Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/65 |
|
e-Buku edisi 65 (16-12-2010)
|
|
==================e-BUKU (Berbagi Berkat Melalui Buku)================ Edisi 65/Desember/2010 TEMA: Teknologi Informatika dan Kekristenan ______________________________________________________________________ EDITORIAL RESENSI BUKU CETAK: 1. Teologi dan Komunikasi, Pres Universitas Duta Wacana 2. Daftar Situs Kristiani Terpopuler, Penerbit ANDI 3. The Pastor And The Personal Computer, Abingdon Press 4. Penginjilan Elektronik: Mewartakan Injil di Dunia Maya, Huntington House Publishers RESENSI BUKU ONLINE: Gereja Mencari Jawab -- Kapita Selekta Sejarah Gereja, BPK Gunung Mulia RENUNGAN NATAL: Ingat! ARTIKEL: Tahukah Anda Siapa yang Pertama Kali Mengirim Kartu Natal? STOP PRESS: Publikasi e-Humor KUTIPAN EDISI BULAN DEPAN PENERBIT EDISI INI ______________________________________________________________________ EDITORIAL Salam kasih, Tidak diragukan lagi bahwa teknologi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam jangka waktu yang bisa dihitung dengan jari, bukan hanya jenis teknologi yang bertambah banyak namun juga kualitas peralatan teknologi pun semakin meningkat. Mulai dari telepon genggam, pemutar DVD, televisi, internet, dan seterusnya. Bagaimana gereja menyikapi kemajuan ini? Apakah menerimanya sambil lalu atau terpicu untuk memanfaatkannya bagi kemuliaan Nama Tuhan? Apakah hubungannya antara teknologi informatika (TI) dan kekristenan? Bagaimana kita dapat menggunakan teknologi untuk perkembangan kekristenan? Dapatkan informasi lebih lanjut tentang masalah ini dan pastikan ide-ide baru untuk mengembangkan pelayanan bermunculan dengan membaca beberapa buku yang diresensi di edisi ini. Jangan lewatkan juga resensi buku online yang bermanfaat bagi Anda. Selanjutnya, untuk menambah kentalnya nuansa Natal, e-Buku pun telah menyiapkan renungan dan artikel Natal. Informasi situs humor Kristen di kolom akhir semoga dapat semakin menambah kebahagiaan Pelanggan di penghujung tahun ini. Kiranya sajian terakhir e-Buku tahun ini memberikan kesan khusus bagi Pelanggan terkasih. Sampai bertemu kembali pada edisi-edisi e-Buku tahun depan. Akhir kata, segenap redaksi e-Buku mengucapkan, SELAMAT HARI NATAL 2010 DAN MENYAMBUT TAHUN BARU 2011 Semoga damai dan sukacita Natal senantiasa menyelimuti hati kita semua Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi e-Buku, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > http://gubuk.sabda.org http://fb.sabda.org/buku ______________________________________________________________________ "Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari Aku." (Hosea 13:4) < http://alkitab.sabda.org/?Hosea+13:4 > ______________________________________________________________________ RESENSI BUKU CETAK 1. TEOLOGI DAN KOMUNIKASI Penulis: Robby I. Chandra Penerbit: Duta Wacana University Press, Yogyakarta 1996 Ukuran buku: 14,5 x 21 cm Tebal: 216 halaman Apakah komunikasi itu? Dapatkah komunikasi dikaji secara teologis dari berbagai aspek? Adakah buku yang mengawinkan teologi dan komunikasi sekaligus? Buku yang gambar sampulnya bola dunia dan satelit pemancar ini akan menjawab keingintahuan Anda tentang komunikasi. Tidak hanya menyajikan teori komunikasi secara umum, tetapi lebih daripada itu, buku ini menyajikan kajian teologis tentang komunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti. Meskipun hanya tersusun atas 6 bab, inti materi buku ini cukup dalam. Robby, melalui buku ini, hendak mengajak Pembaca untuk memiliki pengetahuan yang dalam dan terarah kepada Kristus yang adalah Pusat Komunikasi rekonsiliatoris. Selain itu, buku ini juga menjelaskan tentang pemanfaatan media berbasis teknologi modern untuk kepentingan teologi, terutama dalam memberikan spektrum pilihan-pilihan dengan gaya hidup dan informasi. Selain memunyai kelebihan dalam hal kelengkapan isi, buku ini juga memunyai sejarah penulisan permasalahan yang unik. Tulisan dalam buku ini adalah realisasi dari problem menahun mengenai "komunikasi dan teologi". Beberapa nama tokoh yang cukup ahli di bidang ini turut menyumbangkan gagasan yang mempertajam tulisan sehingga lebih sistematis dan komprehensif. "Teologi dan Komunikasi" adalah buku yang cocok untuk Anda, khususnya pemerhati komunikasi dan teologi. Melalui buku ini Anda dapat memperoleh pengetahuan komunikasi dari sudut pandang yang berbeda, yaitu secara teologi. Selamat membaca! Peresensi: Santi Titik L. 2. DAFTAR SITUS KRISTIANI TERPOPULER Penulis: Samuel Cahyadi Penerbit: Penerbit ANDI, Yogyakarta 2007 Ukuran buku: 14 x 21 cm Tebal: 169 halaman Ketika kita sedang berselancar di internet, informasi apa pun yang kita cari kemungkinan besar bisa ditemukan. Pencariannya pun sangat mudah dan cepat. Bahkan penyajiannya bukan hanya dalam bahasa Indonesia, namun dalam berbagai bahasa di dunia. Meskipun begitu, apakah ada buku yang memuat tentang aktivitas kekristenan dalam internet? Atau setidaknya yang bisa menjadi sumber informasi ala "Google" dalam versi cetak? Buku berjudul "Daftar Situs Kristen" ini ditulis untuk menjawab kebutuhan banyak orang tentang teknologi internet dan bagaimana orang Kristen dapat memanfaatkannya untuk hal-hal yang berguna dan berkenan bagi Tuhan Allah. Dikemas dengan sederhana agar setiap pembaca bisa memahami informasi yang disampaikan dengan mudah sekalipun pembaca mungkin tidak memiliki dasar pendidikan yang berhubungan dengan komputer dan internet. Di awal bab, penulis mengemukakan tentang seluk-beluk internet. Selanjutnya, ia memperkenalkan situs-situs Kristen dengan berbagai muatan. Situs yang dibahas dalam buku ini meliputi situs literatur, sekolah Kristen, musik, hingga situs pelayanan Kristen internasional. Bahkan di dalam buku ini, penulis menyediakan satu bab khusus untuk menyoroti situs-situs SABDA seperti situs PEPAK (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen), PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam), dan seterusnya. Oleh karena itu, dengan membaca buku ini Anda bisa mengenal situs-situs SABDA dengan mudah tanpa harus terkoneksi dengan internet. Menarik, bukan? Yang pasti, dari buku ini Anda dapat menemukan hal-hal sederhana seputar internet, tip-tip bagaimana menjelajahi dunia maya secara maksimal, sekaligus mendapatkan informasi alamat situs Kristen dengan cepat dan mudah. Bahasa yang digunakan juga jelas, praktis, dan sederhana. Selamat membaca dan bereksplorasi! Peresensi: Sri Setyawati 3. THE PASTOR AND THE PERSONAL COMPUTER Penulis: William R. Johnson Penerbit: Abingdon Press, Nashville 1985 Ukuran buku: 13,5 x 21,5 cm Tebal: 224 halaman Buku ini memang ditulis 25 tahun yang lalu ketika komputer masih belum umum digunakan, terlebih lagi oleh hamba-hamba Tuhan. Namun William Johnson, sebagai salah satu hamba Tuhan pengguna awal komputer, melalui bukunya ini telah berusaha membagikan pengalamannya tentang kelebihan komputer dan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk melayani Tuhan dan jemaat-Nya. Yang cukup mencengangkan, beberapa dari pemikirannya masih relevan hingga saat ini dan dapat digunakan untuk pelayanan maupun gereja kita! Buku ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu perihal komputer, pemakaian komputer dalam pelayanan pastoral, dan diakhiri dengan dampak-dampak negatif yang perlu diperhatikan dari pemakaian komputer di gereja. Dari ketiga bagian tersebut, buku ini masih dibagi lagi menjadi 13 bab. Secara khusus bab 11 menunjukkan manfaat adanya komputer bagi hamba Tuhan. Dengan bantuan komputer, seorang pendeta dapat mencari berbagai buku tafsiran, kamus, dan konkordansi dengan cepat dan efisien. Bila dibutuhkan, pendeta dapat mencetak hasil pencariannya di kertas atau menambahkan catatan pribadinya untuk hasil pencarian tersebut. Dengan bantuan komputer, apalagi sekarang sudah ada internet, seorang pendeta juga bisa mencari ilustrasi yang berkaitan dengan tema khotbahnya dengan mudah. Sementara itu pada bab terakhir, penulis memberikan kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan teknologi bagi pelayanan Kristen. Meski buku cetak tidak bisa mengimbangi cepatnya laju perkembangan teknologi, namun masih ada hikmat yang dapat kita ambil dari buku ini. Peresensi: Kusuma Negara 4. PENGINJILAN ELEKTRONIK: MEWARTAKAN INJIL DI DUNIA MAYA Judul asli: E-vangelism: Sharing the Gospel in Cyberspace Penulis: Andrew Careaga Penerbit: Vital Issues Press, Louisiana 1999 Ukuran buku: 13,5 x 21,5 cm Tebal: 161 halaman Keberadaan internet tak ayal telah membentuk kembali cara kerja, interaksi, belajar, dan komunikasi kita. Hal ini juga mendorong gereja untuk menyiasati bagaimana mengomunikasikan iman ribuan tahun yang lalu dengan budaya dunia maya yang mencetak sejarah dengan kecepatannya yang luar biasa. Melihat perkembangan teknologi, Andrew Careaga menerimanya sebagai sebuah kesempatan -- luasnya ladang penginjilan di dunia maya yang siap untuk dituai. Melalui buku "E-vangelism: Sharing the Gospel in Cyberspace", dia mengajak pembaca Kristen untuk menjadi penjala manusia atau penginjil elektronik. Buku ini cocok menjadi pegangan bagi pengguna internet yang rindu mengabarkan Kabar Baik tentang Yesus lewat komputer/internet. Dalam buku ini penulis membahas dunia internet, bagaimana menggunakan internet, serta peluang-peluang pengabaran Injil lewat aplikasi yang disediakan oleh situs jejaring. Ditambah lagi cara-cara pendekatan yang mengasyikan untuk menjangkau sahabat-sahabat kita di dunia maya. Jika Anda belum terlalu akrab dengan dunia internet, jangan khawatir. Secara keseluruhan, buku berbahasa Inggris ini tidak menggunakan kosakata teknologi yang sukar dimengerti orang awam. Penulis justru menggunakan kata-kata yang atraktif plus mudah dimengerti. Buku ini juga dilengkapi dengan glosari yang memuat daftar istilah-istilah internet serta artinya. Buku ini bisa dibilang buku tua, sebagian besar membahas perkembangan internet sampai tahun 1999, tapi visi yang terkandung dalam buku ini bisa diterapkan hingga kini. Menariknya, selain menyediakan berbagai informasi tentang dunia internet, penulis juga menyertakan berbagai contoh tentang bagaimana pelayanan E-vangelism ini bisa mengubah kehidupan seseorang. Mari manfaatkan teknologi bagi Allah. Peresensi: Truly Almendo P. RESENSI BUKU ONLINE GEREJA MENCARI JAWAB -- KAPITA SELEKTA SEJARAH GEREJA Penulis: Dr. Christian de Jonge Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1993 Ukuran buku: 21 x 18 cm Tebal: 127 halaman Sejarah gereja dan latar belakang yang memberi jawaban kontekstual atas iman Kristen sangat penting untuk kita pahami. Dengan memiliki pengetahuan yang berhubungan dengan keyakinan Kristen, kita seyogianya sanggup memberi pertanggungjawaban atas apa yang kita percayai. Buku ini awalnya disusun untuk membantu mahasiswa teologi Stratum-1 dalam hal menambah pengetahuan yang tidak diberikan dalam kelas. Namun demikian, orang awam yang ingin mempelajari sejarah-sejarah gereja dan lahirnya berbagai macam denominasi pun pastinya akan sangat terbantu. Isi buku dijelaskan ke dalam delapan bab yang secara garis besar menjelaskan tentang sejarah gereja yang dianggap rumit dan sulit dipelajari para mahasiswa teologi, yang meliputi: Konsili-konsili Oikumenis, Gereja dan Negara pada abad Pertengahan, Perbandingan Reformasi Luther dan Calvin, Pietisme. Selain itu buku ini juga menyediakan bab khusus yang membahas latar belakang beberapa gereja di Indonesia, gereja dan kebudayaan sepanjang masa, pengakuan-pengakuan iman, dan kontekstualisasi kekristenan. Dengan membaca buku ini Anda dapat mempelajari seluk-beluk gereja dan seolah Anda mengikuti kuliah online. Setiap bab selalu diawali dengan pengantar, karena itu Anda bisa memahami latar belakang perlunya pokok bahasan tersebut disajikan. Berbeda dengan buku-buku pada umumnya, kepustakaan dalam buku ini ditampilkan di awal bab -- bukan di belakang. Sayangnya, ada beberapa halaman yang tidak ditampilkan secara online mengingat buku ini masih berhak cipta. Namun demikian, pelajaran-pelajaran inti buku ini tetap masih bisa diikuti. Buku ini bisa Anda baca di: Nama situs: Google Buku Alamat URL: http://books.google.co.id/books?id=g2WIPtyFsqYC Tanggal akses: 2 November 2010 Peresensi: Sri Setyawati ______________________________________________________________________ RENUNGAN INGAT! "Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: `Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi`" (Matius 2:4-5) Ada sebuah realitas ironis yang dikemukakan penulis Injil Matius dalam paparannya tentang masa kanak-kanak Yesus. Pihak yang paling dekat dengan Kitab Suci, tulisan sakral yang merekam wahyu ilahi tentang kelahiran sang Mesias, justru tidak menyambut dengan antusias berita Natal yang berkumandang di Yerusalem. Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki Kitab Suci, para majus dari Timur, yang notabene adalah orang-orang kafir, justru tidak mau melewatkan kesempatan untuk meliput peristiwa yang cuma sekali di sepanjang sejarah tersebut! Siapa lagi yang paling dekat dengan Kitab Suci pada zaman itu selain para imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi? Pekerjaan mereka tidak lain adalah menggeluti Kitab Suci siang malam dan mengajarkan isinya kepada umat Allah. Jadi, pastilah mereka betul-betul tahu apa yang tertulis di dalamnya. Tidak seperti kebanyakan orang Kristen, yang memunyai Kitab Suci tapi tidak mengetahui sebagian besar isinya, karena memang jarang membacanya! Buktinya, ketika Raja Herodes memanggil mereka dan menanyakan tempat kelahiran Sang Mesias menurut Kitab Suci, mereka sanggup memberikan jawaban yang akurat: "Di Betlehem, di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: ...." Lihat! Mereka betul-betul menguasai isi Kitab Suci! Termasuk bagian-bagian yang berbicara tentang kelahiran sang Mesias! Karena itu, sungguh aneh jika para elit rohani ini tidak menyambut dengan antusias berita kelahiran sang Mesias yang dibawa para majus ke Yerusalem! Lebih aneh lagi jika mereka tidak melakukan upaya sedikit pun untuk meneliti kebenaran berita tersebut! Ada apa gerangan? Kitab Suci tidak menjawabnya. Ia membuat dan membiarkan para pembacanya bertanya-tanya. Membuka kesempatan bagi seribu satu kemungkinan yang ada untuk muncul di benak mereka. Mungkin raja para rohaniwan ini terlalu sombong untuk menerima kenyataan bahwa berita kelahiran sang Mesias ternyata disampaikan Allah melalui orang-orang kafir. Pikir mereka, "Bukankah kami yang selama ini memegang dan menekuni Kitab Suci serta mengajarkannya kepada umat Allah? Seharusnya lewat kamilah Allah berbicara tentang Natal, bukan lewat orang-orang yang tak bersunat itu. Ah, tidak mungkin berita yang mereka sampaikan itu benar-benar berasal dari Allah. Omong kosong! Kami tidak mau menanggapinya!" Atau, mungkin saja para elit rohani itu merasa posisi mereka sebagai pemimpin umat bakalan terancam dengan lahirnya sang Mesias. Mereka takut, jangan-jangan sebentar lagi keberadaan mereka tidak sepenting sekarang. Jangan-jangan, tidak lama lagi tempat mereka di hati umat akan diambil alih oleh sang Mesias. Jangan-jangan .... Karena itu, betapa senangnya mereka waktu Herodes memanggil mereka dan menanyakan tempat kelahiran sang Mesias menurut Kitab Suci. Serta-merta mereka memberitahukannya. "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi." Sambil berharap, semoga saja Herodes yang kebakaran jenggot dengan berita itu segera merencanakan pembunuhan terhadap bayi Yesus. Kalau bayi itu mati di tangannya, bukankah ancaman terhadap kedudukan mereka tersingkir seketika dan tangan mereka tetap bersih? Pintar sekali! Atau, mungkin saja ... ah, masih banyak kemungkinan lainnya. Bukankah dalamnya laut bisa diukur, tapi dalamnya hati siapa yang tahu? Kecuali sang Khalik! Apa pun alasannya, yang pasti mereka inilah -- para imam kepala dan ahli Taurat -- yang pada kemudian hari muncul sebagai pihak yang memusuhi Mesias. Mereka berusaha mencari titik kelemahan-Nya, mencari-cari kesalahan-Nya, mengecam karya dan ucapan-Nya, menuduh-Nya yang bukan-bukan, berkomplot untuk menyingkirkan-Nya, memprovokasi massa untuk menentang-Nya, mendesak Pilatus sang penguasa untuk menyalibkan-Nya, mengolok-olok dan menghujat-Nya di bawah salib, dan pada akhirnya, setelah Kristus bangkit dari kematian, mengupahi para serdadu Pilatus untuk menyebarkan kabar bohong tentang pencurian mayat Yesus oleh para murid. Jelas sekali mereka tidak rela sang Mesias mengganggu-gugat posisi mereka sebagai pemimpin umat! Kenyataan ini mengajarkan kepada kita bahwa yang namanya agama dan jabatan keagamaan tidak secara otomatis menjadikan pemiliknya pelaku firman dan kehendak Allah. Jika semangatnya egois, cuma mementingkan diri sendiri, atau hatinya sombong, menganggap dengan pengetahuan teologisnya ia bisa "mengurung" gerak Allah, pastilah agama dan jabatan keagamaan tidak akan membuatnya lebih dekat dengan Tuhan. Sebaliknya, semakin jauh, bahkan melawan Tuhan! Di tangannya, agama dan jabatan keagamaan bisa menjadi alat untuk mempertahankan posisinya dan menyingkirkan setiap lawannya! Kalau perlu, membungkam mulut Tuhan! Ini peringatan yang penting bagi semua pengajar Kitab Suci -- pendeta, penginjil, penatua, dsb.. Termasuk saya. Jangan lupa diri! Ingat! Kita cuma hamba Tuhan! Tugas seorang hamba adalah mempersiapkan jalan bagi Tuhannya, lalu, ketika Tuhan datang, menyingkir secepatnya dari jalan itu, supaya semua orang memandang kemuliaan Tuhannya! Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul asli artikel: Eling! Judul buku: Harta Karun Natal Penulis: Erick Sudharma Penerbit: Penerbit Mitra Pustaka dan Literatur Perkantas, Jawa Barat 2005 Halaman: 57 -- 62 ______________________________________________________________________ ARTIKEL TAHUKAH ANDA SIAPA YANG PERTAMA KALI MENGIRIM KARTU NATAL? Sebuah fenomena baru-baru ini mengatakan bahwa tradisi berkirim kartu Natal berasal dari London, dan dimulai tahun 1843. Awalnya, orang-orang bertukar kartu ucapan Natal yang ditulis dengan tangan. Pertama-tama kartu tersebut diberikan langsung ke orangnya, baru kemudian pada perkembangannya kartu tersebut dikirim melalui pos. Menjelang tahun 1822, industri rumah tangga yang membuat kartu Natal dilarang oleh sistem pengeposan di Amerika Serikat. Pada tahun itu, kepala urusan pengeposan di Washington, D.C. menyampaikan perlunya mempekerjakan 16 tukang pos tambahan. Karena kuatir masalah ini nantinya akan semakin melelahkan, dia meminta kongres untuk membatasi pengiriman kartu lewat pos, dan berkata, "Saya tidak tahu apakah yang akan terjadi jika terus-menerus seperti ini." Alih-alih berhenti, dengan adanya kartu-kartu Natal yang berpenampilan menarik di pasaran membuat pengiriman kartu justu kian membanjir. Kartu Natal pertama yang didesain untuk dijual adalah karya seniman London, John Calcott Horsley. Sebagai ilustrator yang dihormati saat itu, Horsley ditugasi oleh Sir Henry Cole, pengusaha kaya-raya Inggris yang menginginkan kartu yang bisa dia kirimkan untuk teman-teman dan rekan bisnisnya untuk mengucapkan "Selamat Hari Natal" kepada mereka. Sir Henry Cole adalah inovator ulung tahun 1800-an. Dia memodernisasikan sistem pengeposan Inggris, mengelola gedung Albert Hall, menyusun pameran besar-besaran tahun 1851 dan mengawasi inagurasi museum Victoria dan Albert. Lebih dari itu, Cole berusaha keras untuk "memperkaya hidup". Untuk itu pada masa senggang dia membangun toko seni di Jalan Bond yang secara khusus menjual benda-benda hiasan rumah. Pada musim panas tahun 1843, dia menugaskan Horsley untuk menggambar kartu yang mengesankan untuk Natal tahun itu. Horsley membuat tiga panel sejajar yang bergambar. Masing-masing kedua sisi panel itu menceritakan perbuatan baik: memberi pakaian bagi orang-orang yang telanjang dan memberi makan orang-orang yang lapar. Pada bagian tengahnya memperlihatkan sebuah pesta orang-orang dewasa dan anak-anak dengan sajian makanan dan minuman yang berlimpah ruah. Tulisan pada kartu Natal pertama berbunyi: "Selamat Hari Natal dan Tahun Baru." Kata "Selamat" (Inggris: "Merry") secara rohani kemudian diartikan "diberkatilah", seperti dalam frasa "merry old England" (diberkatilah Inggris). Dari ribuan kartu cetakan asli untuk Henry Cole, dua belas di antaranya masih disimpan sebagai koleksi pribadi hingga kini. Kartu semacam itu kemudian semakin menyebar ke Inggris, lalu ke Jerman. Namun bagi orang-orang Amerika perlu 30 tahun untuk memakai ide itu. Tahun 1875, pencetak logam -- Louis Prang, orang Jerman-Amerika, mulai menerbitkan kartu dan meraih gelar "Bapak Kartu Natal Amerika." Kartu buatan Prang yang berkualitas tinggi harganya sangat mahal. Awalnya dalam kartu itu tidak ada gambar-gambar Maria dan bayi Yesus, pohon Natal yang dihiasi, maupun Sinterklas. Mereka menghiasi kartu dengan rangkaian bunga mawar, aster, gardenia, geranium, dan kuncup apel yang berwarna-warni. Orang-orang Amerika menggunakan kartu Natal, tapi bukan kartu buatan Prang; dia berhenti dari usahanya tahun 1890. Kartu pos yang diimpor dari Jerman tetap menjadi tren hingga Perang Dunia I. Menjelang berakhirnya perang, industri kartu Natal di Amerika mulai lahir. Kini di Amerika Serikat sendiri lebih dari 2 juta kartu Natal dikirim setiap tahunnya. Kartu Natal menjadi kartu yang paling laris terjual. (t/Setya) Diambil dan diterjemahkan dari: Nama situs: The Great Idea Finder Judul asli artikel: Did You Ever Wonder Who Sent the First Christmas Card? Penulis: Phil Ament Alamat URL: http://www.ideafinder.com/features/everwonder/won-christcard.htm Tanggal akses: 29 September 2010 ______________________________________________________________________ STOP PRESS PUBLIKASI E-HUMOR Milis publikasi ini diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA, setiap hari Selasa. Humor yang dikirim dijamin bersih dari humor-humor yang tidak sopan. Selain itu, ayat-ayat Alkitab juga disertakan, tentu saja yang berhubungan dengan humor yang disajikan. Setiap minggu pertama dan ketiga redaksi menyisipkan kuis, sedangkan minggu kedua dan keempat redaksi menyediakan trivia yang bersangkutan dengan humor. Jadi selain Anda bisa tertawa, Anda bisa sekaligus membaca dan memperkaya sudut pandang Anda tentang humor. Milis ini juga memunyai situs untuk mengelola arsip dan menyediakan fasilitas khusus untuk Anda yang ingin mengirim humor secara online. Untuk berlangganan dan bergabung, silakan mengirim surat elektronik (e- mail) kosong ke: ==> < subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org Anda juga dapat membaca humor-humor lain di: ==> [Arsip Humor]: http://www.sabda.org/publikasi/humor ==> [Situs i-Humor]: http://humor.sabda.org ______________________________________________________________________ Kita Hidup Pada Masa Ketika Iman dan Ideologi Beragam dan Bertentangan, namun Injil tetap Universal dan Abadi _____________________________________________________________________ EDISI BULAN DEPAN EDISI BULAN DEPAN (JANUARI): KESAKSIAN Menyajikan resensi-resensi buku yang berisi kesaksian-kesaksian yang inspiratif dan menguatkan. Pelanggan terkasih, Anda rindu memberkati orang lain? Mari berpartisipasi dalam pelayanan ini. Caranya mudah! Kirimkan resensi dengan tema di atas, informasi buku baru, artikel dan tips seputar buku, maupun kesaksian buku kepada Redaksi e-Buku. Jika Pelanggan ingin mengirimkan resensi dengan tema bebas juga boleh. Tulisan Pembaca pasti akan memberkati pelanggan yang lain. Segera kirimkan ke email kami di: ==> < buku(at)sabda.org > Kami sangat mengharapkan keikutsertaan Pembaca terkasih dalam pelayanan ini. Terima kasih atas perhatian Pembaca, Tuhan Yesus memberkati. ______________________________________________________________________ PENERBIT EDISI INI PRES UNIVERSITAS DUTA WACANA Alamat: Jl. Dr. Wahidin 5-19, Yogyakarta YAYASAN ANDI Alamat: Jl. Beo 38-40, Yogyakarta 55281 Telp.: (0274) 55281 E-mail: pemasaran(at)andipublisher.com Alamat URL: http://www.andipublisher.com PT. BPK GUNUNG MULIA Alamat: Jl. Kwitang 22-23, Jakarta Pusat 10420 Telp.: (021) 3901208, Fax: (021) 3901633 E-mail: bpkgm(at)centrin.net.id Alamat URL: http://www.bpkgm.com Abingdon Press P.O. Box 801 201 Eighth Avenue South Nashville, TN 37202-0801 USA Vital Issues Press P.O. Box 53788 104 Row Two Ste A1 Lafayette LA 70508-4371 USA ______________________________________________________________________ Terbit Perdana 17 November 2005 Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di: http://www.sabda.org/publikasi/e-buku http://gubuk.sabda.org Komunitas e-Buku juga bisa bergabung di Facebook kami: http://fb.sabda.org/buku ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Sri Setyawati Staf Redaksi: Ami Grace Y. Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan: < unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-buku(at)hub.xc.org > Kontak e-Buku: < buku(at)sabda.org > ______________________________________________________________________ "Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar." (1 Timotius 4:13) < http://alkitab.sabda.org/?1Timotius+4:13 > ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright (c) 2010 e-Buku / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |