Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/75 |
|
e-Buku edisi 75 (26-5-2011)
|
|
==================e-BUKU (Berbagi Berkat Melalui Buku)================ Edisi 75/Mei 2011 -- Pendidikan Seks (II) DAFTAR ISI RESENSI 1: CINTA, SEKS, DAN KENCAN RESENSI 2: CINTA, SEKS, DAN ALLAH ARTIKEL: SENI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA EDISI BULAN DEPAN Shalom, Dalam edisi ini, e-Buku masih akan membahas tentang pendidikan seks. Jika edisi yang lalu e-Buku menghadirkan satu resensi buku tentang pendidikan seks kepada anak-anak dan kesaksian buku, sekarang e-Buku menghadirkan dua resensi buku seputar pendidikan seks bagi remaja dan pemuda. Selain itu, ada juga artikel tentang seni meningkatkan keterampilan membaca. Di kolom selanjutnya, e-Buku menghadirkan kolom Edisi Bulan Depan. Kolom ini biasanya hadir di edisi pertama setiap bulan. Tetapi mulai sekarang, kolom ini akan hadir di edisi kedua e-Buku setiap bulan. Selamat menyimak sajian kami, semoga pelanggan semakin terberkati. Staf Redaksi e-Buku, Ami Grace Y. < http://gubuk.sabda.org/ > "Buku yang bagus tidak memiliki akhir." (R.D. Cumming) RESENSI 1: CINTA, SEKS, DAN KENCAN Judul asli buku: Love, Sex and Dating Penulis: Pdt. Ir Jarot Wijanarko Penerbit: Suara Pemulihan, 2003 Ukuran: 14 x 21 cm Tebal: 85 halaman Penulis buku "Love, Sex & Dating" -- Pdt. Ir Jarot Wijanarko adalah ketua dan pendiri Yayasan Suara Pemulihan, pendiri dan komisaris utama MLM IFA, pendiri dan presiden direktur PT. Happy Holy Kids, penulis buku, ketua Yayasan Pulihkan Indonesia (tempat rehabilitasi narkotika), motivator, konselor, dan pemerhati masalah-masalah keluarga. Selain buku ini, buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain "Roh Suka Cita", "Pemulihan Suami Istri", "Mendidik Anak", dan "Spirit Of Excellence". Buku ini unik dan alkitabiah. Unik karena buku ini tidak mencantumkan alamat penerbit, kata pengantar, dan daftar isi seperti buku-buku pada umumnya, meskipun topik-topik yang akan dibahas diperlihatkan di lembar pertama. Bahkan, di bagian terakhir disajikan tanya jawab seputar cinta, seks, dan kencan. Karena itu, saat membaca buku ini, kita seperti sedang berkonsultasi dengan seorang konselor. Alkitabiah karena penulisnya memaparkan penjelasan sesuai ajaran Alkitab. Dalam buku ini, selain mendapatkan penjelasan mengenai seks menurut Alkitab, kita juga diberi penjelasan tentang contoh penyimpangan seks, penyalahgunaan seks, dan bagaimana mengatasi dorongan seks. Satu hal yang disayangkan dari buku ini adalah adanya beberapa kesalahan ejaan. Sementara gaya bahasa dan cara penyampaiannya cukup terarah, sistematis, dan mudah dipahami. Buku ini juga terkesan simpel dan ringan. Walaupun buku ini berjudul "Love, Sex & Dating", ternyata topik yang dibahas bukan hanya membahas tentang cinta, seks, dan kencan. Penulis juga membahas tentang narkoba dan pemulihan dari kecanduan narkoba. Buku ini pantas dibaca oleh remaja-pemuda, orang tua, dan konselor untuk membantu diri sendiri, anak-anak, dan konseli dalam hal cinta, seks, dan kencan. Peresensi: Sri Setyawati RESENSI 2: CINTA, SEKS, DAN ALLAH Judul asli buku: Love, Sex, and God Judul buku terjemahan: Cinta, Seks dan Allah Penulis: Bill Ameiss dan Jane Graver Penerjemah: Okdriati S. Handoyo Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 1998 Ukuran: 13,5 x 21 cm Tebal: 192 halaman Banyak orang mungkin beranggapan bahwa kompleksitas masalah-masalah di kalangan remaja sangat sulit ditemukan solusinya. Akhir-akhir ini, kasus remaja yang terkait dengan masalah seks semakin santer terdengar. Kebanyakan remaja mudah sekali terjerumus dalam hal-hal yang negatif, karena mereka tidak mendapatkan bimbingan yang benar. Akibatnya, mereka pun mudah terpengaruh dengan pergaulan yang salah dan terperosok dalam dosa. Bill Ameiss dan Jane Graver telah melakukan pendekatan khusus untuk menjembatani dan membekali orang tua, pendidik, pembimbing, dan konselor, supaya mereka dapat membantu para remaja atau muda-mudi dalam menjawab permasalahan mereka, termasuk masalah seks. Oleh karena itu, mereka mengarang buku "Cinta, Seks dan Allah". Buku ini diawali dengan penjelasan mengenai pentingnya pengenalan terhadap dirinya sendiri, termasuk kebiasaan dan sifat, bagaimana berpacaran, menikah, serta topik-topik lain yang digumulkan remaja. Topik seks dan seksualitas pun dicermati melalui berbagai hubungan: remaja - Allah, remaja - dirinya sendiri, dan remaja - orang yang dikasihinya. Semuanya dibahas secara tegas dan lugas. Yang menjadi ciri khas buku ini adalah metode pembahasan topik menggunakan tanya jawab; diawali dengan pertanyaan, dijelaskan dengan runtut di bagian jawaban. Selain itu, kelebihan yang dimiliki buku ini adalah bahwa setiap pembahasannya dipaparkan berdasar pada Alkitab sebagai pedoman hidup orang percaya. Masalah cinta, seks, dan Allah merupakan masalah krusial yang sering dihadapi oleh remaja yang sedang mengalami masa transisi. Jika Anda terbeban untuk menjadi pendidik dan pembimbing remaja dan muda-mudi, buku ini sangat membantu, serta membekali Anda untuk memecahkan masalah-masalah mereka dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Buku ini juga memberikan kesempatan bagi Anda untuk dapat mengadakan diskusi dengan para orang tua dan para remaja, agar semakin lebih efektif dan maksimal dalam membimbing mereka. Peresensi: Desi Rianto ARTIKEL: SENI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA Beberapa psikolog pendidikan prihatin melihat anak, remaja, maupun orang dewasa yang mengalami kesulitan dalam mengerti isi bacaan. Oleh sebab itu, mereka mengadakan penelitian dan menemukan beberapa program untuk meningkatkan kemampuan mengerti isi bacaan secara utuh. Salah satu program tersebut adalah Program Identifikasi Tema (PIT). PIT terdiri dari 12 pelajaran dan tiap pelajaran berisi satu cerita. Adapun langkah-langkah pengajaran PIT adalah sebagai berikut: a. Diskusi awal mengenai tujuan pelajaran dan topik cerita. b. Membaca cerita. c. Diskusi informasi alur cerita dengan menggunakan metode bertanya. d. Identifikasi tema dari bacaan dan membuat kesimpulan yang relevan dengan berbagai situasi yang bervariasi. e. Menerapkan tema yang sudah disimpulkan dalam kehidupan sehari-hari. f. Melakukan aktivitas, berupa bermain peran sesuai dengan tokoh cerita dengan memakai kata-kata mereka sendiri, menggambar sesuai dengan tema bacaan, dan membuat lagu rap [percakapan tunggal atau monolog yang dilakukan secara berirama dengan diiringi musik, Red.] dan menyanyikannya. Program identifikasi tema ternyata mampu meningkatkan kemampuan memahami bacaan pada remaja yang mengalami kesukaran belajar. Ada beberapa hal yang menyebabkan PIT berhasil meningkatkan pemahaman bacaan, yaitu: 1. PIT membantu remaja mempelajari aspek-aspek dari tema, yaitu konsep tema dan penemuan tema itu sendiri. Proses penemuan tema dapat ditransfer untuk memahami bacaan naratif yang lain. Jadi terjadi transfer belajar. 2. Tiap bahan bacaan hanya mengandung satu tema yang jelas dan tidak mudah mengundang penafsiran yang berbeda-beda. 3. PIT mudah dilatihkan dan dipraktikkan oleh guru-guru di sekolah. Hanya dalam waktu relatif singkat, PIT dapat dilatihkan kepada guru-guru yang baru memiliki pengalaman mengajar kira-kira 1-2 tahun. 4. Murid-murid berpendapat bahwa PIT adalah program yang bermanfaat dan menyenangkan, sehingga mereka sangat antusias mengikutinya. Ada beberapa program yang dapat digunakan oleh orang tua untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan pada anak-anak yang mengalami kesukaran mengerti isi bacaan, yaitu: a. Anak-anak akan terbantu bila ayah dan ibu mau menolong mereka untuk mengingat peristiwa dalam bacaan, mengidentifikasi hubungan antar gagasan, dan mengonstruksi struktur cerita dengan metode bertanya, memberi contoh dan membuat jaringan gagasan. b. Orang tua mendeskripsikan hubungan antara pengetahuan awal anak dengan isi bacaan, dengan cara bertanya kepada mereka untuk menjelaskan, menyimpulkan atau membuat prediksi selama membaca, dan memberikan pertanyaan agar anak dapat membuat kesimpulan sendiri setelah membaca. c. Aspek penting untuk menguasai dan menggunakan kerangka pikir membaca naratif dan ekspositori maupun strategi membaca adalah kemampuan untuk memantau pemahaman yang telah didapat. Orang tua dapat meningkatkan kemampuan pengawasan dengan cara aktif membuat ringkasan, sehingga anak-anak menjadi sadar akan kesulitan memahami bacaan yang dimiliki. Berawal dari kesadaran ini, mereka akan peduli untuk mengatasi kesukaran memahami bacaan, dengan berulang kali memantau seberapa jauh mereka telah memahami bacaan. Keterampilan meringkas di samping dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pengawasan, juga dapat untuk meningkatkan kemampuan membedakan informasi yang penting dengan yang tidak penting. Pengertian terhadap isi bacaan akan membuat seseorang lebih bergairah dalam aktivitas membaca. Pengertian itu jugalah yang akan membawa seseorang kepada kesadaran yang tertinggi, sehingga mampu membingkai ulang pengalaman hidupnya dan menjadi lebih manusiawi, bahagia, serta holistis dalam menjalani kehidupan ini. Sejak tahun 1984, Palincsar dan Brown -- psikolog pendidikan yang fokus pada progam membaca, menemukan metode mengajar resiprokal untuk menolong meningkatkan kemampuan mengerti isi bacaan pada anak-anak. Metode mengajar resiprokal adalah strategi mengajar membaca berdasarkan prinsip membuat pertanyaan dan mengajarkan keterampilan metakognitif melalui instruksi yang jelas, dengan guru sebagai model untuk memperbaiki kesulitan memahami bacaan pada siswa dengan prestasi belajar rendah. Metode ini menggunakan pendekatan kelompok kecil, yaitu sekitar lima sampai dengan tujuh anak dalam satu kelompok. Prinsip utama mengajar resiprokal adalah belajar membuat pertanyaan dan menjawab dengan tepat. Adapun proses mengajar resiprokal adalah pertama kali guru berfungsi sebagai model dengan membuat pertanyaan untuk dijawab oleh siswa, kemudian secara bertahap siswa diminta untuk membuat pertanyaan sendiri dan berfungsi sebagai guru, ia meminta teman-temannya untuk menjawab pertanyaan. Metode mengajar resiprokal ternyata dapat meningkatkan kemampuan mengerti isi bacaan pada anak-anak, dan akhirnya dapat memperbaiki prestasi belajar mereka. Ada beberapa alasan mengapa mengajar resiprokal dapat meningkatkan kemampuan memahami bacaan pada anak-anak. Beberapa alasan tersebut adalah, siswa menjadi terlatih menemukan gagasan yang penting dari bacaan untuk dirumuskan menjadi pertanyaan, mereka terlatih membuat ringkasan, membuat prediksi, membuat klarifikasi informasi, dan terlatih juga untuk memusatkan perhatian. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama majalah: Berita GKMI, Edisi Oktober 2009/No. 505/Tahun XLII Penulis: Pdt. Charles Christano Penerbit: Berita GKMI Halaman: 13 -- 18 EDISI BULAN DEPAN Apakah Anda terlibat dalam pelayanan anak? Dapatkan resensi-resensi buku tentang bahan pengajaran sekolah minggu di edisi e-Buku bulan Juni. Jika Anda ingin menjadi berkat bagi pelayan Anak, silakan kirimkan resensi Anda ke e-Buku di < buku(at)sabda.org >. Mari berbagi berkat melalui Buku. Kontak: < buku(at)sabda.org > Redaksi: Sri Setyawati, Ami Grace Y., dan Yonathan Sigit P. (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/buku > Berlangganan: < subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |