Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/62 |
|
e-Buku edisi 62 (22-10-2010)
|
|
==================e-BUKU (Berbagi Berkat Melalui Buku)================ Edisi 62/Oktober/2010 TEMA: Musik Gereja ______________________________________________________________________ EDITORIAL: RESENSI BUKU CETAK: 1. "Pelayanan Musik", Yayasan ANDI 2. "Kisah Nyata Di Balik Lagu Rohani", Lembaga Literatur Baptis 3. "Lebih Mengerti Lagi tentang Pujian dan Penyembahan -- Inti dan Tujuannya dalam Kebaktian", Gloria Graffa 4. "Music In The Balance", Majesty Music, Inc. RESENSI BUKU ONLINE: "The Importance Of Church Music", F. & J. Rivington REFERENSI ARTIKEL: Menoleh Produksi Buku Tempo Dulu DARI HALAMAN REDAKSI: Mari Berpartisipasi dalam Publikasi e-Buku STOP PRESS: Publikasi e-SH KUTIPAN EDISI BULAN DEPAN: Edisi November dan Desember PENERBIT EDISI INI ______________________________________________________________________ EDITORIAL Salam kasih, Saat kita mencoba menghitung-hitung kebaikan Tuhan, kemurahan dan keadilan-Nya, kita tidak akan sanggup menyelesaikannya. Semuanya terlalu besar dan tidak terjangkau oleh pikiran kita. Terlebih, saat kita mencoba membalas cinta kasih Tuhan. Sebanyak apa pun amal baik dan persembahan yang kita berikan, tiada sebanding dengan apa yang kita terima. Walaupun demikian, Tuhan Yesus selalu menghargai pujian dan penyembahan yang kita naikkan dengan segenap hati. Bagi Pelanggan terkasih yang rindu semakin memahami pelayanan musik gerejawi dan belajar memberi yang terbaik bagi Tuhan melalui pujian, e-Buku akan membantu Anda dengan beberapa resensi buku yang membahas topik musik gereja baik dari buku cetak maupun elektronik. Sementara di kolom Artikel, Pelanggan juga bisa menyimak artikel dan informasi yang tidak kalah menarik. Ingin tahu apa saja konten edisi ini? Segera telusuri sajian kami berikut ini. Pimpinan Redaksi e-Buku, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > http://gubuk.sabda.org http://fb.sabda.org/buku ______________________________________________________________________ "Mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian!" (Mazmur 66:2) < http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+66:2 > ______________________________________________________________________ RESENSI BUKU CETAK 1. PELAYANAN MUSIK Penulis: Mike & Viv Hibbert Penerbit: Penerbit ANDI, Yogyakarta 2001 Ukuran buku: 28 x 14 cm Tebal: 228 halaman Siapakah yang tidak menyukai musik? Di dalam gereja ataupun persekutuan, musik selalu menjadi bagian yang tidak akan dilupakan dan ditinggalkan. Bahkan musik sudah menjadi bagian penting dalam ibadah. Oleh karena itu, kita harus memberi perhatian terhadap musik dan pelayanan ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Melalui penjelasan yang dijabarkan dalam 11 bab, Mike dan Viv Hibbert menguraikan asal-usul musik dalam gereja, hubungan antara nubuatan dengan pelayanan musik, cara memimpin pujian, aliran Roh Kudus dalam pelayanan musik, serta bentuk-bentuk pujian dan penyembahan dengan jelas, lengkap, dan alkitabiah. Buku ini menjabarkan tentang tugas serta peranan pelayan musik dalam membawa jemaat masuk ke hadirat Tuhan. Sebelum melakukan pelayanan musik, masing-masing pelayan Tuhan harus memunyai waktu khusus untuk bertemu dengan Tuhan dan meminta urapan dari Tuhan. Selain itu, buku ini juga menjelaskan tentang penggunaan kunci nada minor serta cara memuji Tuhan dengan