Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/90

e-BinaSiswa edisi 90 (11-12-2017)

Kelahiran Yesus (2)

Kelahiran Yesus (2) -- Edisi 90/II/Desember 2017
 
Kelahiran Yesus (2)
Edisi 90/II/Desember 2017
 
e-BinaSiswa

Salam damai sejahtera,

Ketika Allah memilih dan memakai kita, semata-mata bukan karena kuat dan gagah kita, melainkan karena perkenanan Allah saja. Hal itulah yang terjadi pada Yusuf ketika Allah memilih dan memakai Yusuf sebagai ayah sang Mesias di bumi. Yusuf hanyalah pria biasa dari suku Yehuda, dan profesinya hanya seorang tukang kayu, tetapi karena Allah berkenan memakainya, maka jadilah kehendak-Nya. Pelajaran ini mengingatkan kita bahwa kita tidak bisa memungkiri panggilan dan rencana Allah. Tugas kita adalah setia menjalankan kehendak-Nya.

Dalam edisi kali ini, pembaca setia e-BinaSiswa dapat pula menggunakan bahan ajar yang disajikan khusus untuk momen Natal dengan judul Imanuel -- Allah Beserta Kita. Melalui bahan ajar ini, kita diajak kembali mengingat bahwa Natal ada karena Kristus datang ke dunia (inkarnasi) untuk memulai karya besar, yaitu keselamatan manusia. Natal menuntun kepada penderitaan Kristus. Dalam penderitaan-Nya, Ia hadir dan menyertai manusia (Imanuel). Inilah bukti nyata cinta kasih Allah, inilah Natal. Selamat menyambut dan merayakan Natal 2017, serta menyambut Tahun Baru 2018 dengan terus berpengharapan dalam Kristus. Imanuel. Soli Deo Gloria!

Amidya

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Amidya

 

TOKOH Yusuf, Ayah Yesus Di Bumi

Allah memilih Yusuf untuk menjadi ayah Yesus. Alkitab menyatakan kepada kita dalam Injil Matius bahwa Yusuf adalah seorang yang jujur. Perlakuannya terhadap Maria, tunangannya, menyingkapkan bahwa ia adalah seorang pria yang baik dan peka. Ketika Maria mengatakan kepada Yusuf bahwa ia sedang mengandung, Yusuf memiliki semua alasan untuk merasa terhina. Ia tahu bahwa Anak itu bukanlah anaknya, dan ketidaksetiaan Maria jelas membawa stigma sosial buruk. Yusuf tidak hanya berhak untuk menceraikan Maria, di bawah hukum Yahudi, Maria dapat dihukum sampai mati dengan dilempari batu.

Walau reaksi awal Yusuf adalah berniat untuk memutuskan pertunangannya, tetapi ia melakukan hal yang tepat sebagai seorang pria yang jujur, di mana ia memperlakukan Maria dengan kelembutan hatinya. Ia tidak ingin menyebabkan Maria menjadi malu. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk melakukannya secara diam-diam. Akan tetapi, Allah mengirim malaikat kepada Yusuf untuk membuktikan cerita Maria dan meyakinkannya bahwa Allah berkehendak agar ia menikahi Maria. Yusuf lebih memilih patuh kepada Allah dibanding menghindar dari penghinaan masyarakat yang akan dihadapinya.

Alkitab tidak menjelaskan banyak detail tentang peranan Yusuf sebagai ayah bagi Yesus Kristus. Namun, kita tahu dari Injil Matius dalam pasal 1 bahwa ia adalah contoh manusia yang memiliki integritas dan kejujuran. Nama Yusuf terakhir kali disebutkan ketika Yesus berusia 12 tahun. Kita tahu bahwa ia meninggalkan usaha pertukangan kayu kepada Anaknya dan membesarkannya dalam tradisi Yahudi serta ketaatan spiritual.

