Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/12 |
|
e-BinaSiswa edisi 12 (22-3-2013)
|
|
e-BinaSiswa -- PI bagi Pemuda Remaja (2) Edisi 12/Maret 2013 DAFTAR ISI: TOKOH: HENRY CLAY MORRISON BAHAN MENGAJAR: BERTUMBUH DALAM ANUGERAH RENUNGAN: MENGINGAT PENGORBANAN YESUS STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS DISKUSI DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK)! Shalom, Pada edisi lalu, kita telah belajar banyak tentang bagaimana melakukan penginjilan kepada pemuda dan remaja, dan juga membaca tip yang dapat mendukung Anda dalam penginjilan. Untuk itu, pada edisi ini kami sengaja menyajikan beberapa bahan pendukung lainnya yang akan semakin memperlengkapi Anda. Selain itu, simak juga tokoh penginjil yang sangat berpengaruh di belahan Benua Amerika, "Henry Clay Morrison". Untuk merefleksi kembali karya penebusan Kristus di bulan Paskah ini, tidak lupa kami sisipkan sebuah renungan singkat bertema Paskah. Kiranya apa yang kami sajikan dapat menjadi berkat bagi pelayanan Anda. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati. Segenap redaksi e-BinaSiswa mengucapkan "SELAMAT HARI PASKAH 2013." Kiranya kasih Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa, Doni K. < doni(at)in-christ.net > < http://remaja.sabda.org > TOKOH: HENRY CLAY MORRISON (1857 -- 1942) Penginjil Henry Clay Morrison (1857 -- 1942) lahir di Barren County, Kentucky, pada tanggal 10 Maret 1857. Orang tuanya meninggal ketika ia masih sangat kecil sehingga ia dibesarkan di rumah kakeknya. Sebagai anak laki-laki, Morrison peka terhadap hal-hal rohani dan sering merasakan keyakinan akan dosa dalam hidupnya. Dalam sebuah bab di bukunya, "Life Sketches and Sermons", Morisson menceritakan kisah pertobatannya. Ia diselamatkan ketika masih remaja, saat seorang pengkhotbah keliling datang ke komunitas mereka. Segera setelah itu, Morrison merasakan panggilan untuk melayani. Pada usia 19 tahun, ia mendapat izin berkhotbah dan melakukan panggilan pelayanannya sebagai pendeta keliling dan gembala jemaat. Pada tahun 1890, ia meninggalkan jabatan pastoralnya dan menyerahkan diri sepenuhnya untuk penginjilan dan penerbitan surat kabar rohani "The Old Methodist", yang kemudian menjadi "The Pentecostal Herald". Kepemimpinan penginjilan Morrison dalam aliran Methodis tumbuh pesat dari Kentucky sampai ke sebagian besar negara bagian yang lain, bahkan sampai ke luar negeri. Pertemuan dalam kamp menjadi salah satu tempat favoritnya untuk melakukan penjangkauan. Mungkin tidak ada orang lain seperti dirinya, yang memberi lebih banyak waktu atau kepemimpinan yang efektif ke dalam metode penginjilan. William Jennings Bryan menganggap Morrison sebagai "orator mimbar terhebat di Benua Amerika". Dalam kesulitan keuangan yang besar, Asbury College mempekerjakan Morrison sebagai rektor pada tahun 1910. Dengan bantuan dari pembaca "Pentecostal Herald" dan reputasi nasionalnya sebagai pengkhotbah besar, Morrison mampu melunasi utang besar yang melilit perguruan tinggi itu dan meningkatkan baik reputasi sekolah tinggi tersebut maupun jumlah mahasiswanya. Morisson juga memiliki peran penting dalam pendirian Asbury Theological Seminary pada tahun 1923. Bahkan, setelah mengundurkan diri dari jabatan rektor di Asbury College pada tahun 1925, Morrison diminta sekali lagi untuk menjabat sebagai rektor pada tahun 1933 di bawah krisis keuangan lain. Ia menjabat rektor periode keduanya sampai tahun 1940. Di sepanjang hidupnya, Morrison menerbitkan 25 buku yang kesemuanya ditujukan untuk pembaca awam. Morrison meninggal di rumah seorang pendeta yang mengundangnya untuk melakukan kebaktian kebangunan rohani di Elizabethton, Tennessee, 24 Maret 1942. (t/Jing Jing) Diambil dari: Nama situs: Bio Kristi Alamat URL: http://biokristi.sabda.org/henry_clay_morrison Penulis artikel: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 26 Februari 2013 BAHAN MENGAJAR: BERTUMBUH DALAM ANUGERAH (Efesus 2:8-9; 1 Yohanes 5:11-12) I. TUJUAN Remaja mengerti bahwa mereka diselamatkan oleh anugerah dan bahwa keselamatan itu tidak dapat hilang. II. INSPIRASI John Newton lahir di Inggris tahun 1725. Ibunya meninggal ketika John berusia tujuh tahun. Ayahnya, seorang nakhoda kapal laut. Berhubung tidak ada yang mengasuh John, John ikut berlayar dengan ayahnya. Bocah kecil yang berperangai lembut ini langsung mengalami kejutan saat berada di dunia pelaut yang kasar dan suka mabuk-mabukan. Keadaan menjadi lebih parah ketika beberapa tahun kemudian, John bekerja di kapal lain. Di situ, ia sering mendapat perlakuan yang licik dan juga dipukuli oleh rekan-rekan yang jauh lebih besar dan dewasa. Ia pernah melarikan diri, tetapi tertangkap dan dipaksa bekerja di kapal lain. Ia menghidupi dirinya dengan menjadi pedagang budak; menangkap penduduk di Afrika Barat dan menjual mereka ke seluruh dunia. Pada 9 Maret 1748, kapal yang diawakinya dihantam badai besar yang tidak diduga sebelumnya. Dilanda ketakutan luar biasa, ia mulai membaca buku. Salah satu buku yang dipelajarinya adalah Alkitab. Ia merasa terpesona saat membaca tentang anugerah Allah kepada manusia yang tampak dalam diri dan pekerjaan Yesus. Keesokan harinya, dalam keputusasaan yang luar biasa, ia berteriak kepada Tuhan dan Tuhan mendengar doanya sehingga akhirnya ia diselamatkan. Dari pengalamannya itu, John Newton menemukan kontras antara kasih Allah dan dirinya dengan profesi sebagai seorang pedagang budak belian. Ia bahkan menyebut dirinya "wreck" (barang rongsokan). Ia begitu memahami dan menghidupi ajaibnya anugerah Allah. John Newton merasakan dan mengakui, bahwa setiap hari sepanjang hidupnya ia menerima banyak anugerah Allah. Pada usia 80 tahun, John menjadi pikun. Namun ia berkata, "Akan tetapi, ada dua hal yang saya tidak bisa lupa, bahwa saya adalah pendosa besar dan bahwa Yesus Kristus adalah Juru Selamat yang besar." III. REFLEKSI Pernahkah kamu merasakan anugerah Allah yang besar dalam hidupmu seperti yang dialami oleh John Newton? Jika pernah, kapan peristiwa itu terjadi? Bagaimana responsmu saat itu? IV. DISKUSI 1. Bagaimana keadaan/status manusia di hadapan Allah? (Roma 3:23) 2. Apa akibat dosa manusia? (Roma 6:23; Yesaya 59:2) 3. Dapatkah perbuatan baik menyelamatkan manusia berdosa? Mengapa? (Titus 3:5; Efesus 2:8-9; Yesaya 64:6) 4. Apakah yang dilakukan Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa? (Yohanes 3:16) 5. Bagaimana caranya memperoleh hidup kekal/keselamatan itu? (Yohanes 1:12; Efesus 2:8; 1 Yohanes 5:11-12) 6. Apakah hidup kekal (keselamatan) itu dapat hilang? Mengapa? (Yohanes 10:27-30; Roma 8:29-30; Efesus 1:13-14) V. APLIKASI 1. Sudahkah kamu menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatmu secara pribadi? Jika belum, maukah kamu mengambil keputusan menerima Dia di dalam hatimu? 2. Jika sudah, perubahan-perubahan apa sajakah yang telah kamu alami sejak kamu hidup di dalam Kristus? VI. AKSI 1. Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Pribadi. 2. Bersyukur untuk anugerah keselamatan yang Allah berikan. 3. Bersaksi tentang Yesus kepada orang yang belum percaya (anggota keluarga, sahabat, dll.). VII. KONFIRMASI "Keselamatan itu gratis, tetapi bukan murahan karena dibayar dengan darah Kristus yang mahal." (Dietrich Boenhoeffer) Jika kita salah masak nasi dan menjadi bubur, kita akan menyesal 1 hari. Jika kita salah potong rambut, kita akan menyesal 1 bulan. Jika kita salah memilih pacar/tidak naik kelas, kita akan menyesal 1 tahun. Jika kita salah memilih pasangan hidup, kita akan menyesal seumur hidup. Namun, jika kita salah memilih JURU SELAMAT, kita akan menyesal selama-lamanya. Diambil dan disunting dari: Judul buku: Growing Up Judul artikel: Bertumbuh dalam Anugerah Penulis: Ayub Wahyono Penerbit: PT. Visi Anugerah Indonesia, Bandung 2011 Halaman: 11 -- 15 RENUNGAN: MENGINGAT PENGORBANAN YESUS Ditulis oleh: Doni K. Baca: 1 Korintus 11:23-34 Salah satu lagu yang tidak pernah dilupakan dalam prosesi Upacara 17 Agustus adalah lagu "Mengheningkan Cipta". Lagu ini telah ditetapkan sebagai lagu wajib nasional untuk mengenang jasa para pahlawan Indonesia yang telah gugur di medan perang. Bukan sekadar mengenang, tetapi juga untuk menghormati perjuangan mereka demi meraih kemerdekaan bangsa ini. Maka, tidak heran jika beberapa orang meneteskan air mata ketika lagu ini dinyanyikan dalam upacara bendera. Sehubungan dengan peringatan perjuangan para pahlawan yang berdampak pada kemerdekaan Indonesia, pemerintah tidak henti-hentinya memberikan wejangan kepada seluruh warganya untuk menggunakan kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya. Yaitu dengan turut berkarya untuk kemajuan bangsa dengan hal-hal yang positif, hal-hal yang tidak merusak moral dan budaya bangsa. Dua ribu tahun yang lalu, Tuhan Yesus telah mengajak para murid untuk minum anggur dan makan roti sebagai peringatan akan pengurbanan tubuh dan darah-Nya untuk menebus dosa manusia. Sebagai umat Kristen, kita pun telah melakukannya di gereja pada saat prosesi Perjamuan Kudus. Karena melalui darah Kristuslah, kita ditebus sehingga kita dibebaskan dari maut yang membawa manusia kepada hukuman kekal. Seperti warga Indonesia yang telah merdeka oleh jasa para pahlawan, demikianlah kita telah merdeka dari belenggu dosa oleh kasih dan pengorbanan Kristus. Lalu, apa yang akan kita lakukan untuk mengenang dan bersyukur atas pengorbanan Yesus yang berdampak pada kemerdekaan kita dari dosa? Apakah hanya dengan makan roti dan minum anggur dalam Perjamuan Kudus saja? Tentu saja tidak. Untuk mengenang pengorbanan-Nya, Tuhan tidak hanya memerintahkan kita untuk makan roti dan minum anggur saja, melainkan juga mewujudnyatakan kemerdekaan kita melalui kesaksian kepada orang-orang yang belum percaya, dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan hasil dari buah Roh (Galatia 5:22-23). Karena dengan melakukan perbuatan yang baik di hadapan Tuhan dan manusia, orang akan melihat perbuatan kita sebagai peringatan akan pengorbanan Kristus di kayu salib. Dengan demikian, nama Tuhan dipermuliakan melalui kesaksian hidup kita. Mari bersaksi bagi Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Sumber Referensi : Alkitab (1 Korintus 11:23-34; Galatia 5:22-23) STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS DISKUSI DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK)! PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam) < http://pesta.org > kembali membuka kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) untuk periode Mei/Juni 2013. Kelas diskusi ini akan mempelajari pokok-pokok penting iman Kristen, seperti Penciptaan, Manusia, Dosa, Keselamatan, dan Hidup Baru dalam Kristus. Setelah menyelesaikan seluruh tugas tertulis dalam modul, Anda dapat menjadi peserta kelas diskusi untuk belajar bersama rekan-rekan yang lain seputar dasar iman Kristen. Segeralah mendaftar karena kelas diskusi akan dimulai pada tgl. 8 Mei 2013. Kirimkan permohonan kelas DIK Mei/Juni 2013 ke Admin PESTA di alamat email < kusuma(at)in-christ.net >. Jika Anda ingin mendapatkan modul DIK secara online, silakan akses di: ===> < http://www.pesta.org/dik_sil > Kontak: binasiswa(at)sabda.org Redaksi: Doni K. dan Yusak Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |