Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/76

e-BinaSiswa edisi 76 (9-5-2017)

Remaja dan Pendidikan Nasional (2)

Remaja dan Pendidikan Nasional (2) -- Edisi 76/II/Mei 2017
 
Remaja dan Pendidikan Nasional (2)
Edisi 76/II/Mei 2017
 
e-BinaSiswa

Salam damai sejahtera,

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk mentransfer ilmu, keterampilan, dan pengalaman dari guru kepada murid. Dengan pendidikan, seluruh murid yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dan yang tidak mengerti menjadi mengerti. Dalam lingkup Pendidikan Agama Kristen, tujuan akhir yang ingin dicapai adalah membentuk siswa yang serupa dengan Kristus. Untuk menjadi seseorang yang serupa dengan Kristus, caranya hanyalah satu, yaitu dimuridkan. Kita semua adalah murid, tetapi siapakah yang kita ikuti dan teladani? Sebagai murid, hendaknya kita mengikuti dan meneladani Sang Guru Agung kita, yaitu Kristus Yesus. Selamat memperingati hari Pendidikan Nasional, biarlah kita terus didorong untuk memuridkan para remaja yang kita layani sehingga mereka menjadi pribadi yang mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Soli Deo Gloria!

Amidya

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Amidya

 

ARTIKEL Panggilan Pendidikan Agama Kristen terhadap Pendidikan di Indonesia (Bagian 2)

Artikel lanjutan Panggilan Pendidikan Agama Kristen terhadap Pendidikan di Indonesia (Bagian 1)

Oleh pemahaman berdasarkan pernyataan Alkitab mengenai hakikat dan realitas manusia seperti diuraikan di atas, maka pandangan dan sikap kita sebagai penganut iman Kristen mengenai manusia dan kehidupannya di dunia ini akan diwarnai dengan sesuatu yang sifatnya tidak terlalu optimistis (memuja dan mengagung-agungkan secara mutlak) juga tidak pesimistis (curiga dan negatif), tetapi realistis kritis. Artinya, mengakui secara utuh bahwa manusia itu memang dikaruniai oleh Tuhan potensi dan kekuatan-kekuatan yang hebat, namun juga tidak lepas dari kelemahan, kekurangan, dan dosa-dosa. Di samping manusia dengan segala prestasinya itu memang patut dipuji dan dibanggakan, ia tidak kebal terhadap kekeliruan dan kesalahan sehingga perlu dikecam dan dipersalahkan. Selain itu, iman kepada karya penyelamatan Allah dalam Kristus yang menjanjikan dan menjamin akan adanya pembaruan hidup secara terus-menerus, sampai terwujudnya Langit dan Bumi Baru pada akhir zaman, membuat para orang beriman akan selalu berpengharapan sehingga pantang menyerah dan berputus asa, dalam pergumulan dan perjuangan. Baik pandangan mengenai hakikat manusia maupun keyakinan iman akan selalu adanya pengharapan itu, hendaknya tidak hanya kita simpan dan terapkan dalam lingkup kehidupan pribadi dan persekutuan Kristen, tetapi harus pula kita pancarkan dan saksikan/ceritakan/tunjukkan keluar bagi dan dalam kehidupan masyarakat luas. Pemberitaan, kesaksian, dan keterlibatan kita dalam kehidupan masyarakat harus merupakan perwujudan nyata dari keyakinan iman kita mengenai hakikat dan realitas manusia dan dunia sebagaimana dinyatakan oleh Alkitab: realistis kritis berpengharapan.

Di tengah-tengah kehidupan dan perjuangan masyarakat, bahaya dan godaan untuk menjadi terlalu optimistis atau pesimistis, memutlakkan apa yang sifatnya duniawi, tak sempurna dan tak kekal atau menjadi putus asa dan frustrasi, selalu mengancam. Dalam keadaan kenyataan yang sedemikian itu, keyakinan keagamaan yang kita anut dan pegangi perlu kita beritakan dan pancar luaskan. Di sinilah, menurut hemat saya, kita temukan kaitan relevansi agama atau iman Kristen kita dengan pendidikan nasional seperti yang telah diungkapkan di depan, bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Dan, kaitan tersebut sekaligus juga merupakan panggilan yang harus kita penuhi.

D. Sumbangan PAK Dalam Keseluruhan Proses Pendidikan

GBHN telah menetapkan Pendidikan Agama sebagai mata pelajaran yang harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan adanya pengakuan dan juga pengharapan bahwa agama diperlukan sebagai unsur penunjang yang tak dapat ditinggalkan demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Dalam hubungan ini, kiranya jelas bahwa melalui pendidikan agama tersebut diharapkan tidak hanya hidup keagamaan umat secara intern dapat diperkuat dan ditingkatkan, melainkan juga bahwa oleh semakin meningkatnya kesadaran dan pemahaman keagamaan masing-masing, sumbangan dan partisipasi setiap manusia Indonesia dalam pembangunan nasional juga dapat ditingkatkan secara tepat, demi keberhasilan pembangunan itu sendiri. Dengan demikian, isi atau silabus dari penyelenggaraan PAK hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga selain berisi uraian dan pembahasan mengenai pokok-pokok pengajaran iman yang menjadi dasar bagi kesalehan dan hidup keagamaan, hendaknya juga mencakup uraian-uraian tentang adanya hubungan yang relevan dan aktual antara iman dan hidup bermasyarakat. Atau dengan perkataan lain, di samping isi pelajaran yang sifatnya dogmatis, hendaknya juga diberikan pengetahuan dan pemahaman yang menyangkut soal-soal etika keagamaan, baik bagi kehidupan pribadi maupun kemasyarakatan. Tema-tema bahasan, seperti: Iman dan Ilmu Pengetahuan, Iman dan Masalah Kemiskinan, Partisipasi Kristen dalam Pembangunan Nasional, Etika Keluarga, Makna Kerja, dsb. merupakan tema-tema yang dapat dan patut diuraikan dan dibahas dalam rangka pelaksanaan PAK. Apalagi kalau kita menyadari bahwa dalam katekisasi atau pengajaran agama yang diselenggarakan oleh gereja-gereja kita, tema-tema seperti itu pada umumnya kurang memperoleh perhatian dan kesempatan pembahasan yang memadai, bahkan diabaikan sama sekali. Dengan demikian, pelaksanaan PAK di sekolah-sekolah merupakan pelengkap bagi PAK yang diselenggarakan oleh gereja-gereja sendiri.

PAK yang diberikan dalam konteks tugas dan kehidupan gereja/jemaat nampaknya memang perlu berbeda dengan PAK yang diselenggarakan dalam konteks kurikulum sekolah. Dalam konteks jemaat, PAK lebih memberikan tekanan pada upaya untuk memberikan dasar dan pemeliharaan iman warga jemaat. Sedangkan dalam konteks sekolah, tekanan hendaknya lebih diberikan pada upaya untuk lebih memfungsikan iman itu ke dalam praktik kehidupan di tengah-tengah masyarakat luas. Dengan perkataan lain, melalui PAK tersebut diharapkan agar para pesertanya dapat memperoleh pengetahuan keimanan yang relevan dan tepat, sebagai bekal bagi kesaksian dan pengabdian mereka di tengah-tengah kehidupan masyarakat luas.

Dalam hubungan ini, sifat PAK yang diberikan itu hendaknya tidak defensif dan reaktif saja (artinya dimaksudkan untuk mempertahankan keberadaan diri sendiri) dalam menghadapi tantangan situasi dan permasalahan yang datang dari luar, tetapi lebih mengarah kepada memberikan sumbangan-sumbangan yang tepat dan diperlukan demi tercapainya tujuan-tujuan dari pendidikan nasional seperti telah dikemukakan di depan. Dalam hal ini, tentu saja tanpa meninggalkan atau mengabaikan perlunya sikap kritis realistis dan yang penuh pengharapan itu.

Jika PAK berhasil menyusun dan menyajikan kurikulum serta silabus ke arah tersebut, hal ini merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi keberhasilan proses pendidikan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia sehingga memiliki kualitas-kualitas religiusitas, intelektualitas dan profesionalitas, serta berkesadaran kemanusiaan dan solidaritas sosial yang tinggi. Dengan demikian, PAK sekaligus juga menjadi sarana kesaksian dan pelayanan Kristen yang efektif dan mengena di tengah masyarakat.

Diambil dari:
Nama situs : Alkitab SABDA
Alamat situs : http://alkitab.sabda.org/resource.php?res=jpz&topic=171
Judul asli artikel : Panggilan P.A.K terhadap Pendidikan di Indonesia
Penulis artikel : Pdt. Dr. Sutarno
Tanggal akses : 12 Januari 2017
 

BAHAN AJAR Pelajaran Kelompok Remaja tentang Pemuridan

Bacaan Alkitab:
Matius 8:18-22, Matius 5:3-10 (AYT)

Tanyakan:
Ketika kamu mendengar kata "murid", apa pendapatmu? (Dapatkan tanggapan)

  • Orang-orang yang mengikuti Yesus?
  • 12 orang pada zaman Yesus dulu?
  • Para pengikut yang setia?
  • Siapa di sini yang adalah murid?

Entah kamu mengetahuinya atau tidak, kita semua adalah murid. Kita semua mengikuti sesuatu.

Pertanyaannya adalah: apa yang kita ikuti?

Siapa Itu Seorang Murid?

Murid adalah pengikut, murid dari seorang mentor, guru, atau tokoh lainnya. Mengapa kamu ingin menjadi pengikut atau murid? Karena kita semua perlu belajar! Ketika kamu berpikir bahwa kamu tahu semuanya, kamu merupakan satu dari dua hal ini: mati atau bodoh!

Jadi, kita semua diajar oleh seseorang—seorang mentor, guru, teman. Kita semua mengikuti sesuatu.

Seperti Apa Pemuridan Itu?

Nah, jika kamu mengikuti bisbol, kamu berlatih, berolahraga, memusatkan perhatian pada teknik, dan pengulangan.

Kamu makan, tidur, minum, dan menghidupi bisbol.

Kamu berbicara tentang bisbol, menonton bisbol, membaca artikel bisbol—kamu memikirkan bisbol!

Jika kamu belajar musik, kamu belajar tentang teori musik, not, irama, membaca lembaran musik, dan akord.

Kamu dengan sabar berlatih dengan alat musikmu.

Terkadang begitu banyak jarimu yang berdarah.

Tanganmu sakit; Suaramu tidak bisa mengucapkan suara yang lain.

Kamu selalu mendengarkan musik dan selalu memasang earphone di telingamu.

Musik menenangkan jiwamu.

Jika kamu belajar sastra atau puisi, kamu belajar alegori, pertanda, dll..

Kamu membaca semua jenis literatur, seperti Treasure Island, Les Miserables, dan The Man in the Iron Mask.

Kamu pergi ke klub buku, menghadiri bacaan publik, dan bahkan mulai menulis sendiri.

Seperti Apakah Murid-Murid Yesus?

Baca Matius 8:18-22 (AYT)

Sekarang, ketika Yesus melihat orang banyak di sekeliling-Nya, Ia memberi perintah untuk bertolak ke seberang. Kemudian, seorang ahli Taurat datang dan berkata kepada-Nya, "Guru, aku akan mengikuti-Mu ke mana saja Engkau pergi." Dan, Yesus berkata kepadanya, "Rubah-rubah mempunyai liang dan burung-burung di langit mempunyai sarang. Akan tetapi, Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Satu dari murid berkata kepada-Nya, "Tuhan, izinkanlah aku untuk terlebih dahulu pergi dan menguburkan ayahku." Akan tetapi, Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku, dan biarlah orang mati menguburkan orang mati mereka sendiri."

Yesus mengatakannya dengan cara lain ...

Baca Matius 5:3-10 (AYT)

"Diberkatilah orang yang miskin dalam roh sebab mereka yang mempunyai Kerajaan Surga. Diberkatilah mereka yang berdukacita sebab mereka akan dihibur. Diberkatilah orang yang lembut hatinya sebab mereka akan mewarisi bumi. Diberkatilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran sebab mereka akan dikenyangkan. Diberkatilah mereka yang berbelas kasihan sebab mereka akan memperoleh belas kasihan. Diberkatilah mereka yang bersih dalam hati sebab mereka akan melihat Allah. Diberkatilah mereka yang membawa damai sebab mereka akan disebut anak-anak Allah. Diberkatilah mereka yang dianiaya demi kebenaran sebab mereka akan memiliki Kerajaan Surga."

Mengapa Pemuridan Penting?

Dalam bisbol, itu adalah tentang sensasi permainan.

Dalam sastra/puisi, adalah penting untuk bisa mengekspresikan diri melalui seni menulis.

Di dalam Yesus, adalah penting untuk menunjukkan kepada dunia seperti apa umat Allah itu.

Penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa meskipun terdapat kejahatan dan kesalahan di dunia ... ada pengharapan!

Penting untuk menunjukkan kemuliaan Tuhan dan mengundang semua orang di sekitar Anda untuk masuk ke dalam cerita itu.

Bisbol hebat ...

Sastra menakjubkan ...

Namun, menjadi murid Yesus ... itu memberi kita hidup. Itu menopang hidupmu.

Ada alasan mengapa bisbol merupakan "hobi" dari warga Amerika. Bisbol adalah permainan kompetitif yang menyenangkan dengan sejarah yang panjang.

Ada alasan mengapa puisi ada. Semua emosi, rasa sakit, kemenangan, semuanya itu mencoba untuk memahami hal-hal yang menopang kehidupan.

Menjadi pengikut Yesus berarti bahwa kamu mengikuti Dia dan jalan-Nya.

Kamu berlatih mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan pikiranmu.

Kamu mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri, dan kamu mengundang orang lain untuk bergabung dengan cerita ini bersamamu.

Tutup dengan doa

Pertanyaan Diskusi Kelompok Kecil

Sebutkan namamu, sekolahmu, dan katakan apakah kamu lebih suka Cola atau Pepsi.

  1. Menurutmu, apa definisi dari murid?
  2. Kamu sedang mempelajari apa? ... apa yang kamu ikuti?
  3. Mengapa lebih mudah menjadi "murid" olahraga atau musik daripada menjadi murid Yesus?
  4. Seperti apa murid Yesus itu? Bagaimana kamu bisa mengadopsi ciri-cirinya? (t/Jing-Jing)

Unduh Audio

Diambil dari:
Nama situs : Ministry to Youth
Alamat situs : http://ministrytoyouth.com/youth-group-lessons-discipleship/
Judul asli artikel : Youth Group Lesson on Discipleship
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 25 Februari 2017
 
Stop Press! Publikasi e-Jemmi

Publikasi e-JEMMi

Keselamatan dari Tuhan Yesus bukan hanya untuk seseorang atau suatu bangsa, tetapi untuk semua orang. Oleh karena itu, sebagai murid Kristus, kita pun harus memberitakan Injil keselamatan kepada semua bangsa. Apakah Anda juga rindu menjadi duta Kristus untuk memberitakan Injil kepada mereka yang belum percaya kepada Yesus Kristus? Kami mengajak Anda berlangganan publikasi e-JEMMi yang hadir untuk memperlengkapi Anda dengan berbagai bahan penginjilan yang berupa artikel, kesaksian, profil suku-suku terasing serta sumber misi dalam dan luar negeri. Kami juga mengundang Anda untuk bergabung dalam komunitas penginjilan kami untuk berbagi informasi dan doa terkait dengan misi.

Berlangganan, kirim email ke INI.

misi.sabda.org
e-Jemmi
@sabdamisi
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya dan Ariel
Berlangganan|Berhenti|Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org