Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/768

e-BinaAnak edisi 768 (13-12-2017)

Natal (1)

e-BinaAnak -- Edisi 768/Desember/I/2017
 
Natal (1)
e-BinaAnak -- Edisi 768/Desember/I/2017
 

e-BinaAnak

Salam kasih,

Menjelang Natal, kita tentu akan sering melihat seseorang memakai topi Sinterklas di setiap toko, kafe, maupun restoran. Situasi tersebut seakan-akan menyatakan bahwa tokoh Sinterklas malah menjadi tokoh yang lebih diingat saat Natal daripada Kristus sendiri. Anak-anak yang seharusnya melihat malam Natal sebagai perayaan kabar sukacita tentang lahirnya Yesus, sang Raja dan Juru Selamat mereka, bergeser menjadi malam untuk menunggu seorang kakek berkostum merah yang berkeliling dunia dengan kereta luncur dan rusa kutubnya, untuk membagikan hadiah. Bahkan, banyak orangtua yang mendukung hal tersebut dengan berkostum Sinterklas, lalu memberi hadiah di bawah pohon Natal.

Melalui edisi kali ini, redaksi menyajikan artikel yang akan mengajak kita, sebagai orangtua maupun pelayan anak, untuk mengevaluasi kembali tentang respons kita selama ini terhadap tokoh Sinterklas. Selain itu, kami juga menyajikan bahan ajar yang mengajak anak layan kita mengerti bahwa ketetapan Tuhan adalah yang terbaik. Selamat melayani.

Tika

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Rostika

 

MUTIARA GURU

Keselamatan orang berdosa melalui kematian dan kebangkitan Yesus adalah tujuan dari Natal.

 

ARTIKEL Mengevaluasi Kembali tentang Sinterklas

Gambar: Hadiah Natal

Dengan hari Natal yang semakin menjelang, beberapa pendengar podcast Ask Pastor John memenuhi kotak surat dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Sinterklas. Corbin, seorang pendengar dari Gainesville, Georgia, bertanya: "Pastor John, haruskah orangtua membiarkan anak-anak mereka percaya bahwa Sinterklas membawa hadiah-hadiah untuk mereka pada hari Natal?"

Berikut ini adalah catatan dari bagian jawaban Pastor John yang penting.

Keselamatan orang berdosa melalui kematian dan kebangkitan Yesus adalah tujuan dari Natal.

  • Yesus datang pada hari Natal untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang (Lukas 19:10).
  • Yesus datang pada hari Natal untuk menyelamatkan orang berdosa (1 Timotius 1:15).
  • Yesus datang pada hari Natal untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45).
  • Yesus datang pada hari Natal bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa (Matius 9:13).
  • Yesus datang pada hari Natal untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis (1 Yohanes 3:8).
  • Yesus datang pada hari Natal sehingga melalui kematian, Dia memusnahkan dia yang berkuasa atas maut (Ibrani 2:14).

Jadi, kelahiran Anak Allah, Allah sejati, Manusia sejati, adalah tentang datangnya kabar gembira yang tidak terhingga memukau dan mulia dan hebatnya. Malaikat menyebutnya "kabar kesukaan yang besar" – sukacita besar, bukan sukacita kecil, bukan sedikit kesukaan, tetapi kesukaan besar (Lukas 2:10).

Gambar: Ornamen Natal

Adalah mengejutkan bagi saya bahwa ada orang Kristen yang bahkan merenungkan pertukaran seperti itu, sehingga perhatian kita teralihkan jauh dari inkarnasi Allah alam semesta ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan kita dan anak-anak kita. Bukan saja Sinterklas itu tidak benar – dan Yesus sendiri adalah yang benar – tetapi dibandingkan dengan Yesus, Sinterklas itu menyedihkan, dan anak-anak kita harus dibantu untuk memahami hal ini.

Sinterklas hanya menawarkan benda-benda duniawi, yang tidak bertahan lama, tidak abadi. Yesus memberikan sukacita kekal kepada dunia sebagai bonus - pemecahan masalah diberikan (1 Korintus 3:21-23).

Sinterklas memberikan barang-barangnya yang bersifat sementara dengan syarat perbuatan baik: "Dia tahu saat kamu sedang tidur, dia tahu saat kamu sedang bangun, dia tahu saat kamu bersikap baik atau nakal, jadi bersikaplah dengan baik." Itu adalah murni perbuatan agama. Akan tetapi, Yesus memberikan nyawa-Nya sebagai pemberian cuma-cuma, oleh anugerah karena iman.

Sinterklas adalah sesuatu yang dibuat-buat. Yesus lebih nyata daripada atap rumah Anda.

Sinterklas hanya muncul sekali setahun. Yesus berjanji, "Aku menyertaimu senantiasa" (Matius 28:20). Anda berkata kepada anak Anda setiap malam, "Dia ada di samping tempat tidurmu. Dia ada bersamamu saat kamu bangun pada pagi hari. Dia ada bersamamu ketika kamu pergi sekolah tiap hari. Jika ayah dan ibu meninggal, Dia akan ada bersama denganmu." Sinterklas tidak bisa dibandingkan dengan Yesus.

Sinterklas tidak bisa memecahkan masalah terbesar kita. Yesus memecahkan masalah terbesar kita: dosa kita dan keterpisahan kita dari Allah. Sinterklas bisa menaruh beberapa lapisan di atas kue untuk sikap yang baik, tetapi dia tidak bisa mengambil hidup yang hancur dan membangunnya lagi dengan pengharapan selamanya. Dan, anak-anak kita perlu mengetahui hal itu tentang Natal.

Sinterklas tidak relevan dengan banyak budaya di dunia. Yesus adalah Raja atas segala raja dan Tuhan atas segala tuan atas semua manusia di bumi.

Sinterklas akan dilupakan suatu hari nanti, tetapi Yesus "adalah sama kemarin, hari ini dan sampai selama-lamanya" (Ibrani 13:8).

Jadi, tidak ada kontes di sini. Saya tidak bisa mengerti mengapa orangtua, jika mereka tahu dan mengenal Yesus, jika mereka telah mendapati bahwa Yesus adalah harta paling berharga di dunia, mengapa mereka akan mengeluarkan Yesus dari perayaan dan memasukkan Sinterklas ke dalam perayaan – maksud saya, dia benar-benar tidak relevan. Dia tidak ada hubungannya. Sama sekali.

Jadi, nasihat saya adalah usahakanlah sungguh-sungguh untuk membuat anak-anak Anda sebahagia mungkin dengan berbagai kejutan yang berakar pada makna Natal yang sejati. Kiranya dekorasi Anda menunjuk kepada Yesus. Kiranya makanan Anda menunjuk kepada Yesus. Kiranya permainan Anda menunjuk kepada Yesus. Kiranya lagu nyanyian Anda menunjuk kepada Yesus. "Kesukaan yang melebihi dunia, Hadiah yang lebih daripada yang bisa diberikan dunia, Hiasan yang lebih indah daripada yang ada dunia, dan biarlah semua itu menunjuk kepada Yesus."

Jika berfokus pada Yesus merusak kesukaan Natal Anda, Anda tidak mengenal Dia dengan baik. (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://www.desiringgod.org/articles/rethinking-santa
Judul asli artikel : Rethinking Santa
Penulis artikel : Tony Reinke
Tanggal akses : 7 November 2017
 

BAHAN MENGAJAR Membantu Yusuf dan Maria Mencari Penginapan Ditulis oleh: Joy

Tujuan:

Anak memahami bahwa usaha manusia tidak dapat melampaui atau membatalkan ketetapan Allah.

Dasar cerita:

Lukas 2:1-7

Usia:

3 -- 6 tahun

Gambar: Bahan mengajar replika dan bola

Peralatan yang perlu disiapkan guru:

  • 4-5 buah replika rumah-rumahan yang memiliki bentuk bagus (dapat berupa 2D atau 3D tergantung ketersediaan bahan dan waktu) dengan pemberat atau penyangga yang kuat,
  • 1 replika palungan 2D atau 3D tanpa pemberat atau penyangga kuat -- asal bisa berdiri saja, dan
  • banyak bola plastik dengan variasi ukuran, dari sebesar bola pingpong sampai yang berdiameter 10 cm (bola plastik yang biasa dipakai wahana mandi bola).

Cara Bermain:

  1. Guru menata rumah-rumahan dan palungan berderet.
  2. Guru menginstruksikan kepada anak-anak untuk memilihkan tempat penginapan terbaik bagi Yusuf dan Maria, dengan menggelindingkan bola ke rumah yang dipilih.
  3. Anak yang berhasil menggulingkan rumah terbaik dengan bola, yang menjadi pemenang.

Catatan:

  • Pastikan tidak ada rumah yang akan terguling, hanya palungan yang bisa digulingkan dengan bola plastik.
  • Pada akhirnya, tidak akan ada anak yang menang.

Pesan Teologis:

Guru menjelaskan bahwa sebesar dan sekeras apa pun usaha manusia, sebaik apa pun pertimbangan pilihan kita dalam menentukan apa yang baik menurut kita, pada akhirnya ketetapan Tuhan yang jadi, dan ketetapan Tuhan adalah yang terbaik karena selalu sejalan dengan gambar besar rangkaian rencana kekal-Nya.

 
Stop Press! Aplikasi Renungan Pagi, Siang, Malam

Aplikasi PSM

Apakah Anda rindu untuk senantiasa memiliki waktu-waktu teduh bersama Allah dengan menggunakan gawai Anda? Anda ingin mendapatkan aplikasi Renungan Harian yang diisi dengan firman Tuhan dan kebenaran-Nya? Yayasan Lembaga SABDA bekerja sama dengan Yayasan Gloria, telah membuat aplikasi Renungan PSM, yang setiap hari menyediakan tiga bacaan "renungan harian" Kristen untuk Pagi, Siang, dan Malam. Terdiri lebih dari 4.000 renungan, aplikasi ini terbagi menjadi 4 modul (Tahun Pertama -- Keempat), yang masing-masing berisi 3 x 366 renungan. Renungan ini dapat bekerja secara luring sehingga Anda tidak perlu terhubung ke internet karena semua sudah termasuk di dalam satu aplikasi ini.

Nah, unduh aplikasinya sekarang juga untuk menjalani waktu-waktu Anda setiap hari bersama Tuhan di: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.renunganpsm

Informasi lebih lengkap di Situs Android SABDA

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaAnak.
binaanak@sabda.org
e-BinaAnak
@sabdabinaanak
Redaksi: Rostika, Ariel, dan Joy
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org