Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/63

e-BinaSiswa edisi 63 (1-9-2016)

Remaja dan Teknologi (1)

 
Remaja dan Teknologi (1)
e-BinaSiswa -- Edisi 63/September 2016
 

e-BinaSiswa

Salam kasih dalam Kristus,

Teknologi adalah sarana untuk mempermudah aktivitas manusia. Sebagai contoh, teknologi transportasi. Dengan adanya mobil, pesawat, dan kendaraan mesin lainnya, manusia dapat melakukan transportasi secara cepat dan efisien. Demikian juga teknologi informasi yang berkembang saat ini, manusia seolah-olah tidak mempunyai jarak satu sama lain. Mereka bisa saling berkomunikasi antarkota, antarpulau, bahkan antarnegara dengan mudah. Semua kalangan masyarakat, baik yang kaya, miskin, tua, muda, maupun anak-anak, sudah menggunakan teknologi dalam hidup sehari-hari, khususnya teknologi digital di era ini.

Anak-anak adalah penerus utama generasi saat ini. Sejak kecil, mereka sudah akrab dengan teknologi digital sehingga mereka disebut sebagai generasi Digital Native. Teknologi adalah dari Tuhan, manusia harus menggunakan teknologi dengan bertanggung jawab. Memang banyak sekali manfaat positif dari teknologi, tetapi tidak sedikit pula efek negatifnya. Anak-anak memang harus akrab dengan teknologi, tetapi kita harus memberi bimbingan dalam penggunaannya. Rasul Paulus menuliskan dalam 1 Korintus 10:23 "Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna ...." Anak-anak masih sulit menentukan mana yang benar-benar berguna atau mana yang bisa merusak dirinya sendiri. Tugas kita sebagai pembina siswa Kristen adalah bukan menjauhkan anak dengan teknologi, tetapi harus mendekatkan dengan teknologi dan mengarahkan teknologi hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Soli Deo Gloria!

Ariel

Staf Redaksi e-BinaSiswa,
Ariel

 

ARTIKEL
Anak dan Kemajuan Teknologi

Anak dan TeknologiKendati kemajuan teknologi dicicipi oleh semua lapisan masyarakat, tetapi tidak bisa disangkal bahwa kelompok remaja adalah kelompok yang paling memanfaatkan kemajuan-kemajuan ini. Lihat saja permainan video yang sekarang begitu canggih dan melibatkan tiga dimensi. Di samping itu, remaja pun dapat menikmati musik lewat iPod, bercengkerama lewat chatting, sms, email, dan dapat berkreasi sekaligus berkomunikasi lewat Facebook dan YouTube. Tidak heran, generasi remaja sekarang dijuluki Generasi M -- singkatan dari multitasking, yang berarti melakukan beberapa hal pada saat bersamaan. Berikut adalah beberapa tanggapan terhadap pengaruh positif maupun negatif kemajuan teknologi pada perkembangan hidup anak.

Pengaruh Positif

  1. Kemajuan teknologi tidak bisa tidak membuat anak jauh lebih fasih dengan teknologi, terutama teknologi informasi. Sudah tentu semua ini berdampak baik karena kemajuan ini membawa banyak kemudahan seperti kemudahan mendapatkan informasi dan kemudahan menjalin kontak.
  2. Kemajuan teknologi juga telah menciptakan sebuah kolam pergaulan lewat jalur maya. Tidak bisa tidak, anak dapat mengenal dan menjalin hubungan dengan lebih banyak orang dari pelbagai belahan dunia.
  3. Kemajuan teknologi telah menciptakan beragam permainan yang kreatif dan menantang. Banyak anak yang termasuk kategori ADHD diuntungkan oleh permainan ini oleh karena tingkat kreativitas dan tantangan yang tinggi.

