Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/54 |
|
e-BinaSiswa edisi 54 (7-12-2015)
|
|
e-BinaSiswa -- Remaja dan Keluarga (2) Edisi 54/Desember 2015 DAFTAR ISI: ARTIKEL: NATAL DAN KELUARGA BAHAN AJAR: BERTUMBUH DALAM KELUARGA STOP PRESS: SITUS MISI Salam Damai dalam Kristus, Natal telah tiba! Seluruh jemaat Tuhan dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia bergegas menyambut dan merayakan lahirnya Sang Juru Selamat. Merayakan Natal dapat dilakukan dalam keluarga. Orangtua dapat mengajar anak untuk mengucap syukur atas Mesias yang sudah lahir dan membuat perayaan-perayaan sederhana dalam keluarga. Jangan lupa pula untuk mengajak anak-anak pemuda dan remaja untuk memeriahkan Natal dengan menyanyi, membaca puisi, dan memainkan drama Natal. Dalam suasana Natal kali ini, simaklah sebuah artikel dari kami mengenai "Natal dan Keluarga" dan sebuah bahan ajar mengenai "Bertumbuh dalam Keluarga". Tidak lupa pula segenap redaksi e- BinaSiswa mengucapkan "Selamat Natal 2015 dan Tahun Baru 2016". Kiranya kasih Tuhan melimpah dalam hidup kita dan kita dapat mengimplementasi nilai-nilai kehidupan di balik setiap peristiwa Natal dalam hidup kita sehari-hari. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa, Amidya < amidya(at)in-christ.net > < http://remaja.sabda.org > ARTIKEL: NATAL DAN KELUARGA Keluarga adalah desain Tuhan untuk manusia hidup dan dibesarkan dalam kasih. Puncak kasih adalah penyatuan, bukan hanya keintiman. Di dalam keluarga, kasih antara dua individu mengecap titik tertingginya. Di dalam keluargalah, anak bertumbuh dalam kasih dan belajar mengasihi. Secara alamiah, kita mengasihi anak karena anak adalah darah dan daging -- perpanjangan diri kita. Kasih adalah gizi mutlak yang diperlukan anak untuk dapat bertumbuh dengan sehat. Namun, di dalam keluarga pulalah, anak belajar mengasihi. Setelah menerima kasih, anak belajar membalas kasih orangtua dan pada akhirnya ia pun belajar mengasihi kakak, adik, teman, dan orang di sekitarnya. Inilah rencana Tuhan akan keluarga. Itulah sebabnya, dari semua ciptaan-Nya hanya manusialah yang didesain untuk berkeluarga. Keluarga juga merupakan miniatur relasi Tuhan dengan manusia. Allah adalah Bapa, dan kita adalah anak-anak-Nya. Kita diciptakan Tuhan dan menerima napas kehidupan juga dari Tuhan. Kita dikasihi Tuhan, sebab Ia adalah kasih dan Ia telah menetapkan kita untuk menjadi penerima kasih-Nya. Surga pun merupakan sebuah keluarga di mana Allah adalah Bapa, dan Kristus adalah Putra Allah. Namun, Allah Bapa rela melepaskan Putra-Nya untuk meninggalkan surga, turun ke dunia, dan akhirnya mati untuk menggantikan kita, anak-anak Allah. Jadi, Natal adalah kisah sedih seorang Bapa yang merelakan kematian Putra-Nya demi menyelamatkan anak-anak-Nya yang lain. Sesungguhnya, kita, anak-anak-Nya, bukanlah anak-anak-Nya yang baik. Kita melawan- Nya, meninggalkan-Nya, bahkan menolak mengakui-Nya sebagai Bapa. Namun, Ia tetap mengasihi kita; Ia mengundang kita kembali ke rumah- Nya untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya. Kendati untuk melakukan semua itu, Ia harus mengorbankan Putra-Nya, Yesus Kristus. Natal adalah kisah kasih antara Bapa kepada anak-anak-Nya; Natal adalah bukti kasih Bapa kepada anak-anak-Nya. Apakah yang seharusnya menjadi respons kita selaku orangtua kepada Tuhan sewaktu kita memperingati Natal? Pertama, ajaklah anak untuk berterima kasih kepada Tuhan atas kasih- Nya yang begitu besar. Bacalah kisah Natal dalam Matius 1:18-2:1-12; Lukas 2:1-20, kemudian bacalah Filipi 2:5-11 untuk menjelaskan makna pengorbanan kedatangan Kristus ke dunia. Berilah kesempatan kepada setiap anggota keluarga untuk menyatakan syukur kepada Allah Bapa yang telah rela melepaskan Kristus datang ke dunia untuk mati bagi kita. Kedua, bagikanlah perasaan kita sebagai orangtua jikalau kita harus merelakan kepergian seorang anak agar dapat membawa pulang anak yang lain. Tanyakanlah kepada anak, bagaimana perasaannya bila itu harus terjadi pada keluarganya ini. Jelaskanlah kepadanya bahwa inilah yang terjadi pada waktu Natal: Allah Bapa harus melepaskan Putra-Nya, Kristus, supaya kita bisa pulang kembali ke rumah Bapa. Ketiga, ceritakan kepada anak bahwa Tuhan mengasihi kita, anak-anak- Nya, kendati kita melawan-Nya dan tidak mau mendengarkan-Nya. Bagikanlah pengalaman pribadi kita kepada anak, bagaimanakah dahulu kita pun melawan Tuhan dan menolak mendengarkan-Nya. Kemudian, tanyakanlah kepada anak, bagaimanakah ia telah melawan Tuhan dan menolak mendengarkan-Nya. Keempat, Natal adalah bukti kasih Allah, sebab itu ajaklah anak untuk menyatakan bukti kasih kepada Allah. Selain dari dorongan untuk memberi dan berkorban bagi yang lain, tekankanlah bahwa kedatangan Kristus pada hari Natal adalah untuk mengajak anak-anak-Nya yang telah meninggalkan-Nya untuk kembali kepada-Nya. Tanyakanlah kepada anak, siapakah yang ingin ia doakan dan ajak untuk mengenal Kristus. Setelah itu, doakanlah bersama. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga) Alamat URL: http://telaga.org/audio/natal_dan_keluarga Penulis artikel: Pdt. Dr. Paul Gunadi Tanggal akses: 5 Juli 2015 BAHAN AJAR: BERTUMBUH DALAM KELUARGA Ditulis oleh: Amidya A. Landasan Alkitab Efesus 6:1-9 B. Tujuan Remaja memahami peran dan kedudukannya sebagai seorang anak dalam keluarga dan bertumbuh di dalam keluarganya masing-masing. C. Refleksi Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak- anak yang telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-ajaran- Nya dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian ini dibangun dari pengertian Kristen itu sendiri. Kristen artinya menjadi pengikut Kristus, yang meneladani hidup dan ajaran-ajaran Kristus. Dr. Kenneth Chafin dalam bukunya "Is There a Family in the House?" memberi gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi, yaitu: 1. Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih, dan rohani. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk bertumbuh. Keluarga merupakan tempat memberi energi, perhatian, komitmen, kasih, dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal ke arah Yesus Kristus. 2. Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga, setiap orang bebas mengembangkan setiap karunianya masing- masing. Di dalam keluarga, landasan kehidupan anak dibangun dan dikembangkan. 3. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan. Barangkali orang lain sering tidak memahami kesulitan hidup yang kita rasakan, tetapi di dalam keluarga kita mendapat perhatian dan perlindungan. 4. Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai, laboratorium hidup bagi setiap anggota keluarga, dan saling belajar hal yang baik. 5. Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan penyelesaiannya. Tidak ada keluarga yang tidak menghadapi permasalahan hidup. Sering kali, permasalahan muncul secara tidak terduga. Misalnya, hubungan suami istri, masalah yang dihadapi anak belasan tahun, dan masalah ekonomi. Namun, keluarga yang membiarkan Kristus memerintah sebagai Tuhan atas hidup mereka pasti dapat menyelesaikan semua permasalahan. D. Diskusi 1. Sebutkan tugas dan kewajiban anak berdasarkan ayat-ayat berikut ini! - Efesus 6:1-3 - Ulangan 5:16 - Amsal 1:8 2. Sebutkan beberapa faktor yang membuat kita sukar bertumbuh dalam keluarga! 3. Sudahkah kita bertumbuh dalam keluarga kita? Mengapa di dalam keluarga sekalipun, kita harus bertumbuh? 4. Ceritakan kegiatan rohani yang ada dalam keluarga kamu! Nilai-nilai kerohanian apa saja yang kamu dapatkan dari: - Ayah - Ibu - Kakak - Adik - Nenek/Kakek E. Kesimpulan Keluarga adalah tempat kita dibesarkan dan bertumbuh. Selain itu, betapa pentingnya kehidupan keluarga yang baik, yang sesuai dengan prinsip Alkitab (Efesus 6:1-9). Syarat ini diperlukan untuk membentuk generasi yang berkarakter mulia sesuai dengan kehendak Allah. Sumber bacaan: 1. Tim Penyusun Buku Panduan PAK. "Cermin Remaja 1". Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 40--43 2. Tim Penyusun. "PAK Remaja". Jakarta: Jurnal Info Media. Hlm. 35 STOP PRESS: SITUS MISI Situs e-MISI yang dibangun oleh Yayasan Lembaga Sabda (YLSA), menyediakan informasi, referensi, dan bahan-bahan kekristenan terlengkap untuk melengkapi pemahaman dan pengetahuan Anda tentang misi, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Situs ini akan menolong Anda untuk melihat pekerjaan tangan Tuhan yang luar biasa di berbagai tempat di dunia dan sekaligus diharapkan akan mendorong kita terjun dan ikut ambil bagian dalam pekerjaan misi di mana pun kita berada. Anda juga dapat berpartisipasi di situs e-MISI, dengan mengirimkan informasi maupun bahan-bahan seputar misi. Jadi tunggu apa lagi, segera kunjungi situs ini dan dapatkan berkatnya! ==> http://misi.sabda.org/ Kontak: binasiswa(at)sabda.org Redaksi: Amidya, Bayu, dan Odysius Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |