Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/106

e-BinaSiswa edisi 106 (1-10-2018)

Mengenal Sejarah Reformasi Gereja (1)

Mengenal Sejarah Reformasi Gereja (1) -- Edisi 106/I/Oktober 2018
 
Mengenal Sejarah Reformasi Gereja (1)
Edisi 106/I/Oktober 2018
 
e-BinaSiswa Salam damai sejahtera,

Salah satu tokoh reformasi yang mengubah kekristenan, yang dampak baik dari perjuangannya masih kita rasakan hingga saat ini, adalah Martin Luther. Ia adalah tokoh sejarah reformasi dari Jerman yang mengeluarkan protes atas praktik-praktik menyimpang yang dilakukan oleh gereja Katolik Roma, termasuk dalam pengajaran. Dari semua aksi protes Martin Luther, hal yang paling memengaruhi iman kekristenan adalah hasil pencariannya mengenai kebenaran. Dia menemukan pengertian yang baru mengenai perkataan Paulus dalam Roma 1:16-17. Luther mengartikan kebenaran sebagai anugerah Allah, bukan karena hasil perbuatan manusia. Kebenaran Allah adalah sikap Allah terhadap orang-orang berdosa yang membenarkan manusia berdosa karena kebenaran-Nya.

Aksi protes dan pencarian Martin Luther mengenai kebenaran menimbulkan banyak konflik dari berbagai pihak. Namun, Martin Luther tidak menyerah karena kebenaran yang ditemukan dalam Alkitab harus dinyatakan dan diperjuangkan. Melihat kukuhnya perjuangan Martin Luther dalam kekristenan, seharusnya menjadi semangat juga bagi kita sebagai orang percaya untuk menyatakan kebenaran. Kiranya artikel ini menyadarkan kita bahwa perjuangan yang dilakukan oleh tokoh reformasi gereja, yaitu Luther, memengaruhi kekristenan dan iman kita saat ini. Selamat menikmati sajian kami. Tuhan Yesus memberkati.

Lena L.

Staf redaksi e-BinaSiswa,
Lena L.

 

TOKOH Martin Luther

Martin Luther

Dilahirkan pada 10 November 1483 dalam sebuah keluarga petani di Eisleben, Thüringen, Jerman, Luther beroleh nama Martinus pada 11 November 1483 ketika dibaptiskan. Ayahnya bernama Hans Luther dan ibunya bernama Margarethe. Keluarga Luther adalah keluarga yang saleh seperti biasanya golongan petani di Jerman.

Luther mendapatkan pendidikan dasarnya di Mansfeld, sebuah kota tempat ayahnya terpilih sebagai anggota Dewan Kota Mansfeld, setelah pindah ke sana pada 1484. Pendidikan menengah dikecapnya di Magdeburg di sebuah sekolah yang diasuh oleh "saudara-saudara yang hidup rukun" (Broederschap des Gemenen Levens).

Pada tahun 1501, Luther memasuki Universitas Erfurt, suatu universitas terbaik di Jerman pada masa itu. Di sini, ia belajar filsafat, terutama Filsafat Nominalis Occam dan teologi Skolastika, serta untuk pertama kalinya Luther membaca Alkitab Perjanjian Lama yang ditemukannya dalam perpustakaan universitas tersebut. Orang tuanya menyekolahkan Luther di sekolah ini untuk persiapan memasuki fakultas hukum. Mereka menginginkan agar anak mereka menjadi seorang ahli hukum.

Pada tahun 1505, Luther menyelesaikan studi persiapannya dan sekarang ia boleh memasuki pendidikan ilmu hukumnya. Namun, pada 2 Juni 1505, terjadi suatu peristiwa yang membelokkan seluruh kehidupannya. Dalam perjalanan pulang dari Mansfeld ke Erfurt, tiba-tiba turun hujan lebat yang disertai dengan guntur dan kilat yang hebat. Luther sangat ketakutan. Ia merebahkan dirinya ke tanah sambil memohon keselamatan dari bahaya kilat. Luther berdoa kepada Santa Anna, yaitu orang kudus yang dipercayai sebagai pelindung dari bahaya kilat, sebagai berikut.

"Santa Anna yang baik, tolonglah aku! Aku mau menjadi biarawan."

Pada 16 Juli 1505, ia memasuki biara Serikat Eremit Augustinus di Erfurt dengan diiringi oleh sahabat-sahabatnya. Orang tuanya tidak turut mengantarkannya karena mereka tidak menyetujui keputusan Luther tersebut.

Luther berusaha untuk memenuhi peraturan-peraturan biara melebihi para biarawan lainnya. Ia banyak berpuasa, berdoa, dan menyiksa diri sehingga terlihat paling saleh dan rajin di antara semua biarawan. Ia mengaku dosanya di hadapan imam setidaknya sekali seminggu. Dalam setiap ibadah doa, Luther mengucapkan 27 kali doa Bapa Kami dan Ave Maria. Luther membaca Alkitab dengan rajin dan teliti. Semua itu diperbuatnya untuk mencapai kepastian tentang keselamatannya. Sebenarnya, Luther mempunyai pergumulan yang berat, yaitu bagaimana memperoleh seorang Allah yang berbelas kasih. Gereja mengajarkan bahwa Allah adalah seorang hakim yang akan menghukum orang yang tidak benar dan melepaskan orang yang benar. Luther merasa ia tidak mungkin menjadi orang yang benar. Ia pasti mendapat hukuman dari Allah yang akan bertindak sebagai hakim itu. Meski telah menjadi biarawan, pergumulan rohani itu tidak kunjung selesai. Pergumulannya ini diceritakannya kepada pemimpin biara di Erfurt, yaitu Johann von Staupitz. Johann von Staupitz menasihatkannya agar tidak memikirkan apakah ia diselamatkan atau tidak. Yang penting adalah percaya kepada rahmat Kristus dan memandang kepada luka-luka Kristus.

Sementara Luther bergumul mencari Allah yang rahmani itu, Luther ditahbiskan menjadi imam pada 2 Mei 1507. Orang tua serta beberapa sahabatnya hadir pada upacara penahbisan tersebut, serta menerima ekaristi pertama yang dilayani oleh Martin Luther. Kemudian Johann von Staupitz mengirim Luther untuk belajar teologi di Wittenberg sambil mengajar filsafat moral di sana. Itulah sebabnya, Luther dipindahkan ke biara Augustinus di Wittenberg pada tahun 1508. Namun, setahun kemudian, ia kembali lagi ke Erfurt untuk mengajar dogmatika.

Di biara Erfurt, Luther mendapat kepercayaan dari pemimpin biara di Jerman untuk membahas peraturan-peraturan serikatnya di Roma pada tahun 1510. Luther sangat gembira karena dengan demikian, ia akan berhadapan muka dengan Bapa Suci di Roma, serta berziarah ke tempat-tempat kudus dan berdoa di tangga Pilatus untuk pembebasan jiwa kakeknya dari api penyucian.

Luther ditemani oleh seorang biarawan serta seorang bruder berjalan kaki dari Erfurt ke Roma. Di Roma, Luther tinggal selama empat minggu lamanya. Luther mengunjungi tempat-tempat kudus dan dengan lutut yang telanjang merangkak naik Scala Santa sambil mendoakan jiwa kakeknya di api penyucian. Scala Santa ini adalah sebuah tangga naik yang terdiri dari 28 anak tangga yang dipercayai sebagai tangga Pilatus yang dipindahkan dari Yerusalem ke Roma.

Di Roma, Luther melihat keburukan-keburukan yang luar biasa. Para klerus hidup seenaknya saja. Nilai-nilai kekristenan sangat merosot di kota suci ini. Dalam kekecewaannya, Luther berkata, "Jika seandainya ada neraka, berarti Roma telah dibangun di dalam neraka." Luther telah mempunyai kesan bahwa dahulu Roma adalah kota yang tersuci di dunia, tetapi kini menjadi yang terburuk. Roma dibandingkannya dengan Yerusalem pada zaman nabi-nabi. Sekalipun demikian, kepercayaan Luther terhadap Gereja Katolik Roma tidak tergugat.

Pergumulan Martin Luther

Setelah kembali dari Roma, Luther pindah ke biara di Wittenberg pada tahun 1511. Ia tinggal di sini sampai ia meninggal. Atas dorongan Johann von Staupitz, Luther belajar lagi sampai memperoleh gelar doktornya pada tahun 1512. Johann von Staupitz melihat bahwa Luther adalah seorang yang sangat pandai sehingga dianggap cocok untuk menjadi mahaguru. Di Wittenberg telah dibuka sebuah universitas baru oleh Frederick III yang bijaksana pada tahun 1502. Frederick bersimpatik dengan Luther tatkala Frederick mendengar khotbah Luther sehingga ia mengangkat Luther menjadi mahaguru di universitasnya itu. Selain itu, Luther diangkat menjadi pengawas dan pengurus dari sebelas biara serikatnya di Jerman.

Di Universitas Wittenberg, Luther mulai mengajarkan tafsiran kitab Mazmur, kemudian surat Roma, Galatia, dan surat Ibrani. Sementara itu, pergumulan rohaninya mencari Allah yang rahmani terus berjalan. Barangkali pada tahun 1514, Luther menemukan jalan keluar dari pergumulannya itu. Ia menemukan pengertian yang baru tentang perkataan-perkataan Paulus dalam Roma 1:16-17. Luther mengartikan kebenaran Allah sebagai anugerah Allah yang menerima orang-orang yang berdosa serta berputus asa terhadap dirinya, tetapi yang menolak orang-orang yang menganggap dirinya baik. Kebenaran Allah adalah sikap Allah terhadap orang-orang berdosa yang membenarkan manusia berdosa karena kebenaran-Nya. Tuhan Allah mengenakan kebenaran Kristus kepada manusia berdosa sehingga Tuhan Allah memandang manusia berdosa sebagai orang-orang benar. Tentang penemuannya itu, Luther menulis, "Aku mulai sadar bahwa kebenaran Allah tidak lain daripada pemberian yang dianugerahkan Allah kepada manusia untuk memberi hidup kekal kepadanya; dan pemberian kebenaran itu harus disambut dengan iman. Injillah yang menyatakan kebenaran Allah itu, yakni kebenaran yang diterima oleh manusia, bukan kebenaran yang harus dikerjakannya sendiri. Dengan demikian, Tuhan yang penuh belas kasih itu membenarkan kita oleh anugerah dan iman saja. Aku seakan-akan diperanakkan kembali dan pintu firdaus terbuka bagiku. Pandanganku terhadap seluruh Alkitab berubah sama sekali karena mataku sudah celik sekarang." Luther menyampaikan penemuannya itu dalam kuliah-kuliahnya.

Baca selengkapnya »

Unduh Audio

Sumber asli:
Judul buku : The Gospel Coalitions
Judul asli artikel : Luther, Martin
Penulis : Drs. F.D. Wellem, M.Th.
Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999
Halaman : 168 -- 175

Diambil dari:
Nama situs : Bio-Kristi
Alamat situs : http://biokristi.sabda.org/martin_luther_1483_1546
Tanggal akses : 23 Agustus 2018
 

RENUNGAN Reformasi

Syair pertama dari sebuah lagu yang kerap menggugah kalbuku berbunyi demikian: "Darah kaum martir yang belum kering, yang menyirami jalan salib." Pernahkah Anda berhenti untuk memikirkan maknanya dan menyelami pernyataannya? Entah mengapa, syair tadi sering terbersit saat saya memikirkan sebuah peristiwa sejarah yang besar. Begitu pula saat saya mengingat kembali salah satu peristiwa terbesar dalam perjalanan hidup gereja atau bahkan dunia, yaitu Reformasi.

Dalil Martin Luther

Gereja memang akan terus mengalami reformasi. Semper reformanda. Namun, tentu saja peristiwa reformasi yang dimaksudkan adalah Reformasi yang titik apinya dimulai pada 31 Oktober 1517. Pada hari itu, Martin Luther, seorang pastor dari Ordo Agustinian, memakukan 95 tesis di pintu gerbang gereja Castle di Wittenberg, dan sejak itu, Reformasi menjalar bak api yang tak terpadamkan. Anda tahu, awalnya Luther tidak pernah bermaksud untuk mereformasi gereja Roma Katolik saat itu. Luther hanya bermaksud untuk menantang para "penguasa" gereja untuk mendiskusikan 95 tesis yang diajukannya dengan memakukannya di pintu gerbang gereja All Saints yang juga dikenal dengan sebutan gereja Castle. Pintu gerbang gereja saat itu memang berfungsi sebagai media buletin. Tanpa ditanya lagi, dengan cepat 95 tesis tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman serta diperbanyak oleh mesin cetak Gutenberg. Karena itu, dalam waktu dua minggu, tulisan itu beredar di seluruh Jerman, serta mencapai seluruh Eropa dalam kurun waktu dua bulan. Ini merupakan proses waktu yang sangat cepat untuk masa itu. Cerita selanjutnya Anda semestinya sudah tahu. Kalau belum, silakan membacanya dari buku atau internet. Oya, sekalian, Anda mungkin juga perlu mencari tahu apakah isi dari 95 tesis dari Luther yang telah mengguncangkan daratan Eropa waktu itu.

Akan tetapi, tahukah Anda, sebelum Luther, ada seorang yang bernama Girolamo Savonarola? Tahukah Anda, bahwa saat ia dihukum dengan cara dibakar oleh gereja Roma Katolik, ia berseru, "Aku memperingatkanmu, O, Italia. Aku memperingatkanmu, O, Roma. Satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau hanyalah Yesus Kristus!" Terkesima dengannya? Masih ada John Hus yang mendahuluinya. Akan tetapi, sebelum John Hus, ada John Wycliffe yang digelari sebagai the morning star of Reformation. Lalu, sebelum Reformasi ada, ada kelompok Albigenses yang dikenal juga sebagai kelompok Cathari serta kelompok Waldenses. Mereka adalah orang-orang yang menorehkan kesan mendalam dalam sukma. Jika nama-nama ini terasa asing di telinga Anda, silakan ber-Google ria. Yang saya maksudkan adalah jika daftar ini terus ditelusuri ke belakang, Anda akan menjumpai banyak nama dan kelompok serta pesan yang telah mereka goreskan dalam sejarah. Bahkan, jika ditelusuri terus, Anda akan sampai kepada Agustinus, lalu Rasul Paulus, dan akhirnya Yesus Kristus, Kepala Gereja.

Haiya, kenapa sih harus repot-repot menelusuri sedemikian panjang? Silakan Anda baca kalimat awal artikel ini, lalu memikirkan relevansinya, dan menangkap makna yang dapat menggetarkan relung jiwa Anda.

Diambil dari:
Nama situs : Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia -- Pillar
Alamat situs : http://www.buletinpillar.org/artikel/reformasi
Judul asli artikel : Reformasi
Penulis artikel : Maia Sianturi
Tanggal akses : 16 April 2018
 
Stop Press! Situs Gudang Buku Kristen (GUBUK)

Situs GUBUK

Anda ingin membaca buku-buku Kristen secara daring? Atau, mengunduh buku-buku dan bundel publikasi e-Buku? Anda tidak perlu bingung mencari. Situs Gudang Buku Kristen (GUBUK) hadir untuk menyediakan buku-buku online yang mungkin Anda cari. Berbagai buku berkategori konseling, Alkitab, kepemimpinan, dan pelayanan Anak dapat Anda baca di situs GUBUK. Selain itu, ada juga banyak resensi buku dengan berbagai kategori yang memberi informasi sebelum Anda membeli buku. Anda pun bisa membaca berbagai informasi yang terkait dengan buku dan kegiatan membaca. Pastikan Anda berkunjung ke situs ini, berkomentar, dan mengirimkan bahan untuk dimuat. Tertarik? Ketik http://gubuk.sabda.org/ dan Anda akan langsung tiba di beranda situs GUBUK. Selamat berkunjung!

Situs GUBUK
Komunitas e-Buku
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Ariel, Amidya, dan Lena L.
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org