Pengaruh Negatif

  1. Kemajuan teknologi berpotensi membuat anak cepat puas dengan pengetahuan yang diperolehnya sehingga menganggap bahwa apa yang dibacanya di internet adalah pengetahuan yang terlengkap dan final. Pada faktanya, ada begitu banyak hal yang mesti digali lewat proses pembelajaran tradisional dan internet tidak bisa menggantikan kedalaman. Kalau tidak dicermati, maka akan ada kecenderungan bagi generasi mendatang untuk menjadi generasi yang cepat puas dan cenderung berpikir dangkal. Membaca 300 halaman buku yang ditulis secara cermat lewat proses pemikiran yang panjang tidak sama dengan membaca beberapa lembar halaman berisikan kesimpulan di layar komputer. Sebaiknya, orangtua terus mendorong anak untuk membaca buku bermutu di samping memanfaatkan informasi dari internet. Juga, secara berkala, ajaklah anak berdiskusi sebab proses pengambilan keputusan yang efektif tercapai lewat dialog dua arah. Lewat dialog, anak dilatih untuk mendengarkan masukan atau pendapat lain sekaligus memberi respons yang tepat.
  2. Anak dan TeknologiOleh karena kemajuan teknologi membawa banyak kemudahan, maka generasi mendatang berpotensi untuk menjadi generasi yang tidak tahan dengan kesulitan. Dengan kata lain, asumsi yang tersirat dalam diri anak adalah bahwa hidup ini seharusnya mudah. Singkat kata, pada akhirnya anak berpacu untuk menyederhanakan masalah dan berupaya menghindari kesukaran. Sudah tentu orangtua tidak perlu melarang anak untuk menikmati kemudahan-kemudahan ini; tugas orangtua di sini adalah mendampingi anak tatkala ia tengah menghadapi kesulitan. Amatilah kecenderungannya untuk mencari jalan pintas dan ajaklah untuk memikirkan alternatif penyelesaian. Doronglah anak untuk bersabar dan menantikan Tuhan dalam menghadapi kebuntuan.
  3. Kemajuan teknologi mempercepat segalanya dan tanpa disadari anak pun dikondisikan untuk tidak tahan dengan kelambanan dan keajegan. Alhasil, anak makin hari makin lemah dalam hal kesabaran serta konsentrasi dan cepat menuntut orang untuk memberi yang diinginkannya dengan segera. Hal ini perlu mendapat perhatian orangtua. Sekali lagi, respons yang tepat bukanlah melarang anak untuk memanfaatkan teknologi, melainkan mendorongnya untuk berkonsentrasi mendengarkan sesuatu yang bersifat monologis. Juga, ajaklah anak untuk mengembangkan toleransi yang besar terhadap perbedaan bahwa tidak semua orang dan hal harus berjalan secepat yang diinginkannya.
  4. Kemajuan teknologi juga berpotensi mendorong anak untuk menjalin relasi secara dangkal. Waktu untuk bercengkerama secara langsung berkurang karena sekarang waktu tersita untuk menikmati semuanya dalam kesendirian. Bahkan, permainan pun bersifat individual sehingga makin memperkecil jalinan relasi. Semua ini bisa berdampak negatif terhadap pernikahannya dan relasi kerjanya kelak. Ia terbiasa menjalin relasi tidak langsung lewat jasa online sehingga tidak mudah baginya untuk masuk ke dalam relasi yang mendalam. Dan, kita tahu relasi menuntut kesabaran dan ketabahan. Jadi, doronglah anak untuk tidak mengabaikan pergaulan dengan teman, sebab relasi dibangun lewat pergaulan berbagi hidup.

Firman Tuhan:

"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yesaya 30:15) Terpenting adalah mengajar anak bahwa semua kemajuan teknologi tidak boleh menggantikan Tuhan di dalam hidupnya. Pada akhirnya, semua ini tidak akan dapat menyelamatkannya dari dosa; hanya Tuhan dan kasih karunia-Nya yang menyelamatkan kita dari dosa. Problem teknologi dapat dipecahkan lewat teknologi, tetapi masalah relasi dan hati manusia tidak akan dapat diselesaikan lewat teknologi.

Diambil dari:
Nama situs : Telaga
Alamat URL : http://telaga.org/audio/anak_dan_kemajuan_teknologi
Penulis : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Tanggal akses : 29 Februari 2016
 

KIAT PEMBINA
Mengembangkan Diri melalui Kemajuan Iptek

Pengembangan diri adalah sesuatu yang sangat penting agar pengetahuan kita semakin maju dan bertambah. Untuk itu, tidak ada jalan lain kecuali belajar, belajar, dan belajar. Belajar adalah salah satu cara dalam usaha kita mengembangkan diri melalui Iptek. Ada beberapa cara mengembangkan diri melalui Iptek.

Anak dan Teknologi

  1. Peduli terhadap perkembangan Iptek.

    Perkembangan Iptek yang terjadi di sekitar kita berlangsung dengan cepat. Sebagai generasi muda, kita tidak boleh menutup mata dan diri kita atas segala perkembangan Iptek yang terjadi di sekitar kita sehingga kita tidak ketinggalan zaman.

  2. Bersikap kritis terhadap perkembangan Iptek.

    Iptek memang sangat bermanfaat bagi manusia, tetapi juga tidak dimungkiri ada dampak negatifnya. Karena itu, sangat dibutuhkan sikap kritis terhadap segala perubahan. Sisi baik atau tidaknya Iptek harus disesuaikan dengan budaya, agama, undang-undang, dan Pancasila. Dengan demikian, Iptek yang kita gunakan dan kita kembangkan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

  3. Memanfaatkan Iptek yang sudah ada sebaik mungkin.

    Setelah kita menyaring Iptek yang kita terima, kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin. Jangan sampai kita menyalahgunakan Iptek untuk hal-hal tertentu yang tujuannya hanya akan merugikan diri sendiri. Jangan pula kita gaptek (gagap teknologi).

  4. Ikut mengembangkan Iptek yang sudah ada.

    Kita tidak boleh cepat puas dengan hanya menerima Iptek yang sudah ada, tetapi kita juga harus ikut serta dalam mengembangkan Iptek tersebut. Ada banyak cara untuk mengembangkan Iptek tersebut, misalnya dengan mengadakan penelitian. Untuk siswa SMA, penelitian tidak perlu muluk-muluk. Kamu bisa mencobanya dengan hal-hal yang sederhana melalui kegiatan KIR (Karya Ilmiah Remaja).

  5. Kreatif dalam menciptakan ide-ide baru.

    Sangat baik untuk ikut menciptakan ide-ide baru dalam Iptek. Ide-ide itu bisa kita dapat dari segala sesuatu yang ada di sekitar kita, bahkan mimpi atau impian kita. Yang kita perlukan untuk dapat mewujudkan ide kita selain belajar adalah:

    1. Kita harus selalu yakin dan percaya bahwa kita bisa.
    2. Jika kita gagal, jangan mudah putus asa. Coba lagi karena untuk berhasil perlu perjuangan.
    3. Jangan buang-buang waktu dan kesempatan.
    4. Jangan lupa berdoa.

Abad ke-21 adalah era globalisasi di mana Iptek, terutama teknologi informasi, akan mendominasi dunia, termasuk Indonesia. Dalam era globalisasi, tak ada batas-batas negara dan batas wilayah karena batas-batas tersebut menjadi kabur karena teknologi informasi. Kita harus menguasainya. Jika tidak, kita akan tersisih.

Landasan Alkitab

  1. Kejadian 1:28, "... taklukkanlah ... berkuasalah ...."

    Ayat ini mengingatkan kepada kita akan perintah/mandat Allah agar kita bekerja dan melakukan sesuatu. Apakah itu? Yaitu, menaklukkan dan berkuasalah. Itu berarti kita harus memakai segala yang ada pada kita dan potensi kita untuk mengolah dan mengelola alam ini agar bermanfaat bagi manusia. Dan, untuk itu, kita telah dilengkapi dengan "gambar Allah" dengan segala perangkatnya yang memungkinkan kita bisa melaksanakan mandat Allah ini. Untuk itu, kita perlu mengembangkan diri dengan terus-menerus belajar agar bisa memanfaatkan alam sebaik-baiknya.

  2. Kejadian 2:15, "... untuk mengusahakan dan memelihara taman itu."

    Ayat ini mempunyai maksud yang sama/paralel. Tidak hanya mengusahakan, tetapi juga memelihara untuk generasi penerus kita. Kita harus berpikir bagaimana generasi penerus kita juga menikmati alam anugerah Tuhan ini.

  3. Amsal 6:6, "... hai pemalas pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak."

    Ayat ini berisi peringatan agar kita tidak malas karena kemalasan bukan yang dikehendaki Tuhan. Manakala kita malas, kita diingatkan agar melihat semut. Semut itu kecil tidak berdaya dan mudah sekali dibunuh. Namun, ia mempunyai daya juang, kegotongroyongan atau kerja sama yang hebat. Amatilah butiran nasi yang dibawa semut beramai-ramai. Dari hasil jerih payah kita, kita mendapatkan sesuatu, kepandaian, keterampilan, dan pengetahuan.

  4. 2 Tesalonika 3:10, "... jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan."

    Ayat ini juga memberi peringatan yang sama agar tidak malas. Barangsiapa bekerja, ia akan makan. Barangsiapa yang belajar akan melakukan sesuatu, ia akan mendapatkan hasilnya.

Dari ke-4 ayat Alkitab ini, jelas bagi kita bahwa kita diperintahkan untuk mengembangkan diri agar kita dapat mengolah dan mengelola alam ini dengan tujuan kesejahteraan manusia dan kemuliaan Tuhan. Untuk itu, kita harus rajin belajar dan mengusahakan tanpa lelah, berjuang terus. Dan, Tuhan berjanji "jerih payahmu tidak sia-sia".

Diambil dari:
Judul buku : Teladan Kehidupan 2: Pendidikan Agama Kristen Referensi KTSP dengan Kecerdasan Majemuk-Kelas XI
Judul bab : Pemanfaatan Iptek di Berbagai Bidang
Judul asli artikel : Mengembangkan Iptek untuk Merespons Mandat Allah
Penyusun : Pdt. Drie S. Brotosudarmo, S.Th., M.Th., M.Si; Mariska Lauterboom, S.Si.Teol.; Dra. Prajanti Efrayim
Penerbit : Penerbit ANDI, Yogyakarta 2006
Halaman : 130 -- 133
 
Stop Press! Situs Sejarah Alkitab Indonesia

Situs Alkitab

Tahukah Anda bahwa hingga saat ini sudah ada paling sedikit 22 Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu-Indonesia? Siapa saja yang telah menerjemahkan Alkitab yang selama ini kita miliki? Bagaimana kisah-kisah di balik penerjemahan Alkitab?

Situs Sejarah Alkitab Indonesia hadir untuk memberikan Anda informasi paling lengkap tentang seluk-beluk penerjemahan Alkitab di Indonesia, mulai dari sejarah, bagan data, dan berbagai artikel menarik yang perlu untuk diketahui.

Segeralah berkunjung ke situs Sejarah Alkitab Indonesia dan perkaya pengetahuan dan wawasan Anda tentang Alkitab Anda selama ini!

Informasi:
Situs Sejarah Alkitab Indonesia
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya, Ariel, dan Davida
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org