Gambar: Yusuf

Keberhasilan Yusuf

Yusuf adalah ayah Yesus di dunia, orang yang dipercaya untuk membesarkan Anak Allah. Yusuf juga adalah seorang tukang kayu, seorang pembuat kerajinan yang terampil. Ia taat kepada Allah dengan risiko menghadapi penghinaan. Ia melakukan hal yang benar di hadapan Allah melalui perilaku yang tepat.

Kekuatan Yusuf

Yusuf adalah seorang berkeyakinan kuat yang berani meninggalkan keyakinan tersebut dalam tindakannya. Dia digambarkan dalam Alkitab sebagai orang benar. Bahkan, ketika pribadinya dirugikan, ia memiliki kualitas sebagai seorang yang memiliki kepekaan terhadap perasaan malu orang lain. Dia menanggapi Allah dalam ketaatan, dan dia mempraktikkan pengendalian diri. Yusuf adalah contoh alkitabiah yang indah mengenai integritas dan karakter yang saleh.

Pelajaran Hidup

Allah menghargai integritas Yusuf dengan memercayakan kepadanya sebuah tanggung jawab yang besar. Tidaklah mudah memercayakan anak sendiri kepada orang lain. Dapatkah Anda bayangkan Allah melihat ke bawah untuk memilih seorang manusia untuk membesarkan Anak-Nya sendiri? Yusuf memiliki kepercayaan dari Allah.

Belas kasih selalu berhasil. Yusuf dapat saja bersikap tegas terhadap ketidaksetiaan Maria, tetapi ia tetap memilih untuk menawarkan kasih dan kemurahan, bahkan pada saat ia berpikir bahwa dirinya telah dirugikan.

Hidup dalam ketaatan pada Allah dapat menyebabkan penghinaan dan cela di hadapan manusia. Namun, ketika kita mematuhi Allah, bahkan dalam menghadapi kesengsaraan dan rasa malu di hadapan umum, Ia akan memimpin dan menuntun kita.

Gambar: Yusuf dan Yesus

Tempat Asal: Nazaret di wilayah Galilea

Referensi dalam Alkitab: Matius 1:16-2:23; Lukas 1:22-2:52

Pekerjaan: Tukang kayu, pembuat kerajinan

Riwayat keluarga:

Istri: Maria
Anak: Yesus, Yakobus, Yoses, Yudas, Simon, dan anak-anak perempuan
Silsilah Yusuf disebutkan dalam Matius 1:1-17 dan Lukas 3:23-37

Ayat Kunci

"Namun, karena Yusuf, suaminya, adalah orang yang benar dan tidak mau mempermalukan Maria di muka umum, Yusuf bermaksud untuk membebaskan Maria secara diam-diam. Akan tetapi, ketika Yusuf sedang mempertimbangkan hal ini, lihatlah, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, jangan takut untuk mengambil Maria sebagai istrimu karena Anak yang dikandungnya adalah dari Roh Kudus." (Matius 1:19-20)

"Setelah Yusuf dan Maria melakukan segala sesuatu sesuai hukum Tuhan, mereka kembali ke Galilea, ke kota asal mereka, yaitu Nazaret. Anak itu pun bertumbuh semakin besar, kuat, penuh dengan hikmat, dan Allah memberkati-Nya." (Lukas 2:39-40) (t/N. Risanti)

Unduh Audio

Sumber asli:
Nama situs : Situs Natal Indonesia
Alamat situs : http://natal.sabda.org/yusuf_ayah_yesus_di_bumi
Judul artikel : Yusuf, Ayah Yesus di Bumi
Penulis artikel : Mary Fairchild
Tanggal akses : 2 November 2016
Diambil dari:
Nama situs : Bio-Kristi
Alamat situs : http://biokristi.sabda.org/yusuf_ayah_yesus_di_bumi
Tanggal akses : 27 September 2017
 

BAHAN AJAR Imanuel -- Allah Beserta Kita

Gambar: Merayakan Natal

DASAR ALKITAB

Lukas 2:1–20, 24:13–35

PEMBUKAAN AKTIVITAS KELOMPOK

Apa yang ada di dalam?
Bagilah semua orang ke dalam 3-5 kelompok. Siapkan setengah lusin (atau lebih) kotak yang dibungkus, masing-masing dengan sebuah benda di dalamnya yang bisa menimbulkan suara ketika digoyangkan (pastikan masing-masing kotaknya berbeda). Goyangkan kotaknya dan minta setiap kelompok untuk menebak apa isinya. Minta seseorang untuk maju dan membuka kotak itu dan lihat siapa yang menang di tiap putaran.

atau

Karaoke Natal
Beri semua orang lagu-lagu Natal yang terkenal, hanya saja kosongkan beberapa kata (gaya mad lib = sebuah template frasa di permainan kata - Red.) dan minta semua orang untuk menulis kembali lagu-lagunya. Atau, jika mereka bisa naik ke level untuk tantangan tambahan, minta mereka untuk menciptakan kata-kata mereka sendiri untuk bait lagu yang sama sekali baru ke lagu-lagu itu.

RINGKASAN PENGAJARAN

Ke manakah arahnya? [paragraf]

Gembala-gembala, malaikat-malaikat, dan tidak ada tempat di penginapan. Di sinilah, Natal kita yang baru menjadi sedikit lebih familier. Dan, di sinilah Allah melakukan sesuatu yang benar-benar di luar dugaan: Allah menjadi bayi manusia, lahir di dekat kambing dan domba (bukan apa yang Anda perkirakan untuk Raja segala raja), dan dirayakan oleh para gembala rendahan (bukan orang yang Anda perkirakan akan memberi ucapan “halo” pertama kepada-Nya). Inilah Allah beserta dengan kita (Imanuel) dalam cara yang benar-benar baru, dalam cara yang paling tidak Anda duga. Sebab, dalam Yesus, Allah terus muncul di tempat yang paling tidak terduga oleh kita.

Ke manakah arahnya? [kalimat]

Allah beserta dengan kita pada saat yang paling tidak terduga.

Ke manakah arahnya? [kata/frasa]

Imanuel.

BAHAN-BAHAN & PERLENGKAPAN PENGAJARAN

Papan besar untuk menggambar atau menulis.

KERANGKA PENGAJARAN

  • Natal yang Baru
  • Raja, Gembala, dan Bayi
  • Tidak Melihat Bahwa Dia Datang
  • Kasih Bisa Mengubah Dunia

PENGAJARAN

1. Natal yang Baru

Gambar: Imanuel

Siapa yang tahu apa arti kata "Imanuel"? (biarkan seorang murid menjawab) Artinya “Allah beserta dengan kita”, dan inilah yang disebut Natal. Allah beserta dengan Adam dan Hawa di taman; Allah beserta dengan bangsa Israel dalam suatu kemah; dan hari ini kita akan mempelajari bagaimana Allah beserta dengan kita di dalam bayi yang baru lahir. Namun, sebelum kita melanjutkannya, mari kita berbicara sedikit tentang siapa yang memiliki kekuasaan.

2. Raja, Gembala, dan Bayi

Ini adalah pengukuran kekuasaan menurut kita. Gambar sebuah garis vertikal di papan. Di atas adalah yang paling berkuasa (tulis ”berkuasa” di atas) dan di bawah adalah yang paling lemah (tulis “paling lemah” di bawah). Nah, di manakah bayi ditempatkan paling tepat dalam pengukuran kekuasaan kita? Minta murid-murid menyebutkan jawaban mereka, lalu tulis “bayi” di bawah. Benar, bayi tidak punya kekuatan. Mereka butuh orang lain untuk merawat mereka. Tanpa sebuah keluarga, bagaimana bayi melakukan sesuatu?

Kemudian bagaimana dengan raja? Di manakah raja ditempatkan dalam pengukuran kekuasaan kita? Minta murid-murid untuk menyebutkan jawaban mereka, lalu tuliskan “raja” di atas. Seorang raja akan ada di atas karena seorang raja adalah seseorang yang bertanggung jawab. Seorang raja adalah seseorang yang bisa memerintahkan sesuatu, dan kemudian orang lain akan melakukannya. Raja menguasai semuanya, memerintah atas semua hal dan semua orang. Raja memiliki segala kekuasaan.

Nah, setelah kita memiliki daftar paling atas sampai paling bawah pada pengukuran kekuasaan, mari kita membuka Alkitab kita di Lukas pasal 2 (Baca Lukas 2:1-7 dengan bersuara).

Ada Maria, Yusuf, dan sebuah tempat penginapan yang tidak memiliki kamar kosong. Maka, setelah perjalanan panjang mereka dari Nazaret ke Betlehem, Yesus pun lahir. Kisah bermula dengan seorang raja dan berakhir dengan seorang bayi. Dimulai dengan orang yang harusnya memiliki semua kekuasaan, setidaknya menurut pengukuran kekuasaan kita, dan berakhir dengan bayi yang tak berdaya. Hanya saja, bayi ini bukannya tidak memiliki kuasa karena bayi ini adalah Allah beserta dengan kita. Anda tidak menduga Allah dilahirkan di dekat seekor keledai. Anda memperkirakan Allah akan duduk di takhta kerajaan. Akan tetapi, ini adalah Natal yang baru. Dan, ini adalah kekuasaan yang baru – yang tidak selalu kita duga. Kekuasaan ini adalah Imanuel, Allah beserta dengan kita, lahir sebagai seorang bayi. Bayi ini adalah Yesus.

Dan, kisahnya tidak berakhir di situ. Sebab, ketika seorang raja lahir, seseorang perlu memberinya sambutan yang sangat agung. Kita perlu trompet-trompet dan spanduk-spanduk dan parade yang sesuai untuk seorang raja yang baik! Hanya, siapakah itu? Mari kita cari tahu di ayat 8 (Baca Lukas 2:8-20).

Gambar: Para gembala

Para malaikat datang memberitakan kelahiran sang raja. Hanya saja, mereka melewatkan istana raja. Mereka melewatkan berita sore. Mereka melewatkan semua orang yang seharusnya adalah orang-orang yang paling berkuasa. Dan, mereka pergi ke para gembala. Jika kita menempatkan gembala di pengukuran kekuasaan kita, mereka ada jauh di bawah, persis di atas bayi. “Gembala” adalah pekerjaan untuk anak-anak. “Gembala” adalah pekerjaan yang tidak diinginkan. Itu adalah pekerjaan yang bau dan melelahkan. Namun, Allah memberi tahu mereka terlebih dahulu. Mereka berlari ke jalanan memberi tahu semua orang tentang bayi yang tak diduga ini, tentang Mesias, tentang Imanuel, tentang Allah beserta kita, tentang Yesus. Dan, kita tidak selalu melihatnya datang.

3. Tidak Melihat Bahwa Dia Datang

Sekitar tiga puluh tahun setelah kelahiran Yesus, ada dua orang yang tidak melihat itu datang. Mereka berjalan tujuh mil jauhnya, mengarah kembali dari Yerusalem karena Yesus baru saja dibunuh.

Ketika mereka sedang berjalan, seorang laki-laki bergabung dengan mereka. Orang asing ini tidak tahu apa yang baru saja terjadi – bahwa Yesus telah dibunuh. Mereka menceritakan tentang kabar tragis ini kepadanya saat mereka melanjutkan perjalanan tujuh mil jauhnya ke arah pulang. Namun, orang asing ini, ternyata lebih pintar daripada yang dikira. Ia mulai memberi tahu mereka tentang Mesias dan semua yang pernah dikatakan oleh para nabi tentang Dia.

Mereka sampai ke Emaus dan orang asing itu akan melanjutkan perjalanan. Hanya saja, hari sudah malam sehingga mereka lalu mengundangnya untuk makan malam bersama. Dan, di sinilah, waktu makan malam, orang asing itu memecahkan roti dan memberkatinya. Kemudian, tiba-tiba mereka mengenali-Nya. Dia bukanlah orang asing lagi bagi mereka. Dan saat itu juga Dia menghilang! Seluruh perjalanan dari Yerusalem ke Emaus, Yesus ada bersama dengan mereka – Imanuel! Mereka pun lari tujuh mil kembali ke Yerusalem untuk memberitakan kabar baik bahwa Yesus hidup.

4. Kasih Dapat Mengubah Dunia

Bayangkan bagaimana perasaan para gembala malam itu, berlari menuju kota memberi tahu semua orang bahwa Yesus lahir. Imanuel! Imanuel!

Bayangkan bagaimana perasaan kedua orang ini, berlari kepada teman-teman mereka di Yerusalem, memberi tahu semua orang bahwa Yesus hidup. Imanuel! Imanuel!

Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah adalah kasih. Dan, Yesus adalah Allah beserta dengan kita. Yesus adalah kasih ini. Dan, kasih ini dapat mengubah dunia. Anda tidak selalu menduganya. Seorang bayi bukan seorang raja. Gembala dan orang asing. Karena terkadang Allah muncul pada saat yang paling tidak kita duga.

Kapan Anda pernah bertemu Allah pada saat yang paling tidak Anda duga? Kapan Anda pernah bertemu Imanuel, Allah beserta dengan kita, dan memberi tahu semua orang lainnya? Inilah Natal kita yang baru. Imanuel! Allah beserta dengan kita!

Pertanyaan & Penutup

Nah, sebelum kalian masuk ke kelompok kecil, saya ingin kalian semua menuliskan sebuah pertanyaan dari apa yang baru saja kita dengar dan alami. Beri waktu 30 -- 60 detik untuk murid-murid menulis pertanyaan. Iringi dengan musik yang sesuai sementara murid-murid menulis: misalnya Sigur Ros, The Album Leaf, Explosions in the Sky, dll.. Kemudian, berdoa dan minta mereka masuk ke dalam kelompok-kelompok kecil.

PERTANYAAN-PERTANYAAN KELOMPOK KECIL

Bahas pertanyaan-pertanyaan murid-murid yang mereka tulis.

  • Menurutmu, apa yang dirasakan para gembala saat para malaikat muncul?
  • Menurutmu, apa yang mereka rasakan ketika mereka bertemu Yesus?
  • Kapan kamu bertemu Allah pada saat yang paling tidak kamu duga?
  • Apa yang kamu lakukan?
  • Bagaimana kamu bisa menolong orang lain bertemu Yesus dan mengetahui bahwa Allah beserta dengan mereka (Imanuel)?

KEGIATAN KELOMPOK KECIL

• Di mana Yesus?

Potong huruf Y-E-S-U-S. Satu orang dari kelompok menyembunyikan huruf-hurufnya dan yang lain harus mencari dan menemukan Yesus. (pastikan untuk menyembunyikannya di tempat yang tidak terduga. Dan, beri petunjuk ke kelompokmu untuk menemukannya!)

• Gembala, Malaikat, dan Kamu

Buka Alkitabmu di Lukas 2:8. Baca kisah tentang gembala dan malaikat. Bagi kelompok menjadi gembala, malaikat, dan mainkan perannya! (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Ministry to Children
Alamat situs : https://ministry-to-children.com/christmas-lesson-for-preteens-god-is-with-us/
Judul asli artikel : Imanuel - God is With US
Penulis artikel : Nick Diliberto
Tanggal akses : 20 September 2017
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya, Ariel, dan Davida
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org