Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/25

e-BinaSiswa edisi 25 (7-10-2013)

Remaja dan Keuangan (1)


e-BinaSiswa -- Remaja dan Keuangan (1)
Edisi 25/Oktober 2013

DAFTAR ISI:
ARTIKEL: SIKAP YANG BENAR TERHADAP KEUANGAN

Shalom,

Para remaja Kristen yang hidup di zaman modern dan serba canggih cenderung sulit 
mengatur keuangan. Pasalnya, remaja yang notabenenya hidup pada masa transisi 
mudah sekali tergoda dengan tawaran-tawaran menarik, yang pada akhirnya memaksa 
mereka untuk mengeluarkan banyak uang. Hal seperti ini tentu menjadi problem 
tersendiri bagi remaja dan orang tua. Namun, yang menjadi masalah sesungguhnya 
bukanlah bisa tidaknya mereka mengatur keuangan, melainkan bagaimana seharusnya 
mereka bersikap terhadap keuangan yang telah dipercayakan Tuhan kepada mereka.

Pada edisi kali ini, e-BinaSiswa menyajikan artikel tentang sikap yang tepat 
terhadap keuangan dan harta, serta apa yang sesungguhnya dikatakan Alkitab 
mengenai hal itu. Kiranya apa yang kami sajikan dapat menjadi berkat bagi 
pelayanan Anda dan dapat menolong Anda memberikan suatu pendidikan kepada remaja 
di Gereja sehubungan dengan keuangan. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://remaja.sabda.org >


ARTIKEL: SIKAP YANG BENAR TERHADAP KEUANGAN
Ditulis oleh: Doni K.

Kita mungkin sering mendengar istilah, "time is money" ataupun "uang adalah 
`tuhan` kedua". Munculnya istilah tersebut menunjukkan bahwa begitu pentingnya 
uang bagi kehidupan manusia, termasuk bagi orang Kristen. Hampir tidak ada satu 
pun manusia di dunia ini yang tidak membutuhkan uang. Semua orang membutuhkan 
uang, mulai dari yang masih bayi, hingga yang sudah sangat tua. Hal ini juga 
tercermin dalam masyarakat kita saat ini, yang hampir dalam segala aspek 
kehidupan, uang selalu digunakan. Mulai dari pendidikan, kesehatan, makanan, 
minuman, bahkan hingga ke kamar kecil pun, uang selalu digunakan. Jadi, tidak 
heran jika muncul istilah "uang adalah `tuhan` kedua".

Harus diakui bahwa kehadiran uang dalam kehidupan manusia sangatlah membantu. 
Bisa dibayangkan, jika di dunia ini tidak ada uang, manusia akan mengalami 
kesulitan dalam melakukan pertukaran barang dan jasa. Akan tetapi, di balik 
kegunaan uang yang dapat dikatakan sangat vital, uang juga dapat menjadi suatu 
bumerang bagi kehidupan manusia, khususnya orang-orang percaya. Lalu, apakah 
dampak negatif dari uang juga dapat memengaruhi remaja Kristen yang notabenenya 
belum bertanggung jawab untuk mencari uang? Jelas bisa.

Dalam beberapa kasus kriminal yang melibatkan anak remaja, muncul suatu fakta 
bahwa kebanyakan remaja yang melakukan tindakan kriminal seperti pencurian, 
perdagangan narkoba, pencopetan, bahkan pelacuran, dsb., dilatarbelakangi oleh 
kebutuhan finansial. Sementara itu, jika kita melihat tayangan media akhir-akhir 
ini, kita melihat begitu banyak anak remaja yang menggunakan uangnya untuk hal-
hal yang tidak berguna, seperti: bermain game online secara berlebihan, membeli 
narkoba, minuman keras, pesta pora, kemewahan, dsb.. Beberapa fakta tersebut 
menunjukkan kepada kita bahwa remaja juga tidak terlepas dari permasalahan yang 
berkaitan dengan keuangan.

A. Apa Kata Alkitab tentang Uang?

Alkitab banyak berbicara tentang hal yang berkaitan dengan uang dan 
permasalahannya. Sebagai contoh, Amsal 28:20 berkata, "Orang yang dapat 
dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, 
tidak akan luput dari hukuman." Masih ada beberapa ayat dalam Amsal yang 
menyinggung tentang kekayaan seperti dalam Amsal 10:15, 11:4, 18:11, 23:5. 
Begitu juga dengan Amsal 6:1-5, 20:16, 22:7, 26-27 yang berbicara mengenai 
utang-piutang. Bukan hanya itu, bahkan Amsal juga berbicara tentang suap seperti 
dalam Amsal 17:23, "Orang fasik menerima hadiah suapan dari pundi-pundi untuk 
membelokkan jalan hukum." Juga dalam Amsal 17:8, 18:16, 21:14; dan 28:21. 
Beberapa ayat yang juga berbicara tentang uang adalah Amsal 6:6-11;
1 Timotius 6:6-11 (mengenai pemalas); Pengkhotbah 5:8-6:12 (mengenai sisa-sisa kekayaan); 
Lukas 6:38; 2 Korintus 9:6-15 (mengenai memberi); Lukas 16:1-13 (berbicara 
mengenai penatalayanan), dan masih banyak yang lainnya.

Lalu, apa sesungguhnya yang dikatakan Alkitab mengenai uang? Satu kata yang 
paling tepat adalah "bijaksana". Alkitab ingin setiap orang percaya memiliki 
sikap yang bijaksana terhadap uang maupun kekayaannya. Ketika seseorang memiliki 
sikap yang bijaksana terhadap uang, maka dalam segala hal yang berhubungan 
dengan uang, ia akan berlaku bijaksana juga, misalnya dalam motivasinya untuk 
mendapatkan uang, dalam mencari uang, dan dalam mempergunakan uang. Dengan 
demikian, ia tidak akan mudah terjerat oleh beberapa masalah yang berkaitan 
dengan uang dan harta, seperti: rakus, tamak, pemborosan, kikir, bahkan 
mencintai uang yang berakhir pada penyembahan berhala.

B. Sikap yang Keliru terhadap Keuangan

Percaya atau tidak, banyak peristiwa di sekitar kita yang membuka mata kita 
bahwa remaja juga sering mengalami masalah yang berkaitan dengan keuangan. 
Masalah keuangan remaja yang dimaksud di sini bukanlah masalah kekurangan 
keuangan saja, melainkan juga masalah sehubungan dengan pengelolaan uang dan 
masih banyak lagi. Banyak orang bertanya-tanya, apa sebenarnya penyebab dari 
permasalahan tersebut sehingga banyak remaja bermasalah dengan penggunaan uang. 
Mengapa hingga hari ini masih banyak remaja Kristen yang menyukai hidup 
hedonisme, materialisme, konsumtif, dan lain sebagainya? Apakah hal itu 
berkaitan dengan cara didik orang tua yang salah atau karena lingkungan? 
Jawabannya adalah karena sikap remaja yang keliru terhadap uang dan harta benda.

Sebagai orang percaya, kita harus peka terhadap pekerjaan Iblis. Iblis 
senantiasa bekerja untuk menjatuhkan para remaja melalui cara-cara yang tidak 
terduga, salah satunya melalui uang. Iblis sering kali membelokkan pikiran anak-
anak Tuhan sehingga mereka berpikir bahwa uang dapat memberikan kebahagiaan 
kepada mereka, memberikan kehidupan yang layak, kehormatan, kekuasaan, dan 
harapan. Hal inilah yang kemudian membuat para remaja menganggap bahwa uang 
adalah "yang berkuasa" dan "sangat penting", melebihi Sang Pencipta. Sikap 
seperti inilah yang kemudian membuat para remaja memiliki motivasi yang salah 
terhadap uang dan berlanjut pada pencarian uang dengan cara yang tidak benar, 
serta penggunaan uang yang hanya berpusat pada keinginan pribadi.

C. Sikap yang Benar terhadap Uang

Dalam Lukas 16:10-31, Tuhan Yesus menyinggung beberapa hal berkaitan dengan 
keuangan. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa sehat tidaknya kehidupan rohani 
seseorang ditunjukkan dengan benar tidaknya sikapnya terhadap uang atau harta. 
Dari tiga puluh delapan perumpamaan yang disampaikan Yesus, enam belas di 
antaranya berbicara tentang uang. Di dalam Alkitab sendiri, ada lima ratus ayat 
yang membahas tentang doa, lima ratus ayat tentang iman, dan lebih dari dua ribu 
ayat berbicara tentang uang. Hal ini menunjukkan bahwa Alkitab menilai uang 
sebagai permasalahan begitu penting. Lalu, bagaimanakah sikap remaja Kristen 
seharusnya terhadap uang dan harta yang ada pada mereka supaya dapat berkenan di 
mata Tuhan? Berikut ini kita akan melihat sikap benar yang seharusnya dimiliki 
oleh para remaja Kristen terhadap uang dan harta mereka.

1. Menyadari bahwa Allah adalah sumber berkat (Ulangan 8:18).

Kebanyakan remaja berpikir bahwa uang dan harta yang mereka miliki hanya 
bersumber dari orang tua mereka, tidak ada pihak lain termasuk Tuhan. Untuk itu, 
kita harus membuka pikiran remaja supaya mereka memahami betul bahwa uang yang 
mereka dapatkan bukan semata-mata dari orang tua mereka, melainkan dari Tuhan 
yang memberkati orang tua mereka melalui pekerjaan. Ketika remaja mulai memahami 
bahwa uang yang mereka dapatkan adalah dari Tuhan, remaja akan memiliki rasa 
sungkan apabila hendak menggunakan uang tersebut untuk hal-hal yang tidak 
berguna, bahkan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.

2. Menyadari bahwa segala sesuatu adalah milik Tuhan (Imamat 25:23, BIS).

Remaja sering kali memiliki pemahaman yang salah tentang kepemilikan. Mereka 
yang cenderung memiliki ego yang tinggi, sering kali menganggap bahwa uang dan 
apa pun yang mereka miliki adalah milik mereka sepenuhnya. Tidak peduli siapa 
yang memberi dan untuk apa hal itu seharusnya digunakan. Tentu saja, ini adalah 
sikap yang salah. Remaja seharusnya memahami bahwa segala sesuatu yang mereka 
miliki, termasuk uang, adalah milik Tuhan. Tentang mengapa uang atau harta lain 
itu ada di tangan mereka, itu hanyalah karena Tuhan menitipkan dan memercayakan 
hal itu untuk mereka kelola. Mereka juga harus menyadari bahwa diri mereka 
sendiri pun sebenarnya juga bukan milik mereka sepenuhnya, melainkan milik 
Tuhan.

3. Memiliki hati yang bersyukur atas berkat Tuhan (Yeremia 9:23-24).

Begitu banyak anak remaja merasa bangga ketika menyadari bahwa mereka adalah 
anak orang kaya, atau setidaknya hidup dalam kecukupan. Rasa bangga seperti itu 
sering kali membuat remaja merasa sombong karena mereka merasa lebih dari orang 
lain. Ironisnya, kesombongan remaja dapat mengakibatkan hilangnya rasa syukur 
mereka kepada Tuhan sebagai sumber berkat. Untuk itu, penting bagi remaja untuk 
mensyukuri setiap berkat dari Tuhan supaya tetap merendahkan diri di hadapan 
Tuhan. Lebih dari itu, mereka juga harus menyadari bahwa kebanggaan manusia 
bukanlah oleh karena kekayaan dan kebesaran yang dimilikinya, melainkan karena 
pengenalan mereka kepada Tuhan dan kebenaran yang ada dalam diri mereka.

4. Mengembalikan berkat yang telah Tuhan berikan (Amsal 3:9).

Remaja harus menyadari bahwa segala sesuatu yang mereka miliki berasal dari 
Tuhan dan harus dikembalikan untuk kemuliaan Tuhan. Dengan kesadaran yang 
demikian, remaja tidak akan menggunakan seluruh uangnya hanya untuk kepentingan 
pribadi, tetapi juga untuk kepentingan Tuhan dan sesama manusia.

5. Menabung untuk masa depan dan keturunannya (Amsal 13:22).

Jika dikaji lebih dalam, firman tersebut sedang berbicara tentang pentingnya 
bagi seseorang untuk menyimpan sesuatu guna kebutuhan di masa yang akan datang. 
Bukan menjadi hal baru lagi apabila remaja sulit menabung. Hal ini sangat wajar 
mengingat remaja masih memiliki pemahaman yang terbatas untuk hal-hal seperti 
itu. Meski demikian, bukan berarti remaja tidak bisa melakukannya. Remaja harus 
melatih diri untuk menyisihkan uang sakunya untuk ditabung dan digunakan untuk 
keperluan yang akan datang. Remaja harus melatih diri untuk bertanggung jawab 
memenuhi kebutuhannya sendiri dengan menggunakan tabungan yang dia miliki untuk 
membeli beberapa keperluan pribadinya sehingga mereka tidak hanya bergantung 
pada orang tua. Usaha seperti ini tidak hanya berguna bagi kehidupan remaja saat 
ini saja. Ketika remaja sudah bertumbuh dan berkeluarga, kebiasaan menabung akan 
menolong mereka untuk mempersiapkan kebutuhan keturunan mereka di masa yang akan 
datang dan mewarisi keturunan mereka sehingga keturunan mereka akan tertolong 
dengan sesuatu yang diwariskan oleh orang tua.

6. Menjauhkan diri dari kebiasaan berutang.

"Orang miskin dikuasai oleh orang kaya; orang yang meminjam dikuasai oleh orang 
yang meminjamkan." Amsal 22:7, BIS

Sering kali, remaja berutang kepada temannya karena alasan-alasan tertentu. Jika 
sering dilakukan, ini akan menjadi kebiasaan dan menanamkan suatu karakter yang 
kurang baik kepada remaja. Sehubungan dengan utang piutang, firman Tuhan telah 
memberikan peringatan bagi orang percaya bahwa kebiasaan berutang dapat 
menyengsarakan pihak yang berutang dan mungkin pihak yang diutangi.

7. Mewaspadai sifat rakus dan tamak (Lukas 12:15, FAYH).

Jika kita perhatikan, remaja adalah pribadi yang tidak mudah merasa puas. Mereka 
selalu menginginkan lagi dan lagi, tanpa ada batasan sedikit pun. Ketika mereka 
melihat teman mereka berpenampilan lebih trendi, mereka akan merasa tersaingi 
dan berusaha mengunggulinya. Sikap seperti ini sering kali membuat seseorang 
menjadi rakus. Sebab, ia ingin memiliki segalanya dan mengungguli semua orang, 
tidak peduli apakah hal itu merugikan orang lain atau tidak. Sikap seperti ini 
tentu saja tidak disukai Tuhan. Untuk itu, perlu bagi kita untuk membuka pikiran 
remaja supaya mereka menjadi seorang yang merasa cukup dan bersyukur atas apa 
yang mereka miliki sehingga mereka tidak terbawa oleh sikap rakus dan tamak.

8. Tidak mencintai uang (1 Timotius 6:10, FAYH).

Bukan hal yang baru lagi apabila manusia sangat mencintai uang. Fakta 
menunjukkan bahwa ada orang-orang yang rela melakukan apa pun demi mendapatkan 
uang. Mereka tidak peduli apakah cara yang digunakan baik atau tidak. Jadi, 
merupakan hal yang baik untuk menyadarkan remaja tentang sikap mereka terhadap 
uang. Remaja memang membutuhkan uang untuk mencukupi kehidupannya. Namun, bukan 
berarti mereka harus mencintai uang dan menganggap uang adalah segala-galanya 
sehingga harus berusaha mendapatkan uang dengan cara yang tidak sewajarnya. 
Sebab, uang hanyalah sebuah alat yang mempermudah kehidupan manusia, bukan 
penolong utama manusia. Selain itu, mencintai uang juga dapat membawa seseorang 
kepada dosa penyembahan berhala. Dengan mencintai uang, seseorang akan lebih 
mengutamakan uang daripada Tuhan.

9. Menghitung pengeluaran (Lukas 14:28).

Remaja harus dididik untuk mampu mengatur pengeluaran mereka. Hal ini bertujuan 
untuk mengajarkan disiplin kepada remaja supaya mereka mampu menahan dari dari 
sifat konsumtif dan hanya membeli sesuatu yang mereka butuhkan saja.

Sumber bacaan:

1. _____________. "Alkitab dan Uang: 10 Tips Finansial berdasarkan Firman Tuhan". 
   Dalam http://www.jawaban.com/index.php/money/detail/id/83/news/130308183720/limit/0/Alkitab-dan-Uang-10-Tips-Finansial-berdasarkan-Firman-Tuhan.html

2. _____________. "Apa kata Alkitab mengenai pengaturan keuangan?". Dalam 
   http://www.gotquestions.org/Indonesia/uang-keuangan.html

3. Keathley, J. Hampton. "Mengelola Keuangan Menurut Alkitab". Dalam 
   http://alkitombuku.wordpress.com/2013/04/09/mengelola-keuangan-menurut-alkitab/


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Doni K., Bayu, dan Adiana
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org