Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/16

e-BinaSiswa edisi 16 (21-5-2013)

Remaja dan Pendidikan (2)

e-BinaSiswa -- Remaja dan Pendidikan (2)
Edisi 16/Mei 2013

DAFTAR ISI:
TOKOH: KYAI PENDHITA DEN BEI SAMIDJO WIRDJOTENOJO
BAHAN MENGAJAR: DIAJAR UNTUK MENGAJAR
STOP PRESS: Undangan Bergabung di Facebook Grup "Alkitab Setiap Hari" (Walking With God)

Shalom,

Sebagai seorang pendamping remaja, memang sudah tugas kita untuk mengajarkan 
firman Tuhan kepada mereka. Tujuan kita tentunya adalah agar mereka terus 
bertumbuh dan hidup seturut dengan firman Tuhan. Namun, yang kita lakukan 
seharusnyalah bukan sebatas menanamkan firman Tuhan kepada remaja saja, namun 
juga menolong mereka mengerti tentang Amanat Agung, dan memiliki kerinduan untuk 
mengajarkan kebenaran firman Tuhan kepada teman-teman mereka dan kepada anak-
anak mereka kelak. Kisah hidup Kyai Pendhita Den Bei Samidjo Wirdjotenojo di 
bawah ini dapat menginspirasi remaja untuk belajar firman Tuhan dengan baik agar 
nantinya mereka dapat mengajarkannya kepada orang lain. Simak juga bahan 
mengajar bertema "Diajar untuk Mengajar" yang akan menolong Anda dalam 
menyampaikan pesan firman Tuhan kepada para remaja Anda. Selamat menyimak, Tuhan 
Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaSiswa,
Yusak
< http://remaja.sabda.org >


            TOKOH: KYAI PENDHITA DEN BEI SAMIDJO WIRDJOTENOJO

Pdt. Samidjo Wirdjotenojo dilahirkan di Desa Palihan, menjalani masa kecil di 
Desa Temon, dan selanjutnya di desa Tlepok ia mulai mengajar sebagai guru 
Zendingschool selama lima tahun, dan sepuluh tahun sebagai Pendeta Jemaat. Ia 
dilahirkan pada tanggal 12 Mei 1888 dari pasangan suami istri Wirdjodikromo, 
namun ia tumbuh sebagai anak yatim piatu karena orang tuanya meninggal ketika ia 
masih kanak-kanak. Setelah menyelesaikan Sekolah Rakyatnya, Samidjo melanjutkan 
sekolahnya di Eerste Afdelieling Keucheniusschool, satu-satunya sekolah bagi 
calon guru Sekolah Rakyat dan perawat rumah sakit. Melihat bakat-bakat yang ada 
padanya, para Misionaris dari Predikanten Zending van de Gereformeerde Kerken in 
Nederland ([ZGKN] Pendeta Misi Gereja Reformed di Belanda) menetapkannya sebagai 
guru bantu di sekolah Zending di kawasan Banyumas. Pernikahannya dengan Bidan 
Mariana Moeso Djojosentono dikaruniai sebelas orang putra dan putri.

Mengawali tugasnya sebagai guru Injil di Purworejo pada tahun 1922, setahun 
kemudian, tepatnya 13 Februari 1923, ia dialihtugaskan ke Desa Tlepok sebagai 
guru sekolah, sekaligus guru Injil di sana. Secara periodik, Guru Wirdjo 
mengundang masyarakat untuk datang ke rumahnya dan ia selalu menyampaikan kabar 
Injil keselamatan kepada para tamunya. Pekabaran Injil juga dilakukan dengan 
melakukan perjalanan dari rumah ke rumah. Tutur kata yang halus, "adem", tetapi 
penuh keteguhan tentang Tuhan yang welas asih membuat banyak warga di Tlepok 
dibawa ke jalan yang benar, meninggalkan cara hidup yang menyimpang, dan rela 
menempatkan diri sebagai murid yang mau belajar tentang hidup yang benar dalam 
kesucian dan ketenangan. Sebagai gambaran buah-buah pekerjaan Guru Wirdjo 
(dibantu Guru Sojo Kertotenojo), pada tanggal 18 Oktober 1952, di Tlepok 
diadakanlah baptisan sebelas orang dewasa ditambah tiga anak-anak oleh Ds. L. 
Netelenbos, pendeta utusan Zending GKN untuk wilayah Purworejo.

Kebaktian Minggu yang dilayani Guru Wirdjo di Tlepok dengan cepat meningkat 
dihadiri oleh sekitar 75 pengunjung. Oleh karena itu, "pepanthan" kecil ini 
segera bangkit untuk membangun rumah ibadah secara gotong royong. Rumah ibadah 
ini terwujud pada tahun 1924 dan diresmikan pada 10 Maret 1925, dua tahun sejak 
kehadiran Guru Wirdjo. Satu tahun kemudian, tepatnya 24 Oktober 1926, pepanthan 
Tlepok mengadakan pemilihan Majelis Gereja, dan pada tanggal 19 Desember 1926 
ditetapkan sebagai gereja dewasa kelima di wilayah Purworejo, sesudah Purworejo, 
Temon, Kesingi, dan Palihan. Setelah menyelesaikan pendidikan tambahan di 
Theologische Opleidingschool Yogyakarta, pada tanggal 10 Mei 1928, ia menghadapi 
ujian peremptoir, dan dinyatakan layak memangku jabatan sebagai Pendeta Jemaat. 
Beliau ditahbiskan oleh Ds. L. Netelenbos sebagai pendeta jemaat Gereja Tlepok 
pada 28 Mei 1928, bertepatan dengan Hari Pentakosta II, dengan kewenangan 
melayani orang Kristen Jawa maupun orang Kristen Belanda. Sampai dengan 31 Juni 
1933, Gereja Tlepok memiliki warga gereja dewasa dan anak-anak sebanyak 97 jiwa, 
terdiri dari 30 warga laki-laki, 31 warga perempuan, serta 36 anak-anak.

Sebagai pendeta pertama di lingkungan Klasis Purworejo, sejak terbentuknya 
Sinode tahun 1931, Pdt. Wirdjotenojo senantiasa terpilih menjadi utusan Klasis 
Purworejo untuk menghadiri persidangan dan sering ditunjuk menjadi wakil Sinode, 
salah satunya menjadi wakil Zending Lampung.

Setelah cukup lama melayani di Gereja Tlepok, pada tanggal 21 September 1938, 
majelis Gereja Tlepok dengan dilandasi keluhuran sikap menyelenggarakan 
perpisahan dan pemberian surat lulusan kepada Pendeta Wirdjotenojo dan keluarga 
untuk menyatu dengan gereja baru yang dilayaninya, Gereja Kutoarjo.

Sebagai satu-satunya Pendeta Senior di kawasan Purworejo, ketika tentara 
pendudukan Jepang masuk dan menduduki nusantara, pada bulan Maret 1942, Pdt. 
Wirdjo ditunjuk oleh Sinode GKDTS untuk bersama-sama Pdt. R. Saptojo 
Joedokoesoemo dari Majelis Agung GKDW, melakukan kunjungan ke Gereja Margorejo 
yang menjadi bagian dari Patoenggilanipoen Pasamoewan Kristen Tata Indjil ing 
Wengkon Kaboepaten Koedoes, Pati, lan Djepara (hasil pekabaran Injil Zending 
Doopsgezinde Belanda (Gereja Injili di Tanah Jawa). Pdt. Wirdjotenojo juga 
pernah mengalami masa-masa sulit selama di penjara pada zaman pendudukan Jepang. 
Oleh karena tuduhan sebagai mata-mata pemerintah Belanda tidak terbukti, 
akhirnya ia dibebaskan dan kembali menggembalakan pasamuwan Kutoarjo.

Di awal-awal kemerdekaan tahun 1945-1946, ketika Sekolah Calon Pendhita 
Yogyakarta direncanakan untuk dibuka kembali bersama Pdt. Josaphat Darmohatmodjo 
yang kini melayani Gereja Gondokusuman, Pdt. Samidjo Wirdjotenojo ditetapkan 
oleh Sinode Geredja-Geredja Kristen Djawa Tengah Selatan (GKDTS) menjadi 
`tempat` para calon murid mempersiapkan diri.

Setelah melayani gereja Tuhan selama dua puluh tahun, pada bulan Juli 1948 Pdt. 
Wirdjotenojo memasuki masa emeritus, dan untuk seterusnya tugas pelayanannya di 
Kutoarjo digantikan oleh Pdt. Joram, menantunya. Pdt. Wirdjo memutuskan kembali 
ke Tlepok dan menjalani masa emeritusnya di sana. Walaupun sudah emeritus, Pdt. 
Wirdjotenojo tetap diminta sumbang sarannya dalam pelayanan gereja sampai beliau 
dipanggil Tuhan pada 20 November 1967, menyusul istrinya yaitu Ibu Mariana 
Wirdjotejo yang telah lebih dahulu dipanggil Tuhan pada 16 Maret 1963.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Sinode Gereja-Gereja Kristen Jawa
Alamat URL: http://www.gkj.or.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=100
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 13 Mei 2013


                       BAHAN MENGAJAR: DIAJAR UNTUK MENGAJAR
                               Ditulis oleh: Doni K.

I. LANDASAN ALKITAB: Kejadian 12-22

Referensi:
- Keluaran 3-4
- Kejadian 49-50

II. TUJUAN

Mendorong pemuda dan remaja untuk memahami pentingnya sebuah pendidikan iman dan 
melibatkan diri dalam pelayanan, dengan menyampaikan/meneruskan pengajaran iman 
yang telah mereka terima kepada keluarga, anak-anak mereka kelak dan kepada 
orang lain.

III. INSPIRASI

Tuhan telah memanggil Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai imam dan guru bagi 
keluarganya dan seluruh umat Israel. Sebagai guru dan imam, mereka tidak henti-
hentinya mengajarkan tentang perbuatan Allah yang mulia dan ajaib, serta janji-
janji Tuhan yang penuh dengan berkat bagi umat Israel. Tujuan Tuhan memanggil 
bapa-bapa umat Israel adalah demi keselamatan umat manusia. Oleh karena itu, 
Tuhan membutuhkan seorang pengajar yang akan mengajarkan kebenaran Allah kepada 
umat-Nya supaya bimbingan Allah menjadi jelas dan akan ditaati oleh umat Israel 
secara turun-temurun.

Seiring dengan berjalannya waktu, Ishak yang telah mendapatkan pengajaran dari 
Abraham meneruskan pengajaran itu kepada anaknya, Yakub. Demikian juga, Yakub 
meneruskan pengajaran itu kepada anak-anaknya, salah satunya Yusuf. Sebagai 
seorang anak yang telah menerima pengajaran dari ayahnya, Yusuf menyimpan 
pengajaran itu dengan sangat baik, tanpa mempedulikan di mana ia berada ataupun 
bagaimana keadaannya. Dengan demikian, melalui Yusuf, pengajaran tentang 
perbuatan Tuhan dan janji-janji-Nya dapat terpelihara dengan baik bagi umat 
Israel.

Tuhan mau memakai Bangsa Israel menjadi alat-Nya untuk menyelamatkan umat 
manusia. Itulah sebabnya, Tuhan memasuki kehidupan umat Israel. Tuhan 
memerintahkan keinsafan dipupuk dan diperdalam oleh umat Israel, yaitu melalui 
pengajaran yang diberikan oleh bapa-bapa/imam-imam Israel kepada seluruh umat 
dan angkatan muda.

Tuhan juga telah memilih Nabi Musa untuk membebaskan umat Israel dari penindasan 
Bangsa Mesir. Tuhan mengangkat Musa menjadi panglima dan sekaligus pemimpin 
umat. Selain itu, tugas istimewa lain yang diemban Musa adalah sebagai guru dan 
pemberi hukum kepada umat Israel. Fungsi Musa sebagai guru dan pemberi hukum 
merupakan tugas yang paling penting. Musa mendidik seluruh umat Israel di padang 
belantara dan mengatur pendidikan itu dengan jitu dan tepat, supaya pengajaran 
agama yang menjadi dasar seluruh kehidupan umat Tuhan itu akan dilanjutkan oleh 
pengganti-penggantinya di kemudian hari.

IV. REFLEKSI

Abraham, Ishak, Yakub, dan Musa adalah orang-orang luar biasa. Mereka bukan 
hanya sekadar orang yang dipercaya Tuhan untuk menjadi pemimpin keluarga dan 
bangsa, melainkan juga orang yang dengan setia meneruskan pengajaran yang telah 
mereka terima dari Tuhan kepada seluruh keturunan mereka dan umat Israel. Berkat 
ketekunan mereka untuk meneruskan pengajaran iman itulah, seluruh umat Israel 
tetap berpegang teguh pada janji Tuhan dan percaya kepada-Nya. Mereka mampu 
melakukannya karena mereka adalah orang-orang yang menyadari begitu pentingnya 
pendidikan iman bagi umat Tuhan. Sebagai pemuda dan remaja Kristen, apakah Anda 
sudah mengerti akan pentingnya sebuah pendidikan bagi umat Tuhan? Apakah Anda 
juga sudah memiliki kesadaran akan kewajiban Anda untuk meneruskan pengajaran 
tersebut kepada orang lain?

V. DISKUSI

1. Mengapa Allah memanggil Abraham? (Kejadian 12:1-9)

2. Bagaimanakah respons Abraham ketika Allah memanggilnya? (Kejadian 12:1-9)

3. Mengapa Abraham mengajarkan Iman kepada seluruh keturunannya? (Kejadian 21-30)

4. Mengapa Abraham, Ishak, Yakub, dan Musa disebut sebagai pendidik Iman?

5. Mengapa Tuhan memandang pendidikan iman begitu penting?

6. Apakah pendapatmu tentang pendidikan iman? (2 Timotius 3:16-17)

7. Apakah Tuhan juga memanggil kamu supaya kamu mengajarkan iman kepada 
   keluargamu dan orang-orang di sekitarmu? (Matius 28:19-20)

8. Bagaimanakah kamu mengajarkan iman kepada keluargamu dan orang-orang di sekitarmu?

VI. APLIKASI

1. Tuhan adalah Pendidik pertama yang mengajarkan kebenaran-Nya kepada umat 
   manusia, termasuk kita. Maka, kita harus hidup sesuai dengan didikan-Nya 
   sehingga hidup kita menjadi benar di hadapan-Nya.

2. Tuhan ingin kita mau menjadi alat-Nya, yaitu mengajarkan kebenaran-kebenaran 
   yang telah kita terima kepada keturunan kita dan kepada orang-orang lain yang 
   belum percaya kepada-Nya.

VII. AKSI

1. Bertekad untuk terus belajar kebenaran firman-Nya, dan dengan sungguh-sungguh 
   melakukan setiap perintah Tuhan dalam hidup kita.

2. Berani menyampaikan kebenaran firman Tuhan kepada orang yang belum percaya, 
   dan mengajarkannya kepada keturunan kita kelak dan keluarga mereka.

Sumber bacaan: 
1. Homrighausen, E.G., Dr. dan Enklaar I.H., Dr. 1993. 
   "Pendidikan Agama Kristen". Jakarta: Bpk. Gunung Mulia. Hlm. 13 - 14 
2. Alkitab. Dalam http://alkitab.mobi/tb/Kej/


STOP PRESS: Undangan Bergabung di Facebook Grup "Alkitab Setiap Hari" (Walking With God)

Facebook Grup "Walking With God" dibuat oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), untuk 
mengajak setiap orang percaya berjalan bersama Allah dengan membaca Firman-Nya 
setiap hari dan membagikan berkat-Nya kepada anggota yang lain.

Melalui grup ini, kami mengajak setiap peserta untuk:
1. Mengucap syukur atas campur tangan Tuhan dalam hidup kita setiap hari.
2. Membaca dan merenungkan teks Alkitab sesuai dengan perikop yang sudah disusun.
3. Memilih salah satu ayat dari teks Alkitab yang dibaca, yang berbicara paling banyak untuk Anda.
4. Menuliskan pelajaran dari ayat yang dipilih untuk dibagikan kepada anggota lain.

Bergabunglah di Facebook Grup "Alkitab Setiap Hari" (Walking With God).
==> http://www.facebook.com/groups/alkitab.setiap.hari/

Ajak juga teman-teman Anda yang rindu belajar firman Tuhan dengan mengundang 
mereka bergabung di Facebook Grup "Alkitab Setiap Hari" (Walking With God).


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Doni K. dan Yusak
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org