Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/24

e-BinaSiswa edisi 24 (16-9-2013)

Remaja dan Kriminalitas (2)

e-BinaSiswa -- Remaja dan Kriminalitas (2)
Edisi 24/September 2013

DAFTAR ISI:
BAHAN MENGAJAR: JALAN YANG JAHAT
TIP: MENGHADAPI ANAK YANG SUKA MEMBERONTAK
STOP PRESS: PUBLIKASI E-LEADERSHIP: UNTUK PEMIMPIN KRISTEN INDONESIA

Shalom,

Melalui artikel yang telah kami sajikan pada edisi lalu, kami harap Anda telah 
belajar banyak tentang bahaya kriminalitas dan cara menjauhkan remaja Kristen 
dari tindakan kriminal. Setelah belajar begitu banyak tentang kriminalitas 
remaja, rasanya tidak lengkap jika Anda tidak menyimak beberapa bahan yang kami 
sajikan pada edisi ini. Sebab, pada edisi kali ini, e-BinaSiswa telah 
menyediakan beberapa bahan tambahan seperti: bahan mengajar dan tip, yang 
tentunya sangat bermanfaat bagi pelayanan Anda kepada remaja. Selamat menyimak, 
Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://remaja.sabda.org >


                       BAHAN MENGAJAR: JALAN YANG JAHAT
                            Ditulis oleh: Doni K.

I. LANDASAN ALKITAB

Amsal 1:8-19

II. TUJUAN

Mendorong remaja untuk menjadi orang yang berhikmat dan memiliki rasa takut 
kepada Tuhan sehingga hidup mereka jauh dari jalan hidup yang jahat dan bersifat 
kriminal.

III. REFLEKSI

Jalan Pintas (Amsal 1:8-19)

Adakah seseorang di antara kita yang tidak menyukai jalan pintas? Kita yakin 
bahwa setiap orang pasti menyukai jalan pintas, dengan catatan jika jalan itu 
dapat kita lewati. Alasan yang paling umum mengapa semua orang menyukai jalan 
pintas adalah karena jalan pintas selalu identik dengan mudah, cepat, dan 
otomatis memberikan keuntungan lebih besar. Sebagai contoh, ketika Anda hendak 
pergi ke sekolah, Anda tentu akan memilih jalan yang lebih dekat, sepi, dan 
sempit daripada jalan raya yang besar tetapi selalu macet dan berisik, meskipun 
jalan itu tidak dipakai khalayak umum.

Firman Tuhan dalam Amsal 1:8-19 juga menyinggung tentang sebuah jalan pintas. 
Namun, jalan pintas yang dimaksud bukanlah jalan pintas seperti ilustrasi di 
atas, melainkan jalan pintas untuk memperoleh keberhasilan dan kekayaan. Dalam 
nas tersebut, dijelaskan bahwa sering kali manusia berusaha memperoleh kekayaan 
melalui cara-cara yang kotor dan jahat, seperti merampas kekayaan orang lain dan 
membunuh mereka demi keuntungan dan kepuasan pribadi tanpa memedulikan 
penderitaan yang dirasakan orang lain. Ironisnya, cara-cara kotor seperti yang 
ditulis dalam nas tersebut juga masih terjadi hingga kini. Jika kita melihat 
pemberitaan di televisi, kita akan melihat begitu banyak orang yang melakukan 
jalan pintas untuk memperoleh keuntungan pribadi. Misalnya, menjual narkoba, 
merampok, mencopet, korupsi, perdukunan, dsb..

Jalan pintas seperti itu memang sangat menguntungkan bagi dunia. Bagaimana 
tidak, para penjual narkoba, pencuri, perampok, pelaku okultisme, dan koruptor, 
pasti tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan uang yang banyak. Itu sangat 
berbeda dengan kita yang harus berjuang dengan sekuat tenaga untuk mencapai 
kesuksesan. Namun, seperti setiap pohon selalu menghasilkan buah, demikian juga 
setiap perbuatan akan menghasilkan buah. Dan, satu hal yang harus kita ingat, 
Tuhan akan selalu mengawasi setiap perbuatan yang kita lakukan. Setiap perbuatan 
kita akan menentukan baik atau buruknya buah yang kita hasilkan. Jika perbuatan 
itu baik, buah yang diberikan Tuhan juga baik. Tetapi, jika perbuatan itu buruk, 
malapetaka yang akan diberikan Tuhan. Dan ingatlah, segala sesuatu yang kita 
miliki di dunia ini adalah benda yang sia-sia. Jadi, celakalah orang yang 
melakukan kejahatan terhadap Tuhan dan sesama hanya demi mendapatkan kepuasan 
duniawi.

IV. DISKUSI

1. Menurut Anda, jalan pintas seperti apakah yang menurut firman Tuhan tidak 
   baik?
2. Jalan pintas seperti apakah yang tergolong sebagai kejahatan?
3. Apakah semua jalan pintas itu merupakan kejahatan?
4. Apakah kejahatan dan kriminalitas merupakan hal yang sama? Mengapa?
5. Berikan contoh jalan pintas yang biasa dilakukan oleh anak remaja!
6. Adakah dampak positif dari jalan pintas?
7. Adakah dampak negatif dari jalan pintas? Sebutkan!
8. Apa yang Alkitab katakan tentang jalan pintas?
9. Sebutkan beberapa ayat dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Allah membenci 
   jalan pintas!
10. Apakah yang harus kita lakukan untuk menghindari tindakan mengambil jalan 
    pintas?

Catatan: 
Jalan pintas yang dimaksud dalam diskusi ini adalah jalan pintas seperti yang 
dijelaskan dalam kitab Amsal 1:8-19.

V. APLIKASI

Setiap orang selalu memiliki keinginan dan cita-cita dalam hidupnya, terlebih 
lagi bagi anak-anak remaja yang perjalanan hidupnya masih panjang. Memiliki 
keinginan dan cita-cita tidaklah salah. Yang sering kali menjadi masalah adalah 
cara mendapatkannya. Banyak orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa 
yang ia inginkan. Akibatnya, buah yang dihasilkan adalah keburukan, baik bagi 
orang lain maupun bagi dirinya sendiri. Maka dari itu, marilah kita belajar 
untuk:

1. Mengandalkan Tuhan dalam segala usaha dan pekerjaan kita.
2. Menyerahkan segala rencana kita kepada Tuhan.
3. Meminta hikmat kepada Tuhan atas segala sesuatu yang akan kita perbuat.
4. Bertanya kepada Tuhan untuk setiap langkah yang akan kita ambil (apakah kita 
   masih dalam jalur yang benar atau tidak).
5. Tekun dalam bekerja dan berusaha supaya hasil yang didapatkan memuaskan dan 
   berkenan di hadapan Tuhan.
6. Mengomunikasikan segala sesuatu yang akan kita lakukan dengan orang tua dan 
   orang dewasa lainnya.
7. Tetap setia dan taat kepada firman Tuhan.

Sumber bacaan:
1. ___________________. "Jalan pintas". Dalam 
   http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=20&chapter=1&verse=10
2. ___________________. "Kenakalan Remaja". Dalam 
   http://renungandave.blogspot.com/2008/01/kenakalan-remaja.html
3. ___________________. "Kenakalan Remaja Ditinjau dari Iman Kristen". Dalam 
   http://hasianpurba.blogspot.com/2011/10/normal-0-microsoftinternetexplorer4.html


                TIP: MENGHADAPI ANAK YANG SUKA MEMBERONTAK

Membiarkan anak remaja memiliki sikap memberontak bisa membawa mereka terjerumus 
ke dalam hal-hal yang lebih buruk lagi. Sikap memberontak mereka bisa membuat 
mereka menjadi anak yang tidak taat aturan, yang adalah bibit dari kenakalan 
remaja.

Anak yang suka memberontak mungkin melakukannya karena beberapa hal. Orang tua 
yang keras, tidak mengasihi, dan suka mengkritik hampir selalu menghasilkan 
semacam pemberontakan. Bahkan, anak yang paling taat sekalipun akan memberontak 
–- di dalam maupun di luar rumah –- kalau menghadapi perlakuan semacam itu. 
Sudah barang tentu sikap orang tua semacam ini harus dihindari. Selain itu, 
pemberontakan terhadap orang tua sampai tingkat tertentu merupakan hal yang 
wajar di antara para remaja yang perlahan-lahan mulai menjauh dari keluarga 
mereka sebagai bagian dari proses mendapatkan kehidupan dan identitas mereka 
sendiri.

Kalau anak yang memberontak itu memang memiliki kepribadian yang keras, dia akan 
cenderung mencoba batas-batas yang ada, keinginan yang besar untuk memegang 
kendali dan komitmen untuk melawan semua otoritas. Dengan kata lain, 
pemberontakan sudah merupakan hidupnya. Selain itu, anak-anak yang berkemauan 
keras dan suka melawan ini sering sangat cerdas dan mampu "mengenali" situasi 
dengan cepat sehingga dapat memperoleh cara untuk mengendalikan keadaan dan 
orang-orang di sekitarnya. Bagi orang tua, anak-anak ini dapat sangat melelahkan 
dan memusingkan.

Untungnya, adalah benar bahwa Allah telah menciptakan anak-anak ini sebagaimana 
adanya mereka. Dia mengasihi mereka dan tidak membiarkan orang tua tanpa cara 
untuk menghadapi tantangan ini. Ada prinsip-prinsip Alkitab yang berbicara 
mengenai bagaimana menghadapi anak-anak yang suka melawan dan berkemauan keras 
ini dengan penuh kasih karunia.

1. Amsal 22:6 memberi tahu kita untuk "Didiklah orang muda menurut jalan yang 
   patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan 
   itu." Bagi semua anak, jalan mereka yang seharusnya adalah menuju Allah. 
   Mengajar anak-anak akan firman Allah adalah penting bagi semua anak yang harus 
   memahami siapakah Allah dan bagaimana melayani Dia dengan sebaik-baiknya. Dengan 
   anak yang keras, memahami apa yang memotivasi dia -- keinginan untuk memegang 
   kendali -- dapat sangat membantu dalam menolong dia menemukan "jalannya". Anak 
   yang suka memberontak adalah orang yang harus memahami bahwa dia tidak 
   mengendalikan dunia -– tetapi Allahlah -– dan dia harus melakukan segalanya 
   sesuai dengan cara Allah. Hal ini membutuhkan orang tua yang yakin penuh akan 
   kebenaran ini dan hidup sesuai dengan kebenaran ini. Orang tua yang sendirinya 
   memberontak kepada Allah tidak akan sanggup meyakinkan anaknya untuk tunduk.

2. Begitu diterima bahwa Allah adalah Yang Membuat Peraturan, orang tua harus 
   menanamkan dalam pikiran anak bahwa mereka adalah alat dalam tangan Allah dan 
   harus melakukan apa saja yang diperlukan untuk menggenapkan rencana Allah bagi 
   keluarga mereka. Anak yang memberontak harus diajar bahwa rencana Allah bagi 
   orang tua adalah untuk menuntun, dan bagi anak adalah untuk mengikuti. Tidak 
   boleh ada kelemahan dalam poin ini. Anak yang berkemauan keras dapat melihat 
   keraguan dan akan segera memanfaatkan kesempatan untuk mengisi kekosongan 
   kepemimpinan dan mengambil alih kendali. Prinsip tunduk pada otoritas adalah 
   penting untuk anak yang berkemauan keras. Kalau pada waktu kecil dia tidak 
   belajar untuk tunduk, masa depan akan diwarnai dengan konflik dengan otoritas, 
   termasuk atasan, polisi, hukum, dan pemimpin militer. Roma 13:1-5 jelas 
   menunjukkan bahwa otoritas atas kita ditetapkan oleh Allah, dan kita harus 
   tunduk kepadanya.

3. Anak yang berkemauan keras hanya akan taat secara sukarela pada peraturan 
   atau hukum yang masuk akal baginya. Beri dia alasan yang kuat untuk suatu 
   peraturan, terus-menerus tekankan bahwa kita melakukan apa yang Allah inginkan 
   dan bahwa hal itu tidak dapat dinegosiasikan lagi. Jelaskan bahwa Allah memberi 
   orang tua tanggung jawab untuk mengasihi dan mendisiplin anak-anak mereka, dan 
   kalau orang tua tidak melakukan itu, itu berarti orang tua tidak menaati Allah. 
   Namun, jika memungkinkan, berikan anak kesempatan untuk ambil bagian dalam 
   pengambilan keputusan sehingga anak tidak merasa sama sekali tidak berdaya. 
   Misalnya, pergi ke gereja tidak dapat lagi dirundingkan karena Allah 
   memerintahkan kita untuk berkumpul bersama dengan orang-orang percaya lainnya 
   (Ibrani 10:25). Namun, anak-anak boleh mengutarakan (dalam batasan tertentu) 
   pakaian apa yang mereka mau kenakan, di mana keluarga akan duduk, dll.. Beri 
   mereka proyek yang bisa membuat mereka memberi masukan, misalnya merencanakan 
   liburan keluarga.

4. Lebih dari itu, mendidik anak harus dilakukan dengan konsistensi dan 
   kesabaran. Orang tua harus berusaha untuk tidak berteriak atau memukul dengan 
   marah atau kehilangan kesabaran. Hal ini akan memberi kontrol yang diinginkan 
   oleh anak yang berkemauan keras, dan dengan cepat dia akan belajar bagaimana 
   mengendalikan Anda dengan membuat Anda jengkel sampai pada titik yang akan 
   membuat Anda bereaksi secara emosional. Hukuman fisik sering kali tidak berhasil 
   dengan anak-anak semacam ini karena mereka suka membuat orang tuanya merasa 
   tidak tahan sehingga mereka akan merasa rasa sakit yang mereka alami sebagai 
   harga yang pantas untuk dibayar. Orang tua yang memiliki anak yang berkemauan 
   keras sering mengatakan bahwa anak mereka tertawa saat mereka dipukul pantatnya 
   sehingga memukul mereka mungkin bukan metode disiplin yang tepat untuk anak-anak 
   semacam ini. Mungkin tidak ada tempat lain yang membuat buah Roh berupa 
   kesabaran dan pengendalian diri (Galatia 5:23) lebih diperlukan dibandingkan 
   dengan menghadapi anak yang berkepribadian keras/memberontak.

5. Tetaplah berdoa! Betapa pun melelahkannya mendidik anak-anak semacam ini, 
   orang tua bisa mendapatkan penghiburan dalam janji Allah untuk tidak mencobai 
   kita melampaui kemampuan kita menanggungnya (1 Korintus 10:13). Kalau Allah 
   memberi anak yang berkepribadian keras, orang tua dapat yakin bahwa Allah tidak 
   berbuat salah dan sanggup menyediakan bimbingan dan sumber daya yang dibutuhkan 
   untuk melakukan tugas mereka. Kata-kata "tetaplah berdoa" paling bermakna dalam 
   hidup orang tua dengan anak-anak remaja yang berkepribadian keras. Orang tua 
   dari anak-anak ini harus menggunakan banyak waktu berlutut di hadapan Tuhan 
   untuk meminta hikmat, yang Dia janji akan berikan (Yakobus 1:5). Akhirnya, ada 
   penghiburan ketika mengetahui bahwa anak-anak yang berkepribadian keras yang 
   dididik dengan baik sering kali tumbuh dewasa menjadi orang-orang yang 
   berprestasi tinggi dan sukses. Banyak anak yang memberontak berubah menjadi 
   orang-orang Kristen yang berani dan berkomitmen, yang menggunakan banyak talenta 
   mereka untuk melayani Tuhan yang mereka kasihi dan hormati melalui upaya orang 
   tua mereka yang sabar dan rajin.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: gotquestions.org
Alamat URL: http://www.gotquestions.org/Indonesia/anak-yang-memberontak.html
Judul asli artikel: Apa Kata Alkitab tentang Menghadapi Anak yang Memberontak?
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 16 September 2013


     STOP PRESS: PUBLIKASI E-LEADERSHIP: UNTUK PEMIMPIN KRISTEN INDONESIA

Anda ingin meningkatkan kualitas dalam bidang kepemimpinan Kristen? Anda 
membutuhkan sumber-sumber bacaan seputar kepemimpinan Kristen yang berkualitas?

Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > menerbitkan Publikasi e-Leadership 
yang menyediakan bahan-bahan bermutu seputar kepemimpinan bagi para pemimpin 
atau calon pemimpin Kristen. Anda bisa mendapatkan e-Leadership secara berkala 
dengan cara yang sangat mudah dan GRATIS! Anda hanya perlu mengirimkan email 
kosong ke < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org > atau < 
leadership(at)sabda.org >. Jangan tunda lagi! Bergabunglah sekarang juga!

Jika Anda ingin bergabung dengan komunitas e-Leadership dan mendapatkan bahan-
bahan yang lebih lengkap seputar kepemimpinan, silakan berkunjung ke:
- Situs Indo Lead < http://lead.sabda.org >
- Halaman Facebook e-Leadership < http://fb.sabda.org/lead >


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Doni K., Bayu, dan Adiana
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org