Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/728

e-BinaAnak edisi 728 (13-4-2016)

Mengajarkan Arti Kekudusan kepada Anak (I)



e-BinaAnak -- Mengajarkan Arti Kekudusan kepada Anak (I)
Edisi 728/April/I/2016

Salam kasih,

Allah adalah kudus. Hal inilah yang harus menjadi landasan kebenaran 
bagi kita ketika mengajarkan arti kekudusan kepada anak. Tujuan 
mengajarkan hidup dalam kekudusan bukanlah untuk menanamkan tingkah 
laku yang baik kepada anak. Tujuannya adalah bagaimana anak mengenal 
Allah sehingga mereka belajar mengasihi Allah dan hidup seturut dengan 
kehendak-Nya, yaitu hidup dalam kekudusan sebagaimana Allah adalah 
kudus. Hal ini jelas berbeda dengan pendidikan moral atau etika 
Kristen.

Bagaimana caranya kita mengajarkan tentang kekudusan yang sejati 
kepada anak? Dalam e-BinaAnak bulan April ini, kita akan belajar 
mengenai hal tersebut. Secara khusus dalam edisi ini, kita akan 
belajar terlebih dahulu makna kekudusan menurut Alkitab yang diambil 
dari Ensiklopedia Alkitab. Simak pula bahan mengajar yang dapat 
menolong kita untuk mengajarkan tentang Allah yang Mahakudus kepada 
anak-anak layan kita. Kiranya menjadi berkat bagi kita untuk makin 
berkomitmen hidup dalam kekudusan sebagai anak-anak Allah. Tuhan Yesus 
memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


"... tetapi kuduslah dalam segala tingkah lakumu, seperti Allah yang 
memanggilmu adalah kudus." (1 Petrus 1:15, AYT)


     ARTIKEL: ARTI KUDUS -- KEKUDUSAN DARI ENSIKLOPEDIA ALKITAB

Istilah-istilah yang prinsipal untuk kata "kudus" adalah "gadosy" dan 
"qodesy" (Ibrani), dan "hagios" (Yunani). Terjemahan yang lazim bagi 
keduanya adalah kudus, walaupun kadang-kadang keduanya diterjemahkan 
dengan "suci". Perbedaan antara kudus dan suci tidaklah gamblang. Jika 
yang dipikirkan adalah kualitas hakiki Tuhan dan manusia, dipakailah 
istilah kudus. Istilah suci menekankan akibat daripada sikap yang 
menjurus kepada kesucian.

"Qadosy" dapat berarti "terpisah" (dikhususkan) atau "terpotong dari", 
digunakan terhadap keadaan terlepasnya seseorang atau suatu benda 
(supaya Tuhan dapat memakainya, dan dengan demikian terhadap keadaan 
orang atau objek yang dilepas itu). "Hagios" mempunyai dasar pemikiran 
yang sama mengenai keterpisahan dan kesucian terhadap Allah. Kata 
"mahakudus" dalam Kisah Para Rasul 2:27 dan kata "kudus" dalam Wahyu 
15:4 adalah terjemahan dari kata Yunani "hosios" (di tempat lain 
diterjemahkan suci atau saleh), suatu kata yang mengandung arti 
hubungan yang benar dengan Allah, mungkin juga dalam pengertian 
kekasih.

A. Kekudusan Allah

Istilah kudus di PL sama dengan di PB, dipakai dalam pengertian 
tertinggi terhadap Allah. Istilah itu menunjuk pertama kepada 
keterpisahan Allah dari ciptaan dan bahwa Ia mengungguli ciptaan itu. 
Demikianlah "kudus" menggambarkan transendensi Allah. Yahweh, sebab 
kekudusan-Nya berdiri bertentangan dengan ilah-ilah (Keluaran 15:11) 
demikian juga dengan seluruh ciptaan (Yesaya 40:25).

Istilah itu juga menunjuk kepada hubungan dan mengandung arti 
ketentuan Allah untuk memelihara kedudukan-Nya sendiri terhadap 
makhluk-makhluk bebas lainnya. Itu adalah pengesahan Allah sendiri, 
sifat Yahweh yang menjadikan diri-Nya sendiri ukuran mutlak bagi diri-
Nya sendiri (Godet). Istilah itu tidak hanya menjelaskan perbedaan 
Allah dan manusia (Hosea 11:9). Hal itu sama artinya dengan Allah yang 
tertinggi, dan terutama menekankan sifat Allah yang sangat menakutkan 
(Mazmur 99:3).

Karena kekudusan meliputi setiap keistimewaan sifat Allah, hal itu 
dapat disifatkan sebagai demikianlah Allah adanya. Sebagaimana sinar 
matahari mencakup semua warna dalam spektrumnya dan menjadi cahaya 
(terang), demikianlah dalam penyataan diri-Nya sendiri, semua sifat 
Allah menjadi satu dalam kekudusan. Untuk maksud itu, kekudusan pernah 
disebut "sifat dari segala sifat" yang kesatuannya mencakup segala 
sifat Allah. Untuk mengerti keberadaan dan perangai Allah sebagai 
hanya kumpulan kesempurnaan yang abstrak, berarti membuat Allah tidak 
riil. Di dalam Allah -- dari Alkitab --, kesempurnaan hidup berfungsi 
dalam kekudusan.

Karena itu, dapatlah dimengerti mengapa kekudusan khas disifatkan 
dalam Kitab Suci untuk setiap Oknum Allah Tritunggal, Bapa (Yohanes 
17:11), Anak (Kisah Para Rasul 4:30), dan khususnya bagi Roh Kudus 
sebagai yang menyatakan dan yang mengaruniakan kekudusan Allah kepada 
ciptaan-Nya.

B. Kekudusan Allah dalam Hubungan dengan Umat-Nya

PL menggunakan kata "kudus" atas orang yang dinobatkan bagi maksud-
maksud agamawi, misalnya para imam yang ditahbiskan dalam upacara 
istimewa, juga seluruh umat Israel sebagai satu bangsa yang disucikan 
bagi Allah tidak sama dengan bangsa-bangsa lain. Jadi, hubungannya 
dengan Allah menjadikan Israel satu bangsa kudus dan dalam pengertian 
ini, "kudus" mengacu kepada pengungkapan tertinggi hubungan perjanjian 
Israel dan Allah. Jalan pikiran ini tidak terlepas dari PB, 
sebagaimana dalam 1 Korintus 7:14, di mana suami yang tidak beriman 
dikuduskan karena hubungannya dengan istri yang beriman, demikian 
sebaliknya.

Namun, konsepsi mengenai kekudusan berkembang, sejalan dengan 
penyataan Allah, dari luar ke dalam, dari yang bersifat upacara kepada 
kenyataan; maka `kudus` mendapat arti etis yang kuat, dan ini adalah 
maknanya, yang nyaris satu-satunya makna dalam PB. Para nabi 
memproklamirkan kekudusan sebagai penyataan sendiri oleh Allah, 
kesaksian yang Ia terapkan pada diri-Nya sendiri dan segi yang Ia 
kehendaki supaya makhluk ciptaan-Nya mengenal Dia demikian. Para nabi 
menyatakan bahwa Allah menghendaki untuk mengomunikasikan kekudusan-
Nya kepada makhluk ciptaan-Nya, dan sebaliknya, Ia menuntut kesucian 
dari mereka. Apabila "Aku ini kudus adanya", demikianlah pernyataan 
Allah sendiri yang mengangkat hakikat diri-Nya mengungguli makhluk 
ciptaan-Nya, demikianlah "hendaknya kamu kudus" adalah seruan Allah 
bagi makhluk ciptaan-Nya supaya mereka dapat menjadi orang yang 
mengambil bagian dalam kekudusan-Nya (Ibrani 12:10). Kekudusan Allah 
dikaruniakan kepada jiwa manusia, pada saat ia dilahirkan kembali, dan 
itulah yang menjadi sumber dan landasan bagi tabiat yang suci.

Kristus dalam hidup dan sifat-sifat-Nya adalah teladan tertinggi 
kekudusan Allah. Dalam Dia, keadaan kudus, bahkan lebih daripada hanya 
tidak berdosa: itu adalah penyerahan-Nya yang seutuhnya kepada 
kehendak dan maksud Allah. Untuk itu, Yesus menguduskan diri-Nya 
sendiri (Yohanes 17:19). Kekudusan Kristus adalah ukuran bagi sifat 
orang Kristen dan jaminannya, "Sebab Ia yang menguduskan dan mereka 
yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu" (Ibrani 2:11).

Dalam PB, petunjuk rasuli bagi orang Kristen ialah orang-orang kudus 
(hagioi). Istilah ini terus dipakai sebagai petunjuk umum, sekurang-
kurangnya sampai zaman Ireneus dan Tertullianus (abad 3 sM), kendati 
sesudah itu, dalam pemakaian gerejawi derajatnya merosot menjadi gelar 
yang diperoleh sebagai kehormatan. Walaupun arti utamanya adalah 
hubungan dengan pribadi, toh juga menggambarkan sifat, dan terutama 
sifat seperti sifat Kristus. Di mana-mana dalam PB ditekankan arti 
kekudusan secara etis bertentangan dengan hal-hal yang kotor. 
Kekudusan ialah panggilan tertinggi bagi orang Kristen dan tujuan 
daripada hidupnya. Pada Hari Kiamat, menurut Kitab Suci, ada dua 
kategori manusia, yaitu yang benar dan yang jahat.

C. Makna Eskatologis Mengenai Kekudusan

Kitab Suci menekankan kemantapan sifat moral (Wahyu 22:11), juga 
menekankan segi pembalasan dari kekudusan Allah, yang mencakup dunia 
dalam penghakiman. Berdasarkan hakikat Allah, hidup diatur sedemikian 
rupa sehingga dalam kekudusan terdapat sejahtera, dalam dosa terdapat 
kutuk. Karena kekudusan Allah tidak bisa membuat dan mengindahkan 
suatu alam semesta di mana dosa dapat tumbuh dengan sempurna, maka 
kualitas pembalasan dalam pemerintahan Allah menjadi jelas. Namun, 
pembalasan itu bukanlah akhir dari segala sesuatu; kekudusan Allah 
menjamin bahwa akan ada perbaikan akhir, suatu regenerasi dalam bidang 
moral. Eskatologi Alkitab berjanji bahwa kekudusan Allah akan 
membersihkan alam semesta, lalu menciptakan langit baru dan bumi baru 
di mana terdapat kebenaran (2 Petrus 3:13).

KEPUSTAKAAN: KEPUSTAKAAN. A Murray, Holy in Christ, 1888; R Otto (trJ. 
W Harvey), The Idea of theHoly,1946; ERE, 6, hlm 731-759; W. E 
Sangster, The Path to Perfection, 1943; H Seebass, C Brown, di NIDNTT 
2, hlm 223-238; TDNT 1, hlm 88-115, 122: 3, hlm 221-230, 5, hlm 489-
493, 7, hlm 175-185. RAF/P

Diambil dari:
Nama situs: Alkitab SABDA
Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Kekudusan
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 12 April 2016


                 BAHAN MENGAJAR: ALLAH ADALAH KUDUS

Pelajaran ini akan mengidentifikasi kekudusan Allah sebagai atribut-
Nya yang paling lazim. Anak-anak akan belajar bahwa semua atribut 
Allah yang lainnya ada melalui dan karena kekudusan-Nya.

Topik:

Kekudusan, Mengenal Tuhan, Kasih, Anugerah, Dosa

Ketika Murid Tiba (10 Menit):

Siapkan kartu indeks dan cantumkan setiap kartu dengan satu ayat dari 
daftar di bawah ini. Dalam setiap kartu, cantumkan ayat di sisi 
sebelah kiri, dan pertanyaan di sebelah kanan (jangan menyertakan 
jawaban). Ketika anak-anak datang, minta mereka untuk memilih kartu, 
mencari ayat yang mereka sukai, dan menulis jawaban untuk pertanyaan 
di bagian belakang kartu. Minta anak-anak untuk menjaga kartunya 
karena setiap ayat dalam kartu tersebut akan dibahas dalam pelajaran.

- Ulangan 32:4 - Apa yang membuat Allah kudus? (Dia sempurna)
- Imamat 20:8 - Bagaimana kita bisa menjadi kudus? (Dengan menaati 
  Allah)
- Mazmur 34:9 - Bagaimana kita bisa menjadi kudus? (Dengan takut akan 
  Tuhan)
- Mazmur 111:9 - Apa yang diberikan dari kekudusan Tuhan? 
 (Penebusan/keselamatan melalui Yesus)
- Yesaya 5:16 - Bagaimana kekudusan Allah dibuktikan? (Melalui 
  tindakan-Nya yang benar, misalnya keadilan)

Doa Pembukaan dan Pujian (5 Menit):
Mengenai doa pembukaan, silakan buka di: 
http://pepak.sabda.org/doa_pembukaan_dan_doa_penutup

Proyek Menghafal Ayat (12 Menit):
"Dialah gunung batu, karya-Nya sempurna! Karena adil segala jalan-Nya, 
Allah yang setia dan tanpa ketidakadilan. Ia adil dan benar." 
(Ulangan 32:4, AYT)

Minta kelas untuk membaca ayat dengan suara keras bersama Anda. Jika 
Anda bisa membuat/menciptakan sebuah lagu dengan lirik dari kata-kata 
ayat di atas, akan lebih baik lagi. Anak-anak akan lebih mudah 
menghafalnya. Atau, Anda bisa menggunakan nada lagu yang sudah lazim 
di gereja, dan mengganti liriknya dengan kata-kata dalam Ulangan 32:4. 
Mintalah anak-anak menyanyi bersama Anda setidaknya dua kali.

Pembacaan Kitab Suci dan Pembahasan (15 Menit):
Pengantar:
Hari ini, kita akan mempelajari apa yang Alkitab katakan tentang 
kekudusan Allah. Kalian sudah mendapat kartu ketika kalian masuk ke 
kelas. Sekarang, kita akan membahas jawabannya dari Kitab Suci.

- Baca Ulangan 32:4
Jelaskan bahwa kesempurnaan Allahlah yang membuat-Nya kudus. Minta 
anak-anak yang mendapat kartu Ulangan 32:4 untuk memberikan jawaban 
mereka kepada Anda. Katakanlah kepada anak-anak, "Allah adalah adil 
dan tanpa dosa. Bahkan, ketika kita tidak mengerti kehendak-Nya, kita 
bisa percaya bahwa keputusan-Nya selalu keputusan terbaik."

- Baca Imamat 20:8 dan Mazmur 34:9
  Mintalah anak-anak yang memiliki kartu indeks yang sesuai untuk 
  membaca bagiannya dan membagikan jawaban mereka. Tariklah kesimpulan 
  bahwa ketaatan dan hormat takut akan Allah membuat kita dikhususkan 
  (dikuduskan) seperti Dia.

- Baca Mazmur 111:9
  Katakanlah kepada anak-anak, "Allah telah membuktikan kekudusan-Nya 
  kepada kita dengan mengutus Yesus untuk mati bagi dosa-dosa kita. 
  Jika Dia tidak suci, tidak akan ada alasan untuk ketidakberdosaan-
  Nya, Anak-Nya yang sempurna mati bagi kita." Mintalah jawaban dari 
  anak- anak menurut Alkitab.

- Baca Yesaya 5:16
  Minta salah satu anak yang memiliki kartu indeks dengan ayat yang 
  sesuai untuk membaca bagiannya dan membagikan jawaban mereka. 
  Tekankan bahwa kekudusan Allah terbukti melalui semua atribut-Nya 
  yang lain, misalnya Allah itu adil. Dengan begitu, mereka akan tahu 
  bahwa menjadi kudus adalah hal yang paling utama dari-Nya.

Aplikasi (5 menit):
Katakanlah kepada anak-anak, "Kekudusan Allah menjadikan Dia pengasih, 
baik, penyayang, adil, dan bijaksana. Meskipun kita tidak dapat 
sepenuhnya memahami segala sesuatu tentang sifat-Nya, kita dapat 
menerima bahwa segala sesuatu yang ada dari-Nya berasal dari 
kekudusan-Nya." Tanyakan pertanyaan ini kepada anak-anak, "Bagaimana 
hidup kita akan berbeda jika Allah tidak kudus?"

Tutup penyampaian firman Tuhan dengan doa dan minta Tuhan untuk 
menumbuhkan keinginan anak-anak untuk mengetahui dan mengenal lebih 
banyak tentang Dia. (t/Davida)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Kids Sunday School Place
Alamat URL: http://www.kidssundayschool.com/509/lessons/god-is-holy.php
Judul asli artikel: God is Holy
Penulis artikel: Leah Pittsigner
Tanggal akses: 11 April 2016


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Amidya, dan Hossiana
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org