Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/45 |
|
e-BinaSiswa edisi 45 (2-3-2015)
|
|
e-BinaSiswa -- Remaja dan Tokoh Alkitab (1) Edisi 45/Maret 2015 DAFTAR ISI: ARTIKEL: TELADAN SEORANG YUSUF TOKOH: YUSUF, ANAK YAKUB STOP PRESS: PUBLIKASI E-LEADERSHIP Shalom, Menjalani hidup yang bergantung penuh kepada Tuhan ada kalanya memiliki risiko tersendiri. Mungkin kita akan menerima cibiran dan dijauhi saudara, bahkan diperdaya oleh orang-orang yang ingin mencelakakan hidup kita. Begitu pula dengan Yusuf. Yusuf adalah sosok yang bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Ia menyatakan bahwa dirinya menerima visi dari Allah dan terus setia hidup dalam visi itu sekalipun risikonya ia harus dibenci saudara-saudaranya, dijual sebagai budak ke tanah Mesir, dan setiba di Mesir difitnah oleh istri Potifar, kemudian dijebloskan ke dalam penjara. Kehidupan yang dijalani Yusuf tidaklah mudah, tetapi ia adalah figur seorang anak Allah yang menang karena terus memegang dan mempertahankan imannya dalam keadaan apa pun. Oleh sebab itu, publikasi e-BinaSiswa mengajak seluruh Pelanggan untuk mengenal sosok Yusuf lebih dalam dan mengambil teladan kehidupannya sehingga kita dapat mengaplikasikan nilai-nilai hidupnya pada masa sekarang ini. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaSiswa, Amidya < http://remaja.sabda.org > ARTIKEL: TELADAN SEORANG YUSUF Ditulis oleh: Bayu Dalam kitab Perjanjian Lama, siapa yang tidak mengenal tokoh yang satu ini? Ya, ia adalah Yusuf, anak emas Yakub dari Rahel. Yusuf lahir di masa tua Yakub. Yakub sangat menyayangi Yusuf lebih dari saudara- saudaranya yang lain sehingga ia membuatkan Yusuf jubah mahaindah (Kejadian 37:3). Itulah yang menjadi alasan saudara-saudara Yusuf membenci dia. Selain itu, Yusuf juga dibenci oleh saudara-saudaranya karena mimpinya. Saat masih belia, usia 17 tahun, Yusuf telah menerima visi Tuhan melalui mimpi. Ada dua mimpi Yusuf. Yang pertama adalah mimpi Yusuf tentang berkas-berkas gandum Yusuf yang tegak berdiri, lalu datanglah berkas-berkas gandum saudaranya yang lain dan sujud menyembah berkas-berkas gandum Yusuf. Kedua, mimpi tentang matahari, bulan, dan sebelas bintang yang menyembah Yusuf. Mimpi-mimpi itu membuat saudara-saudaranya semakin membenci Yusuf. Puncak dari kebencian saudara-saudara Yusuf adalah pada saat Yusuf diminta ayahnya untuk melihat saudara-saudaranya yang sedang berada di padang untuk menggembalakan kambing domba. Setelah bertemu dengan saudara-saudaranya, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur yang kering, lalu dijual kepada orang Ismael dan dibawa ke Mesir untuk dijual sebagai budak. Di Mesir, ia dibeli oleh seorang perwira bernama Potifar. Yusuf diberkati Tuhan sehingga ia menjadi kesayangan di rumah Potifar dan mendapat kepercayaan untuk mengurus segala yang ada di rumahnya. Namun, itu bukan berarti kehidupan Yusuf di rumah Potifar tanpa masalah. Ia difitnah oleh istri Potifar sehingga ia dimasukkan ke dalam penjara istana. Di dalam penjara, ia mendapat kepercayaan untuk menjadi penjaga di penjara itu. Saat tinggal di penjara, ia bertemu dengan juru minum dan juru roti raja yang masing-masing mendapatkan sebuah mimpi. Mimpi mereka diartikan dengan tepat oleh Yusuf. Singkat cerita, juru minum raja dikembalikan ke jabatannya semula, tetapi juru roti dihukum mati, sesuai dengan tafsiran mimpi yang Yusuf sampaikan. Sesudah dua tahun berlalu, Firaun bermimpi dan mempertanyakan arti mimpi tersebut. Juru minum teringat akan Yusuf dan menyampaikannya kepada raja. Kemudian, Firaun pun memanggil Yusuf dan Yusuf berhasil menafsirkan mimpi sang raja. Akhirnya, Yusuf menjadi orang kedua di Mesir. Setelah datang bencana kelaparan, bertemulah Yusuf dengan saudara-saudaranya. Dan, saat itulah, Yusuf menyatakan bahwa ia sudah mengampuni saudara-saudaranya, hingga saudara-saudara Yusuf sujud di hadapannya. Begitulah kisah seorang Yusuf. Sebagai anak muda, kita pasti bisa belajar banyak dari sikap dan karakter yang ditunjukkan Yusuf. Setiap proses yang Tuhan berikan telah membentuk Yusuf menjadi pribadi yang sanggup berkontribusi bagi bangsanya. Mari kita belajar dari sikap dan karakter Yusuf. 1. Takut akan Tuhan Sikap ini ditunjukkan oleh Yusuf ketika ia menjadi budak di rumah Potifar. Saat ia digoda oleh istri Potifar, ia segera berlari meninggalkan istri Potifar. Ia berusaha untuk hidup kudus dan senantiasa menjaga kekudusannya di hadapan Tuhan. Hidup kudus dan berkenan di hadapan Allah menjadi kerinduan utama Yusuf dalam hidupnya. 2. Mengasihi dan Mengampuni Yusuf tidak menyimpan kepahitan terhadap keluarganya. Sekalipun ia dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya, ia tetap mengampuni mereka. Yusuf bahkan senang karena bisa bertemu kembali dengan keluarganya. Ia juga mengasihi bangsanya sehingga berusaha menolong mereka untuk keluar dari bencana kelaparan yang terjadi saat itu. 3. Mengandalkan Tuhan Setiap hal yang Yusuf lakukan senantiasa mengutamakan Tuhan sehingga Tuhan berkarya dengan membuat Yusuf berhasil dalam setiap hal yang dikerjakannya. Tuhan menjadi satu-satunya Pribadi yang selalu hadir dalam hidup Yusuf setelah ia dijual ke Mesir. Hubungan Yusuf dengan Tuhan semakin intim sehingga memampukannya berserah kepada Tuhan dalam menjalani hari lepas hari. Bahkan, Yusuf difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara karena dituduh melakukan hal yang tidak senonoh kepada istri majikannya, Potifar. Ketidakadilan ini diterima oleh Yusuf, dan Tuhan memberkati Yusuf sehingga di dalam penjara pun ia menjadi kesayangan kepala penjara. 4. Bertanggung Jawab Karakter bertanggung jawab dapat kita temui dalam hidup Yusuf. Saat melakukan tugasnya, ia selalu melaksanakannya dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab sehingga ia diangkat menjadi kepala rumah tangga dan kepala di penjara, bahkan menjadi orang kedua yang berkuasa atas Mesir. Sikap tanggung jawab ini juga yang akhirnya membawa Yusuf bertemu dengan keluarganya. Sikap dan karakter yang dimiliki Yusuf ini menjadi teladan yang pantas kita contoh. Banyak di antara kita, remaja dan pemuda, masih bimbang dalam mencari identitas diri, tetapi melalui artikel ini kita diajarkan dan ditunjukkan bagaimana sikap yang harus kita miliki. Karakter Yusuf di atas setidaknya membuka mata kita untuk mempunyai hidup yang berkenan kepada Allah dan memancarkan karakter Kristus dalam kehidupan kita. Sumber bacaan: 1. "Yusuf, Anak Yakub". Dalam http://krisvalues.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_21.html 2. "Belajar dari Yusuf". Dalam http://www.in-christ.net/blog/network_alkitab/belajar_dari_yusuf 3. "Teladan Yusuf Teguh di tengan Tekanan". Dalam http://artikelkristen.com/teladan-yusuf-teguh-di-tengah-tekanan.html TOKOH: YUSUF, ANAK YAKUB Ditulis oleh: Adiana A. Biodata Yusuf Arti nama: Yosef (dalam bahasa Ibrani), berarti "kiranya ditambahkan- Nya (Allah) lagi (anak lelaki)"(Kejadian 30:24). Nama ayah: Yakub (Kejadian 35:22-26). Nama ibu: Rahel (Kejadian 30:22-24). Nama istri: Asnat (Kejadian 41:45). Anak laki-laki: Manasye dan Efraim (Kejadian 41:51-52). Saudara kandung laki-laki: Benyamin (Kejadian 35:24). Saudara perempuan: Dina (Kejadian 30:21). Pekerjaan terakhir: Rekan kerja utama Firaun (Kejadian 41:37-40). Tempat kelahiran: Haran (Kejadian 27:43; Kejadian 30:25). Tempat kematian: Meser (Kejadian 50:26). Umur: 110 tahun (Kejadian 50:22). Fakta penting: Ia adalah anak kesayangan Yakub, yang menggunakan posisinya di Mesir untuk menyelamatkan keluarganya dari kelaparan (Kejadian 37:3; Kejadian 45:7-11). B. Kronologi Hidup Yusuf 1. Latar belakang hidup Yusuf. Pada masa mudanya (17 tahun), Yusuf bekerja menggembalakan domba-domba ayahnya. Ia adalah putra ke-11 Yakub, atau anak pertama Rahel. Ia lebih dikasihi Yakub daripada saudara-saudaranya yang lain, dan ayahnya meminta agar Yusuf dibuatkan jubah mahaindah (Kejadian 37:3). Yusuf juga menceritakan mimpinya yang berarti kelak saudara-saudaranya akan sujud menyembah kepada Yusuf. Karena itu, kakak-kakaknya cemburu dan membenci Yusuf. Akhirnya, saudara-saudaranya merencanakan kejahatan kepada Yusuf (Kejadian 37:12-36). 2. Yusuf dijual ke Mesir. Alkitab menyampaikan bahwa Yusuf diminta oleh ayahnya untuk menjumpai kakak-kakaknya yang menggembalakan kambing domba mereka. Awalnya, kakak-kakak Yusuf bermaksud membunuhnya. Namun, atas usul Ruben, mereka memasukkannya ke dalam sumur kosong. Saat makan siang, saudagar-saudagar Midian lewat dan kakak-kakak Yusuf segera memutuskan untuk menjual Yusuf sebagai budak kepada orang Ismael itu (Kejadian 37:28). Ruben yang saat itu baru kembali dan ingin menyelamatkan Yusuf secara diam-diam, tidak lagi mendapati Yusuf di dalam sumur (Kejadian 37:29-10). Kakak-kakaknya kemudian mencelupkan jubah mahaindah Yusuf ke dalam darah kambing dan mengirimkannya kepada ayah mereka sehingga ayah mereka berpikir bahwa Yusuf sudah dimakan oleh binatang buas. Di Mesir, orang Midian itu menjual Yusuf kepada Potifar (Kejadian 37:36). 3. Yusuf di rumah Potifar. Di Mesir, Yusuf bekerja pada salah seorang pegawai istana Firaun (Kejadian 37:36), yaitu Potifar. Saat ia menjadi budak, Allah membuat segala yang diperbuatnya berhasil sehingga Potifar memberi Yusuf kuasa atas rumah dan segala miliknya (Kejadian 39:4). Namun, karena istri Potifar menuduh Yusuf hendak memerkosanya, ia dijebloskan ke dalam penjara. 4. Yusuf di dalam penjara. Di penjara, Yusuf bertemu dengan juru minuman dan juru roti raja yang juga dijebloskan ke penjara karena suatu kesalahan yang membuat raja Mesir, Firaun, murka. Selama di bui, Yusuf menafsirkan mimpi kedua pegawai istana itu. Setelah juru minuman keluar dari penjara, ia memohon agar juru minuman mengingatnya dan menolong melepaskan Yusuf dari penjara (Kejadian 40:14). 5. Yusuf di tanah Mesir. Setelah dua tahun berlalu, akhirnya juru minuman itu mengingat Yusuf, yaitu saat Firaun merasa gelisah karena sesuatu yang ia mimpikan. Yusuf dipanggil keluar untuk menafsirkan mimpi Firaun tersebut. Firaun menganggapnya berakal budi dan bijaksana sehingga memercayakan kepada Yusuf kuasa atas seluruh tanah Mesir (Kejadian 41:39-41). Dengan rencana yang bijaksana, ia dapat mengatasi kelaparan yang melanda seluruh dunia, dan dengan demikian menyelamatkan negeri Mesir. Akan tetapi, orang Kanaan dan keluarga ayahnya dilanda bahaya mati kelaparan. Oleh karena itu, ia meminta ayah dan saudara-saudaranya untuk datang ke Mesir. Dari situ, disusul Yusuf berdamai dengan kakak dan adiknya. Lalu, mereka beserta ayahnya tinggal di padang rumput Gosyen (timur laut Delta Nil) (Kejadian 47:27). 6. Yusuf mati. Umur Yusuf waktu ia meninggal adalah 110 tahun (Kejadian 50:22). Sesudah ayahnya meninggal di Kanaan, Yusuf telah berpesan supaya tulang-tulangnya juga kelak dibawa ke Kanaan. Pesannya itu dilaksanakan sewaktu orang Israel berangkat dari Mesir menuju Tanah Perjanjian. Sumber bacaan: 1. Alkitab. Kitab Kejadian 37-50. 2. "Yusuf". Dalam http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=yusuf STOP PRESS: PUBLIKASI E-LEADERSHIP Anda seorang pemimpin? Apakah Anda ingin memperdalam pengetahuan yang meningkatkan kompetensi kepemimpinan Anda? Untuk itu Anda memerlukan bahan-bahan bermutu tentang pemimpin dan kepemimpinan. Publikasi e- Leadership menyediakan bahan-bahan bermutu kepemimpinan yang Anda butuhkan! Bagi Anda yang ingin menambah wawasan mengenai kepemimpinan silakan mengirimkan email kosong ke < subscribe-i-kan- leadership(at)hub.xc.org >. Jangan lupa berkunjung ke Situs Indo Lead < http://lead.sabda.org > Harapan kami, melalui publikasi ini setiap pemimpin Kristen semakin diperlengkapi dengan baik dan diberdayakan untuk melayani dan bersaksi bagi kemuliaan nama Tuhan. Kontak: binasiswa(at)sabda.org Redaksi: Adiana, Bayu, dan Amidya Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |