengenang mereka yang sudah tiada demi kemerdekaan. Sebagai pekerja muda, saya merasa sulit membuat orang-orang muda untuk ingat membawa pemikiran yang serius. Gagasan bahwa mereka harus mengenang orang yang belum pernah mereka temui, yang meninggal dalam perang melawan ancaman yang tidak pernah mereka rasakan, adalah hal lainnya. Dan, jika kita mau jujur, bukan hanya orang-orang muda, kita juga melupakan hal-hal yang penting. Kita semua melakukannya. Seperti kata Doctor Who, "Melupakan adalah kekuatan super dari manusia. Jika Anda ingat bagaimana hal-hal dirasakan, Anda pasti akan berhenti berperang ... dan berhenti memiliki bayi."
Sebagai pekerja pemuda, kita perlu menciptakan ruang bagi orang-orang muda untuk melangkah pada kehidupan orang-orang yang dianiaya, bahkan jika hanya sesaat, untuk melihat dunia mereka. Salah satu cara yang kami lakukan adalah dengan membuat sebuah "gua doa". Ini didirikan di gereja untuk Minggu Peringatan, dan sekarang memiliki tempat permanen di ruang pemuda kami. Dalam "gua" itu, kami memasang kisah-kisah dan pengaturan pos doa interaktif di dinding, menggunakan materi dan strategi dari Barnabas Trust dan Open Doors Youth untuk membantu kami berdoa sesuai dengan keadaan sebenarnya dari gereja yang teraniaya.
Salah satu postingan yang disukai adalah "hati orang-orang yang teraniaya" sehingga dengannya Anda dapat memasukkannya ke dalam doa-doa. Itu merupakan simbolisme bahwa ketika kita berdoa, kita sedang menenun doa-doa kita dengan isu-isu yang penting bagi Allah. Dalam Alkitab, kita membaca bagaimana Yesus mengajar pengikut-Nya untuk berdoa -- meminta Tuhan untuk mengungkapkan apa yang menjadi kepedulian-Nya. Di sini, kami menolong Anda untuk berdoa bagi hal-hal yang Allah pedulikan: kasih-Nya karena belas kasihan dan kemarahan-Nya karena ketidakadilan.
Orang yang diubahkan dapat mengubah dunia; kita dapat menjadi bagian dari solusi. Akankah kita benar-benar melihat semua orang yang dianiaya dibebaskan? Suatu hari nanti; Yesaya memercayainya, Yesus menyatakannya. Ketika kita berkonsentrasi pada hal-hal yang Tuhan pedulikan ini, kita akan melihat bahwa kita harus bertindak supaya masalah ini teratasi.
Sebagai kelompok pemuda, kami sedang mengembangkan suatu budaya: "Jika Anda bersemangat dengan hal tersebut, lakukan sesuatu". Kami memberikan orang-orang muda sebuah platform untuk memberi informasi kepada orang lain, ikut membuat petisi, menggalang dana untuk menarik perhatian publik -- secara aktif menjadikan doa-doa kami sebagai landasan tindakan kami. Mulai dengan berdoa secara berlutut, dan kemudian berdiri dengan kaki kami, kami menantang pemerintahan kami dan membawa permohonan kami bagi mereka yang tidak didengar, untuk memberikan bantuan bagi mereka di tengah-tengah penganiayaan melalui perbuatan amal, tepat di sana, di garis depan. Jadi, bukan hanya berdoa sebagai satu tubuh bagi orang-orang yang dianiaya, tetapi kami juga bertindak, kami memberi dan kami mengasihi, menunjukkan kepada keluarga kami yang teraniaya bahwa mereka tidak dilupakan, bahwa kami ada bersama dengan mereka dalam doa dan tindakan.
|