Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/7 |
|
e-BinaSiswa edisi 7 (7-1-2013)
|
|
e-BinaSiswa -- Remaja dan Orang Tua (1) Edisi 07/Januari 2013 DAFTAR ISI ARTIKEL: MASALAH REMAJA DENGAN ORANG TUA RENUNGAN: CINTA INI MILIKMU, MAMA Shalom, Masih ingatkah Anda dengan lagu "Kasih Ibu kepada Beta"? Lagu yang sempat populer di Indonesia dan selalu menjadi lagu wajib di Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar tingkat awal. Setiap syair dalam lagu ini memang dapat dibenarkan karena memberikan pesan moral bahwa kasih orang tua terhadap anak-anak mereka tidak pernah menuntut balasan maupun pujian. Mengingat begitu besarnya kasih dan pengorbanan para orang tua, maka penting bagi para anak untuk menyadarinya. Lalu, bagaimana caranya? Apakah yang seharusnya mereka lakukan? e-BinaSiswa kali ini menyajikan bahan menarik dan bermanfaat seputar hubungan anak dengan orang tua melalui renungan "Cinta Ini Milikmu, Mama". Simak juga artikel tentang pemicu konflik orang tua dengan anak dan cara mengatasinya. Kiranya apa yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi pelayanan Anda. Selamat Tahun Baru 2013! Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa, Doni K. < doni(at)in-christ.net > < http://remaja.sabda.org > ARTIKEL: MASALAH REMAJA DENGAN ORANG TUA Remaja memunyai banyak masalah dengan orang tua mereka. Karakteristik perkembangan remaja adalah perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Saat ditanya, remaja mengeluh tentang orang tuanya. 1. Orang Tua Tidak Memercayai Saya Para remaja tidak mengerti mengapa orang tua mereka tidak memercayai mereka. Alasan umum yang diberikan orang tua adalah dulu anak-anak mereka pernah melanggar kepercayaan mereka. Saat kepercayaan mereka dilanggar, susah mendapatkannya kembali. Ada beberapa orang tua yang tidak memercayai anak mereka karena alasan yang tidak benar. Akan tetapi, biasanya remaja tidak menyadari bahwa kepercayaan itu adalah barang yang rapuh dan peka. Oleh karena itu, mereka melanggar kepercayaan orang tua, yang akhirnya membuat orang tua sulit memercayai mereka. Anda akan membuat hidup para remaja lebih mudah jika Anda membantu mereka melihat koneksi antara apa yang mereka perbuat dan reaksi orang tua mereka. Bagaimana remaja memenangkan kembali kepercayaan orang tuanya? Dengan melakukan apa yang remaja katakan. Contoh, jika ia mengatakan akan pulang pukul 11:00, maka lakukanlah itu. Ketika anak remaja menunjukkan bahwa mereka dapat dipercaya, pada akhirnya orang tua akan memercayai mereka lagi. 2. Orang Tua Saya Tidak Mengasihi Saya Orang tua biasanya kesulitan mengatakan kepada anak-anaknya bahwa mereka mencintainya. Alasan yang paling umum adalah mereka malu. Kebanyakan orang tua mencintai anak-anak remajanya; akan tetapi mereka hanya membentuk kebiasaan buruk karena tidak biasa mengatakannya. Saran untuk orang tua: a. Doronglah orang tua untuk mengatakan secara lisan kepada anak-anak bahwa mereka mencintai anak-anak, walaupun hal ini memalukan. b. Doronglah orang tua untuk mencari cara kreatif dalam menunjukkan kasih mereka, seperti menulis catatan-catatan kecil, menghidangkan hidangan kejutan, atau melakukan sesuatu yang istimewa. c. Pastikan para ayah mengerti betapa pentingnya bagi mereka untuk mengekspresikan cinta mereka. Saran untuk remaja: a. Doronglah anak remaja untuk mengatakan cinta mereka kepada orang tua mereka. b. Doronglah anak remaja mencari cara-cara kreatif untuk menunjukkan cinta mereka, seperti menulis catatan-catatan kecil, menyediakan sarapan, mencuci, atau membersihkan rumah. 3. Orang Tua Saya Tidak Mendengarkan Saya Berusahalah membuat orang tua menyadari akan kurangnya keahlian mendengar mereka dan doronglah mereka untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan. 4. Orang Tua Saya Sering Memarahi Saya Hampir dalam setiap kasus, solusi atas masalah ini cukup mudah -- berhenti melakukan apa pun yang mengganggu orang tuamu. Orang tua biasanya tidak memarahi anak-anak; akan tetapi mereka memarahi sesuatu yang dilakukan anak-anak mereka yang mengganggu mereka. 5. Orang Tua Saya Munafik Banyak remaja kecewa dengan orang tua mereka ketika mereka menyadari bahwa orang tua mereka adalah orang yang berbeda di depan umum. Bahkan, hampir semua orang tua -- hampir semua orang -- berbeda saat ada di depan umum dan di keluarga sendiri. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Kemunafikan adalah ketika perbedaannya disengaja -- ketika ada usaha yang jelas untuk menipu orang lain tentang orang seperti apakah Anda sebenarnya. Para remaja perlu mengetahui arti sebenarnya dari kemunafikan. (tUly) Diterjemahkan dari: Judul buku: High School Ministry Judul asli artikel: Problems With Parents Penulis: Mike Yaconelly dan Jim Burns Penerbit: Zondervan Publishing House, Michigan 1986 Halaman: 82 -- 84 RENUNGAN: CINTA INI MILIKMU, MAMA Keluaran 20:12. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. "Rosa, bangun ... sarapanmu sudah mama siapkan di meja." Tradisi ini sudah berlangsung selama 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat, tapi kebiasaan mama tak pernah berubah. "Mama sayang, tidak usah repot-repot, aku sudah dewasa," pintaku pada mama suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru aku keluarkan uang dan membayar semuanya, ingin aku membalas jasa mama selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Mengapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka. Mungkin sekarang memang fase di mana aku akan mengalami kesulitan untuk memahami mama. Dari sebuah artikel yang aku baca, orang yang sudah lanjut usia bisa sangat sensitif dan cenderung bersikap kekanak- kanakan. Tetapi entahlah. Niat membahagiakan yang aku lakukan malah membuat mama sedih. Seperti biasa, mama tidak akan pernah mengatakan apa-apa. Suatu hari, aku memberanikan diri untuk bertanya, "Ma, maafkan aku kalau telah menyakiti perasaan Mama. Apa yang membuat Mama sedih?" Aku menatap sudut-sudut mata mama, ada genangan air mata di sana. Dengan terbata-bata, mama berkata, "Tiba-tiba Mama merasa kamu sudah tidak lagi membutuhkan mama. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Mama tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untukmu, Mama tidak bisa lagi membelikan jajan buat kamu. Semua sudah bisa kamu lakukan sendiri." Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang ibu ... bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah aku sadari sebelumnya. Diam-diam, aku merenungkannya. Apa yang telah aku persembahkan kepada mama dalam usiaku sekarang? Adakah mama bahagia dan bangga pada putrinya? Waktu itu, aku menanyakannya pada mama. Mama menjawab, "Banyak sekali Nak kebahagiaan yang telah kamu berikan pada Mama. Kamu tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Mama. Setelah dewasa, kamu berperilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Mama. Setiap kali binar mata kamu mengisyaratkan kebahagiaan, di situlah kebahagiaan orang tua." Lagi-lagi, aku hanya bisa berucap, "Ampuni aku, ya Tuhan, kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang aku berikan kepada mama. Masih banyak alasan ketika mama menginginkan sesuatu." Betapa sabarnya mamaku melalui liku-liku kehidupan. Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapa pun. Ah, maafkan kami Mama ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat mama lelah. Sanggupkah aku, ya Tuhan? "Rosa, bangun Nak ... sarapannya udah Mama siapkan di meja." Kali ini, aku segera lompat ... aku membuka pintu kamar dan kurangkul mama sehangat mungkin. Aku menciumi pipinya yang mulai keriput, menatap matanya lekat-lekat, dan mengucapkan, "Terima kasih Mama. Aku beruntung sekali memiliki Mama yang baik hati, izinkan aku membahagiakan Mama." Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. Cintaku ini milikmu, Mama. Aku masih sangat membutuhkanmu. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu. Sahabat, tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "Aku sayang padamu". Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita miliki kepada orang yang kita cintai. Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita: Ibu. Walau mereka tak pernah meminta, percayalah bahwa kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia. "Ya Tuhan, cintailah mamaku, berilah aku kesempatan untuk bisa membahagiakan mama selagi Engkau mengizinkan aku hidup. Dan jika saatnya nanti mama Kau panggil, terimalah dan jagalah dia di sisi-Mu. Titip mamaku, ya Tuhan." Untuk dan oleh semua ibu yang mencintai anak-anaknya ... dan semua anak yang mencintai ibunya. Diambil dan disunting dari: Judul buletin: Shining Star Edisi buletin: Tahun ke-VII, No.75, 2005 Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Komisi Remaja GKI Gunung Sahari, Jakarta 2005 Halaman: 1 -- 2 Kontak: binasiswa(at)sabda.org Redaksi: Doni K. dan Yusak Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |