Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/6 |
|
e-BinaSiswa edisi 6 (20-12-2012)
|
|
e-BinaSiswa -- Remaja dan Natal (II) Edisi 06/Desember 2012 DAFTAR ISI RENUNGAN: YANG KAYA MENJADI MISKIN, SUPAYA YANG MISKIN MENJADI KAYA BAHAN MENGAJAR: DRAMA: KEHADIRAN NATAL Shalom, Yesus yang adalah Tuhan rela menjadi manusia dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia dari kematian kekal. Kasih yang dimiliki Tuhan Yesus hendaknya menginspirasi kita untuk terus bertumbuh dalam melayani Tuhan dan sesama. Kita melayani bukan untuk mendapatkan pahala, bukan untuk mendapatkan pujian, melainkan sebagai rasa syukur kita karena kita sudah mendapatkan keselamatan dan rindu orang lain bisa diselamatkan. Dalam edisi Natal ini, kami menyajikan renungan singkat tentang bagaimana Yesus merendahkan diri demi melayani manusia. Bukan itu saja, simak juga bahan mengajar berupa naskah drama Natal yang dapat digunakan dalam ibadah kreatif persekutuan remaja Anda. Segenap redaksi e-BinaSiswa mengucapkan: "Selamat Natal dan Tahun Baru 2013. Kiranya kelahiran Yesus Kristus selalu memberikan sukacita di hati untuk menjalani hari-hari yang baru bersama Dia selamanya." Staf Redaksi e-BinaSiswa, Yusak C. Nugraha < http://remaja.sabda.org > RENUNGAN: YANG KAYA MENJADI MISKIN, SUPAYA YANG MISKIN MENJADI KAYA "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." (2 Korintus 8:9) Ada yang bilang, hari raya terbesar umat Kristen bukanlah Natal, melainkan Paskah. Coba, mana yang lebih penting, kelahiran-Nya atau kebangkitan-Nya? Jawaban saya, keduanya sama-sama penting! Memang, Natal tidak ada artinya tanpa Paskah. Namun, ingat, Paskah juga tidak mungkin terjadi tanpa Natal! Natal dan Paskah, keduanya sama-sama penting. Di antara keduanyalah, Kristus berjalan di dunia. Dan, keseluruhan hidup-Nya, yang terbentang di antara keduanya, dapat dipandang sebagai satu peristiwa tunggal. One single event. Itulah yang disebut inkarnasi -- Anak Allah menjadi anak manusia. Kalau bagi Kristus ada kelahiran dan kebangkitan, maka bagi orang percaya tersedia kelahiran kembali dan kebangkitan tubuh. Di antara keduanya jugalah kehidupan kita sedang berlangsung; dari kelahiran kembali sampai kebangkitan tubuh. Dan keseluruhan hidup kita, yang terbentang di antara keduanya, seharusnya dijiwai oleh semangat Kristus. Semangat inkarnasi. Semangat Natal. Apakah itu? Rasul Paulus menyerukannya dalam 2 Korintus 8:9, "... Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." Semangat memiskinkan diri sendiri, supaya yang lain menjadi kaya. Apa artinya? Ada beberapa kesejajaran yang menakjubkan antara ayat ini dan Kidung Kristologis yang terkenal dalam Filipi 2:6-8. Tentang Kristus, "Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib". Hal "kaya" sejajar dengan hal "dalam rupa Allah". Sedangkan hal "menjadi miskin" sejajar dengan hal "mengosongkan diri" dan "merendahkan diri". Bagi Kristus, "kaya" berarti "dalam rupa Allah". Itulah hakikat Yesus yang sesungguhnya. Terjemahan lain untuk "dalam rupa Allah" adalah "dalam hakikat (Yun. morphe) Allah". Yesus adalah Pribadi yang seratus persen sehakikat dan setara dengan Allah. Apakah Allah Mahatahu? Yesus juga. Apakah Allah Mahakuasa? Yesus juga. Apakah Allah Mahahadir? Yesus juga. Apakah Allah kekal? Yesus juga. Sungguh, yang lahir di kandang binatang sekitar dua ribu tahun yang lalu itu adalah Allah sendiri! Bagi Kristus, "menjadi miskin" berarti "mengosongkan diri" dan "merendahkan diri". Ungkapan-ungkapan ini menyatakan penyerahan dan perendahan diri Kristus yang tidak tanggung-tanggung. Habis-habisan! Ungkapan "mengosongkan diri" berasal dari kata Yunani "kenoo", yang juga berarti "menuang" atau "mencurahkan" (to pour out). "Mencurahkan diri" merupakan ungkapan puitis kuno bagi penyerahan diri sepenuhnya dari seseorang demi kepentingan orang lain. Yesus "mengosongkan diri- Nya", itu berarti Ia menyerahkan diri-Nya sepenuhnya demi kepentingan orang lain. Ia mengabdikan seluruh hidup-Nya kepada sesama-Nya. Sampai tetes keringat terakhir. Sampai tetes darah terakhir. Sampai tarikan napas terakhir. Dalam Markus 10:45, Tuhan Yesus sendiri berkata, "... Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Sedangkan hal "merendahkan diri" yang Kristus lakukan berarti "merendahkan diri sampai titik yang paling rendah". Rasul Paulus berkata, "Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8) Terjemahan yang lebih tepat adalah: "Ia telah merendahkan diri-Nya dengan menjadi taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib". Itulah klimaks perendahan diri-Nya. Kristus melampaui semua manusia, melampaui semua malaikat, namun demikian Ia pernah menjadi lebih rendah ketimbang keduanya. Mengapa? Karena Ia pernah menjalani kelahiran dan kematian yang paling hina. Adakah kelahiran yang lebih hina ketimbang kelahiran di kandang binatang? Yang lahir di kandang binatang adalah binatang. Tetapi, Kristus memilih untuk lahir di sana. Adakah kematian yang lebih hina ketimbang kematian yang terjadi di kayu salib? Konon, setiap orang yang disalibkan, ditelanjangi bulat-bulat. Betapa memalukan! Yang mati dengan cara demikian cuma penjahat dan sampah masyarakat! Namun, Kristus memilih untuk mati dengan cara demikian. Sungguh, dasar kehinaan benar-benar telah diselami-Nya! Untuk apa Kristus melakukan semua itu? "Supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." Itulah tujuan inkarnasi, yang membawa Anak Allah dari surga ke Betlehem, dari Betlehem ke Golgota, dan dari Golgota kembali ke surga. "Supaya kamu menjadi kaya." Kekayaan macam apa yang diberikan Kristus kepada manusia yang dikasihi-Nya? Bukan kekayaan materi, melainkan kekayaan rohani. Tentang tujuan kedatangan-Nya, Kristus berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10) Dan tentang hidup, Ia berkata, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3) Manusia, akibat dosa, menjadi miskin rohani. Tidak mengenal Sang Pencipta. Ditindas dosa. Tiada pengharapan. Binasa. Kristus datang untuk mengubah realitas ini! Inilah semangat inkarnasi. Semangat Natal. Mengabdikan seluruh hidup bagi sesama, melayani mereka sampai titik yang paling rendah, supaya melalui pengabdian dan pelayanan itu, mereka boleh mengambil bagian dalam kekayaan anak-anak Allah -- mengenal Sang Pencipta, menang atas dosa, berpengharapan, dan beroleh hidup yang kekal. Sudahkah semangat itu hidup di hatimu? Diambil dari: Judul buku: Harta Karun Natal: Kumpulan Paparan Inspiratif Alkitabiah tentang Natal Penulis: Erick Sudharma Penerbit: Literatur Perkantas Jawa Barat Halaman: 153 -- 158 BAHAN MENGAJAR: DRAMA: KEHADIRAN NATAL Dasar Alkitab: "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud." (Lukas 2:11). Tujuan: Drama pendek ini bertujuan untuk menunjukkan betapa Yesus merupakan hadiah terbesar dari Allah untuk dunia, tanpa berusaha meremehkan nilai penting hadiah-hadiah yang diterima siswa pada hari Natal. Pemain: 1. Narator, 2. Kate: gadis kecil yang agak manja, mengenakan piama dan baju tidur luar, mungkin dengan rambut dikepang dan bintik-bintik. Bisa diperankan oleh anak kecil, 3. Doll: seorang dewasa atau anak kecil yang mengenakan pakaian bayi dan dibungkus dalam kertas Natal, 4. Ayah, Ibu, dan 5. Kakek, Nenek. Properti: 1. Kertas kado untuk dua buah hadiah, 2. Perhiasan, 3. Boneka yang dibungkus dalam selimut, 4. Kartu Natal, 5. Serbet, 6. Boneka, 7. Kain liur dan botol minum bayi yang berisi susu untuk orang yang memerankan Doll, dan 8. Pohon Natal. (Hadiah-hadiah ini sudah berada di atas panggung, di bawah pohon Natal. Apabila Anda mampu mengusahakannya, ayah dan ibu, serta kakek dan nenek berdiri di sebelah hadiah mereka masing-masing.) Dialog: NARATOR: "Saat ini hari Natal dan Kate sangat gembira! (KATE berlari dan terkejut melihat hadiah-hadiah di bawah pohon) Ia telah menanti- nantikan hari Natal selama bulan Desember, dan sekarang telah tiba! Ia berlari menuruni tangga dan membuka semua hadiahnya. (KATE membuka hadiah pertamanya - DOLL - dan melihat kartunya) Ia merasa hadiah pertama sungguh mengasyikkan. Kartu itu berbunyi: `Untuk Kate, dengan cinta dari Ayah dan Ibu.` Hadiah itu dibungkus dalam kertas berwarna sangat terang dan terlihat sangat mahal. (KATE mulai merobek kertasnya). Membutuhkan waktu yang lama untuk melepaskan semua kertasnya, tetapi ketika ia membukanya, di dalamnya ada boneka terbaru yang diiklankan di TV. Boneka itu sangat pandai. Boneka itu menyebut namanya ...." DOLL: "Halo, Kate! Aku adalah bonekamu!" NARATOR: "Boneka itu meminum susu dari sebuah botol .... (KATE mengambil sebotol susu dan menaruhnya ke mulut DOLL. DOLL meminum beberapa teguk). Dan, boneka itu mengompol... (DOLL menyilangkan kaki dan terlihat ingin ke toilet) Boneka itu sangat mahal; ayah dan ibu Kate telah menghabiskan banyak uang untuk membelinya. (KATE memeluk AYAH dan IBU, jika mereka ada) Kemudian, Kate melihat hadiah keduanya. (KATE mendekati hadiah keduanya, yang dibungkus dengan kertas yang tidak begitu terang, dan melihat kartunya). Hadiah kedua yang ia dapatkan juga mengasyikkan. Kartu itu berbunyi: `Untuk Kate, dengan cinta dari Kakek dan Nenek.` (KATE mulai menyobek kertasnya). Ia mendekati sebuah hadiah yang berukuran kecil. Ketika ia membukanya, di dalamnya terdapat sesuatu yang sangat berharga. (KATE mengangkat sebuah perhiasan dari kotak tersebut) Itu adalah sebuah perhiasan yang dipakai oleh neneknya ketika ia menikah, dan nenek Kate ingin Kate mengenakannya sekarang. Perhiasan itu sangat berharga dan sangat berarti bagi Kate dan neneknya. (KATE mengenakan perhiasan itu dan memeluk KAKEK dan NENEK). Kemudian, Kate melihat hadiah yang ketiga. (KATE mengambil sebuah bingkisan kecil berbentuk bayi, yang dibungkus dalam selimut, dan melihat kartunya) Hadiah itu tidak terlihat mengasyikkan seperti hadiah-hadiah yang lain. Kartu itu berbunyi: "Untuk Kate dan seluruh dunia, dengan cinta dari Allah." Hadiah itu tidak dibungkus dalam kertas Natal, tetapi dibungkus dalam selimut. Ia membukanya dan melihat apa yang ada di dalam. (KATE membukanya). Di dalamnya, terdapat bayi kecil. (KATE menemukan sebuah boneka di dalam selimut itu dan menolaknya, seolah tidak menyukai penampilannya) KATE: (mendekati DOLL dan menghentakkan kakinya ketika dia bicara). "Tetapi, aku menginginkan hadiah yang mahal, seperti hadiah dari Ayah dan Ibu!" NARATOR: "Ini adalah sebuah hadiah yang mahal, Kate. Allah mengorbankan segala yang Dia miliki untuk memberikan hadiah ini kepada dunia!" KATE: (menunjukkan perhiasannya). "Dan, aku menginginkan sebuah hadiah yang berharga, seperti hadiah dari Kakek dan Nenek!" NARATOR: "Ini adalah sebuah hadiah yang berharga, Kate. Bayi ini adalah satu-satunya Putra Allah." KATE: (memegang bayi tersebut di salah satu kakinya seolah akan menjatuhkannya). "Tetapi, ini hanya seorang bayi biasa! Apa yang begitu spesial dari bayi itu?" Diambil dari: Judul buku: 50 Ide Drama untuk Memeriahkan Berbagai Acara Judul artikel: Kehadiran Natal Penulis: Neil Pugmire Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006 Halaman: 16 -- 18 Kontak: < binasiswa(at)sabda.org > Redaksi: Doni Kukuh Mandiri, Novita Yuniarti, dan Yusak C. Nugraha Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org/ > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/praktis > Berlangganan: < subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |