Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/2

e-Buku edisi 2 (20-12-2005)

Edisi Natal


=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=
                             <>< e-BUKU ><>
                    * Berbagi Berkat Melalui Buku *
                           02/Desember 2005
=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=

 <> DARI REDAKSI  : Natal dan Tahun Baru Bersama e-Buku
 <> RESENSI BUKU  : 1. [GUNUNG MULIA] Selamat Natal
                    2. [INTERAKSARA] 52 Cara Sederhana Membuat Natal
                                     Menjadi Istimewa
                    3. [BHUANA ILMU POPULER] The Magic of Christmas
                                             Miracles
                    4. [IMMANUEL] The GIFT for All People
                    5. [KANISIUS] Orang Gila dari Nazaret
 <> ARTIKEL NATAL : Baca Mulai dari Belakang
 <> EDISI JANUARI : Mengawali Tahun dengan Melayani

======================================================================
<>= DARI REDAKSI =<>

  Salam Damai dalam Tuhan Yesus,

  Natal adalah salah satu saat yang istimewa bagi hidup orang Kristen
  karena melalui Natal kita diingatkan dengan kasih Allah yang sangat
  besar bagi kita, anak-anak-Nya. Tinggal beberapa hari lagi kita akan
  merayakannya bersama-sama. Apa yang akan Anda lakukan untuk
  menyambut dan merayakan Natal tahun ini? Menghias rumah, menghadiri
  kebaktian Natal, bertemu keluarga, sahabat, bagi-bagi hadiah, ...
  semuanya pasti sudah terencana dengan baik. Berbicara tentang
  hadiah, apakah buku-buku Natal juga menjadi salah satu hadiah yang
  Anda siapkan bagi orang-orang yang Anda kasihi? Ataukah Anda sedang
  mencari buku-buku Natal sebagai bacaan untuk disharingkan bersama
  keluarga? Jika Anda memang sedang mencari buku-buku Natal, simak
  sajian e-Buku kali ini yang khusus menyajikan resensi Natal.

  Ada 5 resensi buku seputar Natal dan Yesus Kristus yang kami
  sajikan, kiranya bisa menjadi alternatif buku-buku yang akan Anda
  baca bulan ini. Selain itu artikel "Baca dari Belakang" juga bisa
  menjawab pertanyaan mengenai apa makna sesungguhnya dibalik setiap
  sukacita dalam menyambut dan merayakan Natal. Kiranya semua sajian
  kami memberi inspirasi bagi Anda untuk melakukan yang terbaik dan
  hidup berkenan kepada-Nya.

  Tak lupa, segenap Redaksi e-Buku mengucapkan:

               "SELAMAT NATAL 2005 dan TAHUN BARU 2006"

  Sambut Dia Sang Raja Damai, sambut Dia di bumi dan di hati!
  Amin!

  Tuhan memberkati,
  Redaksi e-Buku
  (Puji)

    "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita,
        yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal
      ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya." (1Yohanes 4:9)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Yohanes+4:9 >

======================================================================
<>= RESENSI 1 =<>

                             SELAMAT NATAL
                             =============

  Buku "Selamat Natal" menawarkan kepada Anda yang ingin memaknai
  Natal dengan cara yang berbeda. Anda juga bisa menyimak salah satu
  artikelnya di Kolom Artikel.

     Judul Buku : Selamat Natal (33 Renungan tentang Natal)
     Penulis    : Dr. Andar Ismail
     Penerbit   : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2002 [Cet. ke-10]
     Ukuran     : 14 cm x 21 cm
     Tebal      : 107 halaman

  "Selamat Natal", sebuah judul yang begitu sederhana, namun tetap
  terkesan bersahabat dan penuh keceriaan. Paling tidak kesan ini pula
  yang bisa ditangkap saat mulai membaca buku ini. Melalui 33 renungan
  dalam bentuk artikel ringan, sajak, dan kisah-kisah sejarah yang
  inspiratif, Dr. Andar Ismail mencoba untuk membawa pembaca memahami
  makna kelahiran Yesus secara mendalam dengan tetap membawa nuansa
  Natal yang penuh sukacita. Lewat berbagai ilustrasi singkat yang
  ringan dan terkadang juga menggelitik, kumpulan tulisan yang
  beberapa di antaranya pernah dimuat di media cetak nasional ini
  menyoroti berbagai pembahasan mengenai Natal dari berbagai sudut
  pandang, seperti sejarah, budaya dan tentunya juga Alkitab. Saat
  membaca buku ini, Anda disambut dengan prolog "Merayakan Natal itu
  Berbahaya", kemudian judul-judul selanjutnya yang tak kalah menarik
  seperti "Kalau Sekarang Yesus Lahir di Jakarta", "Andaikata Yesus
  jadi Gubernur DKI", "Schizofreni dalam Beragama" atau "Sambutan
  Natal Yohanes Pembaptis" tentunya sangat efektif dalam membuat
  pembaca penasaran. Dengan gaya bahasa yang mengalir, tanpa
  menggurui, namun penuh arti, buku ini sangat cocok dan relevan
  untuk dibaca kapan saja dan oleh siapa saja yang ingin memaknai
  Natal dengan cara yang berbeda. (Ary)


<>= RESENSI 2 =<>, 52 CARA SEDERHANA MEMBUAT NATAL MENJADI ISTIMEWA
            ================================================

  Pernahkah Anda membuat kartu Natal sendiri, mengadakan drama Natal,
  menghias rumah dengan dekorasi Natal, atau mengundang teman untuk
  mengikuti perayaan Natal keluarga Anda? Ya, cara-cara sederhana
  untuk merayakan Natal itulah yang dibagikan Jon Dargartz melalui
  bukunya kepada pembaca.

    Judul Buku : 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa
    Judul Asli : 52 Simple Ways to Make Christmas Special
    Penulis    : Jan Dargartz
    Penerjemah : Esther S. Mandjani
    Penerbit   : Interaksara, Batam, 1999
    Ukuran     : 11 cm x 18 cm
    Tebal      : 173 halaman

  Merayakan Natal tidaklah harus meriah dan mewah. Ada banyak cara
  sederhana yang dapat kita lakukan untuk membuat perayaan Natal tetap
  berkesan dan memiliki makna tanpa harus mengeluarkan banyak biaya
  dan tenaga. Berbagai cara sederhana untuk merayakan Natal tersebut
  kini dapat Anda baca dalam buku kecil karya Job Dargartz. Total ada
  52 cara merayakan Natal yang dibagikan Jon Dargartz melalui buku
  ini. Setiap cara disajikan dalam bentuk lugas dan dilengkapi dengan
  kata mutiara dibawah judul. Beberapa cara mungkin sudah sering Anda
  terapkan tapi beberapa lagi mungkin baru Anda ketahui.

  Karena isinya yang praktis dan sanggup menginspirasi orang untuk
  merayakan Natal dengan cara yang sederhana maka tidak heran bila
  banyak orang yang meminati buku ini. Hal inilah yang membuat buku
  kecil ini menjadi salah satu buku terlaris di dunia.

  Hanya saja, karena buku terjemahan, maka beberapa cara di buku ini
  sulit untuk diterapkan di Indonesia, kecuali bila ada perubahan dari
  pembuat acaranya. Hal ini disebabkan karena perbedaan budaya dan
  adat orang Barat dengan orang Indonesia. Sebagai contoh ide "Berburu
  Pohon Natal Sendiri" (hal. 77) agak sulit diterapkan di Indonesia
  karena di sini orang justru membeli pohon cemara tiruan. Selain itu,
  beberapa istilah juga asing bagi kebanyakan orang Indonesia,
  misalnya gaun taffeta, sweater mohair, dsb.

  Terlepas dari kekurangannya, yang dapat dimaklumi karena ditulis
  sesuai dengan latar budaya si penulis, buku ini tetaplah menawarkan
  ide-ide cemerlang yang dapat Anda gunakan atau setidaknya memberikan
  inspirasi untuk membuat Natal Anda lebih berkesan. (Har)


<>= RESENSI 3 =<>

                    THE MAGIC OF CHRISTMAS MIRACLES
                    ===============================

  Kejadian-kejadian pada masa Natal yang ajaib dituliskan kembali
  dalam buku ini. Silakan simak resensinya dan baca bukunya untuk
  melihat mukjizat Tuhan yang mungkin juga terjadi di dalam hidup Anda.

    Judul Buku : The Magic of Christmas Miracles (Koleksi Kisah Nyata
                 Terbaru yang Sangat Memberikan Inspirasi)
    Judul Asli : The Magic of Christmas Miracles
    Penulis    : Jamie C. Miller; Laura Lewis; Jennifer Basye Sander
    Penerjemah : Bambang Soemantri
    Penerbit   : PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2002
    Ukuran     : 12,5 cm x 17,7 cm
    Tebal      : 206 halaman

  Buku yang berjudul "The Magic of Christmas Miracles" yang telah
  dialihbahasakan oleh Bambang Soemantri ini berisi 32 kisah nyata
  yang dialami orang-orang yang hidupnya diubahkan selamanya oleh
  mukjizat-mukjizat yang terjadi pada masa Natal. Dimulai dengan kisah
  yang berjudul "Pria Berselendang" yang menceritakan tentang seorang
  anak gadis berusia 16 tahun yang menemukan kembali harapannya
  setelah bertemu seorang pria misterius di dalam bis pada malam Natal
  pada tahun 1965. Hingga kisah yang diberi judul "Sayap Iman" yang
  bercerita tentang seorang pria yang pingsan setelah menghirup
  karbondioksida saat mengemudikan pesawat terbang, namun selamat dan
  dia pun percaya bahwa Tuhanlah yang mengendalikan pesawatnya tinggal
  landas dengan selamat. Setiap kisah yang dihadirkan di dalam buku
  ini akan memelihara semangat dan bisa membangkitkan janji mukjizat
  pada masa Natal untuk seluruh anggota keluarga seperti harapan
  penulis yang ditulis di halaman "Prakata". Tiga halaman terakhir
  pada buku ini berisi ajakan kepada pembaca untuk ikut membagikan
  mukjizat dengan cara mengirimkan cerita tentang mukjizat yang
  terjadi di dalam hidup baik pada masa Natal maupun pada saat yang
  lain kepada Redaksi "Miracle".

  Buku bercover warna hijau ini patut menjadi salah satu pilihan
  bacaan bagi setiap orang yang ingin melihat dan merasakan mukjizat
  yang terjadi pada masa Natal. (Puj)


<>= RESENSI 4 =<>

                        THE GIFT FOR ALL PEOPLE
                        =======================

  Berbicara tentang hadiah, pernahkah Anda memikirkan tentang hadiah
  teristimewa yang belum ada tandingannya yang pernah diterima
  manusia? Baca buku berikut ini untuk menemukan jawabannya.

    Judul Buku  : HADIAH Bagi Semua Orang
                  (Pemikiran tentang Anugerah Tuhan yang Besar)
    Judul Asli  : The GIFT for All People
    Penulis     : Max Lucado
    Penerjemah  : Ir. Hari Suminto
    Penerbit    : Immanuel Publishing House, Jakarta, 2004
    Ukuran      : 13 cm x 18 cm x 1 cm
    Tebal       : 143 halaman

  Dalam bukunya yang berjudul "The GIFT for All People" (Hadiah Bagi
  Semua Orang), Max Lucado menuliskan tentang keistimewaan satu hadiah
  yang terindah dari semua hadiah yang pernah ada di dunia ini:
  1. Hadiah itu diberikan oleh Allah
  2. Hadiah itu diberikan kepada semua orang yang mau menerimanya.
  3. Hadiah itu adalah Yesus -- yang bersedia diutus menjadi penebus
     dosa manusia dan menjadi pendamai antara Allah dengan manusia.

  Max mengungkapkan pemikirannya tentang anugerah Allah yang besar
  dengan mengulas ayat-ayat Alkitab yang sesuai untuk setiap topiknya.
  Ada empat bagian besar dalam buku ini yang menceritakan secara apik
  kisah kelahiran Yesus di dunia, persiapannya dalam menebus dosa
  manusia, dan bagaimana pilihan kita. Yang terpenting, buku ini
  menekankan tentang hati dan kasih Allah kepada manusia ciptaan-Nya.
  Karena kasih-Nya itulah, Dia menganugerahkan Yesus, putra-Nya,
  sebagai hadiah terindah bagi semua orang. Sekarang tergantung respon
  kita dalam menanggapi hadiah itu -- apakah kita bersedia menerima-
  Nya atau mengabaikan-Nya. Pilihan itu terserah pada Anda.

  Warna cokelat mendominasi buku yang tergolong kecil ukurannya ini.
  Ada sedikit kesan pemborosan karena ada 4 halaman dibiarkan kosong.
  Halaman tersebut sebenarnya menjadi pembatas antara ulasan tema
  besar dengan topik-topik yang sesuai dengan tema itu. Kekosongan ini
  menimbulkan kesan seolah-olah ulasan tema tidak berkaitan dengan
  topik-topik berikutnya yang dibahas. Namun yang pasti, buku ini bisa
  menjadi hadiah yang tepat di saat Natal ini khususnya kepada orang-
  orang di sekitar Anda yang belum menemukan anugerah Allah yang besar
  itu dalam hidupnya. (End)


<>= RESENSI 5 =<>

                        ORANG GILA DARI NAZARET
                        =======================

  Resensi di bawah ini adalah kiriman dari pelanggan publikasi e-Buku.
  Simak resensinya dan jangan lupa baca bukunya.

    Judul Buku      : Orang Gila dari Nazaret
    Penulis         : A. Setyawan, S.J.
    Penerbit        : Kanisius, Yogyakarta, 2005
    Tebal           : 289 halaman
    Ukuran          : 12,5 cm x 20 cm
    Penulis Resensi : Purnawan Kristanto (penulis buku dan moderator
                      milis "Komunitas Penjunan")

              MEMAHAMI YESUS, ALA MR. BEAN ATAU MR. BOND?

  Sejak kecil, orang Kristen telah mendapatkan berbagai ajaran tentang
  iman Kristen yang bersifat baku. Karenanya, metode ini pun kurang
  memberikan ruang untuk merenungkannya secara kritis. Penulis
  mengibaratkan fenomena ini seperti film Mr. Bean. Dalam pembukaan
  film ini, kita melihat ada seberkas sinar kecil yang menyertai
  kejatuhan sosok Mr. Bean, entah dari mana asalnya. Kita tidak pernah
  tahu dari manakah asal pria lucu ini. Meski begitu, penonton tidak
  pernah memusingkan hal ini. Yang penting bagi mereka adalah
  menikmati kekonyolannya, dagelannya, dan perbuatan gilanya. Hampir
  seperti itulah pemahaman sebagian orang Kristen tentang Yesus. Pada
  awalnya, pengetahuan itu merupakan pasokan dari luar. Setiap hari
  Minggu kita datang ke gereja untuk dibombardir dengan pemahaman
  teologis yang jatuh dari awan-awan.

  Dalam kristologi, pendekatan seperti ini dikenal sebagai "kristologi
  dari atas" (descending christology). Alhasil, umat memang taat pada
  asas dan dogma, tetapi sama sekali tidak mengenal Kristus yang
  mereka sembah. Pemutlakan dogma, membuat mereka takut untuk mencoba
  memahami Yesus secara kreatif. Daripada repot-repot, lebih baik
  datang kepada-Nya untuk minta disembuhkan dari penyakit, dibebaskan
  dari stress dan melihat mukjizat-mukjizat-Nya. Mereka lebih tertarik
  melihat "perbuatan gila" Yesus, daripada mengenal Yesus.

  Berbeda dengan Mr. Bean, kehebatan dan kegilaan dalam film James
  Bond telah dibingkai dalam kisah dengan alur yang jelas. Dalam film
  ini, kita bisa mengetahui lebih banyak tentang sosok Mr. Bond:
  mengenai asal-usulnya, misinya, relasinya, kecerdasannya,
  karakternya dan sebagainya. Penonton mempunyai informasi yang
  memadai tentang sosok Mr. Bond ini. Dalam scene tertentu penonton
  juga disodori fakta-fakta dan diajak untuk berpikir dan menebak
  misteri dalam film tersebut.

  Film James Bond ini merupakan gambaran dari pendekatan "kristologi
  dari bawah" (ascending christology). Pendekatan ini mencoba memahami
  Yesus secara historis, terlepas apakah dogma gereja mengatakannya,
  atau tidak. Titik berangkatnya adalah pengalaman perjumpaan dengan
  Yesus di dalam sejarah. Meski begitu, pendekatan ini tidak hendak
  menyangkal keilahian Yesus. Kristologi ini merupakan cara alternatif
  untuk memahami iman kepada Yesus Kristus.

  Buku ini merupakan hasil dari pergulatan alumni STF Driyakarya dalam
  menggali dan menemukan sosok Kristus. Pada bagian pertama, penulis
  memaparkan berbagai problematika di seputar sosok Yesus. Bagian
  kedua, mengenalkan dua pendekatan kristologi (dari atas dan dari
  bawah), lalu menawarkan fungsi simbol yang bisa menjembatani
  perbedaan kedua pendekatan itu. Menurutnya, tanpa memahami simbol,
  maka umat akan kesulitan memahami relevansi rumusan dogma dalam
  realitas kehidupan.

  Bagian ketiga, terdapat paparan kronologis bagaimana kegilaan Yesus
  itu dipahami dan dirumuskan oleh para murid dan gereja purba,
  kemudian dilestarikan dalam bentuk tradisi gereja. Dalam
  perkembangannya, tradisi gereja ini memunculkan suatu perdebatan
  tentang status Yesus Kristus: Apakah Dia itu manusia atau Tuhan?
  Pembahasan tentang status Yesus ini dikupas pada bagian keempat buku
  ini. Pada bagian kelima, penulis menjelaskan langkah-langkah untuk
  menerapkan kedua pendekatan tadi untuk memahami kristologi pada
  zaman sekarang. Bagian terakhir menunjukkan dimensi praktis dalam
  berkristologi.

  Buku ini bisa menjadi pintu bagi kaum awam untuk memasuki ruang
  studi tentang kristologi. Dengan cerdas, penulis berhasil
  mendaratkan konsep-konsep yang abstrak menggunakan analogi dan
  metafora sehingga lebih mudah dipahami. Dengan bahasa yang akrab dan
  memakai idiom-idiom yang ngepop, kita dipandu mengenal konsep-konsep
  teologi seperti soteriologi (keselamatan), eskatologi (akhir zaman),
  kenostisisme, dll. Sayangnya, di dalam hal Trinitas, penulis tidak
  menjelaskannya dengan tuntas. Setyawan mengaku mengalami kesulitan
  mencari analogi yang pas untuk menjelaskan hal ini. Penulis menduga
  Trinitas ini merupakan misteri yang memang sengaja diciptakan Allah
  untuk memberi ruang terbuka bagi pertanyaan-pertanyaan yang tiada
  habisnya.

======================================================================
<>= ARTIKEL NATAL =<>

                        BACA MULAI DARI BELAKANG
                        ========================

  Membaca novel tentunya mulai dari depan atau dari awalnya. Demikian
  juga halnya dengan membaca biografi. Kita membaca biografi seseorang
  mulai dari kelahiran orang itu, lalu masa kecilnya, kemudian masa
  remajanya dan selanjutnya. Agak janggal kalau kita membaca novel
  atau riwayat hidup mulai dari belakang atau dari akhirnya.

  Tetapi untuk membaca "riwayat hidup" Tuhan Yesus, kita perlu mulai
  dari belakang. Saya akan segera menjelaskan hal ini.

  Janganlah Anda gusar kalau saya mulai dengan kalimat yang tampaknya
  seolah-olah menghujat atau meremehkan: peristiwa penjelmaan Allah
  dalam kelahiran Yesus sebenarnya tidak istimewa. Cerita kelahiran
  seperti itu banyak terdapat dalam budaya-budaya lain. Hampir tiap
  budaya tradisional mempunyai dongeng tentang Allah atau dewa yang
  turun ke dunia dan menjelma menjadi manusia. Ada cerita tentang dewa
  yang menjelma sebagai pertapa lanjut usia. Ada cerita tentang dewa
  yang menjelma menjadi seorang puteri yang cantik jelita. Ada pula
  cerita tentang dewa yang turun ke bumi sebagai seorang bayi mungil
  tersimpan dalam sebuah semangka.

  Karena itu sebenarnya peristiwa kelahiran Tuhan Yesus tidak sangat
  istimewa. Seandainya kisah tentang kelahiran Yesus berhenti sampai
  di situ tanpa kelanjutan apa-apa; apakah sekarang kita menjadi murid
  dan pengikut-Nya? Agaknya tidak, sebab masakan kita menjadi murid
  dan pengikut seorang bayi?

  Kita baru mulai tersentak untuk mengikut Yesus ketika sudah membaca
  berita tentang kenaikan-Nya ke surga menyusul kebangkitan-Nya dari
  kematian di kayu salib. Hati kita baru terperangah ketika sudah
  membaca tentang gaya hidup-Nya yang sungguh lain daripada yang lain.
  Jiwa kita baru tersentuh ketika sudah membaca pengajaran-Nya yang
  sungguh unik.

  Jadi, keistimewaan kelahiran Yesus baru dapat dimengerti setelah
  kita membaca bagian tengah dan bagian akhir dari "riwayat hidup"
  Yesus. Kitab-kitab Injil menjadi lebih jelas kalau kita membacanya
  "mulai dari belakang", yaitu mulai dari kebangkitan Yesus. Kita
  menjadi orang percaya bukan karena kelahiran Yesus, melainkan karena
  kematian dan kebangkitan-Nya. Kelahiran Yesus belum memberi dampak
  apa-apa kepada iman kita. Dampak itu baru muncul dari hidup dan
  pengajaran-Nya. Sebab itu Natal tidak bisa berdiri sendiri terlepas
  dari Paskah.

  Seandainya para rasul hadir di kandang Betlehem pada waktu kelahiran
  Yesus, mungkin mereka pun tidak dapat memberi kesaksian apa-apa.
  Orang yang menjadi saksi mata kelahiran Yesus belum bisa mengerti
  bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Ketika para gembala datang
  ke kandang dan menceritakan bahwa menurut malaikat bayi ini adalah
  Juruselamat (lihat Luk 2:11-12); maka "semua orang yang
  mendengarkannya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala
  itu" (ay. 18). Baru sekitar lima puluh tahun kemudian, seorang rasul
  secara eksplisit bisa bersaksi bahwa bayi di palungan itu adalah
  Anak Allah dan Penebus: "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah
  mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk
  kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka ..."
  (Gal. 4:4-5)

  Untunglah kelahiran Yesus disusul dengan masa dewasa-Nya di mana Ia
  mengajar, sebab kita percaya bukan kepada seorang bayi melainkan
  kepada seorang rabi yang mengajarkan dan meneladankan sebuah gaya
  hidup yang unik. Untunglah kelahiran Yesus disusul dengan kematian-
  Nya di salib sebab kita diselamatkan bukan oleh seorang bayi
  melainkan oleh Juruselamat yang memberi diri-Nya sendiri. Untunglah
  kelahiran Yesus disusul dengan kebangkitan dan kenaikan-Nya sebab
  kita berdoa bukan kepada bayi Yesus melainkan kepada Tuhan Yesus
  yang "duduk di sebelah kanan Allah" (rumus Pengakuan Iman Rasuli,
  tahun 540).

  Sebab itu Natal baru mempunyai arti kalau dilihat dari bagian akhir
  hidup Yesus. Kita baru bisa memahami kedalaman arti Natal kalau kita
  memahami karya Yesus sepanjang hidup-Nya yang mencapai klimaks
  ketika Ia dibangkitkan Allah dari kematian sebagai tanda bahwa Allah
  mengabsahkan segala karya hidup-Nya. Kesaksian kita kepada
  masyarakat bukanlah tentang seorang bayi mungil melainkan tentang
  seorang pria berusia 33 tahun yang memberi keseluruhan diri-Nya
  sampai mati di atas kayu salib. Pusat pemberitaan gereja bukanlah
  inkarnasi Yesus (Allah menjadi manusia) melainkan diri dan misi
  Yesus selama 33 tahun di bumi. Tanpa karya hidup Yesus maka
  peristiwa inkarnasi di Betlehem tidak ada artinya. Di sinilah letak
  perbedaan antara Injil dengan segala cerita-cerita mengenai
  inkarnasi para dewa yang lazim dikenal di budaya-budaya tradisional.

  Oleh karena karya hidup Yesus itulah, sekarang kita tahu mengapa
  kita merayakan Natal. Kita merayakan lahirnya seseorang yang 33
  tahun kemudian memberi pegangan hidup, bahkan makna hidup, kepada
  umat manusia.

  Perayaan Natal menjadi lebih berarti karena kita tahu bahwa bayi
  yang kita sambut ini tidak terus menerus berada di palungan
  Betlehem, melainkan bertumbuh menjadi guru yang mengajar di tepi
  sungai Yordan dan kemudian dipaksa berjalan terbungkuk-bungkuk
  memikul salib menaiki tangga kota Yerusalem, tetapi kemudian bangkit
  kembali dan berdiri dengan tegap di bukit Galilea serta bersabda,
  "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena
  itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
  dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
  segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah,
  Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat.
  28:18-20).

  Seandainya kisah kelahiran Yesus adalah ibarat bab pertama dari
  cerita bersambung, maka bab pertama ini baru menjadi jelas duduk
  perkaranya kalau kita sudah membaca bab terakhirnya. Kita jadi
  melihat bahwa Natal sungguh patut dirayakan. Kita jadi tahu apa
  sebabnya kita merasa berbahagia pada hari Natal. Kita jadi mantap
  dan berucap, "Selamat Natal!"

  Bahan diambil dan diedit dari:
  ------------------------------
  Judul Buku : Selamat Natal
  Penulis    : Dr. Andar Ismail
  Penerbit   : PT. BPK Gunung Mulia, Yogyakarta, 2002
  Halaman    : 1 - 4

======================================================================

      =<>=             BEBERAPA BUKU HARUS DIUJI,             =<>=
                    YANG LAIN HARUS DITELAN SAJA DAN
          BEBERAPA YANG LAIN PERLU DIKUNYAH DAN DICERNAKAN
                               (Bacon)

======================================================================
<>= EDISI JANUARI =<>

                    MENGAWALI TAHUN DENGAN MELAYANI
                    ===============================

  Untuk edisi Januari, e-Buku mengangkat tema tentang PELAYANAN.
  Karena itu Redaksi e-Buku mengajak para pembaca untuk mengirimkan
  resensi/sharing buku-buku/info buku yang bertemakan Pelayanan ke:
  < staf-buku(at)sabda.org >. Kiriman yang memenuhi syarat akan dimuat
  pada Edisi Januari 2006.

  Selain itu, Redaksi e-Buku juga mengajak Anda untuk memberikan
  usulan tentang tema-tema buku yang ingin diresensi. Kami tunggu
  masukannya dan terima kasih atas perhatiannya.

=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=

       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
                       Copyright(c) e-Buku 2005
                  YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
                      http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

             Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di:
              < http://www.sabda.org/publikasi/e-buku/ >
                    < http://www.sabda.org/ebuku/ >

=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=
  Staf Redaksi       : Puji, Endah, Ary
  Berlangganan       : < subscribe-i-kan-buku(at)xc.org >
  Berhenti           : < unsubscribe-i-kan-buku(at)xc.org >
  Kontak e-Buku      : < staf-buku(at)sabda.org >
=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=

                  "Sementara itu, sampai aku datang
             bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci,
                 dalam membangun dan dalam mengajar."
                           (1Timotius 4:13)
         < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Timotius+4:13>

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org