Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/74

e-BinaSiswa edisi 74 (10-4-2017)

Remaja dan Paskah (2)

[Remaja dan Paskah (2) -- Edisi 74/II/April 2017]
 
Remaja dan Paskah (2)
Edisi 74/II/April 2017
 
e-BinaSiswa

Salam kasih dalam Kristus,

Penderitaan dan kematian Kristus adalah perkenanan Allah Bapa. Bapa mengizinkan Anak-Nya yang Tunggal untuk menderita sengsara sehingga rencana agung yang telah ditetapkan sejak masa kekekalan digenapi oleh Kristus. Simaklah sajian publikasi e-BinaSiswa kali ini mengenai seorang tokoh yang bukan siapa-siapa, tetapi tertulis sebagai seorang penolong. Tanpa mengenal siapa Yesus, ia menolong memikul salib yang berat dan kasar itu sampai ke Kalvari. Simak pula sebuah renungan dengan judul "Tiga Salib". Dengan tangan iman, kita dapat datang dan menjamah Yesus sehingga kita memperoleh hidup baru. Selamat Paskah bagi seluruh pembaca setia e-BinaSiswa! Marilah kita semakin mengenal Tuhan dengan benar, semakin setia mengikut Dia, dan menjadi pembawa berita sukacita bagi segala bangsa. Solus Christos!

Amidya

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Amidya

 

TOKOH Simon dari Kirene

"Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus." (Markus 15:21)

Simon menggerutu di sela-sela napasnya. Kesabarannya selangka kelegaan di jalanan Yerusalem. Ia mengharapkan Paskah yang damai. Kota itu sangat ramai, dan Simon lebih menyukai ladangnya yang terbuka. Dan sekarang, sebagai puncaknya, tentara Romawi membuka jalan untuk seseorang yang siapa tahu sangat berwibawa, yang akan memimpin pasukannya dan menunggang kuda untuk melewati orang-orang.

"Itu Dia!"

Kepala Simon dan orang-orang lainnya menoleh. Dalam sekejap, mereka tahu. Ini bukan pembesar.

Gambar: Simon dari Kirene

"Itu adalah sebuah penyaliban," ia mendengar seseorang berbisik. Empat orang prajurit, seorang penjahat, empat tombak, dan sebuah salib. Di sudut bagian dalam salib terletak bahu terpidana. Bagian bawahnya menyeret debu. Bagian atasnya mengimbangi di udara. Orang yang dihukum itu menahan salib sekuat mungkin, tetapi tersandung karena salib itu begitu berat. Ia mendorong diri-Nya untuk berdiri dan terhuyung-huyung ke depan sebelum terjatuh kembali. Simon tidak dapat melihat wajah orang tersebut, hanya sebuah kepala yang bermahkotakan semak berduri.

Perwira Romawi yang berwajah masam itu semakin mengancam dalam setiap kegagalan langkah. Ia mengutuk penjahat itu dan orang banyak.

"Cepat!"

"Kecil sekali kemungkinannya," kata Simon kepada dirinya sendiri.

Pembawa salib itu berhenti di depan Simon dan berusaha untuk bernapas. Simon mengernyit pada yang dilihatnya. Balok itu bergesekan dengan punggung yang sudah terkelupas. Aliran berwarna merah mengalir di wajah pria itu. Mulutnya menganga karena kesakitan dan kesulitan untuk bernapas.

"Nama-Nya Yesus," seseorang berbisik lembut.

"Jalan!" perintah sang algojo.

Namun, Yesus tidak dapat bergerak. Tubuh dan kaki-Nya mencoba untuk bergerak, tetapi Ia tidak dapat bergerak. Balok itu mulai limbung. Yesus mencoba untuk menyeimbangkannya, tetapi tidak bisa. Seperti pohon yang baru saja ditebang, salib itu mulai jatuh ke arah orang-orang. Semua orang menyingkir, kecuali si petani itu. Simon secara spontan membentangkan tangannya yang kuat dan meraih salib itu.

Yesus jatuh ke tanah dengan wajah terlebih dahulu dan Ia tetap berada di sana. Simon mendorong salib itu kembali ke sisinya. Perwira itu melihat ke arah Kristus yang kelelahan dan pada kerumunan penonton, dan hanya memerlukan sedikit waktu untuk mengambil keputusan. Ia menekan telapak tombaknya ke bahu Simon.

Gambar: Simon dari Kirene

"Kau, ambil salibnya!"

Simon menyampaikan keberatannya, "Tuan, aku bahkan tidak mengenal Orang itu!"

"Aku tidak peduli. Angkat salib itu!"

Simon menggerutu, menyeimbangkan balok itu di bahunya, dan melangkah keluar dari keramaian ke jalan, keluar dari ketidakpopuleran dalam sejarah, dan menjadi orang pertama dari jutaan orang yang antre untuk memikul salib dan mengikut Kristus.

Ia melakukan secara harfiah atas apa yang Allah panggil untuk kita lakukan dalam perumpamaan: "memikul salib dan mengikut Yesus". "... Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Lukas 9:23) (t/N. Risanti)

Unduh Audio

Sumber asli:
Nama situs : Thoughts About God
Alamat situs : http://www.thoughts-about-god.com/easter/max_easter2.html
Judul asli artikel : Simon from Cyrene Carries Jesus' Cross
Penulis artikel : Max Lucado
Tanggal akses : 14 Maret 2014

Diambil dari:
Nama situs : Bio Kristi
Alamat situs : http://biokristi.sabda.org/simon_dari_kirene
Tanggal akses : 20 Januari 2017
 

RENUNGAN Tiga Salib

"... Mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya." (Lukas 23:33)

Dalam banyak lukisan yang menggambarkan tentang penyaliban Yesus, salib yang terletak di tengah tempat Yesus disalibkan digambarkan lebih tinggi daripada kedua salib yang lain. Kita memang dapat menghargai keinginan sang seniman yang hendak menempatkan Kristus di tempat utama, tetapi kita tidak mempunyai bukti yang dapat dipercaya bahwa Yesus diberi tempat yang lebih tinggi atau lebih dihormati daripada kedua penjahat tersebut. Mereka yang menyalibkan Yesus menganggap-Nya sebagai penjahat biasa, sehingga mungkin ketiganya disalibkan pada ketinggian yang sama.

Gambar: Tiga salib

Ketika merenungkan hal ini, saya menyadari bahwa Yesus bukanlah sosok yang di luar jangkauan kita. Dia bukanlah sosok yang berada jauh di atas para pendosa malang yang tergantung pada kedua salib lainnya. Saya juga berpikir bahwa mungkin ketiga salib itu letaknya sangat berdekatan. Kedua penjahat tersebut dapat bercakap-cakap satu sama lain tanpa merasa terganggu oleh teriakan-teriakan dan keramaian yang ada di sekitar mereka. Bahkan, seandainya tangan penjahat yang sekarat itu tidak dipaku pada salib, mereka mungkin dapat saling menjangkau dan menyentuh tangan Yesus. Menurut saya, hal ini sangatlah penting. Ini menunjukkan bahwa Yesus dapat dijangkau oleh semua orang yang mencari dan menjamah-Nya dengan tangan iman!

Ya, semua orang, siapa pun juga, dapat datang kepada-Nya dan menerima pengampunan serta hidup baru. Apakah Anda sudah menggapai Dia yang mati untuk Anda dengan tangan iman?

TIDAK ADA HAL YANG LEBIH JELAS MENUNJUKKAN KASIH ALLAH SELAIN SALIB KRISTUS

Unduh Audio

Sumber asli:
Nama situs : SABDA.org / PUBLIKASI / e-Renungan Harian
Alamat situs : http://sabda.org/publikasi/e-rh/2004/04/09
Judul renungan : Tiga Salib
Penulis renungan : M.R. De Haan, M.D.

Diambil dari:
Nama situs : Paskah.co
Alamat situs : http://paskah.co/Renungan_Lukas
Tanggal akses : 16 Januari 2017
 
Stop Press! DAPATKAN PUBLIKASI 40 HARI DOA, "MENGASIHI BANGSA DALAM DOA"!

Komunitas Apps4God

Selain menjadi duta Injil, berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal Kristus menjadi tugas orang percaya. Masih banyak orang belum mendapat akses untuk mengenal Pribadi yang dapat menyelamatkan kehidupan mereka. Oleh karena itu, Yayasan Lembaga SABDA melalui publikasi 40 Hari Doa, mengajak Anda bersatu hati untuk mendoakan saudara-saudara kita yang akan melaksanakan ibadah puasa pada bulan Juni-Juli mendatang. Kiranya mereka dapat beroleh jalan kepada kebenaran sejati.

Jika Anda ingin berlangganan publikasi 40 Hari Doa, silakan kirimkan alamat e-mail Anda ke subscribe-i-kan-buah-doa@hub.xc.org dan kami akan mengirimkan pokok-pokok doa dalam versi e-mail untuk Anda.

Silakan mengajak teman-teman Anda untuk bergabung dengan kita, dan kirimkan alamat e-mail mereka ke Redaksi e-Doa di doa@sabda.org.

Mari kita berdoa bersama-sama dengan orang-orang percaya di seluruh penjuru Indonesia agar semakin banyak orang beroleh jalan untuk mengenal Kristus dan semakin banyak bangsa yang mempermuliakan nama Tuhan. Amin.

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya dan Ariel
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org