ARTIKEL
Fondasi bagi Kepemimpinan Kristiani
Carilah Tuhan dan dapatkan Dia. Jadikan Ia kuasa hidupmu. Tanpa diri-Nya, seluruh upaya kita akan menjadi debu dan matahari akan menjadi malam yang gelap. Tanpa Dia, hidup ini hanya merupakan drama tidak bermakna yang adegan-adegan pentingnya dilenyapkan. Tapi dengan Dia, kita akan mampu bangkit dari tengah malam keputusasaan menuju sukacita hari yang baru.
St. Agustinus berkata benar ketika mengatakan bahwa kita dicipta untuk Tuhan dan kita akan terus-menerus resah sampai kita menemukan perhentian di dalam-Nya. Kasihilah dirimu, bila itu berarti secara nalar, kesehatan, dan kepentingan moral kita. Kalian diperintahkan untuk melakukannya. Itulah sisi panjang kehidupan. Kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri. Itulah sisi lebar kehidupan. Namun, jangan lupa ada perintah yang lebih utama, yaitu kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, seluruh jiwa, dan sepenuh akal budimu. Itulah sisi tinggi kehidupan. Bila melakukan hal itu, kamu akan menjalani hidup yang utuh.
Dalam kepemimpinan kristiani, dampak yang kuat biasanya berlandaskan pada siapa diri sang pemimpin, pengetahuan yang ia miliki, dan apa yang ia lakukan. Siapa diri seseorang ditentukan oleh hubungannya dengan Tuhan, pandangannya tentang dunia, nilai-nilai rujukannya, pengenalan atas potensinya, visinya tentang peran yang harus dimainkan pemimpin di dunia. Selain itu, dampak akan terkait pengetahuan dan keterampilannya, khususnya bagaimana ia terus-menerus memperbarui atau mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Di bawah ini akan diuraikan beberapa hal yang menjadi faktor dasar untuk menghasilkan dampak yang kuat.
a. Hubungan dengan Tuhan: Tahu Tempat
Day by day Oh, Dear Lord Three Things I Pray To see Thee more clearly To love Thee more dearly To follow Thee more nearly Day by day
Henry dan Richard Blackaby menyatakan bahwa keinginan dan rencana Tuhan pada dasarnya terfokus pada keakraban hubungan-Nya dengan kita. Tidak ada yang melebihi kerinduan-Nya kecuali kita mengalami hubungan yang indah dengan-Nya.
Dengan demikian, maka pemimpin kristiani adalah orang yang menghasilkan dampak dalam hubungan antara orang di sekitarnya dengan Tuhan. Semakin orang-orang akrab dengan Tuhan, berarti ia merupakan seorang pemimpin yang berhasil.
Hal itu tidak akan terjadi bila sang pemimpin diikuti orang karena berbagai kelebihannya seperti kepandaiannya, tampilannya, relasinya, atau kekayaannya. Dampak tadi terjadi bila orang terinspirasi oleh keakraban sang pemimpin sendiri dengan Tuhan. Dampak itu terjadi karena Tuhan berkenan menggunakan sang pemimpin yang sudah akrab dengan-Nya sebagai saluran berkat.
Banyak buku dan petuah mengajarkan bagaimana pemimpin menghasilkan dampak yang diinginkan dan memeliharanya dalam hidup sehari-hari. Alkitab mencatat bahwa Rasul Paulus pada abad pertama menuliskan ajaran yang ia yakini dan mengirimkannya kepada jemaat purba di kota Roma. Antara lain dalam tulisannya ia menyatakan, "... siapa yang memberikan pimpinan hendaklah ia melakukannya dengan rajin ...."
Mengapa Paulus menulis demikian? Mengapa ia tidak menulis bahwa kepemimpinan sepatutnya dilakukan dengan penuh wibawa atau dengan cerdas agar berdampak kuat? Bukankah kita anggap semestinya kepemimpinan dilaksanakan dengan penuh iman?
Untuk memahaminya, kita perlu mengerti bahwa kepemimpinan adalah sebuah pelayanan yang khas. Dibandingkan dengan pelayanan konseling atau pendidikan dan penatalayanan, pelayanan kepemimpinan membutuhkan energi dan daya juang yang sangat tinggi. Sang pemimpin harus terus-menerus waspada, siap membuat terobosan, memelihara komitmen, keyakinan, karakter, keberanian, dan kreativitas di samping kebergantungan kepada Tuhan. Pemimpin juga harus menyatukan dan mengarahkan berbagai-bagai pelayanan yang ada di organisasi atau komunitasnya.
Hal ini tidak akan terjadi bila ia tidak melakukan segalanya dengan rajin. Rajin berarti bahwa ia bekerja lebih keras dari orang lain, lebih bersedia mengorbankan diri, dan lebih fokus dalam segala tindakannya. Rajin berarti ia terus-menerus belajar mengarahkan umat atau pengikutnya dengan benar. Rajin berarti juga ia terus-menerus berupaya mengenali kehendak Tuhan.
Seorang pemimpin yang bekerja keras menjadi teladan dalam penggunaan waktu, tenaga, dan sumber-sumbernya, tetapi dampak utamanya harus nyata dalam hidup spiritual orang lain.
Rajin dan bekerja keras berarti pemimpin tahu apa yang Tuhan percayakan kepadanya. Berarti juga tahu bagian yang harus ia pikul dan bagian yang menjadi kehendak Tuhan. Bila mampu mengenali kedua hal itu, seorang pemimpin dapat menjadi inspirasi.
Paulus menekankan kerajinan karena Paulus memahami bahwa dalam proses pelayanan ada urusan yang merupakan bagian Tuhan. Tuhan akan menangani berbagai hal. Namun, ada beban yang diberikan kepada manusia yang mengabdi kepada-Nya, terutama sebagai pemimpin. Jadi, ada hal-hal yang merupakan bagian Tuhan dan ada pula yang merupakan bagian manusia.
b. Pandangan tentang Dunia
Seorang pemimpin menyadari bagian tugasnya di dunia. Dengan atau tanpa karyanya, dunia akan terus berputar. Dengan atau tanpa karyanya, Tuhan akan mewujudkan rencana-Nya. Namun, Ia memberi tempat bagi manusia untuk ikut mengambil bagian di dalam rencana-Nya. Jadi, seorang pemimpin harus tahu batas. Ada batas untuk kuasa dan wewenangnya.
Satu hal penting yang perlu dipahami seorang pemimpin tentang dunia dan tugasnya dalam hidup adalah batas waktu. Tidak selamanya seorang pemimpin menjalankan tugas. Ia berada di antara pemimpin-pemimpin masa lalu dan masa mendatang. Ia memainkan peran dalam satu bagian kecil dari Kerajaan Allah dan sejarahnya.
Hal baik dan jitu ia lakukan pada masa lalu tidak berarti akan baik dan jitu untuk masa kini, apalagi masa depan. Karena itu, tugas dan ukuran sukses seorang pemimpin kristiani adalah lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang ia kembangkan. Bahkan, bila sang pemimpin baru bekerja dengan cara dan gaya yang beda, ia tidak perlu merasa kecil hati atau dipinggirkan. Ia sudah melakukan bagian yang merupakan tugasnya. Metodenya mungkin tidak lagi relevan untuk masa saat pemimpin yang baru.
Diambil dari: |
Judul buku |
: |
Kamu Bisa Kenali! -- Cara Memimpin di Wilayah Diri |
Judul bab |
: |
Prasyarat untuk Berdampak Positif |
Judul asli artikel |
: |
Pondasi bagi Kepemimpinan Kristen |
Penulis |
: |
Robby I. Chandra |
Penerbit |
: |
Young Leaders Institute, 2009 |
Halaman |
: |
81 -- 87 |
|