Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/62

e-BinaSiswa edisi 62 (1-8-2016)

Remaja dan Indonesia (2)

 
Remaja dan Indonesia (2)
e-BinaSiswa -- Edisi 62/Agustus 2016
 

e-BinaSiswa

Salam Kemerdekaan,

Sudah 71 tahun lamanya sejak proklamasi dikumandangkan, kita hidup di negara merdeka, Indonesia. Secara kasat mata, dampak kemerdekaan sudah bisa dirasakan seperti pembangunan infrastruktur, perekonomian yang mulai maju, dan pendidikan yang semakin berkembang. Jasa-jasa para pahlawan benar-benar dapat dirasakan hingga masa kini. Akan tetapi, kita terkadang terlena dengan kemerdekaan itu sendiri sehingga kita kurang bisa menghargai perjuangan pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Banyak di antara anak kurang memahami sejarah karena mereka hanya mendapatkannya di sekolah, dan setelah sampai di rumah, mereka lupa akan pelajaran tersebut.

Sebagai seorang Pembina, tentunya kita harus bisa menanamkan rasa cinta tanah air kepada anak didik kita. Kita sering mendengar banyak anak yang tidak hafal Pancasila, menghina bendera negara, bahkan melecehkan Pahlawan Nasional. Apa jadinya negeri kita jika generasi penerusnya adalah orang-orang seperti ini? Mungkin kita tidak bisa melakukan hal yang besar untuk negara kita, tetapi kita bisa melakukan hal yang paling berguna bagi bangsa Indonesia, yaitu dengan berdoa. Yeremia 29:7 mengatakan bahwa kesejahteraan kota (bangsa) adalah kesejahteraan kita juga. Oleh sebab itu, kita seharusnya berdoa untuk bangsa dan negara Indonesia ini. Semoga pada hari kemerdekaan ini, Indonesia bisa menemukan arti kemerdekaan yang sejati. Merdeka!

Ariel

Staf Redaksi e-BinaSiswa,
Ariel

 

ARTIKEL
Hidup di Dalam Waktu

Kita dilahirkan pada satu waktu dan mati pada waktu yang lain. Di antara kedua waktu itu ada pemilikan waktu yang dimiliki oleh setiap pribadi kita. Karena waktu itu berlangsung dan kita berada di dalam kurun waktu, maka kita harus memperhitungkan apa yang kita sebut sebagai "sejarah".

Kairos

Waktu bukanlah sejarah, dan sejarah bukanlah waktu. Apakah sejarah? Ada orang yang menggunakan istilah bahasa Inggris "History" (sejarah) dengan memisahkannya sebagai "HIS story", yang artinya adalah "Cerita dari Dia (Allah)". Akan tetapi, apakah sejarah itu sebenarnya? Mungkinkah ada sejarah yang tidak terjadi di dalam waktu? Kalau tidak ada, bagaimana sebenarnya relasi antara sejarah dan waktu? Adakah waktu yang tidak mengandung sejarah? Ada. Kalau seluruh alam semesta selesai sehingga semua manusia sudah mati, tetapi tetap masih ada rotasi dari semua planet, maka saat itu masih mempunyai waktu tetapi tidak ada sejarah lagi. Jadi, sejarah memiliki unsur yang melampaui berlangsungnya waktu sehingga waktu lebih bersifat netral dan lebih bersifat fisika, tetapi sejarah lebih bersifat metafisika. Saya tidak menjelaskan lebih lanjut pernyataan ini. Waktu bisa diukur dengan mesin, tetapi mesin tidak mungkin bisa menyeleksi suatu waktu tertentu yang berarti, lalu mencatatnya sebagai sejarah. Misalnya: arloji adalah salah satu alat pengukur untuk memberikan indikasi terjadinya proses waktu. Melalui pergerakan jarum di dalam arloji, kita dapat menentukan berapa waktu yang kita pergunakan untuk aktivitas-aktivitas hidup kita. Akan tetapi, sejarah tidak mungkin diukur oleh arloji atau mesin-mesin waktu lainnya karena mesin-mesin waktu hanya mampu memberikan petunjuk tentang suatu kerutinan yang tidak berubah.

Berdasarkan pemikiran di atas, orang-orang Yunani menggunakan dua macam istilah untuk membedakan antara hal-hal penting yang terjadi di dalam sejarah dan waktu yang berjalan begitu saja tanpa hal-hal penting di dalamnya. Orang Yunani melihat waktu yang bersifat mekanis berbeda dengan saat-saat tertentu di dalam waktu yang bermakna penting sehingga kita harus terus mengingatnya. Jadi, saat penting dibedakan dan berlainan dengan waktu-waktu netral. Untuk waktu-waktu yang netral, mereka menggunakan istilah: kronos (dari sini kemudian menjadi kronologi, kronis). Akan tetapi, orang Yunani juga memakai istilah yang lain, yaitu: kairos, untuk menunjukkan saat-saat di dalam waktu di mana kita harus mengingat, mencatat, dan mengakui kepentingannya. Ini berbeda dari kronos. Jika Saudara menilik kembali sepanjang hidup Saudara, Saudara tidak akan mencatat bahwa Saudara bangun pagi, lalu mandi, lalu makan, lalu berangkat ke sekolah, lalu pulang ... dst.. Tidak. Hal-hal seperti itu memang harus dikerjakan, tetapi tidak perlu dicatat karena hal-hal seperti itu bersangkut paut dengan kronos, tetapi tidak bersangkut paut dengan kairos.

Kairos

Manusia adalah manusia, karena manusia bukanlah binatang; binatang adalah binatang, justru karena binatang bukan manusia. Salah satu pembeda yang paling penting adalah manusia mengerti kairos, sedangkan hewan tidak. Binatang mengerti, berada dan sedang melewati waktu, tetapi mereka tidak mengerti pentingnya, signifikansinya, dan bagaimana pemanfaatan waktu sebagai hak miliknya. Mereka tidak memiliki hal itu. Manusia tidak demikian. Manusia mempunyai kesadaran tentang kairos, yaitu saat-saat yang paling penting, yang merupakan saat-saat pergumulannya. Saat-saat itu adalah saat-saat yang tidak boleh dilupakan, merupakan saat-saat yang perlu dicatat karena membentuk karakter hidupnya.

Diambil dari:
Judul buku : Pemuda dan Krisis Zaman
Judul artikel : Hidup di Dalam Waktu
Penulis : Stephen Tong
Penerbit : Momentum, Surabaya 2012
Halaman : 8 -- 10
 

BAHAN AJAR
Menjadi Remaja Kristen yang Cinta Tanah Air
Ditulis oleh: Amidya

A. Dasar Alkitab

B. Tujuan

  1. Remaja menyadari perannya sebagai agen perubahan bangsa dan negara Indonesia.
  2. Remaja memiliki sikap nasionalisme dan dapat mengisi kemerdekaan sesuai dengan prinsip Alkitab.
  3. Remaja mampu mengambil sikap untuk berdoa bagi kesejahteraan bangsa dan negara.

C. Refleksi

Berdoa

Pernahkah kita memikirkan cara untuk menunjukkan rasa cinta tanah air? Selama ini, siswa-siswi kita pernah mengikuti upacara bendera, menghafalkan sila-sila dalam Pancasila, menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya", dan mengikuti sejumlah kegiatan sosial. Namun, pernahkah kita meluangkan waktu untuk berdoa bagi kesejahteraan bangsa dan negeri kita?

Ya, berdoa bagi bangsa adalah sebuah tindakan untuk menyatakan rasa cinta pada tanah air. Nabi Yeremia dalam Yeremia 29:7 menyerukan, "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." Melihat konteks sejarah bangsa Israel pada masa itu, Nabi Yeremia mendapat perintah kepada Tuhan untuk memberitakan pembuangan bangsa Yahudi ke Babel. Tafsiran Alkitab Full Life menuliskan bahwa sekitaran tahun 597 SM, penduduk Yehuda menjadi tawanan Babel dan firman Tuhan menghendaki supaya mereka mengusahakan kesejahteraan atau kemakmuran kota di mana Allah menempatkan mereka karena mereka tidak akan kembali ke tanah perjanjian hingga genap 70 tahun (Yeremia 29:7,10).

Sebagai suatu bangsa dengan sentimental kebangsaan yang tinggi, tentu bangsa Yahudi enggan berdoa bagi kota di mana mereka akan dibuang. Lebih-lebih kota itu adalah milik penguasaan/kerajaan yang telah menjadikan mereka tawanan. Akan tetapi, itulah yang Tuhan kehendaki, bahwa kesejahteraan kota tersebut adalah kesejahteraan umat.

Sebagai remaja Kristen masa kini, pernahkah kita berdoa bagi kota di mana kita tinggal, dan bagi bangsa dan negara kita? Pernahkah kita mengusahakan kesejahteraan lingkungan di mana kita tinggal? Inilah perintah Tuhan. Inilah kehendak Tuhan bahwa Dia menginginkan umat-Nya bertelut dalam doa dan mengusahakan kesejahteraan kota. Marilah kita tanamkan kepada siswa yang kita ajar untuk memiliki waktu berdoa bagi bangsa dan negara. Hidup seturut dengan firman Tuhan, mendengarkan dan melakukan firman, serta sungguh-sungguh mencari Allah di tengah-tengah zaman yang sudah rusak ini.

D. Diskusi

  1. Sebutkan tiga tugas siswa Kristen berkaitan dengan usaha untuk memiliki rasa cinta tanah air!
  2. Sebutkan dan ceritakan dengan singkat mengenai tiga tokoh dalam Alkitab ini berkaitan rasa cinta tanah air:
    • Daniel
    • Sadrakh, Mesakh, dan Abednego
    • Nehemia
  3. Bagaimana peran pemuda dan remaja sekarang dalam keterlibatannya membangun bangsa?
  4. Firman Tuhan mengatakan "Usahakanlah kesejahteraan kota". Sebutkan empat hal yang sudah kita lakukan dalam mengusahakan kesejahteraan lingkungan tempat tinggal kita!

E. Kesimpulan

Salah satu cara untuk mewujudkan rasa cinta tanah air bagi murid Kristus adalah dengan mendoakan bangsa dan negara, serta mengusahakan kesejahteraan kota di mana kita tinggal. Doa tidak hanya dinaikkan untuk menyatakan permohonan pribadi, tetapi kita bisa berdoa bagi kesejahteraan bangsa, para pemimpin bangsa, kondisi politik-ekonomi-sosial-budaya negeri ini, dan banyak hal lainnya yang dapat kita bawa dalam doa kita. Jika kita berdoa, janji-Nya dinyatakan dengan jelas, "Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini" (2 Tawarikh 7:15).

Sumber bacaan:

 
Stop Press! Bergabunglah dalam Kelas Pengantar Perjanjian Lama September/Oktober 2016

Kelas PPL

Perjanjian Lama (PL) adalah sebuah kovenan di mana Allah menyatakan janji-Nya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub, yang kemudian diteruskan kepada bangsa Israel. Perjanjian Lama mengungkap berbagai hal yang perlu untuk dipelajari oleh jemaat Kristen masa kini seperti halnya: kanon PL, tema-tema dalam PL, Simbol dalam PL, dan Latar Belakang serta Dunia PL. Mempelajari PL akan sangat menolong kita mengerti firman Tuhan dengan baik. Nah, tertarikkah Anda untuk belajar PL bersama rekan-rekan lain?

Jika Anda ingin bergabung dalam kelas ini, silakan segera menghubungi Admin PESTA Kusuma Ks untuk mendaftar dengan mengirimkan email ke < kusuma@in-christ.net > dengan subjek [DAFTAR - KELAS PPL].

Informasi:
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst( 'Recip.EmailAddr ').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya, Ariel, dan Davida
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org