Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/115

e-Buku edisi 115 (24-1-2013)

Doktrin Manusia (II)


==================e-BUKU (Berbagi Berkat Melalui Buku)================

e-Buku -- Doktrin Manusia (II)
Edisi 115/Januari 2013

Salam kasih,

Perspektif iman Kristen sebenarnya tidak melulu soal hubungan kita 
dengan Sang Pencipta, tetapi juga dengan masyarakat dan lingkungan 
sekitar. Keberadaan dan latar belakang diciptakannya manusia dan hal-
hal lainnya tentang manusia semakin penting untuk dipelajari dan 
dipahami. Manusia sendiri diciptakan unik sesuai gambar Allah, dan 
memiliki kemampuan intelektual dan moral melebihi ciptaan yang lain. 
Iman tentu memengaruhi bagaimana cara manusia bertingkah laku, 
berpikir, dan berbudaya dengan baik dan bertanggung jawab. Untuk 
memberikan referensi mengenai topik Doktrin Manusia, e-Buku 
menghadirkan dua resensi buku yang membahas tentang manusia secara 
alkitabiah. Selain itu, e-Buku juga menghadirkan sebuah artikel yang 
mengungkap beberapa faktor penghambat berkembangnya minat baca. Jadi, 
mari kita simak edisi ini dan tetap semangat membaca buku-buku yang 
bermanfaat bagi perkembangan kita. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-Buku,
Amy G.
< http://gubuk.sabda.org/ >


"Ada banyak tindakan kejahatan yang lebih parah daripada membakar 
buku. Salah satunya adalah tidak membacanya." (Joseph Brodsky)


     RESENSI 1: MANUSIA DARI PENCIPTAAN SAMPAI KEKEKALAN

Judul buku      : Manusia dari Penciptaan Sampai Kekekalan
Judul asli      : --
Penulis/Penyusun: Hendra Rey
Penerjemah      : --
Editor          : --
Penerbit        : Gandum Mas, Malang 2002
Ukuran buku     : 14 x 21 cm
Tebal           : 138 halaman
ISBN            : --
Buku Online     : --
Download        : --

Iman seseorang merefleksikan perilaku dan karakternya. Berangkat dari 
perspektif itulah, diperlukan sebuah buku pegangan pengajaran iman 
Kristen yang alkitabiah sebagai fondasi dalam bertingkah laku, 
berpikir, dan berbudaya sesuai panggilan mandat budaya.

Buku "Manusia dari Penciptaan Sampai Kekekalan" yang ditulis oleh 
Hendra Rey, merupakan sebuah pengantar Ilmu Budaya Dasar dalam 
perspektif kristiani. Penulisan buku ini dimaksudkan untuk memberikan 
pemahaman dasar tentang manusia yang hidup di tengah-tengah 
masyarakat. Selain itu, buku ini juga bermanfaat untuk mendidik dan 
membina iman Kristen berkaitan dengan tanggung jawab manusia dalam 
merespons dan menjalankan panggilan mandat budaya. Pembahasan buku ini 
dibagi menjadi 11 bab, antara lain Manusia dan Penciptaan, Manusia dan 
Potensinya, Manusia dan Dosa, Manusia dan Kerja, Manusia dan 
Keindahan, Manusia dan Keadilan, Manusia dan Cinta Kasih, Manusia dan 
Kebutuhannya, Manusia dan Penderitaan, serta Manusia dan Kekekalan. 
Penulis menyampaikan ide dan gagasannya dengan bahasa yang jelas, 
lugas, dan mudah dipahami. Buku "Manusia dari Penciptaan Sampai 
Kekekalan" sangat direkomendasikan sebagai referensi untuk bahan mata 
kuliah Ilmu Budaya Dasar, agar ada napas dan kebenaran Kristen di 
dalam pengajarannya, khususnya di Universitas-universitas Kristen dan 
Sekolah-sekolah Tinggi Teologi.

Bagi Anda yang ingin lebih dalam mengetahui panggilan dan arti hidup 
kristiani, silakan baca buku ini. Dapatkan manfaat buku ini untuk 
memperlengkapi Anda dalam menjalankan panggilan hidup di hadapan Tuhan 
dan sesamanya. Soli Deo Gloria.

Peresensi: Ryan


        RESENSI 2: TEOLOGI SISTEMATIKA: DOKTRIN MANUSIA

Judul buku      : Teologi Sistematika Volume 2: Doktrin Manusia
Judul asli      : --
Penulis/Penyusun: Louis Berkhof
Penerjemah      : Yudha Thianto
Editor          : Robby Moningka & Eliyanto
Penerbit        : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta 1994
Ukuran buku     : 14 x 21 cm
Tebal           : 257 halaman
ISBN            : --
Buku Online     : --
Download        : --

Louis Berkhof adalah seorang teolog yang sangat perhatian dengan 
doktrin-doktrin Kristen. Di antaranya adalah Doktrin Allah, Doktrin 
Kristus, Doktrin Keselamatan, Doktrin Gereja, Doktrin Akhir Zaman, dan 
Doktrin Manusia. Dalam bahasa aslinya, semua doktrin tersebut dibahas 
dalam satu buku besar. Sementara dalam Bahasa Indonesia, masing-masing 
doktrin dikupas secara khusus dalam satu buku.

Buku-buku tulisan Louis Berkhof yang membahas tentang doktrin 
dikategorikan dalam Teologi Sistematika. Di dalamnya, Louis Berkhof 
memaparkan tentang kebenaran alkitabiah yang menjadi dasar doktrin 
yang diajarkannya. Buku "Doktrin Manusia" ini banyak membahas tentang 
manusia. Louis mengajarkan tentang: Manusia dalam Keadaannya yang 
Mula-Mula, Manusia dalam Keadaan Berdosa, dan Manusia dalam Perjanjian 
Anugerah, yang dijelaskan lebih rinci ke dalam beberapa bab. 
Penjelasan penulis tentang poin-poin tersebut disusun dengan teratur 
sehingga mudah dipahami. Akan tetapi, ada beberapa kata yang sulit 
dipahami karena merupakan istilah-istilah teologis yang sulit dicari 
kesepadanannya dalam bahasa Indonesia. Karena keterbatasan bahasa, 
beberapa istilah asing dalam buku ini memang dibiarkan apa adanya. 
Meskipun begitu, pesan utama penulis sudah disampaikan dengan baik. 
Oleh karena buku ini mengupas tentang doktrin, pembaca perlu membaca 
dengan serius supaya dapat menangkap pesannya dengan tepat.

Bagi para hamba Tuhan dan mahasiswa teologi yang ingin menambah 
referensi, buku ini bisa menjadi pilihan Anda. Silakan baca buku ini 
dan dapatkan pengetahuan yang cukup menyeluruh tentang manusia di mata 
Tuhan.

Peresensi: S. Setyawati


       ARTIKEL: APA YANG MENGHAMBAT PERKEMBANGAN MINAT BACA?

- Masyarakat yang Suka Mengobrol ("Chatting Society")

Menurut penelitian dari ASEAN Libraries, masyarakat negara-negara 
berkembang masih kental dengan budaya mengobrol dibandingkan dengan 
budaya membaca. Hal ini bisa kita lihat misalnya di antrean dokter 
atau di ruang tunggu mana saja. Kebanyakan pasien atau orang yang 
menunggu menghabiskan waktunya untuk mengobrol, melamun, atau tidak 
melakukan apa-apa. Kalau pun ada yang membaca, biasanya membaca koran 
atau majalah seadanya yang disediakan di ruang tunggu tersebut. Jadi, 
kesadaran untuk menggunakan waktu yang berharga untuk membaca masih 
sangat rendah.

- Pengaruh Televisi

Televisi sangat besar pengaruhnya bagi orang dewasa maupun anak-anak. 
Kebanyakan keluarga, baik orang tua maupun anak-anak, menghabiskan 
waktu luangnya di depan televisi, baik untuk menonton serial anak-
anak, sinetron, maupun liputan kriminal. Meskipun program televisi itu 
tidak salah, tetapi jika mengonsumsinya terlalu banyak, dapat menyita 
waktu yang berharga yang seharusnya bisa dialokasikan untuk hal yang 
lebih bermanfaat, yaitu membaca bacaan-bacaan yang bermutu karena 
sebetulnya membaca dan menonton itu adalah makanan bagi mental. Apakah 
kita akan mengenyangkan mental kita dengan makanan siap saji ("junk 
food") yang tidak bergizi atau makanan mental yang bergizi? Semua 
pilihan ada di tangan kita sendiri. Tetapi yang sangat penting kalau 
kita ingin anak kita bertumbuh dengan baik secara mental, kita harus 
membatasi konsumsinya terhadap televisi, apalagi jika program-
programnya sangat tidak mendidik, berisi kekerasan, atau pornografi. 
Kita bisa alihkan dengan membaca sambil diselingi film-film dari VCD 
yang bisa kita kontrol mutunya, seperti film-film tentang ilmu 
pengetahuan, budi pekerti, dan sebagainya. Di samping itu, kita 
sebagai orang tua juga harus bisa menjadi teladan supaya kita sendiri 
tidak menjadi seorang pecandu televisi.

- Buku Bukan Prioritas

Umumnya, di negara yang sedang berkembang, masyarakatnya masih 
berjuang dalam masalah ekonomi, sehingga fokus kehidupan lebih pada 
pemenuhan kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan papan; baru 
kemudian merambat ke barang-barang kebutuhan lain yang lebih sekunder. 
Tetapi, masyarakat pada umumnya belum memunyai kesadaran yang tinggi 
terhadap pendidikan dan buku. Makin rendah kesadaran pendidikan 
seseorang, maka prioritasnya lebih ke barang yang bernilai jual 
dibandingkan dengan ilmu yang bersifat abstrak. Ini bisa terlihat dari 
prioritas kita sendiri. Jika kita memunyai uang lebih, apa yang kita 
rencanakan? Mengganti handphone lama dengan handphone baru? Membeli 
baju baru, membeli perhiasan baru? Ataukah kita membeli buku bagi diri 
kita dan anak-anak kita? Kadang-kadang harga buku begitu mahal 
terutama buku-buku impor. Apakah kita masih punya minat untuk 
membelinya, meskipun kita tahu buku itu sangat bagus sebagai investasi 
pengetahuan bagi anak-anak kita? Keluarga-keluarga yang sudah tinggi 
kesadarannya akan pendidikan, bahkan menganggarkan sebagian dari 
penghasilannya untuk membeli buku. Ini adalah suatu tindakan yang 
sangat positif untuk meningkatkan minat baca keluarga.

- Kurangnya Fasilitas ("Resources")

Kondisi lingkungan dan masyarakat memang sangat memengaruhi budaya 
baca ini. Di negara-negara berkembang yang masih berkutat di seputar 
masalah ekonomi atau politik, pendidikan ditempatkan di urutan 
kesekian sehingga perpustakaan merupakan suatu hal yang langka di 
masyarakat. Kalau pun ada, kebanyakan adanya di sekolah atau 
universitas dan itu pun dengan jumlah buku yang kurang memadai. 
Masalah ini bukan hanya menjadi masalah pemerintah saja, melainkan 
juga menjadi masalah keluarga-keluarga yang merupakan inti dari 
masyarakat itu sendiri. Keluarga-keluarga yang masih bergumul dengan 
masalah ekonomi, boro-boro memikirkan buku, memikirkan urusan perut 
saja masih terengah-engah. Keluarga-keluarga yang lebih mampu, 
orientasinya juga lebih ke materi seperti yang telah dijelaskan di 
atas. Jadi, fasilitas yang kurang, yaitu buku maupun perpustakaan itu 
sendiri, turut memperlambat bertumbuhnya budaya membaca.

Tetapi, apakah kita akan tinggal diam dengan segala hambatan ini? 
Apakah kita akan menuntut pemerintah, masyarakat, atau sekolah untuk 
menyediakan perpustakaan bagi kita dan bagi anak-anak kita? Sebelum 
kita menuntut orang lain, baiklah kita menuntut diri kita sendiri. 
Mulailah dari diri kita sendiri, dari keluarga kita sendiri, dan dari 
anak-anak kita sendiri, supaya budaya membaca ini bisa bertumbuh, 
sehingga akhirnya dapat tercipta masyarakat yang memunyai budaya 
membaca.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Cara Menumbuhkan Minat Baca Anak
Judul bab: Pendahuluan -- Apa Rahasia Negara-Negara Maju?
Penulis: Anna Yulia
Penerbit: Elex Media Komputindo, Jakarta 2005
Halaman: xii -- xvi


Kontak: buku(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, Ami G., dan Sigit
Berlangganan: subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-buku/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org