cara yang kreatif. Sayangnya, pada bagian awal buku ini terlalu banyak penjelasan ayat-ayat Alkitab yang terkesan menjenuhkan. Diperlukan ketekunan untuk dapat memahami makna yang terkandung di dalamnya. "Pelayanan Musik" merupakan buku yang bukan hanya menerangkan hal-hal yang teoretis, tapi juga praktis, dan bermanfaat bagi setiap orang yang berkiprah dalam bidang pelayanan musik di gereja Tuhan pada akhir zaman ini. Apakah Anda masih ragu untuk terlibat pelayanan di gereja khususnya di bidang musik? Mintalah pertolongan Tuhan dan mari luangkan sedikit waktu untuk membaca buku ini. Peresensi: Ruthy Missiani I.K. 2. KISAH NYATA DI BALIK LAGU ROHANI Penyusun: Andreas Sudarsono dan Doreen Widjana Penerbit: Lembaga Literatur Baptis, Bandung 1983 Ukuran buku: 14 x 21 cm Tebal: 363 halaman Dalam setiap keberadaan umat Kristen, baik ketika melakukan peribadahan di gereja, pemahaman Alkitab, persekutuan keluarga, persekutuan doa, atau persekutuan lainnya, terdengar lagu-lagu rohani yang dinyanyikan oleh jemaat. Lagu-lagu tersebut dinyanyikan sesuai dengan situasi yang sedang terjadi, baik ketika membutuhkan penghiburan, penguatan, mengalami sukacita, keyakinan iman, atau lagu-lagu memperingati hari raya Kristen lainnya. Setiap lagu mengandung makna. Dalam buku ini terdapat 60 lagu pilihan yang disertai dengan kisah-kisah penulis syair maupun penggubah musiknya. Setiap lagu lahir dari kisah nyata dan kesaksian penulis saat mengalami pergumulan. Anda diajak untuk mengetahui asal-usul dan arti lagu serta mengetahui pengalaman hidup penulis yang menginspirasi terciptanya lagu tersebut. Selain itu, lagu-lagu itu pun muncul dari pengalaman orang sakit, tunanetra, penderita tekanan batin, pemuda yang kecewa karena cintanya, dsb.. Judul dalam setiap bab mewakili topik dari lagu tersebut, misal lagu bagi hidup sehari-hari, lagu sukacita, lagu tentang kasih Yesus, dsb.. Dalam setiap awal bab, penulis juga mencantumkan daftar lagu dari buku-buku nyanyian lain. Ini sangat menolong sebagai referensi. Menariknya lagi, setiap lagu dilengkapi dengan not balok. Dengan demikian, Anda bisa mempelajari lagu-lagu tersebut secara otodidak. Buku ini juga dapat dijadikan bahan renungan atau sebagai ilustrasi khotbah. Karena bahasa yang dituturkan sederhana, Anda pasti bisa memahaminya dengan mudah. Mari kita memuji dan menyembah Tuhan senantiasa. Soli Deo Gloria. Peresensi: Hadi Pramono 3. LEBIH MENGERTI LAGI TENTANG PUJIAN DAN PENYEMBAHAN -- INTI DAN TUJUANNYA DALAM KEBAKTIAN Penulis: Andreas Christanday Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2009 Ukuran buku: 11 x 18 cm Tebal: 53 halaman Salah satu masalah yang sering ditemukan di gereja adalah adanya perbedaan pendapat mengenai pujian dan penyembahan dalam liturgi ibadah. Kaum muda dan kaum tua yang tidak memiliki selera musik yang sama juga bisa menimbulkan masalah di gereja, parahnya hal ini bisa meruncing hingga timbullah perpecahan gereja. Bagaimana kita seharusnya menanggapi masalah ini? Andreas Christanday, seorang hamba Tuhan, memberikan wacana alkitabiah kepada umat Kristen tentang pujian dan penyembahan yang benar. Penjelasan Andreas dibagi ke dalam 11 bagian, antara lain Pentingnya Musik dalam Gereja; Apa Bedanya Syukur, Pujian, dan Penyembahan; Bagaimana Sikap Kita Seharusnya Saat Memuji dan Menyembah Allah; dan masih banyak lagi lainnya. Buku ini hanya berisi satu topik utama yang dijelaskan dengan berurutan, jadi tidak memiliki bab-bab seperti buku-buku lain pada umumnya. Penjelasannya juga tidak begitu mendalam. Meskipun begitu, buku ini akan tetap berguna bagi jiwa baru dan jemaat awam yang belum terlalu mendalami esensi pujian penyembahan alkitabiah serta para pelayan musik di gereja. Silakan buru buku ini. Peresensi: Sri Setyawati 4. MUSIC IN THE BALANCE Penulis: Dr. Frank Garlock dan Kurt Woetzel Penerbit: Majesty Music, Inc., Greenville 1992 Ukuran buku: 12,5 x 20,5 cm Tebal: 204 halaman Manusia diciptakan untuk memuji dan memuliakan Penciptanya. Hal inilah yang mendorong manusia untuk selalu rindu memuji Tuhan. Dalam kehidupan orang Kristen, setiap nyanyian dan pujian yang dinaikkan bagi Tuhan disebut pujian dan penyembahan. Pertanyaannya: sudah benarkah cara Anda dalam memuji Tuhan? Apakah dalam memuji Tuhan ada aturan-aturan tertentu yang diterapkan? Adakah kriteria tertentu yang dipakai sebagai acuan dalam membuat lagu pujian untuk Tuhan? "Music in the Balance" akan memperkaya wawasan Anda untuk mendalami musik rohani Kristen. Dr. Frank Garlock adalah penulis beberapa buku musik Kristen dan seorang instruktur dalam musik Kristen selama lebih dari 40 tahun. Frank Garlock menulis buku "Music in the Balance" bersama dengan rekannya, Kurt Woetzel. Buku ini terdiri atas 13 bab. Bab pertama hingga bab dua belas berisi penjelasan, sementara bab terakhir berisi kesimpulan. Dengan membaca buku ini pembaca bisa mengetahui alasan mengapa kita perlu mempelajari musik dalam kehidupan Kristen, apa saja ciri-ciri musik yang benar sesuai dengan firman Tuhan, bagaimana pandangan firman Tuhan terhadap musik, jenis-jenis musik, dan seputarnya. Penulis mencantumkan ayat hafalan untuk mengingatkan pembaca tentang inti bab yang telah dibahas di setiap akhir bab. Secara garis besar, buku ini mengajak pembaca untuk mengelola musik menjadi instrumen yang baik dan benar bagi kemuliaan Tuhan. Buku ini bagus bagi semua kalangan walaupun bisa menimbulkan kontroversi. Seperti apa itu? Bacalah buku ini seluruhnya. Peresensi: Dewi Irma Y. RESENSI BUKU ONLINE THE IMPORTANCE OF CHURCH MUSIC Penulis: Rev. James Cooper, M.A. Penerbit: F. & J. Rivington, London Ukuran buku: -- Tebal: 40 halaman Peranan musik dalam tata ibadah di gereja memang perlu. Kita bisa mengajak jemaat bersama-sama memuji Tuhan dengan lebih khidmat dengan iringan musik. Walaupun demikian, musik bukanlah hal yang paling utama. Kesungguhan hati untuk memuji Tuhan itulah yang lebih penting dan menyenangkan hati Allah. Pentingnya keberadaan musik di dalam gereja menggerakkan Pdt. James Cooper untuk menulis sebuah buku yang berkaitan dengan musik gereja. Tujuan utama bukunya ini adalah untuk menumbuhkan pengetahuan dan penggunaan musik gereja yang terus berkembang. Buku ini mengajak pembaca untuk memiliki persepsi yang benar tentang keberadaan musik dan bagaimana memanfaatkannya bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan. Cooper tidak membagi buku ini ke dalam bab-bab. Dia menjelaskan tentang pentingnya musik dalam gereja secara langsung dalam satu pembahasan. Meskipun demikian, isinya secara garis besar menekankan tentang 4 hal yang mendasar seperti berikut ini. 1. Penyesuaian hubungan mutual alami yang menunjukkan ekspresi yang benar untuk memuji Allah. 2. Bagaimana pengaruh musik terhadap perasaan kita, alat musik merupakan sesuatu yang menggetarkan hati, menggerakkan kita untuk menunjukkan ekspresi penyembahan kita akan Allah. 3. Kitab Suci mencatat penggunaan musik dan adanya pengudusan sebelum penggunaan. 4. Susunan liturgi gereja membutuhkan keberadaan musik. Buku berbahasa Inggris ini hanya setebal 40 halaman, untuk itu Anda bisa menyelesaikan pembacaannya dalam waktu yang singkat. Buku ini pantas menjadi dasar pelayanan dan kehidupan yang benar bagi para pelayan musik di gereja, gembala, maupun jemaat. Buku ini bisa dibaca dalam format PDF di: Nama situs: Google Buku Alamat URL: http://books.google.co.id/ books?hl=id&id=hnoEAAAAQAAJ&printsec=frontcover Tanggal akses: 18 Agustus 2010 Peresensi: Sri Setyawati ______________________________________________________________________ REFERENSI Pelanggan juga bisa membaca resensi dengan tema sejenis di alamat berikut. Up with Worship ==> http://gubuk.sabda.org/up+with+worship ______________________________________________________________________ ARTIKEL MENOLEH PRODUKSI BUKU TEMPO DULU Oleh: R. Masri Sareb Putra Tidak semua hal yang dilakukan Belanda di Nusantara jelek. Upaya Belanda melakukan alih teknologi percetakan di Jalan Prapatan (dekat gereja Anglikan di Jakarta sekarang), misalnya, pantas dipuji. Lalu jasa pemerintah kolonial memajukan budaya tulis-baca-cetak di Nusantara juga sungguh luar biasa. Belandalah yang merintis berdirinya Balai Pustaka. Yang menakjubkan adalah bagaimana Belanda membangun jaringan dan komunitas pecinta dan pembeli buku. Tidak lama setelah kemerdekaan Indonesia, masa kejayaan penerbitan buku ditorehkan. Terbitan perdana buku bisa menembus tiras 50 ribu -- rekor yang saat ini sulit untuk dicapai, bahkan oleh penerbit besar sekalipun. Rasanya, dibanding tempo dulu, kini dunia penerbitan buku mengalami kemunduran. Ada apa dengan dunia penerbitan buku Indonesia? Mengapa terbitan perdana sebuah buku jarang menembus angka tiga ribu? Daya belikah faktor penyebabnya? Tidak! Lihat saja di mal dan pusat perbelanjaan. Banyak orang punya uang, tapi mereka tidak membeli buku. Faktor melek huruf? Tidak juga! Lihat saja negara berkembang, seperti India dan Thailand. Buta huruf di sana cukup banyak, tapi masyarakatnya suka membaca dan banyak yang membeli buku. Kalau begitu, apanya yang salah? Penelitian yang pernah dilakukan LPPM menunjuk, faktor penyebabnya adalah perilaku konsumsi masyarakat Indonesia yang tidak kondusif. Selain pengaruh budaya lisan yang masih kental, kebiasaan orang berduit di Indonesia bukan membaca dan membeli buku, tapi menonton televisi. Jasa Kompeni Haruslah diakui, Kompeni sangat "berjasa" memelekhurufkan bangsa kita. Kompeni juga "berjasa" mengangkat pujangga-pujangga Nusantara muncul ke permukaan. Tak syak lagi, Balai Pustaka (Volklectuur) yang berdiri tahun 1917 adalah penerbit yang banyak melahirkan pujangga (dan penulis) lokal. Antara tahun 1917-1942, Balai Pustaka menerbitkan sekitar 2.000 judul buku. Tahun 1930, Balai Pustaka menjual 300.000 kopi buku (Eduard Kimman, 1981: 89). Tahun 1920-an, boleh dibilang mulai bangkitnya pujangga Nusantara, antara lain dengan terbitnya karya-karya berikut: 1. Nur Sutan Iskandar dengan "Apa Dajaku karena Aku Perempuan" (Indonesisische Drukkerij, 1922) dan "Tjinta jang Membawa Maut" (Balai Pustaka, 1926). 2. Sutan Takdir Alisjahbana dengan "Lajar Terkembang" (Balai Pustaka, 1926). 3. Armijn Pane dengan "Belenggu" (Pustaka Rakjat, 1940). 4. Hamka dengan "Tenggelamnja Kapal van der Wijck" dan "Merantau ke Deli" (1939). 5. Idrus dengan "Surabaja" (Merdeka Press, 1947). 6. Pramoedya Ananta Toer dengan "Krandji Bekasi Djatuh" (1947), Keluarga Gerilja (Pembangunan, 1950), "Di Tepi Kali Bekasi" (Gapura, 1951). 7. Mochtar Lubis dengan "Tidak Ada Hari Esok" (Gapura, 1950), "Djalan Tak Ada Udjung" (1952), "Sendja di Djakarta" (1963). 8. Nugroho Notosusanto dengan "Hudjan Kepagian" (1958). 9. Ajip Rosidi dengan "Perdjalanan Penganten" (1958). 10. Motinggo Boesje dengan "Nasihat untuk Anak-anak" (1963). 11. Chairil Anwar dengan "Deru Tjampur Debu dan Kerikil Tadjam jang Terampas dan jang Putus". Di samping penerbit yang dikembangkan Kompeni, penerbit asli Indonesia mula-mula berkembang di Sumatera, seperti misalnya Limbago Minangkabau, Drukkerij Merapi (Bukittinggi), dan Almoenir (Padang). Percetakan dan penerbit lokal mencetak dan menjual cerita-cerita lokal pula, seperti seri "Lukisan Poejangga", "Pergaulan", dan "Dunia Pengalaman". Setelah itu, berkembang produksi roman picisan di seluruh kota Sumatera. Baru kemudian, tahun 1917, mendapat saingan dari Jakarta dengan tampilnya Balai Pustaka. Tidak lama berselang setelah merdeka, 1947, tampil penerbit Pembangunan -- kerja sama antara Belanda dengan segelintir tokoh intelektual Indonesia. Tahun 1950, penerbit Pembangunan mempekerjakan 70 karyawan, 4 di antaranya orang Belanda. Sebagai penerbit, Pembangunan boleh dibilang sukses besar, dengan produksi yang cukup fantastis. Pembangunan menerbitkan karya-karya: Ir. Soekarno berjudul "Sarinah", edisi kedua, sebanyak 50.000 eksemplar (1951); Hatta dengan judul "Koperasi" (1954); Chairil Anwar dengan "Deru Tjampur Debu" (1949). Antara tahun 1949-1956, diterbitkan 50-70 judul buku. Penerbit Pembangunan menjadi market leader penerbit buku, dengan meraup 50% pasar saat itu. Djambatan pada 1953 menjadi penerbit yang agresif, dengan Roeswita Pamuntjak sebagai tokoh penting. Saat itu, Djambatan yang berkantor di Jalan Kramat Raya mempekerjakan 30 karyawan. Struktur organisasi penerbitan sudah mengenal adanya pembagian tugas yang jelas antara redaksi dan pemasaran. Jumlah produksi per tahun antara 150-200 judul, dengan tiras antara 3.000-7.500 eksemplar. Tahun 1953, Masagung (Tjio Wie Tay) dan rekannya Adisuria (The Kie Hoat) mendirikan N.V. Gunung Agung. Hingga 1964, Gunung Agung menolak menjadi anggota asosiasi penerbit Indonesia. Gunung Agung mengkhususkan pada penerbitan biografi, yang dicetak antara 3.000 -- 5.000 eksemplar. Sepanjang sejarahnya, biografi Soekarno yang paling laris, terjual 150.000 eksemplar. Memasuki dekade 1970-an, dunia penerbitan (dan percetakan) memulai babak baru, dengan lahirnya Percetakan dan Penerbit PT Gramedia. Mula-mula Gramedia menerbitkan buku terjemahan, lalu menerbitkan kamus-kamus. Kemudian, Gramedia membukukan cerita bersambung yang dimuat harian Kompas, seperti "Karmila" karya Marga T. yang hingga kini mengalami cetak ulang lebih dari 20 kali. Di tahun 1970-an itu pula, banyak lahir penerbit baru. Apalagi suasana sangat kondusif, dengan diproyekkannya sejumlah buku bacaan oleh pemerintah, yang dikenal dengan Proyek Inpres Bacaan. Di era 1970-an, ketika televisi, radio, dan film mulai masuk ke dalam kehidupan masyarakat, pengaruh media elektronik dianggap sebagai biang mengapa orang malas membaca. Dekade 1980, 1990, hingga memasuki milenium baru, pengaruh televisi tetap yang paling pokok disebut-sebut sebagai faktor yang memengaruhi budaya baca masyarakat. Meskipun media cetak, termasuk buku, lebih dulu hadir sebagai produk budaya, pengaruh media elektronik merasuk kehidupan umat manusia tanpa dapat dibendung. Gejala umum menunjukkan, dalam konfigurasi perilaku konsumen terhadap media, maka buku menduduki posisi paling bawah. Hierarki kebutuhan masyarakat terhadap media adalah sebagai berikut: (1) televisi; (2) radio; (3) surat kabar; (4) majalah; (5) buku. Televisi itu "rakus", demikian kata para pakar. Hal itu karena kehadiran televisi serta-merta memengaruhi pola hidup dan pola konsumsi masyarakat. Semakin ke bawah, semakin sedikit pula konsumen media. Dan buku? Dari zaman kolonial sampai kini terus-menerus dihadapkan pada masalah klasik: segmen yang sangat kecil, dengan Jawa (plus Madura) dan Sumatera sebagai pasar utama. Eduard Kimman mencatat, pada zaman kemerdekaan di tahun 1930-an, menurut sensus 1930, terdapat 14,8 penduduk melek huruf di Nusantara. Meski demikian, budaya membaca sangat tinggi waktu itu. Pulau Jawa dan Madura tercatat paling banyak jumlah taman bacaannya yang diprakarsai oleh Balai Pustaka. Sebagai contoh, tahun 1925 terdapat 2.200 taman pustaka yang buku-bukunya diterbitkan dalam berbahasa Melayu. Selain itu, terdapat 400 perpustakaan serupa yang tidak diprakarsai Balai Pustaka, yang menyediakan buku. ltu berarti, di tahun 1925, terdapat 2.600 perpustakaan, dan data buku yang dipinjam sekitar 1,9 juta setahun. Tahun 1930 meningkat menjadi 3.000 perpustakaan, dengan peminjam per tahun 2,7 buku. ltulah cikal-bakal masyarakat perbukuan, yang terus berkembang hingga kini. Di Amerika Serikat, setiap bulan November dirayakan Book Week (pekan buku). Di Indonesia, Hari Buku Nasional diperingati setiap tanggal 17 Mei. Peringatan tersebut ditetapkan dalam Kongres Persatuan Toko Buku Indonesia (PTBI) yang diadakan pada Juni 1958. Dalam suasana memperingati Hari Buku Nasional, sebagai bagian dari mata rantai penerbitan buku, sekaligus insan perbukuan, kita patut berhenti sejenak, berefleksi, dan bertanya: mengapa kita mengalami kemunduran? Diambil dan disunting dari: Judul artikel: Menoleh Produksi Buku Tempo Doeloe Judul majalah: Matabaca, Juni 2005 Penulis: R. Masri Sareb Putra Penerbit: PT. Gramedia, Jakarta 2005 Halaman: 14 -- 16 ______________________________________________________________________ DARI HALAMAN REDAKSI MARI BERPARTISIPASI DALAM PUBLIKASI e-BUKU Segala puji bagi Tuhan kita, Yesus Kristus! Tahun 2010 ini adalah tahun ke-5 bagi e-Buku menemani Pelanggan terkasih semua. Dengan setia e-Buku menghadirkan resensi-resensi buku (cetak dan elektronik), artikel, tip, kesaksian buku, dan informasi-informasi penting lainnya ke hadapan Pelanggan setiap bulannya. Publikasi e-Buku, yang kini sudah merambah jejaring sosial Facebook dan Twitter, tetap akan selalu memberikan informasi-informasi seputar literatur Kristen kepada Pelanggan. Namun demikian, di tengah-tengah perkembangan e-Buku, kami tetap membutuhkan bantuan dan partisipasi Pelanggan terkasih. Untuk itu Redaksi e-Buku selalu mengharapkan saran dan kritik Anda. Apabila Anda ingin menyampaikan ucapan selamat ulang tahun, kami pun akan menyambutnya dengan sukacita. Silakan kirimkan partisipasi Anda ke redaksi e-Buku dengan alamat: ==> < buku(at)sabda.org > Atas perhatian dan apresiasi Anda, kami mengucapkan terima kasih. Tuhan memberkati. ______________________________________________________________________ STOP PRESS PUBLIKASI e-SH Terbitnya publikasi e-SH ini dilatarbelakangi perlunya bahan renungan versi elektronik yang tersusun secara teratur dan sistematis bagi masyarakat Kristen Indonesia pengguna internet sehingga memungkinkan mereka melakukan saat teduh dengan menggunakan media internet. Karena itu, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) bekerja sama dengan Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA) menghadirkan publikasi e-SH, yaitu publikasi yang menyajikan bahan saat teduh yang diterbitkan secara teratur oleh PPA dan diterbitkan secara elektronik oleh YLSA. Jika Anda ingin mendapatkan bahan saat teduh ini secara gratis setiap hari, kirim email kosong ke alamat: < subscribe-i-kan-akar-Santapan-Harian(at)hub.xc.org > atau menghubungi redaksi di alamat: < sh(at)sabda.org > Selamat bersaat teduh! ______________________________________________________________________ Musik adalah pewahyuan yang lebih tinggi daripada filsafat. ______________________________________________________________________ EDISI BULAN DEPAN EDISI BULAN DEPAN: NOVEMBER, DESEMBER # November: Pria dalam Alkitab Mengetengahkan berbagai resensi buku cetak berkaitan dengan pria dalam Alkitab. # Desember: Karunia Roh Menyajikan beberapa resensi buku cetak seputar karunia roh. Pelanggan terkasih, Anda diundang untuk berpartisipasi dalam pelayanan ini. Caranya mudah! Kirimkan resensi dengan tema di atas, informasi buku baru, artikel dan tip seputar buku, maupun kesaksian buku kepada Redaksi e-Buku. Jika Pelanggan ingin mengirimkan resensi dengan tema bebas juga boleh. Tulisan Pembaca pasti akan memberkati pelanggan yang lain. Segera kirimkan ke email kami di: ==> < buku(at)sabda.org > Kami sangat mengharapkan keikutsertaan Pembaca terkasih dalam pelayanan ini. Terima kasih atas perhatian Pembaca, Tuhan Yesus memberkati. ______________________________________________________________________ PENERBIT EDISI INI YAYASAN ANDI Alamat: Jl. Beo 38-40, Yogyakarta 55281 Telp.: (0274) 55281 E-mail: pemasaran@andipublisher.com Alamat URL: http://www.andipublisher.com LEMBAGA LITERATUR BAPTIS Alamat: Jl. Tamansari 16, Bandung 32767 Telp.: (022) 4203484, Fax: (022) 4239734 Email : llb@bdg.centrin.net.id atau penerbit_baptis@yahoo.com GLORIA GRAFFA/GLORIA CYBER MINISTRIES Alamat: Jl. Supadi 2/Jl. F.M. Noto 19, Kotabaru, Yogyakarta 55224 Telp./Fax.: 0274-580009 E-mail: jogja@glorianet.org atau gcm@glorianet.org Alamat URL: http://www.glorianet.org Majesty Music, Inc. P.O. Box 6524, Greenville, SC 29606, USA F. & J. Rivington, London ______________________________________________________________________ Terbit Perdana 17 November 2005 Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di: http://www.sabda.org/publikasi/e-buku http://gubuk.sabda.org Komunitas e-Buku juga bisa bergabung di Facebook kami: http://fb.sabda.org/buku ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Sri Setyawati Staf Redaksi: Ami Grace Y. Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-buku(at)hub.xc.org > Kontak e-Buku: < buku(at)sabda.org > ______________________________________________________________________ "Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar." (1 Timotius 4:13) < http://alkitab.sabda.org/?1Timotius+4:13 > ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright (c) 2010 e-Buku / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |