Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/150 |
|
e-Buku edisi 150 (20-1-2015)
|
|
e-Buku -- Kekristenan Dalam Dunia Kerja (I) Edisi 150/Januari 2015 DAFTAR ISI: RENUNGAN: TUAN ROGERS RESENSI 1: ALLAH DI PEKERJAAN RESENSI 2: SMART AT WORK TIP: TUJUH RAMBU MEMBACA BAGI BALITA STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS PASKAH DARI YLSA! Salam kasih dalam Kristus, Apa kabar, Pelanggan e-Buku? Sudahkah Anda berbagi berkat melalui buku-buku yang Anda baca? Publikasi e-Buku membuka tahun yang baru ini dengan mengangkat tema mengenai kekristenan dalam dunia kerja. Apakah Anda rindu menjadi saksi Kristus di tempat Anda bekerja? Simaklah renungan dan dua resensi buku yang redaksi siapkan ini untuk memahami lebih jauh mengenai bagaimana menjalani bisnis yang "diurapi" dan menjadi pribadi yang "smart" dalam dunia kerja demi kemuliaan nama Tuhan. Selain itu, ada juga tip menarik bagi Anda yang sedang mendampingi balita Anda membaca. Semoga sajian e-Buku bulan ini bermanfaat bagi Pelanggan e-Buku sekalian. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-Buku, Adiana < ade(at)in-christ.net > < http://gubuk.sabda.org/ > "Buku adalah sahabat-sahabatku, rekan-rekan seperjalananku. Mereka membuatku tertawa, menangis, dan menemukan makna kehidupan." (Christopher Paolin) RENUNGAN: TUAN ROGERS Bacaan: Kolose 3:22-4:1 Nas: Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23) Almarhum Fred Rogers, penggagas dan pembawa acara program televisi yang sangat digemari anak-anak berjudul "Mister Rogers` Neighborhood" (Tetangga Tuan Rogers), memiliki pemahaman khusus mengenai pelayanan dan pekerjaannya. Istrinya, Joanne, berkisah kepada wartawan, "Saya selalu mengingatkan orang bahwa suami saya adalah pendeta Presbiterian dan itu adalah pelayanannya. Pekerjaannya pun adalah pelayanannya, dan ia mencintai pekerjaannya. Sungguh, ia sangat mencintai pekerjaannya. Itulah yang membuat saya sedih kehilangan dia. Saya kira ia bisa melakukan pekerjaan itu lebih lama lagi jika ia bisa, tetapi ia menerima takdirnya dengan segenap hati dan siap untuk pergi ke surga." Mungkin kita merasa bahwa pekerjaan bersifat sekuler, dan menganggap memimpin Pemahaman Alkitab sebagai hal yang rohani. Padahal, Alkitab tidak membuat pembedaan seperti itu. Paulus memerintahkan umat kristiani untuk bekerja "jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan". "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya." (Kolose 3:22-24) Apabila kita menghormati Allah dan menolong sesama, pekerjaan serta pelayanan kita akan berpadu menjadi sebuah pelayanan yang menyenangkan Tuhan. Tuan Rogers telah menunjukkan kepada kita bagaimana cara melakukannya di lingkungan kita. Pekerjaan Sehari-hari yang Dikerjakan bagi Allah Memiliki Nilai Kekekalan Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Alkitab SABDA Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=1468 Penulis renungan: David McCasland Tanggal akses: 5 November 2014 RESENSI 1: ALLAH DI PEKERJAAN Judul buku: Allah di Pekerjaan -- Menemukan Pengurapan untuk Dunia Bisnis Judul asli: God @ Work Penulis/Penyusun: Rich Marshall Penerjemah: Budijanto Editor: Mersis B. Parhusip Penerbit: Harvest Publication House, Jakarta 2003 Ukuran buku: 18,5 x 13 cm Tebal: 283 halaman ISBN: 979-9062-69-1 Buku Online: http://books.google.co.id/books?id=CvD9UTbrnSwC&pg=PA1&source=gbs_toc_r&cad=3#v=onepage&q&f=false Surat 1 Petrus 2:9 menulis, "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:" Ya, Petrus menegaskan bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk "keluar" dan memberitakan Injil keselamatan demi kemuliaan nama- Nya. Lantas, apakah semua orang percaya harus memberi diri mereka sepenuh waktu untuk melayani di gereja sebagai imam atau hamba Tuhan? Buku "Allah di Pekerjaan" menyampaikan gagasan berbeda dengan mengajak kita melihat konsep penginjilan dari sudut pandang dunia bisnis. Selama lebih dari 40 tahun, penulis buku ini, Rich Marshall, telah berpengalaman sebagai gembala dan perintis gereja. Kini, ia menerima panggilan Tuhan dengan melayani sebagai seorang konsultan bagi usaha- usaha, baik di sektor swasta maupun nirlaba. Ia dan istrinya, Wilma, mendirikan ROI Leadership, sebuah pelayanan yang menginspirasi dan memperlengkapi komunitas bisnis melalui seminar-seminar "Pengurapan bagi Bisnis". Topik ini dibagi ke dalam tiga belas bab. Pada bab pertama, penulis membukakan kepada pembaca tentang adanya panggilan sebagai "raja", di samping panggilan sebagai "imam". Penulis mendefinisikan "raja-raja" sebagai orang-orang yang bergairah terhadap Kerajaan Allah dan memiliki integritas serta karakter moral yang tinggi. Orang-orang inilah yang memberikan dampak pada dunia, khususnya dunia bisnis, bagi kemuliaan nama Tuhan. Pada bab-bab selanjutnya, penulis juga mengemukakan tentang pentingnya gereja memanggil, memperlengkapi, dan mengutus para raja untuk menjangkau kota dan mengubah dunia bisnis. Walau menggunakan bahasa yang sederhana, buku ini mengandung makna mendalam karena membuka wawasan, baik kepada gereja maupun pelaku bisnis, yang sesungguhnya dipanggil bersama-sama untuk bersinergi menjadi garam dan terang bagi dunia. Bagi Anda yang rindu menjangkau jiwa-jiwa di tempat Anda bekerja sekarang, silakan menjadikan buku "Allah di Pekerjaan" sebagai referensi bacaan yang bermanfaat bagi Anda. Peresensi: Adiana RESENSI 2: SMART AT WORK Judul buku: Smart at Work -- Bersikap Tepat di Saat yang Tepat Judul asli: -- Penulis/Penyusun: Indayati Oetomo Penerjemah: -- Editor: Eva Yunita Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006 Ukuran buku: 23 x 15 cm Tebal: 87 halaman ISBN: 979-763-457-4 Buku Online: -- Tempat bekerja biasanya menjadi dunia kedua kita setelah keluarga, meskipun ada yang hidup sebaliknya. Itulah sebabnya, mengalami stres di tempat kerja menjadi pengalaman yang dialami setiap pekerja di semua level. Dinamika dunia kerja memang tidak banyak disadari dan direspons dengan tepat oleh setiap pekerja. Stres yang dialami pekerja sering kali disebabkan oleh ketidaktahuan seseorang untuk bekerja secara cerdas (smart). Buku "Smart at Work" mengajarkan berbagai etika di dunia kerja yang harus dikuasai seseorang agar dapat bekerja dengan cerdas, dan keras tentunya. Buku ini dikemas dalam empat bab utama, yang masing-masing bab terdiri dari lima poin. Format ini cukup unik karena menolong pembaca untuk selalu mengingat hanya lima poin dalam setiap pembahasan. Misalnya, pada bab 3, penulis menjelaskan lima kiat sederhana untuk meraih karier gemilang, yaitu bersikap dewasa, menjadi pribadi yang berwibawa, sukses bergaul, "jual diri", dan menciptakan suasana "homy" di tempat kerja. Kelima hal inilah yang harus diterapkan seseorang di tempat kerja untuk memiliki karier yang gemilang menurut penulis. Sebagai seorang direktur internasional di sekolah kepribadian John Robert Powers, Indayati Oetomo, penulis buku ini, rasanya tidak dapat diragukan kemampuannya dalam mengenali dan mengembangkan sikap di dunia kerja. Sebagaimana diketahui, sekolah John Robert Powers mengkhususkan pendidikan dalam hal pengembangan dan peningkatan kepribadian, serta keterampilan eksekutif. Selain buku ini, beliau juga aktif menulis di majalah Bahana. Meskipun dikemas dalam bahasa yang sederhana, buku ini bersifat konseptual, dan kurang menyertakan contoh-contoh kasus di dunia kerja yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Karena itu, pembaca harus menerawang sendiri kasus-kasus yang mereka hadapi di tempat kerja dan mencoba menerapkan prinsip-prinsip bekerja cerdas dalam buku ini. Juga, buku ini kurang diimbangi dengan prinsip dan nilai-nilai kekristenan dalam bekerja secara cerdas. Etos kerja Kristen kurang mendapat penekanan karena prinsip-prinsip kerja cerdas yang ditawarkan tidak disertai pandangan alkitabiah mengenai hal itu. Bagaimanapun juga, buku ini memberikan informasi yang dapat kita praktikkan di tempat kerja, terutama ketika kita mengalami masalah di tempat kerja. Peresensi: Berlin B. TIP: TUJUH RAMBU MEMBACA BAGI BALITA Tepat jika Anda ingin mengajarkan balita Anda membaca sejak dini. Dan, jika akhirnya balita Anda senang membaca, biasakan pula dengan cara- cara membaca yang benar agar kesehatan matanya tetap terjaga. Berikut tujuh rambu membaca: 1. Sambil tiduran. Posisi ini mengundang risiko. Pertama, mata cepat lelah karena tangan mudah pegal sehingga posisi buku makin turun. Ini membuat jarak buku dengan mata semakin dekat. Saat berbaring, otot mata pun akan menarik bola mata ke arah bawah sehingga bola mata tidak dalam kondisi rileks. Kedua, ketika berbaring, biasanya cahaya yang menerangi tulisan tidak maksimal. Tip bagi orang tua: Biasakan anak membaca dalam posisi duduk tegak. Jika ingin membacakan dongeng sebelum tidur, tumpuk bantal sampai agak tinggi untuk Anda dan balita bersandar. Jangan meredupkan lampu sebelum acara mendongeng tuntas. 2. Membaca di mobil. Balita akan mual dan pusing setelah beberapa menit membaca. Penyebabnya, mata balita terfokus pada tulisan di buku yang diam tidak bergerak. Padahal, telinga -- yang menjadi pusat pendeteksi keseimbangan tubuh -- mengirimkan informasi bahwa balita sedang melakukan gerakan dan berpindah tempat. Informasi tak sejalan itu bisa membingungkan otak sehingga memicu keluhan pusing, mual, dan pandangan berkunang-kunang. Tip buat orang tua: Supaya balita tidak rewel dalam perjalanan, lebih baik putar lagu favoritnya atau mengajaknya mengobrol. Menonton DVD di mobil sama berisikonya dengan membaca. 3. Di tempat gelap. Di ruangan gelap, mata harus mengatur fokus secara maksimal agar objek terlihat jelas. Memfokuskan penglihatan pada huruf-huruf kecil akan membuat mata bekerja "mati-matian" sehingga cepat lelah dan perih. Kekurangan cahaya juga mendorong balita untuk memegang buku lebih dekat ke matanya untuk memperjelas penglihatan. Kebiasaan itu bisa membuat matanya berisiko terkena rabun jauh atau "myopia". Tip bagi orang tua: Periksa kekuatan lampu utama dan lampu meja di ruang belajar atau ruang di tempat anak sering membaca. Untuk penerangan sehari-hari, bola lampu susu lebih baik daripada neon karena memiliki filter yang meredam cahaya silau. Untuk lampu duduk, pilih lampu berkekuatan 40 -- 60 watt. 4. Terlalu lama. Terlalu lama memfokuskan pandangan membuat otot mata bekerja berat dan berisiko menimbulkan perubahan pada fokus mata sehingga berpotensi menimbulkan rabun jauh. Biasakan balita mengistirahatkan mata dengan memejamkan mata atau memandang ke arah lain yang jauh, setiap 30 menit sekali. Ingatkan juga untuk sering berkedip guna membersihkan dan mempertahankan kelembapan mata. Nasihat untuk sering melihat pemandangan hijau juga ada baiknya diterapkan setiap hari. Tip bagi orang tua: Jangan senang dulu melihat balita tahan membaca buku berjam-jam. Pasalnya, bisa-bisa tak lama lagi dia harus berkacamata. Ajak dia beraktivitas fisik atau bermain musik sebagai selingan membaca. 5. Terlalu dekat. Jarak antara buku dan mata yang terlalu dekat akan mengurangi luas bidang pandang dan membuat mata bekerja lebih keras. Sebaliknya, jarak terlalu jauh membuat tulisan kurang jelas dan terlihat kabur. Jarak pandang ideal membaca adalah 30 cm dari mata. Tip bagi orang tua: Karena terlalu antusias, balita sering menarik buku sedekat mungkin ke matanya. Ingatkan balita agar selalu menjaga jarak pandang yang aman. 6. Di bawah terik matahari. Sinar matahari yang terik akan menyilaukan dan membuat pantulan cahaya yang tidak nyaman dari buku ke mata. Paparan sinar ultraviolet berlebihan ke mata juga berpotensi merusak struktur anatomis organ penglihatan. Cahaya lampu neon, layar televisi, komputer, dan sinar matahari adalah penghasil sinar biru, sinar yang bisa merusak mata. Meski tidak menyebabkan kebutaan total, tetapi bisa menimbulkan kelainan penglihatan, seperti luka atau bercak di retina mata. Tip bagi orang tua: Membaca di tepi kolam renang? Boleh, tetapi sebelum pukul 9.00 pagi atau setelah pukul 16.00 sore ketika sinar matahari tidak menyengat. 7. Sambil makan. Selagi makan, separuh aliran darah dari seluruh tubuh difokuskan ke perut untuk mencerna makanan. Itu sebabnya, membaca sambil makan akan mengurangi asupan zat gizi ke mata, dengan demikian bisa melemahkan otot mata. Akibat paling ekstrem, kegiatan membaca sembari makan bisa membuat pandangan balita agak kabur pada saat itu. Tip bagi orang tua: Biasakan balita makan di meja makan bersama anggota keluarga lain. Makan sambil membaca atau menonton TV dan bermain akan membuat balita kurang menikmati makanan dan makan lebih lama dari seharusnya. Yuk, ajarkan kebiasaan membaca yang benar pada balita Anda. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Ayah Bunda Alamat URL: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/7.rambu.membaca/001/001/788/2/4 Judul asli artikel: 7 Rambu Membaca Penulis artikel: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 18 Agustus 2014 STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS PASKAH DARI YLSA! Apakah Anda ingin mengerti lebih dalam tentang makna Paskah? Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > melalui program Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam (PESTA) kembali membuka Kelas Diskusi PASKAH 2015. Dalam kelas diskusi ini, akan dibahas topik-topik diskusi seputar kematian dan kebangkitan Kristus. Pastinya setiap peserta akan lebih diperkaya lagi tentang makna Paskah yang sejati melalui kelas ini. Diskusi akan dilangsungkan melalui milis diskusi (email) dan berjalan selama 1 bulan (23 Februari -- 30 Maret 2015). Anda dapat mengikuti kelas diskusi ini tanpa dipungut biaya apa pun (GRATIS)! Pendaftaran dibuka mulai 15 Januari -- 15 Februari 2015. Segeralah mendaftarkan diri ke Admin PESTA di < kusuma(at)in- christ.net > Kami tunggu! Kontak: buku(at)sabda.org Redaksi: Adiana dan S. Setyawati Berlangganan: subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-buku/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |