Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/101

e-BinaSiswa edisi 101 (9-7-2018)

Pendidikan Seks bagi Remaja Kristen (II)

Pendidikan Seks bagi Remaja Kristen (II) -- Edisi 101/II/Juli 2018
 
Pendidikan Seks bagi Remaja Kristen (II)
Edisi 101/II/Juli 2018
 
e-BinaSiswa Salam damai sejahtera,

Banyak orang menganggap seks sebagai hal yang tabu sehingga tidak perlu dibicarakan dengan anak atau remaja. Pandangan itu sepenuhnya salah karena remaja harus tahu tentang pendidikan seks sejak dini. Masa remaja adalah masa mencari jati diri, dan mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Akan sangat memprihatinkan jika mereka mendapat informasi yang tidak benar tentang seks dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebagai orang tua ataupun pembina remaja, tentunya kita tidak ingin remaja yang kita bimbing terjerumus ke dalam hal-hal negatif. Oleh sebab itu, kita perlu mengajarkan pendidikan seks yang alkitabiah kepada mereka.

Apa saja yang perlu kita ajarkan kepada mereka? Bahan-bahan dari e-BinaSiswa edisi ini akan sangat membantu Anda. Kolom kiat pembina menyajikan tentang remaja dan seksualitasnya, dan di kolom renungan, Anda akan mengetahui dari mana kebenaran yang sejati itu berasal. Selamat membaca, dan marilah kita bimbing remaja kita supaya lebih mengenal dirinya sendiri dan menjaga tubuhnya sebagai bait Allah yang kudus.

"Apakah kamu tidak tahu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus, yang ada di dalam kamu, yang kamu terima dari Allah, dan bahwa dirimu bukanlah milikmu sendiri?" (1 Korintus 6:19)

Ariel

Staf redaksi e-BinaSiswa,
Ariel

 

KIAT PEMBINA Remaja dan Seksualitasnya

Orang tua tidak boleh mengabaikan pertanyaan anak mengenai seksualitas, sebab ini akan menentukan apakah dia akan mampu menerima diri sebagai remaja pria atau wanita nantinya. Ketika anak memasuki usia SD, umumnya mereka sudah mulai bertanya-tanya. Inilah kesempatan orang tua untuk menyampaikan kebenaran yang sesuai dengan daya tangkap dan pemahaman anaknya.

Anak-anak kita sejak taman kanak-kanak sudah bisa mendengarkan kata "pacaran", bahkan ada yang meneriaki temannya, "Si Tia pacar si Lukas!" dan seterusnya. Orang tua perlu menjelaskan kepada anak bahwa soal pacaran adalah hal yang serius, bukan mainan. Semua orang akan memasuki masa pacaran pada waktunya.

Media massa Indonesia kurang kondusif mendidik anak-anak soal seksualitas dan pacaran. Karena itu, peran orang tua dan guru sangat besar untuk mempersiapkan anak dalam hal ini. Saat anak menginjak usia remaja, sebaiknya dia sudah mengerti apa yang terjadi dengan tubuhnya dalam satu dua tahun ke depan serta bagaimana menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Jika remaja melakukan hubungan seksual pada usia 13 tahun atau 14 tahun, ada kemungkinan pacarnya hamil. Berilah remaja Anda informasi yang cukup mengenai hal-hal ini.

Keterbukaan anak dengan orang tua mengenai seksualitas akan menolong remaja berani bertanya jika ada hal-hal mengenai seks yang dia tidak mengerti. Alangkah baiknya dia bertanya kepada kita, bukan kepada teman atau "entah siapa di luar sana"!

Bagaimana menolong remaja menghargai seksualitasnya dan menempatkannya pada aturan yang benar?

Seks Menurut Rencana Allah

Gambar: Seks dalam rencana Allah

Dalam Kejadian 2:24, Allah memberikan prinsip ini, "Seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan menjadi satu dengan istrinya, dan keduanya menjadi satu daging." Mengingat anugerah ini diberikan sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, kita bisa memastikan bahwa seksualitas manusia adalah rencana Allah, bukan sebagai hukuman akibat dosa. Karena semua ciptaan Allah baik adanya, seks juga bertujuan baik.

Ayat di atas memiliki beberapa pengertian dan aplikasi penting:

  1. Seks adalah anugerah Tuhan sebagai Pencipta yang baik bagi kita. Kebenaran dan legitimasi seks didasarkan pada karakter Penciptanya, yaitu kudus.
  2. Menjadi satu daging berarti menjadi satu dalam totalitas kehidupan. Artinya, pernikahan menuntut kesatuan yang utuh dalam kehidupan antara suami dan istri.
  3. Karena seks merupakan inisiatif Allah yang kudus, tidak ada tempat bagi seks di luar konteks pernikahan.
  4. Hubungan seksual lebih dari sekadar fisik. Ini adalah simbol relasi spiritual dan ekspresi kesatuan yang utuh dari dua orang yang menikah.
  5. Relasi seksual adalah satu tindakan yang normal dan menjadi bagian dari kesatuan yang sejati dalam perkawinan.

Seksualitas kita termasuk dalam rencana sang Pencipta, yaitu supaya manusia berkembang sebagai citra Tuhan. Namun, hubungan seksual hanya diperkenankan dalam pernikahan. Untuk itu, dituntut kemurnian dan penguasaan diri selama masa pacaran.

Seks Remaja

Gambar: Seksualitas remaja

Seperti umumnya penelitian di Indonesia, kita melihat hasil penelitiannya seperti puncak gunung es. Jumlah yang tidak terdata tentu lebih besar. Dengan demikian, orang tua perlu mewaspadai gejala seks bebas di kalangan remaja. Bagaimana kita menjelaskan ini kepada remaja tanpa menimbulkan ketegangan kepada mereka tanpa rasa malu atau berlebihan dari pihak orang tua?

Seks adalah masalah yang penting bagi seorang remaja. Pada usia ini, fungsi-fungsi seks mulai terbentuk, tetapi mereka belum dapat menyalurkannya dengan leluasa seperti orang dewasa. Pada usia 12 atau 13 tahun, remaja putra mulai bersuara berat, kadang-kadang sumbang. Remaja putri mengalami menstruasi dan membesarnya buah dada. Beberapa perubahan ini membuat mereka kurang nyaman. Kadang-kadang, ledekan teman atau orang di sekitar membuat mereka malu (misalnya remaja putri makin gemuk atau remaja putra bersuara sumbang).

Jika remaja kita mulai bertanya-tanya soal seks dan pacaran, ini saatnya menjelaskan kepadanya pentingnya memikirkan seks dan pacaran dalam perspektif yang benar, sebagaimana seharusnya dilakukan oleh anak-anak Allah. Sebelum anak kita mulai membangun hubungan dengan lawan jenis, hendaknya mereka mengerti bahwa hubungan demikian memiliki tujuan, bukan sekadar untuk bersenang-senang atau memuaskan diri.

Ajaklah remaja Anda, terutama remaja putri, mendiskusikan beberapa hal seputar seksualitasnya. Misalnya, mengapa demikian mudah kita masuk ke dalam hubungan seks bebas. Kontak seksual umumnya dimulai dari sekadar berpegangan tangan, memeluk, merangkul, mencium pipi/kening/bibir yang ringan. Kalau pasangan itu tidak waspada, kontak tersebut bisa menuju ke arah yang lebih dalam yang disebut petting, yaitu meraba buah dada dan ciuman panas (lidah). Tahap ini hanya sejengkal jaraknya dari aktivitas yang menuju ke hubungan seks, hubungan kelamin, dan penetrasi alat kelamin. Remaja Anda harus dapat memutuskan pada tahap mana dia harus menghentikan aktivitas seksual sebelum hal ini merusak mereka.

Emosi cinta yang terjadi di antara remaja disebut cinta remaja atau cinta monyet, yaitu memiliki gairah dan intimidasi yang tinggi, tetapi komitmen rendah. Remaja yang dengan mudah berganti pasangan, tambah sulit menumbuhkan komitmennya terhadap pernikahan. Remaja yang memiliki harga diri rendah melakukan hubungan seksual untuk sekadar mencari identitas diri atau demi mendapatkan kasih sayang dan penerimaan. Sebagian lagi dengan alasan untuk menghilangkan kesepian, kegelisahan, pemberontakan, atau kemarahan. Sebab itu, penting sekali kita memastikan remaja kita memasuki dunia ini dengan harga diri dan rasa penghargaan yang cukup.

Tip Menolong Remaja dalam Masalah Seksualnya

  1. Orang tua perlu menjaga kepercayaan anak saat dia membicarakan masalah seksualnya. Kita tidak perlu marah atau menanggapi berlebihan.
  2. Sebelum anak memasuki usia remaja, dia harus sudah diberi tahu hal-hal yang akan terjadi pada tubuhnya.
  3. Ajari remaja Anda menghargai tubuhnya dengan menjaga kesucian diri sampai pada pernikahannya kelak. Dia patut juga menghormati tubuh lawan jenisnya sebagai sesama ciptaan Allah.
  4. Jika terjadi penyimpangan dengan masalah seksual remaja Anda, jangan panik. Carilah bantuan profesional.

Unduh Audio

Diambil dari:
Judul buku : Bersahabat dengan Remaja
Judul artikel asli : Remaja dan Seksualitasnya
Penulis : Julianto Simanjuntak dan Roswitha Draha
Penerbit : Yayasan Pelikan Indonesia, 2006
Halaman : 126 -- 147
 

RENUNGAN Cari dan Dapatkan

“Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan ... mendapat pengenalan akan Allah.” (Amsal 2:4,5)
Gambar: Justinus Martyr

Yustinus Martir adalah pria abad ke-2 yang rindu mencari kebenaran. Dia membaca buku-buku penulis klasik Yunani, mempelajari, dan menganalisis setiap filosofi dari segala sudut. Dia mencari pemahaman, terutama jawaban bagi kerinduannya akan kemurnian seks. Namun, usahanya sia-sia. Dia menulis, “Akhirnya, ketidaksetiaan akan muncul, dan cepat atau lambat akan mengkhianati cinta.”

Pada suatu hari, dia berjalan-jalan tanpa tujuan menyisir pantai, dan bertemu seorang pria tua yang ucapannya menyentuh hati. Belum pernah ada yang berkata seperti itu kepadanya. Pria itu memperkenalkan Allah kepadanya melalui Yesus Kristus. Dengan kesaksian sederhana itu, Yustinus mendapatkan pengetahuan yang selama ini dicarinya sepanjang hidup, yakni “pengenalan akan Allah” (Amsal 2:4,5).

Mungkin, seperti Yustinus, Anda pun tengah mencari pemahaman ke mana-mana untuk mendapat jawaban yang Anda rindukan tentang kebenaran. Anda telah banyak membaca dan berpikir sungguh-sungguh tentang kehidupan, tetapi tidak menemukan jawaban yang memuaskan kebutuhan terdalam jiwa Anda. Jika demikian, bacalah Injil, empat kitab pertama Perjanjian Baru. Saat membacanya, berserulah kepada Allah supaya diberi pengertian. Dia akan mendengar Anda, dan Anda akan mendapatkan pengenalan akan Allah melalui Yesus Kristus (Yohanes 17:3).

Allah tidak memaksakan kebenaran kepada mereka yang tidak menginginkannya. Namun, Dia mendengar seruan mereka yang sungguh-sungguh memintanya. Yesus berkata, “Mintalah maka kamu akan menerima” (Yohanes 16:24).

UNTUK MENDAPATKAN KEBENARAN PANDANGLAH KRISTUS

Diambil dari:
Nama situs : Alkitab SABDA
Alamat situs : http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=1294
Judul asli renungan : Cari dan Dapatkan
Penulis renungan : David Roper
Tanggal akses : 21 Mei 2018
 
Stop Press! Informasi Lengkap Sejarah Alkitab di Indonesia dalam Situs Sejarah Alkitab Indonesia

Situs SAI

Tahukah Anda? Sejak awal abad ke-17 (tahun 1612 di Batavia) hingga saat ini, sudah ada paling sedikit 22 versi Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu-Indonesia. Anda ingin mendapatkan informasinya?

Dapatkan berbagai informasi seputar sejarah penerjemahan Alkitab di Indonesia dalam situs Sejarah Alkitab Indonesia (SAI). Situs SAI akan menolong masyarakat Kristen Indonesia mengenal versi-versi Alkitab yang telah ada -- kapan diterjemahkan, siapa penerjemahnya, mengapa dan bagaimana terjemahan Alkitab tersebut dilakukan, apa perbedaan dan bagaimana perkembangannya, dan apa manfaat dari melakukan studi sejarah Alkitab. Tunggu apa lagi? Kunjungi situsnya dan bagikan informasi ini kepada rekan-rekan Anda!

Berkunjunglah ke situs SAI di: http://sejarah.sabda.org/

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya, Ariel, dan Lena L.
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org