Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/89

e-BinaSiswa edisi 89 (4-12-2017)

Kelahiran Yesus (1)

Kelahiran Yesus (1) -- Edisi 89/I/Desember 2017
 
Kelahiran Yesus (1)
Edisi 89/I/Desember 2017
 
e-BinaSiswa

Salam kasih dalam Kristus,

Kelahiran Kristus adalah sukacita besar bagi dunia. Telah lama dunia menantikan datangnya sang Penebus dan berpengharapan bahwa Anak yang dijanjikan akan segera datang ke dunia untuk memberikan pembebasan bagi umat-Nya. Kelahiran dan karya Kristus selayaknya kita sambut dengan hati yang penuh syukur dan sikap hidup yang benar di hadapan Allah setiap harinya. Saatnya kita memiliki sikap hati seperti umat Israel yang menerima kabar datangnya Mesias 700 tahun sebelum Kristus lahir yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, yaitu senantiasa berpengharapan dan terus menantikan kedatangan-Nya. Selamat menyambut Natal. Marilah kita terus bersyukur atas kelahiran Kristus dan berkomitmen untuk senantiasa hidup dengan taat dan setia di hadapan Tuhan. Gloria in Excelcis Deo!

Amidya

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Amidya

 

ARTIKEL Seorang Anak Lahir untuk Kita

Berita kelahiran adalah cara yang indah dalam berbagi dan menyebarkan sukacita. Tujuh tahun yang lalu, saya dan istri menerima kartu pos berharga setelah keponakan perempuan pertama kami lahir. Kami membacanya dengan saksama, mengamat-amati fotonya, dan bahagia dengan kehadirannya.

Pada salah satu bagian Alkitab tentang Natal yang paling terkenal dan paling sering dipelajari, Yesaya memberitakan kelahiran seorang anak:

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Bapa yang Kekal, Raja damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas tahta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. (Yesaya 9:6-7)

Gambar: Nabi Yesaya

Nabi Yesaya bukan menuliskan berita kelahiran modern. Akan tetapi, membandingkan penggambarannya tentang bayi laki-laki ini dengan berita kelahiran yang kita kirim dan terima pada masa ini bisa menolong kita untuk melihat kemegahan tersendiri dari Bayi yang luar biasa ini. Ada empat hal yang membedakan berita Yesaya.

1. Berita ini dikirim sangat dini.

Beberapa berita kelahiran dikirimkan segera setelah bayi lahir, dan ada yang sedikit lebih lama, tergantung pada kemampuan orangtuanya dalam mengatur (dan menyesuaikan waktu tidur). Namun, semua berita kelahiran yang pernah saya terima dikirimkan setelah bayinya lahir. Yang satu ini berbeda. Berita itu dikirimkan sebelum kelahiran -- 700 tahun sebelumnya.

Nabi Yesaya menyampaikannya kepada bangsa Israel ketika mereka sedang menghadapi ancaman dari Asyur, negara adikuasa yang semakin berjaya (yang akhirnya menghancurkan Kerajaan Israel Utara dan membawa bangsa Yahudi ke dalam pembuangan). Yesaya menanggapi situasi ini dengan menjanjikan kelahiran seorang Raja yang akan datang.

Penundaan selama 700 tahun bukan karena Allah tidak mampu memenuhi janji-Nya lebih awal, melainkan karena Dia mau memberi umat-Nya harapan akan seorang Raja yang akan datang untuk menopang mereka melalui masa-masa yang gelap. Waktu yang lama antara janji dan pemenuhan, sesungguhnya, merupakan pemberian dari Allah untuk umat-Nya.

2. Yesaya memberitakan kelahiran Raja.

Saya pernah bertemu Charles, Pangeran Wales, dalam resepsi yang sangat indah. Kami semua berdiri di bawah tenda yang indah di halaman rumput yang dipotong dengan baik, menikmati canapé dan sangat tidak sabar menunggu-nunggu kedatangannya. Ketika mobil itu menepi, kami semua mengerumuni barisan penyambutan.

Saya belum pernah menerima berita kelahiran raja, tetapi saya membayangkan itu pasti yang terindah -- terutama jika memberitakan kelahiran Raja yang akan datang. Berita seperti itu pasti mengandung kekhidmatan dan arti penting yang tidak didapati pada undangan-undangan yang biasa.

Yesaya mengumumkan kelahiran raja: "lambang pemerintahan ada di bahunya" (Yesaya 9:6); "besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas tahta Daud dan di dalam kerajaannya" (Yesaya 9:7). Di Injil Lukas, kita juga mendengar berita lain tentang raja yang sama ini: "Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan" (Lukas 1:32-33).

3. Bayi itu memiliki empat nama berbeda, masing-masing memberi tahu kita mengenai apa yang akan Dia kerjakan.

Kebanyakan bayi hanya memiliki satu nama di berita kelahirannya. Kami akan bingung jika keponakan saya diberi tiga nama berbeda. Akan tetapi, Yesaya memberitakan kelahiran seorang bayi dengan empat nama: "namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja damai". Satu nama tidaklah cukup untuk menggambarkan Anak yang spesial ini.

Lagi pula, nama-nama ini memberi tahu kita apa yang akan dikerjakan Bayi itu. Bayangkan membaca suatu berita kelahiran. "Pemain biola yang hebat, pelari maraton, calon CEO perusahan besar." Berita kelahiran tidak mencantumkan prestasi. Itu karena memang tidak ada yang bisa dicantumkan -- selain mengisap jempol, berkedip, dan mengeluarkan air liur.

Gambar: Bayi Yesus

Bayi ini berbeda. "Penasihat Ajaib" menunjukkan bahwa Yesus akan menjadi sumber supernatural dari hikmat yang luar biasa -- berita mengagumkan bagi mereka yang membutuhkan bimbingan. "Allah yang Perkasa" menunjukkan bahwa Yesus akan menjadi kuat dan berkuasa secara ilahi -- berita mengagumkan bagi mereka yang lemah. "Bapa yang Kekal" menunjukkan bahwa Yesus akan merawat umat-Nya selamanya, seperti seorang bapa merawat anak-anaknya -- berita mengagumkan bagi mereka yang sendirian dan tidak dihargai. "Raja Damai" menunjukkan bahwa Yesus akan memperbaiki hubungan-hubungan dan membuatnya menjadi sangat mendalam -- berita mengagumkan bagi kita semua yang kurang berdamai dengan orang lain dan dengan Allah.

4. Nama-nama ini hanyalah kepunyaan Allah.

Mungkin yang paling mengejutkan (dan spektakuler) adalah ini: nama-nama dari Raja yang akan datang ini adalah nama-nama yang dihubungkan dengan Allah. Yesus akan disebut "Penasihat Ajaib". Nanti, di Yesaya, kita diberi tahu bahwa Tuhan Allah telah melakukan "perbuatan-perbuatan ajaib" (Yesaya 25:1) dan bahwa Dia "ajaib dalam keputusan" (Yesaya 28:29). Yesus akan disebut "Allah yang Perkasa"; satu pasal kemudian, sebutan yang sama digunakan pada diri Allah sendiri (Yesaya 10:21). Yesus akan disebut "Bapa yang Kekal". Allah disebut sebagai Bapa dari umat-Nya di sepanjang Alkitab (Yesaya 63:16), dan hanya Allah sendiri yang dapat benar-benar disebut sebagai Bapa yang Kekal.

Yesaya menjamin hal-hal ini akan terjadi, dan Raja ini akan dilahirkan, berdasarkan komitmen yang sungguh dari Allah sendiri untuk menggenapi tujuan-Nya bagi umat-Nya: "Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini" (Yesaya 9:7).

Dan, Yesaya benar. Allah memang memberikan janji ini. Yesus lahir 700 tahun kemudian dan memenuhi semua janji yang diberikan. Allah datang di tengah-tengah kita dalam pribadi Yesus. Dia menjadi daging untuk memberi kita hikmat, perlindungan, perhatian seorang ayah, dan damai sejahtera saat kita masuk dalam relasi dengan Dia. (t/Jing-Jing)

Unduh Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : http://www.desiringgod.org/articles/to-us-a-child-is-born
Judul asli artikel : To Us a Child Is Born
Penulis artikel : Stephen Witmer
Tanggal akses : 19 September 2017
 

KIAT PEMBINA Bagaimana Sebaiknya Merayakan Natal?

Gambar: Merayakan Natal

Natal sudah menjadi hari libur yang sangat umum. Karena sibuk membeli hadiah, orang-orang cenderung lupa pada makna Natal yang sesungguhnya. Di samping mengadakan makan malam istimewa dan memberi hadiah-hadiah yang mahal, ada cara lain untuk merayakan Natal yang mencerminkan makna Natal sebenarnya.

Berikut tip yang dapat Anda gunakan untuk merayakan Natal.

1. Ingatlah bahwa kita tidak mengetahui dengan pasti kapan Yesus dilahirkan, dan Allah juga tidak memerintahkan kita merayakan ulang tahun Yesus. Allah justru berfirman supaya kita merayakan dan mengingat kematian-Nya melalui Perjamuan Kudus. Renungkanlah makna Natal dengan melakukan beberapa penelitian. Dalam Alkitab, kita menemukan kisah-kisah Natal di Kitab Lukas 1 dan Lukas 2. Pilihlah kegiatan-kegiatan yang bisa Anda nikmati bersama teman-teman atau keluarga Anda. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebaiknya disesuaikan dengan makna Natal sekaligus menyenangkan untuk dilakukan. Pertimbangkan untuk memberikan makanan kepada orang miskin dan orang-orang lain yang membutuhkan bantuan Anda.

2. Perlakukan mereka seperti Anda memberi hadiah kepada orang yang Anda kenal. Pelajarilah lagu-lagu Natal yang tidak bersifat komersial.

3. Luangkan waktu untuk merayakan Natal bersama orang lain.

4. Adakan saat teduh untuk bersyukur kepada Tuhan atas kelahiran Yesus ke dunia yang kita rayakan pada hari Natal ini.

5. Undang Tuhan untuk datang dan merayakan hari itu bersama dengan Anda. Natal Anda mungkin tanpa pohon cemara yang berselimut salju, atau segudang hadiah, atau paduan suara yang menyanyikan kidung Natal, tetapi sesungguhnya yang diperlukan adalah perayaan Natal dan ucapan syukur Anda. Yang lainnya adalah bonus.

6. Jangan membeli hadiah yang melebihi anggaran Anda. Belilah sesuai dengan kemampuan Anda.

7. Jangan terbawa bujukan penjual yang akan menjadikan Natal Anda menjadi ajang pemborosan karena hal itu sangat menyimpang dari makna yang sesungguhnya. (t/Lanny)

Sumber asli:
Judul artikel : How to Celebrate Christmas
Penulis artikel : Ben Rubenstein, Pastor Zack, Sondra C, A
Sumber : http://www.wikihow.com/Celebrate-Christmas

Diambil dari:
Nama situs : Situs Natal Indonesia
Alamat situs : http://natal.sabda.org/bagaimana_sebaiknya_merayakan_natal
Judul asli artikel : Bagaimana Sebaiknya Merayakan Natal?
Tanggal akses : 20 September 2017
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya, Ariel, dan Davida
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org