Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/777

e-BinaAnak edisi 777 (15-8-2018)

Berperan di Tengah Bangsa yang Heterogen

e-BinaAnak -- Edisi 777/Agustus/2018
 

Logo: Bina AnakBerperan di Tengah Bangsa yang Heterogen

e-BinaAnak -- Edisi 777/Agustus/2018

Bhineka Tunggal Ika

Salam kasih,

Keragaman ras dan budaya dari bangsa kita membuat orang tua maupun pelayan anak memiliki tanggung jawab dalam memandu anak layan kita menjadi saksi Kristus di tengah bangsa yang heterogen. Namun, sering kali pembicaraan tentang ras merupakan topik yang tabu untuk diperbincangkan, terlebih kepada anak-anak, karena sering kali dianggap "belum waktunya". Benarkah demikian? Lantas, apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?

Dalam rangka menyambut peringatan 73 tahun Indonesia merdeka, redaksi mengusung tema "Berperan di Tengah Bangsa yang Heterogen". Artikel yang redaksi sajikan kali ini diharapkan dapat membekali kita dalam mempersiapkan anak-anak untuk berperan di tengah kemajemukan bangsa yang ada. Selain itu, terdapat pula tip tentang empat kebenaran yang kiranya bermanfaat untuk mengukuhkan anak layan kita supaya bersungguh-sungguh menjadi pengikut Kristus. Tak lupa, edisi kali ini juga dilengkapi dengan bahan ajar yang mengingatkan kita untuk saling mengasihi di tengah keberagaman yang ada. Selamat melayani!

Tika

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Rostika

 

<a target='_blank' href='http://alkitab.mobi/?Yesaya+55:8'>Yesaya 55:8</a>

 

ARTIKEL

Membicarakan tentang Ras kepada Anak-Anak

Beberapa topik pembicaraan yang secara khusus dipertentangkan adalah agama, politik, dan terutama ras dan etnis. Sebagian besar orang merasa harus sangat berhati-hati dan tidak menyinggung saat membicarakan tentang ras dan etnis. Dan, tentu saja, orang lain merasa bahwa percakapan tentang ras dan etnis tidak benar-benar berlaku bagi mereka, jadi mereka dengan apatis menghindarinya sama sekali.

1. Anak-anak tidak akan mengerti.

Gambar: Keluarga

Saya tidak akan lupa hari ketika putra saya menyadari bahwa ibu dan ayahnya berbeda. Matanya yang kecil menatap bolak-balik. “Ibu cokelat; ayah kemerahan,” katanya. Dia tahu sejak berusia dua tahun bahwa orang-orang berbeda satu dengan yang lain. Dan, meskipun kita tahu dia tidak akan mengerti sepenuhnya semua misteri penciptaan Allah, dia bisa mengerti beberapa hal mendasar, bahkan kemudian: ibu dan ayah diciptakan oleh Allah.

Anak-anak mulai menyadari hal-hal lebih cepat daripada yang kita perkirakan. Dan, sekali anak-anak terbuka terhadap budaya, sekolah, atau bahkan gereja, mereka pun akan mulai dipenuhi dengan semua yang mereka amati. Mereka akan belajar dari kita, atau mereka akan belajar dari orang lain.

Kita ingin menjadi yang terdepan di masyarakat kita dalam mengajarkan anak-anak kita. Itulah satu alasan mengapa adalah penting bahwa kita memberi anak-anak kita dasar dari Alkitab mengenai penciptaan, kejatuhan dalam dosa, penebusan, dan apa yang sudah dituntaskan oleh Yesus melalui salib untuk semua suku, bahasa, dan bangsa. Sebagai orang Kristen -- dan sebagai orang tua -- kita bertanggung jawab untuk menanam benih yang kita harapkan akan bertumbuh dalam kasih yang dalam untuk sesamanya.

Jangan menunggu. Anak-anak mungkin tidak akan siap untuk mempelajari seluruh teologi tentang gambar dan rupa Allah, tetapi mereka bisa mengerti bahwa semua manusia diciptakan oleh Allah. Mungkin, mereka tidak akan bisa mengerti konsep tentang semua suku, bahasa, dan bangsa, tetapi mereka bisa melihat gambar tentang orang-orang yang bermacam-macam dan belajar untuk menghargai perbedaannya. Mungkin, mereka belum memahami pembenaran, tetapi mereka akan mengerti bahwa Yesus mati bagi semua orang yang mau percaya. Mungkin, mereka tidak bisa benar-benar mengerti tentang adopsi, tetapi mereka bisa mengerti bahwa teman-teman gereja mereka adalah saudara-saudari mereka -- dan mereka memiliki keluarga yang beragam warna kulitnya.

2. Ras adalah isu politik.

Amerika Serikat memerangi pembedaan dan perselisihan ras semenjak kelahirannya. Dari perbudakan hingga Jim Crow sampai Pergerakan Hak Asasi Manusia hingga kebrutalan polisi, kita tidak pernah berada pada sebuah era di mana kita sebagai sebuah bangsa menikmati kedamaian dan kesatuan ras sepenuhnya. Tidaklah mengherankan bahwa begitu sering topik ini dikaitkan dengan politik dan sejarah. Akan tetapi, gereja seharusnya berbicara dengan kata-kata yang lebih baik (dan berbeda).

Gambar: Bola Dunia

Allah menciptakan bangsa-bangsa. Allah menciptakan etnis. Allah menciptakan berbagai bahasa. Allah menciptakan masing-masing orang di bumi ini sesuai dengan gambar dan rupa-Nya; setiap hidup manusia adalah berharga bagi-Nya. Apakah politik penting untuk percakapan ini? Tentu saja! Saya bersyukur kepada Allah untuk semua politikus dan aktivis yang memungkinkan anak-anak berkulit gelap dan putih sekarang bermain bersama-sama, berenang bersama, dan bersekolah bersama. Akan tetapi, Alkitab memberikan kepada para orang tua dan anak-anak sebuah dasar mengenai mengapa kesetaraan itu penting menurut Allah dan bagaimana Injil berdampak pada pembicaraan ini dan pemahaman kita tentang ras dan etnis.

Jika kita bisa membangun sebuah dasar berlandaskan kebenaran dari Alkitab, saya kira akan lebih mudah untuk menangani bidang-bidang yang bersentuhan dengan topik tentang ras dan etnis. Pada akhirnya, ini adalah tentang manusia yang diciptakan dalam gambar dan rupa Allah. Jadi, jika kita bisa mendapatkan pemahaman tentang bagaimana kita semua diciptakan setara oleh Allah dan kita semua membutuhkan anugerah keselamatan yang sama, mungkin kita bisa mulai sungguh-sungguh saling mengasihi. Dan, saya berharap saat kita saling mengasihi, kita menghargai perbedaan kita!

Ras dan etnis bukan sekadar isu politik. Jauh lebih penting, ini adalah isu Injil. Proklamasi Paulus, yang diinspirasi oleh Roh Kudus, dalam Efesus 2 memberi kita sebuah pesan Injil dan harapan untuk percakapan ini:

"Namun sekarang, dalam Yesus Kristus, kamu yang dahulu sangat jauh telah dibawa menjadi dekat oleh darah Kristus. Sebab, Ia sendiri adalah damai sejahtera kita yang telah membuat kedua belah pihak menjadi satu dan yang telah menghancurkan tembok permusuhan yang memisahkan, dengan menghapus permusuhan dalam daging-Nya, yaitu Hukum Taurat yang berisi perintah-perintah dan ketetapan-ketetapan sehingga di dalam diri-Nya, Ia membuat keduanya menjadi satu manusia baru, sehingga terjadi perdamaian, dan mendamaikan keduanya dengan Allah dalam satu tubuh melalui salib, sehingga mematikan permusuhan." (Efesus 2:13-16)

Inilah proklamasi kita kepada anak-anak kita. Marilah kita menyelamatkan topik itu dari budaya dan politik, dan tidak membiarkannya menjadi tempat di mana pembicaraan ini paling sering kita temui. Orang Kristen seharusnya menjadi pemimpin yang menyuarakan kesatuan ras dan segala sesuatu lainnya yang telah dicapai oleh Injil.

3. Kita ingin anak-anak kita tidak membeda-bedakan warna kulit.

Gambar: Berbeda warna kulit

Para orang tua yang bermaksud baik sering kali berusaha untuk mengajar anak-anak mereka agar tidak membeda-bedakan warna kulit. Ini merupakan istilah yang sering saya dengar dan salah satu yang banyak digunakan untuk mengungkapkan bahwa mereka bukan rasialis: “Saya tidak membeda-bedakan warna kulit,” mungkin mereka berkata begitu. “Saya tidak melihat warna kulitnya.” Selain bahwa pada kenyataannya ini tidaklah tepat, ini juga tidak seharusnya.

Salah satu alasan terpenting untuk mengenali warna yang berharga dari ciptaan Allah dalam diri manusia adalah bahwa Allah tidak menghilangkan perbedaan ini dalam Kitab Suci. Ayat-ayat yang sering dikutip dari Wahyu menyatakan kepada kita bahwa tidak hanya akan ada banyak warna kulit bangsa-bangsa di dunia ketika Yesus datang kembali, tetapi suku-suku dan bahasa-bahasa dan bangsa-bangsa ini akan menyembah bersama-sama (Wahyu 5:9, 7:9). Ini adalah gambaran yang indah tentang karya pendamaian Tuhan kita -- pertama mendamaikan kita dengan diri-Nya sendiri, lalu mendamaikan kita dengan sesama kita manusia. Surga akan dipenuhi -- dengan mulia! -- dengan orang-orang dari semua warna kulit.

Injil untuk Semua Bangsa

Mungkin berita terbaik bagi kita hari ini, yaitu Injil, adalah untuk semua bangsa. Allah menghargai ciptaan-Nya dan penebusan semua orang. Alkitab memberi tahu kita bahwa kita sangat berdosa, mengacaukan segalanya (Kejadian 3). Karena itu, di seluruh Kitab Suci, Allah mengerjakan penebusan bagi semua orang melalui Kristus (Galatia 3:8; Efesus 2). Dan, Dia akan dimuliakan pada akhir zaman ketika semua bangsa menyembah bersama-sama, karena hal itu akan menjadi penggenapan atas janji-Nya untuk menebus semua suku, bahasa, dan bangsa.

Gambar: Firman Tuhan

Bukankah kebenaran Injil ini membuat hati Anda meluap-luap dengan sukacita? Mari hargai ciptaan Allah! Seperti penglihatan tentang akhir zaman yang penuh kemuliaan, marilah kita melihat keindahan uniknya manusia yang diciptakan oleh Allah.

Mengenai mengajar anak-anak kita, daripada mengabaikan atau menghindari topik tentang keragaman, perbedaan, dan keharmonisan ras, marilah kita mengajar mereka untuk menerima perbedaan itu. Dan, mari tunjukkan kepada mereka alasan dari Kitab Suci mengapa kita semua harus melakukannya. (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://www.desiringgod.org/articles/do-you-talk-to-your-children-about-race
Judul asli artikel : Do You Talk to Your Children About Race? Three Bad Excuses Parents Make
Penulis artikel : Trillia Newbell
Tanggal akses : 16 Juli 2018
 

TIP

Empat Kebenaran untuk Belajar Mengikuti Yesus

Saya sontak melompat dan meraih suami saya saat dia berjalan melalui pintu. Sebelumnya, pada sore hari, saat hampir selesai membaca Alkitab dengan anak-anak saya, putra saya yang berusia empat tahun mengatakan bahwa dia ingin agar Yesus menghapus dosanya dan masuk ke dalam hatinya. Kami menunggu sampai suami saya pulang rumah larut malam harinya, dan kemudian kami bertiga pun berdoa bersama. Sungguh, suatu kenangan yang indah bagi kami malam itu, saat putra saya menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya.

Akan tetapi, bahkan setelah kami selesai berdoa, saya tahu kami tidak mungkin berhenti di sana. Ada banyak hal lagi baginya untuk dipelajari dan dipahami, dan bahkan saat dia dapat menangkap setiap detail yang indah dari rencana keselamatan, dia akan membutuhkan kami untuk menunjukkan kepadanya bagaimana mengikuti Yesus.

Gambar: Yesus membayar dosa-dosa kita di atas salib

Jika kita percaya bahwa Yesus membayar dosa-dosa kita di atas salib dan bangkit untuk menyelamatkan kita, pengetahuan itu harusnya berdampak pada cara hidup kita. Namun, tidak selalu mudah untuk mengikuti Yesus dalam kehidupan sehari-hari ketika ada begitu banyak pengaruh yang menarik kita ke arah yang berlawanan.

Putra saya belum mengetahui apa pun tentang pergumulan ini; dia hanya tahu bahwa dia mengasihi Yesus. Ada keindahan dalam kesederhanaan itu, tetapi sebagai orang tuanya, saya juga melihat jauh ke depan untuk mempersiapkan dia mengikuti Yesus saat itu menjadi sulit, dalam masa-masa ketika akan lebih mudah untuk mengambil jalan yang lain. Alkitab membandingkan kehidupan orang Kristen dengan melalui jalan yang sempit, dan itu merupakan analogi yang tepat, karena mengikuti Yesus tidaklah mudah. Sesungguhnya, kita diberi tahu bahwa itu akan sulit. Berikut adalah beberapa hal yang telah menolong saya saat saya berusaha (meski terkadang gagal) untuk mengikuti Yesus dengan baik.

  1. Ingatlah bahwa mengikuti Yesus membutuhkan sebuah perubahan dalam perilaku.
  2. Saat mengalami keraguan, bacalah Alkitab.
  3. Iblis tidak bisa memaksamu melakukannya, tetapi dia pasti mengusahakannya.
  4. Tidak pernah ada yang namanya seorang Kristen yang sempurna.

Sebagai orang tua, ketika anak-anak kita menghadapi pilihan keputusan yang sulit, kita berharap kita sudah memperlengkapi mereka dengan alat-alat yang mereka butuhkan untuk memilih mengikuti Yesus apa pun yang terjadi. (t/Jing-Jing)

Selengkapnya »

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Faith Gateway
Alamat situs : https://www.faithgateway.com/four-truths-help-kids-learn-follow-jesus-well
Judul asli artikel : Four Truths to Help Our Kids Learn to Follow Jesus Well
Penulis artikel : Callie Martinez
Tanggal akses : 16 Juli 2018
 

BAHAN MENGAJAR

Seperti Aku Telah Mengasihi Kamu

Tema:
Kita harus mengasihi orang lain seperti Yesus telah mengasihi kita.

Objek/peraga:
Gula-gula atau permen dalam berbagai cita rasa.

Firman Tuhan:
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu. (Yohanes 15:12)

Gambar: Aneka permen

Satu hal yang saya perhatikan adalah ketika kamu menawarkan gula-gula kepada anak-anak dan membiarkan mereka untuk memilih rasa yang mereka inginkan, anak-anak dapat menjadi sangat pemilih terhadap rasa yang mereka ambil. Pengalaman saya adalah ketika saya melakukannya, rasa butterscotch adalah gula-gula yang selalu tersisa di antara semua rasa yang sudah dipilih.

Saya tidak tahu mengapa begitu banyak anak yang tidak akan memilih gula-gula rasa butterscotch. Mungkin karena rasanya berbeda dari rasa gula-gula lainnya. Mungkin karena anak-anak tidak menyukai warna kertas pembungkus dari gula-gula dengan cita rasa itu. Apa pun alasannya, saya selalu memiliki sisa gula-gula rasa butterscotch. Apakah Anda tahu apa yang saya lakukan dengan gula-gula butterscotch yang tersisa itu? Saya memakannya! Nah, kamu lihat, saya menyukainya!

Terkadang, kita memperlakukan orang sama seperti yang beberapa anak lakukan terhadap gula-gula itu. Ketika anak-anak sedang bermain, beberapa anak selalu menjadi yang terakhir untuk dipilih/untuk diajak bergabung. Mungkin, itu karena anak-anak ini sedikit berbeda. Mungkin, mereka memiliki cacat fisik, atau mungkin karena mereka memiliki kulit (ras/suku - Red.) yang berbeda. Apa pun alasannya, anak-anak yang lain tidak akan memilih mereka.

Apakah kamu pernah menjadi orang yang tidak dipilih? Bukankah itu perasaan yang tidak menyenangkan? Kita perlu mengingat bahwa Yesus mengasihi SEMUA anak dan Dia berkata, "hendaknya kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu." Jika kamu selalu menjadi orang yang ditinggalkan, jangan khawatir, Yesus mengasihimu seperti halnya Dia mengasihi anak-anak yang lain. Dia mengasihi kita semua!

Ya Bapa, tolonglah kami untuk mengingat bahwa Yesus mengajarkan kami untuk saling mengasihi seperti Engkau mengasihi-Nya dan seperti Dia juga telah mengasihi kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Sermons 4 Kids
Alamat situs : https://www.sermons4kids.com/as_i_have_loved_you.htm
Judul asli artikel : As I Have Loved You
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 5 Juli 2018
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaAnak.
binaanak@sabda.org
e-BinaAnak
@sabdabinaanak
Redaksi: Rostika, Ariel, dan Davida
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org